|| 𝐔𝐧𝐭𝐨𝐮𝐜𝐡𝐚𝐛𝐥𝐞 𝐌�...

By ssaattss

46.1K 3.1K 54

[ END ] ‼️ Cerita sudah di revisi. . Polos, keras kepala, pantang menyerah, kuat, pintar. Mungkin itu semua s... More

☀️Part 1☀️
☀️Part 2☀️
☀️Part 3☀️
☀️Part 4☀️
☀️Part 5☀️
☀️Part 6☀️
☀️Part 7☀️
☀️Part 8☀️
☀️Part 9☀️
☀️Part 10☀️
☀️Part 11☀️
☀️Part 12☀️
☀️Part 13☀️
☀️Part 14☀️
☀️Part 15☀️
☀️Part 16☀️
☀️Part 17☀️
☀️Part 18☀️
☀️Part 19☀️
☀️Part 20☀️
☀Part 21☀
☀Part 22☀
☀Part 23☀
☀Part 24☀
☀Part 26☀
☀Part 27☀
☀Part 28☀
☀Part 29☀
☀️Part 30☀️
☀Part 31☀
☀️Part 32☀️
☀Part 33☀
☀Part 34☀
☀Part 35☀
☀Part 36☀
☀Part 37☀
☀Extra part☀

☀Part 25☀

715 68 3
By ssaattss

"AYRA!"

Semua mendadak menatap tempat dimana arya dan sahabat sahabatnya berada. Kenapa mereka teriak?

"Ra ga usah lari lari bisa ga sih" Ucap dira. Pasalnya dia panik sendiri saat melihat ayra yang berlari dengan kandungan tuanya itu.

"Ayra manis ga usah lari lari ya, nanti gimana kalo bayinya keluar gitu aja hm" Ucap leonal selembut mungkin.

"Jangan lari lari sayang" Ucap arya menggandeng tangan ayra.

"Aku mau lari a" Ucap ayra cemberut.

"Tapi itu ga baik buat lo, gimana kalo lo jatoh? Lantai mall licin bahaya kalo lo jatoh" Nasihat yoga.

"Iya ra aduh ga tau gue kalo lo nanti jatoh kayak gimana" Celetuk gita membayangkan gimana jika ayra jatuh dengan perutnya itu.

"Udah gitu, ga berat apa lari lari bawa buntelan gede gitu" Timpal gita.

"Iya deh engga lagi" Ucap ayra mengalah.

Mereka sedang berada dimall sekarang, belanja untuk kebutuhan bayi arya dan ayra yang akan lahir sebentar lagi. Sebenarnya mereka sudah belanja kemarin, namum ayra kembali merengek ingin belanja lagi ada yang kurang katanya.

"Pasti ada cewek cowok kan?" Tanya dira.

"Ga tau juga deh" Jawab ayra mengambil sarung tangan.

"Ay kamu udah beli itu banyak kemarin" Ucap arya.

"Hehehe abisnya lucu a ini" Cengir ayra kembali menyimpan sarung tangannya.

"Mau beli apa lagi nih?" Tanya leonal memegang troli yang dibawanya.

"Apa ya udah kali" Jawab arya.

"Anjir kemarin sampe 3 troli dan sekarang 2 troli? Ini baru beneran belanja" Celetuk dira.

"Mahal mahal lagi anjir" Timpal gita.

"Eh nanti bantuin gue renov kamar ya" Ucap arya.

"Kamar apaan?" Tanya yoga.

"Kamar buat anak anak nanti" Jawan arya mulai membayar belanjaannya.

"Suasana apaan?" Tanya yoga.

"A cardnya mana" Ucap ayra.

"Apa ya yang bagus" Ujar arya memberikan card pada ayra.

"Nih mbak" Ucap ayra memberikan cardnya pada kasir.

"Galaxy aja gimana? Bagus tuh" Usul leonal.

"Boleh juga" Ucap aeya mengangguk.

"Emang udah ada bahan bahannya?" Tanya yoga.

"Kita beli dulu" Jawab arya menggandeng tangan ayra keluar.

"A laper" Ucap ayra mendongak menatap arya.

"Mau makan apa hm?" Tanya arya mengusap kepala ayra.

"Mie ayam" Jawab ayra semangat.

"Ayo deh gue juga laper" Ucap dira menggandeng ayra menuju stand makanan.

"Yang lainnya mau makan apa?" Tanya arya menatap semuanya.

"Samain aja biar ga ribet" Jawab yoga yang yang diangguki semuanya.

Arya mengangguk lalu memesan pesanan mereka.

"Ay kita mau belanja buat dekor, mau ikut atau tunggu disini?" Tanya arya setelah menyelesaikan makannya.

"Tunggu aja deh aku cape" Jawab ayra menatap arya.

"Yaudah aku belanja dulu ya, dira, gita titip istri gue, jangan sampe kenapa napa awas aja" Ucap arya sebelum pergi.

"Kita duluan cantik" Ucap leonal mengikuti arya.

"Jaga ayra" Ucap yoga sebelum pergi dari situ.

Kini tinggalah mereka bertiga tempat makan itu. Semuanya sibuk dengan pemikiran masing masing ayra dengan pikiran tentang bagaimana dia persalinan nanti, dira yang menggerutui kebodohannya, gita dengan pikiran gamenya.

"Aish dari pada diem diem mending main time zone yuk" Ajak ayra.

"Ayo deh dah lama gue ga maen temzon" Ucap gita.

"Dua hari yang lalu lo baru maen temzon sama kak leo ya" Ucap dira datar.

"Kok lo tau?!" Pekik gita dengan mata melotot.

"Gue liat kali" Ucap dira santai.

"Lo juga kesana?" Tanya gita berjalan di samping ayra.

"Engga gue nemenin mama belanja" Jawab dira menggeleng pelan.

"Ga sama ka yoga?" Tanya gita.

Ayra terus saja menoleh saat mereka berdua berbicara, kenapa dirinya jadi dikacangi seperti ini? Ayra menarik tangan gita agar berdiri ditengah, dari pada dirinya harus ditengah tengah kan.

"Eh ra sini lo tengah" Ucap gita kembali menarik tangan ayra agar berdiri ditengah.

"Lagian akunya dicuekin sama kalian, dari pada jadi orang ketiga diantara kalian mening aku kepinggir" ucap ayra cemberut.

"Hehehe maap ya sayang namanya juga kepo" Cehgir gita.

"Iy.. Aduhhhu" Ayra merintih memegang perutnya membuat dura dan gita reflek menoleh kearah ayra.

"Kenapa ra?" Tanya dira sedikit panik.

"Perut aku sakit dira aww" Lagi lagi ayra merintih membuat para pengunjuk menatap ayra sepenuhnya.

"Gita gimana ini?" Tanya dira menatap gita khawatir.

"Mana gue tau dira" Ucap gita sama sama panik.

"Mari saya bantu dek" Ucap ibu ibu yang datang mendekati mereka dan memegang lengan ayra.

"Makasih bu" Ucap dira. Tak hanya ibu ibu tadi yang lainnyapun ikut membantu ayra menuju kelobby dan memesankan ambulan.

"Makasih ya bu" Ucap dira sebelum menutup pintu ambulan.

"Dira sakit bangettttt aarrrggghhh" Ayra terus saja menggerang sambil meremas tangan dira, membuat mereka berdua menitikkan air mata antara sedih dan bingung.

"Sesakit itu kah?" Beo gita memegang erat tangan ayra.

"Tahan ayra lo pasti bisa lewatin semuanya" Ucap dira memberikan semangat lada ayra untuk tetap menahan rasa sakitnya.

"Arrgghh dira sakit" Ucap ayra meremas lengan dira membuat dira menahan sakitnya.

Tak lama ambulanpun sampai dirumah sakitnya, para suster langsung saja membawa ayra menuju ruangan bersalin, karena mereka mengira ayra akan melahirkan.

Sedangkan ditempat lain, arya, yoga, dan leonal mencari keberadaan ketiga gadis itu.

"Et pada kemana si mereka" Gerutu leonal untuk yang kesekian kalinya.

"Coba teleponin yog" Titah arya sambil mengedarkan pandangannya.

"Dari tadi juga gue teleponin tapi ga ada yang diangkat noh" Ucap yoga memperlihatkan panggilannya yang tak terjawab sama sekali oleh ketiga gadis itu.

"Terus sekarang mau gimana?" Tanya leonal menatao arya.

"Cari lah takut ada apa apa gue sama ayra" Jawab arya berjalan meninggalkan yoga dan leonal.

"Dir telepon kak arya coba" Ucap gita duduk dikursi penunggu didepan ruangan ayra.

Dira mengangguk lalu mengekurkan ponselnya, dia terkejut saat mendapatkan banyak sekali notifikasi dari yoga dan leonal yang meneleponnya namun tak terjawab.

"Kak yoga dari tadi neleonin git" Ucap dira menatap gita.

"Sama digue juga" Ucap gita.

☀☀☀☀☀

Arya terus saja menggenggam lengan ayra yang lemas, dirinya sangat panik saat dira mengatakan jika ayra masuk rumah sakit, dan dia semakin panik saat dira mengatakan jika ayra akan melahirkan dalam waktu dekat.

"A" Arya mendongak menatap ayra yang membuka matanya.

"Kenapa bangun hm? Tidur lagi masih malam" Ucap arya mengusap kening ayra.

"Mau buah itu" Ucap ayra menunjuk melon yang berada diatas nakas. Arya mengangguk lalu mengambil satu melonnya dan memotongnya.

"Aaaaaa" Arya menyuapkan sepotong melon pada ayra dan dengan senang hati ayra menerima suapan suaminya.

"En.. Ah aduh A, perut ayra sakit lagi" Ucap ayra memegang perutnya sambil merintih membuat arya panik dan memencet tombol merah berada disamping ranjang.

Tak lama dokter datang dengan susternya, dengan teliti dia memeriksa ayra.

"Aakkhhh A sakit" Rintih ayra meremas tangan arya melampiaskan kesakitan yang luar biasa dari perutnya.

"Gimana keadaannya dok?" Tanya arya menatao dokternya.

"Ayra sudah menuju pembukaan 7 dan sepertinya dia akan segera melahirkan" Jawab dokter itu menatap arya. Arya terdiam mendengarkan istrinya yang akan segera melahirkan.

"Suster tolong pindahkan pasien keruang bersalin" Perintah dokter pada kedua susternya.

"Dok apa saya boleh ikut?" Tanya arya.

"Tentu, sang suami akan sangat dibutuhkan saat istri persalinan" Jawab sang dokter dengan senyumannya.

Arya mengangguk lalu mengikuti kemana suster membawa ayra pergi.

Arya duduk disamping kasur dengan tangan tak lepas menggenggam tangan ayra.

"A"

"Mau apa sayang?" Tanya arya berdiri menatap ayra.

"Bunda sama ayah udah tau?" Tanya ayra.

"Udah, besok semuanya kesini" Jawab arya mengusap kepala ayra lembut.

"Jangan kemana mana a, temenin ayra disini" Ucap ayra menggenggam erat tangan arya.

"Aku ga kemana mana sayang, aku tetap disini" Ucap arya mengecup kening ayra.

Keduanya diam merasakan kenyamanan masing masing, merasakan bagaimana kegugupan yang akan lewati saat persalinan nanti.

"Akh A perut aku" Ayra meremas kuat tangan arya saat merasakan mulas diperutnya.

Arya yang panik langsung saja menekan tombol untuk memanggil dokter. Tak lama dokter datang dengan kedua suster tadi.

"Sepertinya ayra akan segera melahirkan" Ucap dokter sudah siap dengan bajunya, begitupun dengan arya yang diminta untuk menggunakan baju khusus.

"Eeuunngggg.... Huh hah huh hah huh... A sakit" Gerang ayra, membuat arya panik sendiri.

"Dokter" Ucap arya menatap dokternya yang sudah berdiri dihadapan ayra.

"Semua akan baik baik saja, beri ayra semangat untuk mendorong bayinya" Ucap dokter tersenyun, yang hahya diangguki oleh arya, sungguh otaknya hanya memikirkan ayra saat ini.

Dokter mulai membuka kaki ayra dan bersiap untuk membantu ayra persalinan.

"Ayra ikuti aba aba saya, tarik nafas dalam dalam, buang secara perlahan, dan dorong" Ucap dokter.

"Hah huh... Euunngggg"

"Sedikit lagi ayra"

"Huh hah huh hah huh eeeuuuunnggggggg"

"Kamu bisa sayang" Bisik arya.

"Eeuunnngggggg"

"Beri sedikit tenaga, kepalanya sudah keluar"

"Eunngggggggg aargghhhhh"

"Oekkk oeekkkk oooeeekkkk"

Arya menoleh saat mendengar suara tangisan bayi yang menggelegar diseluruh ruangan. Dia tak bisa menahan air matanya untuk tak menetes saat itu juga.

"Hah hah hah hah hah"

Ayra terdiam beberapa saat, tenaganya perlahan menurun, tapi dia harus bertahan untuk anak anaknya yang masih didalam.

Tak lama ayra menggerang kembali merasakan perutnya sakit.

"Eunngggggg... A sakittttt" Gerang ayra meremas kuat tangan arya bahkan sekarang kuku ayra sudah menancap dikulit arya. Arya tak meringis, menurutnya ini tak seberapa dengan kesakitan ayra saat ini yang berjuang untuk melahirkan anak anaknya.

"Kamu bisa sayang, demi anak anak kita" Bisik arya mengusap kening ayra yang penuh keringat dengan tangan satunya.

"Tarik nafas dalam dalam lalu keluarkan perlahan ayra dan dorong" Titah dokter.

"Hah huh... Eeuunnggggg"

"Huh hah huh hah huh eeuunngggggg arrgghhhhh"

"Ooeekkk ooeekkk ooeekkkk"

Ayra mengatur nafasnya, sungguh ini adalah sakit yang sesungguhnya. Tulangnya seperti retak berpuluh puluh saat mengejan.

Sudah kelima kalinya ayra mengejan dan mengeluarkan 5 anak. Namun...

☀☀☀☀☀

See u next chapt!!

Continue Reading

You'll Also Like

4M 311K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
106K 3.6K 53
Reynaldi Andreas, dia sudah menikah sejak SMA dengan salah satu perempuan yang paling dia cintai, Reynaldi mencintai istrinya dengan amat sangat. Tid...
16.1K 389 36
"Lo mau kan jadi cowok gue?" ucap gadis itu dengan mata berbinar "nggak" ucap pria itu dan segera menepis tangan gadis yang memegang tangannya "Kenap...
204K 7.9K 81
"Yaya.. Yaya janji ama Putla kalo Yaya bakal kembali ke Putla lagi ya.." Ujar anak laki laki itu. "Yaya janji Putla. Pokoknya besok kalo dah besal Pu...