30. Rumah Kecil

5K 541 42
                                    

Heyyooowww!!!

Selamat malam, selamat siang, selamat sore dan selamat pagii!!!

Apakabar kalian semuaaa?!

Asamaraku hancur part Aksara meluncuurrr!

Kuyy ramein part inii!!!

Untuk bab ini jangan lupa putar mulmed dari

Hivi- Dari mata ke hati

Happy reading!

****

30. Rumah Kecil

Bianca berdiri di depan rumah kecil dengan mata mengeliling bingung. Ia melihat pergerakan tangan Aksara yang membuka kunci rumah itu.

Aksara menoleh ke belakang. "Ayo masuk,"

Bianca mengikuti Aksara. Begitu ia menginjakkan kakinya di rumah itu, mata Bianca disambut oleh foto-foto sertas alat-alat musik yang terpajang rapih di sana. Ada aquarium kosong sebagai hiasan saja, televisi, dan juga meja makan. Ruangannya kecil, hanya terdapat dua ruangan saja. Ruang utama dan kamar mandi kecil.

Ia melihat Aksara yang membuka kancing baju atasnya lalu merebahkan tubuhnya.

Sedangkan Bianca? Gadis itu sibuk melihat-lihat satu persatu barang-barang yang membuat ia penasaran. Ada juga foto Aksara, Jericho, Joshua dan Gilang.

Hingga, mata Bianca tertuju pada sebuah foto. Ia hendaj menyentuhnya namun, Aksara segera menyingkirkannya. "Berdiri terus, gamau duduk?"

Meskipun dilanda penasaran, Bianca mengangguk. Ia duduk bersila di atas lantai, memejamkan matanya sebentar hingga ia merasakan berat pada pahanya. Ia terkejut kemudian menunduk, menatap Aksara yang merebahkan kepalanya di atas pahanya.

"Ini rumah hasil patungan gue sama anak-anak. Kalo lagi weekend, kami sering ke sini," jelas Aksara.

"Kecil emang. Tapi banyak kenangan," lanjutnya.

Bianca manggut-manggut. "Keren ya pertemanan kalian sampe segininya,"

"Kalian berteman sejak kapan?" Tanya Bianca.

"Sejak masuk SMA. Dulu gue gak punya temen, gue pendiem dan gue orangnya males ngomong duluan. Ada yang nanya gue jawab, gak ada yang nanya yaudah," ucap Aksara.

Bianca manggut-manggut mendengarkanya. Tangannya dengan canggung bergerak menyentuh rambut cowok itu. Jantungnya lantas berdetak sangat kencang, Aksara menoleh, buru-buru Bianfa membuang pandangannya.

"Terus?" Tanya Bianca.

"Jericho. Dia yang nyatuin kita. Joshua sama Gilang dari SMP emang udah temenan. Jadi Jericho ngerasa gak ada sefrekuensi sama dia, dia anaknya hyperaktive, ekstrovert. Tapi gak ada satupun orang  yang menurutnya cocok,"

"Dulu, dia ngatain gue bisu. Gak bakalan bisa temenan sama dia. Buktinya sampe sekarang," Aksara terkekeh mengingat waktu ia masih kelas satu SMA.

"Tapi selama dua tahun ini, aku pertama kali liat kamu waktu kita terlambat bareng. Sebelum itu, aku nggak tau sama sekali," ucap Bianca. "Aku cuman tau kak Jericho sama Gilang aja,"

"Joshua?" Tanya Aksara.

"Tau, tapi nggak tau namanya."

"Tapi sama gue gak tau?" Tanya Aksara lagi.

"Tapi sekarang kan udah tau," jawab Bianca.

"Dulu?"

"Aku nggak pernah lewat kelas kamu dan kamu nggak pernah lewat kelas aku. Setiap aku kepapasan sama temen-temen kamu, di situ selalu gak ada kamu," jelasnya.

Hello, Aksara!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang