02. Gagal Kenalan

30.8K 4.4K 1K
                                    

"Kamu gak ada bedanya dengan KTP, soalnya berlaku untuk seumur hidupku."
Bianca Larissa

"Bianca Larissa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

02. Gagal Kenalan

"Awas aja ya, lo, Mud. Besok-besok lo permaluin gue lagi, gue masukkin lo ke tong sampah!"

Bianca bergumam sangat kesal. Sukses Mahmud mempermalukannya di depan umum dan sukses mereka menertawakannya. Mau ditaruh di mana muka Bianca, Ya Tuhan?!

"Malu banget gue, malu bangettt!" Bianca duduk di kursinya. Kelasnya yang sepi hanya menyisakan beberapa anak saja di sini. Jam kosong ditambah jam istirahat. Sungguh sangat nikmat sekali bagi anak kelas 11 IPS 3 ini.

Kelas Bianca memang sering tidak ada guru yang masuk. Jika ada berarti memang ingat jika ada kelas ini. yaaah, derita anak IPS memang begini. Cuman dikasih tugas, sudah. Setelah itu ditinggal pergi. Materi saja hanya beberapa kali masuk.

"Gila, gilaaa! Nyalinya Mahmud memang pantes diacungi empat jempol gue. Besok gue kasih emas batangan, deh. Gimana, Bi, gimana? Jantung lo jedag-jedug, nggak?" Alula menghampiri Bianca dan bertepuk tangan. Ia duduk di sebelah Bianca dan merangkulnya.

"Pasti seneng, kan, lo?" lanjutnya.

Bianca menoleh dengan sudut bibir yang terangkat geli. "Iyuuh!"

"Ya, pasti deg-degan lah, La. Gimana, sih lo? Hello! Mau ditaruh di mana muka gue, La? Kalo sampe pemegang akun resmi lambe turah SMA ini paparaziin gue dan sebar poto gue di akun instagramnya, gimana? Terus anak-anak dari sekolah sebelah liat itu. Aaah no, no, no! mampus gue, La. Besok gue langsung ngundurin diri dari sekolah ini." ucap Bianca.

"Nggak nyangka aja kalo sampe lo jadian sama Mahmud, Bi." Celetuk Daniel terkekeh.

"Oh my god! Oh my no! oh my wow! Itu nggak akan terjadi!" tolak Bianca. "Sebelum dia nembak gue pun, gue udah backlist nama dia dari hidup gue, Niel."

Daniel Mahessa namanya. Teman Bianca dan Alula. Nah, cowok ini nih yang selalu menjadi korban contekkan Bianca. Bianca sangat bersyukur, dikelilingi oleh manusia-manusia pintar. Alula pintar, tapi cewek itu kadang peliiit banget. Alasannya, "Ngak ya, Bi! Lo tuh harus kerjain sendiri. Kalo begini terus lo kapan bisanya?"

Hello! Bianca bisa kali kalau nggak malas.

"Tapi gapapa. Anggap aja Mahmud itu ujian buat gue. Gue hari ini seneng banget. Walaupun apes tapi hari ini gue berhasil nemuin pangeran gue yang telah lama hilang. Tadi gue ketemu sama cowok ganteng, ganteng banget." Ucap Bianca antusias.

Bianca bertopang dagu, membayangkan betapa tampannya Aksara. "Gue ke mana aja selama ini? ah!" Bianca memukul meja hingga membuat Alula dan Daniel terkejut. "Jadi nyesel gue jadi nolep selama kelas 10."

Ia kembali bertopang dagu, tersenyum sendiri."Gue harus manggil dia apa? Kak? Mas? Nggak, nggak! Masa mas, sih? emangnya dia driver ojek apa? Ohh, gue tau!" Bianca menjentikkan jarinya. "Gue panggil Ayang aja."

Hello, Aksara!Where stories live. Discover now