Another Story of BanRis^^

49K 1.8K 102
                                    

*****

Aku masih memperhatikan pinggulnya yang bergoyang ke kanan dan ke kiri saat ia berjalan menuju dapur. Rambutnya diikat tak terlalu tinggi. Bukan sejenis ikatan ekor kuda yang akan mempertontonkan tengkuk kuning langsatnya hingga membuat sesuatu dalam diriku memberontak minta segera dibuai dalam malam biru yang menggelora.

Ia berdiri di depan kulkas, tampak tengah menimbang sesuatu lalu berakhir menoleh padaku yang tengah menikmati waktu santai di ruang tengah. Televisi menyala dengan volume sedang, menyajikan sebuah acara pagi yang tak berhasil menarik minatku. Wanita di depan sana jauh lebih menggoda untuk diperhatikan setiap gerak-geriknya. Dan aku mengangkat tinggi-tinggi tanganku sebagai ucapan salam selamat pagi.

Ia melengos, tak berniat sedikitpun membalas salamku. Meski suaranya tak terdengar sampai ke telingaku, tapi aku berani bertaruh kalau mulutnya yang luar biasa tajam itu baru saja mengeluarkan sebuah dengusan untuk mencela tindakanku. Istriku memang ajaib. Ia tak pernah merengek manja. Tak pernah memujiku. Tak pernah memintaku menjadi pria paling romantis yang harus berlari menaiki ratusan anak tangga menuju atap bangunan pencakar langit dengan membawa seikat bunga, ataupun sebuah cincin permata saat merayakan hari jadi pernikahan kami. Percayalah! Ia lebih memilih aku bertransformasi menjadi pengamen jalanan saat dulu ingin melamarnya.

Aku mengeluarkan ponsel begitu menyadari ia juga menenggelamkan benda yang sama ke dalam saku daster kebesarannya akhir-akhir ini. Aku membuka menu pesan, lalu mulai mengetik beberapa karakter huruf untuk mulai melancarkan aksi debat kami di pagi yang cerah ini.

Banyu_Cakep : Ke kamar yuk!

Ia merogoh saku, lalu memberikan tatapan tajam begitu tahu namaku yang muncul dilayar ponselnya.

Sexy Wifey : Ngapain?

Banyu_Cakep : Kerokan

Matanya dalam sekejap membulat sempurna. Mungkin diameternya setara dengan bola ping-pong karena terbersit rasa cemas yang tak mampu ia ungkapkan dalam kata-kata.

Sexy Wifey : Kamu sakit? Masuk angin?

Aku tersenyum culas. Istriku baru saja masuk jebakan Banyuman.

Banyu_Cakep : Aku butuh amunisi, Ai!

Sexy Wifey : Amunisi?

Banyu_Cakep : Nggak cuma angin yang pengen masuk lubang, tapi rudal milik tentara As juga mau banget karena musuh nggak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Aku tersenyum puas setelah menekan tombol "send". Sambil menunggunya mengetik pesan, aku meraih koran yang tergeletak di atas meja lalu mulai membacanya.

~Drtt... Drtt... Drtt...~

Pesan balasan muncul hanya selang beberapa detik saja. Aku menggeser ikon kunci di layar telepon genggamku.

Sexy Wifey : Kalau hanya sebatas lubang, aku punya alternatif paling jitu.

Banyu_Cakep : Apa?

Sexy Wifey : Di belakang rumah, ada lubang pipa yang ukurannya pas banget buat rudal tentara AS. Kamu bisa nyoba kalau mau.

Oh! Otaknya tak pernah bisa berpikir lambat. Selalu tersedia beribu jawaban yang terkadang membuatku mati kutu, atau berang bukan kepalang. Seperti saat ini misalnya. Dengan perasaan menggebu, terhina, dan yang pasti sudah berhasil melukai ego lelakiku, aku memberikannya sebuah balasan yang benar-benar setara dengan rudal milik tentara AS yang berhasil meluluh-lantakkan medan perang.

Banyu_Cakep : Lubang pipa nggak bisa melenguh kayak sapi bunting yang ditampar pantatnya. Datar nggak punya tonjolan-tonjolan ajaib yang ukurannya makin hari makin aduhai karena bawaan si jabang bayi. Jadi alternatif terbaiknya, masuk kamar sekarang juga! Rudal AS sudah siap ditembakkan ke arah lawan.

Terang-terangan aku menantangnya dengan tatapan yang tak lagi mencuri pandang. Ia masih diam di depan bak pencuci piring, sepertinya ia tengah mencerna ucapanku. Lalu....sedetik kemudian suara lengkingannya memenuhi rumah kami.

"Banyu!!!! Dasar cabul!!!!!"

~~~~~~~~

Hanya selingan gaje pengobat rindu karena minggu ini saya belum bisa update lanjutan UM. Selamat menggalau pemirsa!^^

Unforgettable MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang