Part 52 | Goresan Pertama

5.8K 971 6
                                    

Thana memandang luar kamarnya. Bulan menemani malam ini. Bersama pulpen yang berada di tangannya, ia mulai menggoreskan tinta di atas kertas putih dari buku bersampul biru.

Semua cerita hidup ia tuliskan di sana, membuatnya terhanyut dalam pikirannya.

Kini, buku bersampul biru dengan satu kupu-kupu emas telah mendapatkan kembali tujuannya. Seperti lambang dalam sampul, arti hidup Thana juga seperti itu.

Dulu, saat pertama kali Chaffinch memberikan buku itu padanya, Thana tak berani menorehkan setitik tinta di sana.

Thana terlalu terbuai akan hidupnya yang tak menemukan akhir bahagia. Menyadari hidup yang belum memiliki tujuan pasti, ia merasa tidak pantas untuk menuliskan kata-kata didalamnya.

Kini, tujuan hidupnya sudah jelas, kebahagiaan telah ia rasakan. Menggoreskan tinta di sana, dan mengukir cerita dengan penuh kehangatan menjadi kebiasaan baru yang menyenangkan.

Bagi Thana, kupu-kupu di buku itu memiliki arti tersendiri dalam hidupnya. Kupu-kupu melambangkan kebebasan. Tapi, saat Chaffinch memberikan buku itu, Thana masih terkekang dalam bayang-bayang ketakutan.

Dia masih berada di fase paling awal metamorfosis kupu-kupu. Namun saat ini, ia merasa bebas, sebebas kupu-kupu yang dapat terbang dari satu bunga ke bunga lainnya.

Pengalaman hidup yang di bawa Thana hingga saat ini membuatnya sadar, jika ingin sebebas kupu-kupu, ia butuh sesuatu yang lebih untuk menguatkan sayapnya kelak.

Kini, Thana mampu menorehkan cerita hidupnya disaat ia terbebas. Kupu-kupu menjadi acuan ia untuk terus tumbuh dan menjadi lebih kuat.

Ceklek...

Thana menoleh, Chaffinch berada di depan pintu kamarnya, menyender pada kusen pintu dan menatapnya.

"Ada apa, kakak? " tanya Thana memandang Chaffinch.

Chaffinch terdiam di posisinya, sebelum berjalan ke arah Thana. Dengan pelan, tangan kiri Chaffinch berlalu melewati tubuh Thana, menopang tubuhnya dengan meja di dekat jendela. Sedangkan yang lainnya terulur ke depan, melewati wajah gadis itu. Punggung kurus Thana menempel erat di dada bidang Chaffinch. Aroma maskulin khas pria itu memasuki indera penciumannya kala kaos yang dikenakan Chaffinch menyapa hidungnya. Thana menahan napas begitu jantungnya bekerja dengan keras memompa darah, semburat jingga menjadi awal perasaan yang timbul dalam hatinya.

Tak.

Jendela tertutup rapat setelah Chaffinch menarik dan menguncinya. "Bodoh, " bisiknya pelan di telinga Thana.

Chaffinch menjauhkan diri, membiarkan Thana mencoba meresapi apa yang baru saja terjadi.

Setelah sadar, gadis itu cemberut. "Jika ingin menutupnya, cukup katakan padaku. Aku akan menutupnya tanpa berpikir dua kali. "

Chaffinch terkekeh pelan melihat reaksi lucu dari Thana. "Aku menyukainya. Saat dimana kamu akan merona malu seperti tadi. "

Thana semakin tak berkutik. Setelah satu tahun tak banyak berinteraksi, Chaffinch menjadi semakin aktif mendekatinya.

"Apa yang kau tulis? " tanya Chaffinch mengulurkan tangan untuk meraih buku diary itu.

Dengan cepat Thana mencegahnya dengan menyembunyikan buku itu di balik punggungnya. Ia malu, saat seseorang membaca tulisan yang menceritakan beberapa hal dalam hidupnya.

Chaffinch mengangkat alisnya bingung, namun tak urung untuk kembali pada posisinya.

"Tidurlah, besok hari spesial mu. Kau tak ingin terlambat, kan? "

Mute VillainessWhere stories live. Discover now