Part 28 | Undangan Tak Bertuan

10.3K 1.8K 61
                                    

'kamu telah lama dibutakan oleh kata cinta, hingga otakmu mudah dikalahkan hati yang membara. '

....

Keheningan terjadi di sini. Tepat dimeja tempat Thana dan Cabel berada. Suasana kantin menjadi senyap.

Semua karena kehadiran gadis yang menjadi puncak gosip sekolah ini. Tata, gadis itu sedang dirangkul oleh Aldy. Mengusap lembut puncak kepalanya, Aldy lantas menenangkan gadis dalam pelukannya.

Thana terdiam, begitu juga dengan Cabel. Mereka masih mencerna kejadian yang bahkan sulit untuk dicerna melalui otaknya.

15 menit yang lalu, keadaan masih seperti biasa. Kantin masih ramai oleh siswa-siswi yang bergosip dan bercanda. Tapi, 10 menit terlewati, saat itu pula terdengar suara benturan yang keras.

Semua aktifitas terhenti hanya untuk melihat kejadian apa itu. Bahkan, Cabel yang sedang berbicara menjadi terbungkam karenanya.

Semua itu karena... Tata.

...

"Seperti dugaan ku, kamu tidak akan pernah berubah Cecil. "

Aldy menggeleng dengan wajah datarnya. Meski begitu, ada sedikit rasa kecewa yang tergambar di matanya.

Thana terdiam. Membiarkan mereka terus melakukan pertunjukkan didepannya.

"Apa maksudmu?! " Cabel bertanya dengan marah. Kejadian yang terjadi bahkan tidak sampai 1 menit, tapi dengan cepat mereka membuat spekulasi sendiri dengan melihat potongan adegan yang ditampilkan.

"Jangan membelanya Cabel! Kamu hanya anak baru. Kamu tidak mengerti seperti apa dia sebenarnya! "

Cabel tertawa mencemooh. "Mengenai siapa yang paling mengenal seseorang tidak pernah terukur oleh seberapa lama kamu bersamanya. Tapi, seberapa peka kamu atas perasaannya. Apakah kamu pernah mengenalnya? "

Ucapan Cabel menohok hati semua orang. Nyatanya, selain Cabel, tidak pernah ada orang yang benar-benar berada di sampingnya dan mau memahami setiap emosi di dalam dirinya. Dia sendirian, dan selalu merasa kesepian.

"Bahkan kamu tidak dapat menjawabnya kan? Bagaimana kamu dapat membuat keputusan saat kamu hanya memiliki 1-2 potong adegan dalam pikiran mu? "

Aldy terdiam kaku. Dia yang terbiasa selalu unggul, kini merasa sangat bodoh. Terombang-ambing oleh kata-kata yang dilontarkan Cabel, dia tenggelam dalam pikirannya.

"Dia benar. Ini aku yang salah. "

Suara halus itu menyadarkannya dari pikiran tak berdasar yang memenuhi otak Aldy. Matanya memandang ke arah bawah, tepat pada sosok rapuh gadis dalam pelukannya.

"Tidak. Kamu tidak pernah melakukan hal yang dapat melukai dirimu sendiri. "

Aldy dengan tenang mengusap puncak kepala gadis itu, mencoba menenangkannya dan membuat persepsi baru atas kejadian tadi.

"Hanya orang yang bersalah yang akan menyangkalnya. "

Aldy yakin dengan kata-kata nya. Karena menurutnya, semua penjahat tidak akan pernah mau mengakui kesalahannya. Tapi dia lupa, untuk menutupi kesalahan, kadang beberapa orang terlihat menunjukkan kebenarannya untuk menjatuhkan lawan.

Thana menggeleng pelan. Karakter Aldy sudah benar-benar di bawah pengaruh hatinya yang buta akan cinta. Atau mungkin, dia dicuci otak?

Thana tak tahu, itu hanya pemikirannya saja. "Kamu tidak bisa terus menyalahkan salah satu pihak yang tidak kamu sukai. "

Mute VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang