Part 30 | Perhatian Yang Mengganggu

10.6K 1.6K 121
                                    

Matanya berkedip-kedip, sebelum terbuka untuk melihat keadaannya kini. Hidungnya terasa berbeda, ada benda asing di atasnya yang membuat ia tak nyaman.

Saat matanya turun ke bawah, masker oksigen berada di sana, membantu dirinya untuk bernafas dengan baik. Setelah diingat dengan baik, ia akhirnya sadar mengapa benda itu berada di hidungnya.

Rasa sesak akan ruangan yang begitu buruk masih dapat ia ingat dengan jelas. Rasanya sangat tidak menyenangkan, dan ia tak berharap untuk pergi ketempat itu lagi.

"Cecil? Kau sudah sadar? "

Suara berat diiringi langkah kaki yang teratur membuat Thana menolehkan kepalanya pada pemilik suara.

Bahunya bergetar pelan, mengingat ia tertangkap basah berada ditempat seperti itu, apa yang akan Chaffinch lakukan padanya?

Tanpa sadar Thana bergerak gelisah dan berusaha untuk duduk tegak. Tapi, telapak tangan yang besar itu menahan bahunya untuk bangkit.

Matanya menatap dalam pada mata tajam lelaki itu. Begitu kelam dan suram, seakan tak ada kehidupan di dalamnya yang bisa membuat orang betah berlama-lama didekatnya.

"Kamu butuh istirahat. "

Dengan lembut, ia menyanggah punggung Thana dan menaruh bantal pada kepala ranjang untuk dijadikan sandaran gadis itu. Setelah tersusun dengan rapih, ia membimbing Thana dengan hati-hati. Tak ada ekspresi apapun diwajahnya yang tampan.

"Tapi sebelum itu, minumlah sedikit air dan beberapa suap bubur untuk mengisi perutmu. "

Nampan yang ia bawa berisi air putih dan semangkuk bubur ayam tanpa toping apapun. Membuat Thana mengerutkan dahinya jijik.

Ia tak memiliki mood untuk makan, apalagi setelah melihat bentukannya yang lembek, agak encer, dan berwarna putih seperti itu. Sangat tidak menggugah seleranya.

Thana menggeleng pelan, tangannya perlahan melepas masker oksigen di hidungnya, dan menaruhnya di meja samping tempat tidurnya.

"Aku tidak menyukainya. "

Chaffinch mengerut tak senang. Thana dapat menyadarinya, tapi ia ingin keras kepala untuk saat ini. Ia benar-benar tak menyukai bubur putih itu.

"Kenapa? "

Saat ia mengatakan itu, Thana tak dapat berpikir lagi jika Chaffinch seorang manusia. Manusia satu itu seperti telah lama mematikan emosi didalam dirinya, sehingga ia tak dapat membaca suasana yang dirasakan Thana.

Thana tak menjawabnya, ia memilih mengulurkan tangannya ke arah gelas berisi air putih. Kata ibunya, minum air putih setelah bangun tidur sangat baik untuk kesehatan ginjalnya. Itu mampu untuk membersihkan ginjalnya.

Chaffinch memperhatikan dengan datar semua yang dilakukan Thana. Gadis itu begitu santai membawa gelas ke mulutnya, dan meminumnya dengan anggun.

Saat ada sedikit air yang keluar dari bibir mungilnya yang pucat, tangan Chaffinch bergerak begitu saja untuk mengusapnya.

Thana tersentak, ia bahkan lupa jika didepan bibirnya masih ada gelas yang harus ia letakkan di atas nampan.

Tangan Chaffinch yang lainnya bergerak mengambil gelas itu dan meletakkannya ke atas nampan. Matanya kemudian kembali menyelami netra coklat yang cantik di depannya.

Dia memperhatikan dengan baik setiap sisi wajah adik angkatnya. Sangat cantik, bahkan kecantikannya mampu membuat semua lelaki merangkak menuju dirinya.

Namun sayang, wajah datarnya menjadi penghalang setiap aura yang memberontak ingin keluar.

Chaffinch memajukan wajahnya, sampai hidungnya hampir bersentuhan dengan hidung kecil Thana. Thana menahan napasnya dengan gugup. Jarak ini, terlalu dekat untuknya. Ini adalah jarak terdekat antara ia dengan lawan jenis.

Mute VillainessOnde as histórias ganham vida. Descobre agora