00. Prolog

110K 10.1K 4.3K
                                    


Hello, girls & boys! Gimana kabar kalian?

setelah beberpa bulan terakhir, bisa dihitung satu tahun lebih aku baru menyentuh wattpad lagi, xixixi.

ini cerita bukan lnjutan Argantara ataupun Gibran, yaa. ini new story dengan era geng milenial bukan geng Agberos dan Cebong lagi. next kita reunian dan buka group besar-besaran yaa di group telegram. Mang Jajang x Milenial group.

siap ketemu dengan tokoh-tokoh baru?

siap kenalan dengan mereka?

kalo kata penulis mah, kalau kita nggak ngikutin dari awal, kita nggak bakalan rasain gamon. jadi, yuks! ikuti ceita AksaraBianca dari awal, okay!

kita hidupin wattpad era 2020 lagi, yuk! pembaca yang support, pembaca yang asyik, dan pembaca yang santuy. okee, ladies?

Untuk part ini putar mulmed kebangsaan dehhh
Cherrybelle~Diam-diam suka

happy, reading!!

happy, reading!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


00. Prolog


Bianca memulai hari pertama masuk sekolah dengan perasaan yang, yahhh, lumayan lah, yaa. Senang dan kesal bercampur menjadi satu. Bianca itu tipikal orang yang sangat malas untuk berinteraksi dengan manusia-manusia yang menjengkelkan di sekolahnya. Sekolah untuk main itu prinsipnya yang ia pegang agar tidak malas masuk sekolah.

Ohh! Kita kenalan dulu, namanya Bianca Larissa biasa dipanggil Bianca. Cewek yang hobi berias diri dengan seragam yang press dibadannya dan itu sangat membuat kakak kelasnya geregetan dan gatal untuk melabraknya. Tapi Bianca tidak peduli, untuk apa ia mengurusi pasukan nenek lampir itu? Bianca tipikal orang yang santai, ada yang suka ya syukur kalau enggak ya itu urusan mereka.

Hari ini Bianca sangat senang. Kenapa? Karena hari ini ia resmi menjadi kakak kelas setelah satu tahun lamanya ia memendam untuk tidak membungkus mulut cabe kakak kelasnya itu. Dan sekarang, saatnya Bianca tampil menjadi dirinya yang sebenarnya.

Samil mengulum permen susu yang tidak pernah absen di tasnya, Bianca berjalan ke toilet. Cewek itu bercermin di kaca toilet. Merapihkan seragamnya dan memoles sedikit wajah nya dengan make up. Rok dan bajunya terlihat press serta rambutnya yang dikucir kuda dengan bando biru di kepalanya.

Cantik, Bianca memang sangat cantik. Cowok mana yang tidak suka dengan Bianca meskipun baru pandangan pertama? Bianca sangat popular, ditam ah akun instagramnya yang mempunyai banyak pengikut.

Seseorang keluar dari dalam toilet dan berceletuk kepada Bianca. "Lo nggak takut, Bi, dimarahin Bu Jen sama Pak Topan?"

Alula Nova namanya, teman sebangku Bianca yang sangat sabar menghadapi Bianca. Dan yang selalu ketar-ketir dan rempong jika Bianca melakukan sesuatu. Ibaratkan Bianca yang maling tapi Alula yang kelimpungan.

"Takut? Takut kenapa?" jawab Bianca balik bertanya.

"Ya ampun, Bi. Lo masih nanya kenapa? Sekarang lo lihat diri lo sendiri," Alula mengarahkan kepala Bianca untuk melihat penampilannya di kaca. "Lihat penampilan lo,"

Bianca menatap pantulan dirinya. Tidak ada yang salah.

" Cantik, kok? Apanya yang salah, La? Masih muda mata lo udah katarak, ye! Oh, gue tau!" Bianca menjentikkan jarinya. "Pasti Bu Jen insecure lihat gue, kan? dan Pak Topan bakal takut klepek-klepek lihat gue,"

Bu Jane atau Bu Jen panggilannya guru BK yang sangat asyik menurutnya. Sangat ngefans berat sama sehun. Bahkan waktu itu pernah mengajukan usulan kepada kepala sekolah ssaat ada acara pensi, katanya ia ingin mengundang Sehun.

Kalau yang satunya namanya Pak Topan. Super duper galaknya seperti namanya. Topan, bagaikan badai halilintar dan angin ribut.

Alula menatap Bianca dengan tatapan heran. Ada ya, orang kayak Bianca yang otaknya setengah soak begini. "Terlalu positif thinking itu nggak bagus, Bi! Iya klepek-klepek. Klepek-klepek nyeret lo buat ke BK!"

Bianca mengabaikan Alula. "Udahlah, lo nggak usah takut. Lagian gue biasa aja, kok. Lagian kenapa ada peraturan kalo nggak untuk dilarang? Mati negara ini kalo pasalnya cuman dianggurin."

"Ya, seenggaknya mereka antisipasi, Bi. Biar muridnya itu di sini niatnya buat belajar bukan ngedangdut." Jawab Alula.

Emang, ya. Semua orang yang Bianca temui selalu aja rese. Nggak kakak kelas, nggak Alula semua sama aja! Antisipasi-antisipasi, dia kira Binaca sekolah di sini kalo nggak buat belajar mau ngapain? Jualan onde-onde?

"Dengerin gue, ya, La. Mau gue dandan menor, kek, mau gue pake rok ketat, kek. Semua nggak bakal pengaruhi masa depan gue, right? Pemulung aja bisa jadi pengusaha."

"Aaaah! Niat lo jelek ngga patut ditiru!"

"Yeee! Dibilangin juga lo! Udahlah gue mau cabut mau ikut nggak lo?" tanya Bianca.

"Ke mana? Jangan lagi lo ngajakin gue buat bolos di mata pelajarannya Bu Jen, Bi. Nggak mau gue." Alua bersidekap dan mengalihkan pandangannya.

Sumpah, ya. Nih anak pikirannya negatif mulu. Ya masa siang bolong gini Bianca mau bolos? Mau bolos ke mana coba. Mending di kelas full ac, seenggaknya kalau nggak mau dengerin jangan bolos, tapi tidur aja.

"Dipikir-pikir masih mending gue, ya, yang selalu positif thinking daripada otak lo yang isinya suudzon mulu. Gue mau ke kantin, laper. Kalo nggak mau ikut ya udah. Makan aja di sini. Makan rempah-rempah manusia yang udah jadi kotoran!" ucap Banca lalu pergi meninggalkan Alula.

"Iyuuhhh! Jorok amat omongan lo, Bi!"

***** 

to be continue.... 

Langsung geser aja yaaa, hari ini aku up 2 part. Part prolog dan part isi❤️

Hello, Aksara!Where stories live. Discover now