ESCAPE

By ItsMeChacacul

2.2M 96.3K 10K

[COMPLETED & PRIVATE} [WATCH THE TRAILER] ❝Buy her, sleep with her, and take her virginity.❝ Barbara was kidn... More

[Regards Warning]
ESCAPE | Prolog
ESCAPE | 1
ESCAPE | 2
ESCAPE | 3
ESCAPE | 4
ESCAPE | 5
ESCAPE | 6
ESCAPE | 7
ESCAPE | 8
ESCAPE | 10
ESCAPE | 11
ESCAPE | 12
ESCAPE | 13
ESCAPE | 14
ESCAPE | 15
ESCAPE | 16
ESCAPE | 17
ESCAPE | 18
ESCAPE | 19
ECSAPE | 20
ESCAPE | 21
ESCAPE | 22
ESCAPE | 23
ESCAPE | 24
ESCAPE | 25
ESCAPE | 26
ESCAPE | 27
ESCAPE | 28
ESCAPE | 28 (repost)
ESCAPE | 29
ESCAPE | 30 (Harry's POV Part 1)
ESCAPE | 31 (Harry's POV part 2)
EPILOG OF ESCAPE
ESCAPE | Extra Chapter 1
ESCAPE | EXTRA CHAPTER 2
Big Thanks
Another Story

ESCAPE | 9

56.2K 2.6K 160
By ItsMeChacacul

Aku sampai di Apartemen yang aku tinggali sekitar jam tujuh malam karena aku pergi salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Las Vegas sebelum nya. Hanya berjalan - jalan, tanpa berminat membeli apapun, walaupun aku sangat suka melihat tas keluar baru dari Louis Vuitton, tapi aku sama sekali tidak membawa uang.

Uang hasil ku menjadi pelacur dan bagian ku saat membuat kesepakatan dengan Luke?

Aku hanya memakai nya jika aku sangat membutuhkan nya. Uang nya ada di lemari pakaian ku, dan jumlah nya lumayan banyak, walaupun itu baru setengah dari perjanjian. Bagimana dengan uang yang sepenuh nya? Aku yakin akan bingung bagaimana menghabiskan nya.

"Savy aku pulang!"

Aku tanpa mengetuk pintu Apartemen ku langsung masuk ke dalam karena aku mempunyai key card nya. Aku langsung duduk di sofa dan menyelonjorkan kaki ku yang pegal karena terlalu banyak berjalan.

Savy keluar dari dapur masih dengan celemek dan pisau yang dia pegang. Aku tau hobi nya sekarang salah satu nya dia gemas memasak. Dia menghampiri ku dan tersenyum.

"Akhirnya kau pulang juga, Barbara! Kau tau aku kesepian tadi malam karena tidak ada yang mengajak ku keluar." Kata Savy lalu duduk di sebelah. "Bagimana kencan mu dengan CEO Styles itu?" Tanya nya sambil menangikkan alis nya menggoda beberapa kali.

"Lelah, aku harus bersikap sopan dan bertata krama di depan orang tua dan kakak nya." Aku bangkit dari duduk ku menuju kamar tidur ku dengan Savy yang mengikuti ku di belakang. "Dan itu bukan kencan, Savy!"

"Tapi kau di bawa ke depan orang tua nya! Apa dia ingin hubungan yang serius dengan mu?!" Pekik Savy girang lalu melemparkan pisau yang di pegang nya ke belakang, sehingga bunyi benda jatuh di lantai berdengung.

Aku menghela nafas ku karena Savy seperti nya semangat sekali. "Dia hanya bermain - main dan tak pernah serius. Sekarang aku harus mandi, karena aroma badan ku rasa nya sudah tidak enak!"

Savy menopang dagu dengan sebelah tangan nya dan melihat ke atas seolah - olah sedang berfikir. "Benarkan seperti itu? Padahal ku lihat dia sangat ramah."

Aku mendorong Savy keluar kamar ku. "Ya kelihatan nya." Kata ku cuek tidak perduli. "Ambil pisau mu lagi, jangan membawa benda tajam keluar dari dapur Savy."

"Ugh Baiklah Barbs, aku baru membeli Aroma therapy baru, kau bisa memilih aroma yang kau suka."

"TERIMA KASIH!" Kata ku berteriak dari dalam kamar mandi.

Aku segera melucuti pakaian ku dan mengisi bath up dan memasukkan Aroma Therapy cair, rasanya otot - otot badan ku kaku semua, apalagi sekitar leher. Aku akan berendam sekalian berfikir rencana ku untuk kabur ke depan nya. Aku tau pasti dengan ku kabur ada resiko nya, tapi aku harus mencoba.

***

Aku masuk ke dalam kamar ku dan mengunci nya cepat dengan tergesa - gesa. Aku baru selesai makan malam dengan Savy, karena aku tidak tahan dengan bujukan makanan yang terhidang di meja makan sangat mengundang rasa lapar ku. Aku pun makan tidak sampai lima belas menit, dan Savy yang melihat ku makan bingung karena aku makan cepat sekali. Tadi dia juga sedikit curiga karena aku terlalu terburu - buru ingin ke kamar.

"Mana ponsel mana." Aku mencari ponsel ku tapi tidak menemukan nya, aku lupa menaruh nya dimana.

Seketika aku langsung menepuk kening ku. "Kan masih di dalam clutch ku!"

Aku langsung keluar kamar mengambil clutch ku yang masih ada di sofa. Aku berjalan pelan dan mata ku berbinar saat melihat clutch ku masih ada di atas sofa. Aku segera mengambil nya dan ingin masuk ke dalam kamar. Tapi aku langsung terpekik kaget melihat Savy yang berdiri di hadapan ku sambil meminum susu nya. Dia mengenakan masker wajah.

"Astaga Savy! Kau mengagetkan ku." Kata ku sambil mengelus dada ku agar ritme jantung ku kembali normal.

Dia mengangkat sebelah alis nya bingung. "Kau kenapa terlihat ketakutan? Memang nya aku semenyeramkan itu."

Aku menggeleng lalu berjalan melewati nya menuju kamar ku berada. "Tidak apa - apa, hanya saja kau terlihat seperti satan saat di hadapan ku tadi. Selamat malam!" Kata ku langsung masuk ke dalam kamar dan menutup pintu nya cepat sebelum Savy masuk karena kesal.

"SIALAN KAU BARBARA!"

Aku mendengar dia berteriak kesal dan aku tertawa kecil lalu beralih ke ponsel ku. Aku langsung membuka safari dan mencari penerbangan untuk dini hari nanti. Aku berniat mengendap - ngendap tanpa sepengetahuan Savy setelah dia tidur, dan kegiatan di Apartemen ini kosong, walaupun aku tau Las Vegas kota yang selalu terang dan ramai, seperti tidak pernah tidur.

Aku langsung memesan tiket penerbangan ke Amsterdam dengan maskapai Arkefly pukul tiga dini hari untuk satu orang kelas bisnis. Aku punya uang yang banyak, lagi pula aku tidak mau sampai Luke tau kalau aku keluar dari Las Vegas. Aku juga memesan satu taksi untuk pukul satu dini hari, Bandara Internasional McCarran hanya butuh waktu satu setengah jam untuk di tempuh.

Aku mengambil ransel yang tergantung di balik pintu dan memasukkan pakaian ku secukup nya dan barang - barang yang aku perlukan. Sejumlah uang aku masukkan pada amplop besar berwarna cokelat muda, lalu aku labeli tulisan 'penting' dan memasukkan nya ke dalam ransel.

Ransel ku sudah cukup menggembung karena barang yang aku masukkan ternyata tidak sedikit.

Aku meninggalkan ponsel ku. Tak lupa mengambil sim card nya dan membuang baterai ponsel nya. Bisa saja Luke setelah menyadari kalau aku kabur, lalu melacakku dengan ponsel.

Mungkin aku butuh waktu sebentar atau setidak nya tidur sampai jam satu dini hari nanti, ini masih pukul sembilan malam.

***

Aku keluar dari taksi yang sudah ku pesan dengan cepat, lalu membayar argo taksi. Aku pergi dengan pakaian serba tertutup. Kacamata hitam dan snapback yang menyembunyikan rambut ku yang panjang. Aku langsung ke terminal dimana telah ada maskapai yang akan membawa ku pergi dan segera untuk check-in.

Aku langsung masuk ke dalam pesawat dan berjalan menuju kelas bisnis. Aku butuh tempat lebih privasi dari pada kelas ekonomi. Aku duduk di kursi paling depan di dekat jendela, baru beberapa orang yang ada di dalam, sedangkan pesawat akan take off sepuluh menit lagi.

Aku mengeluarkan novel yang ku bawa dan mulai membaca nya.

Aku menengok ketika di samping ku ada seorang pria berbadan besar dengan pakaian serba hitam, dan nada bekas luka di pipi nya duduk di samping ku. Pria itu langsung membuat ku begidik takut.

"Kau ingin pergi kemana nona?"

Suara itu terdengar dari samping ku, aku menengok ke pria itu dan ternyata dia yang bertanya pada ku? Tapi pandangan nya lurus ke depan.

"Eh... i-iya saya akan pergi ke Amsterdam, Tuan. Bukankah maskapai ini akan menuju kesana." Jawab ku sopan. Aku melanjutkan menekuni bacaan ku, sampai akhirnya pria itu bertanya lagi pada ku.

"Untuk apa nona pergi ke Amsterdam? Ada pekerjaan disana?"

Aku mengangguk. "Saya kesana untuk pekerjaan. Kebetulan sebuah perusahaan disana menerima saya untuk bekerja." Jawab ku berbohong. Aku tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya bukan? Apa lagi dia pria asing dengan tampang yang lumayan menyeramkan.

Pria itu tidak bertanya lagi, dan beberapa menit kemudian pesawat pun take off. Aku pun menyimpan novel ku dan mulai memejamkan mata ku untuk tidur. Butuh waktu yang lama untuk cepat sampai.

***

AUTHOR'S POV

Luke dan Savy berjalan berdampingan memasuki kantor Styles Corporation milik Harry Styles. Pagi tadi Luke mendatangi apartemen yang tempati oleh Savy dan Barbara, untuk mengajak Savy melakukan sex seperti biasa nya, walaupun tidak terlalu sering.

Dikarenakan dia merasa aneh karena belum melihat Barbara sama sekali, terlebih dia sudah empat jam berada di sana, dari pukul tujuh pagi hingga sebelas siang. Dia mulai bertanya Savy apakah Barbara masih tidur, ternyata saat Luke menemukan bahwa pintu kamar Barbara di kunci dan sudah menggedor pintu berkali - kali menyuruh Barbara untuk keluar dan sama sekali belum mendapatkan jawaban, Luke segera meminta kunci cadangan kamar Barbara pada Savy.

Luke dapari kamar Barbara sangat rapi dan dingin seperti tidak di tiduri, dan mengecek sekitar kamar juga lemari mendapati pakaian Barbara hanya tersisa sedikit.

"Sial, dia kabur! Hubungi Harry." Ujar Luke kala itu.

Luke dan Savy dipersilahkan masuk oleh Serketaris Harry yang bernama Kaitlyn. Mereka berdua masuk ke dalam ruangan dan mendapati Harry yang sedang berdiri tegap menatap keluar jendela melihat kesibukan kota Las Vegas di siang hari.

Ruangan Harry di dominasi dengan warna hitam dan putih, ruangan nya luas yang hanya di tempati oleh satu orang dengan wallpaper berwarna putih bersih dan hanya ada satu lukisan abstrak di dinding nya. Tersedia satu kamar tidur dengan ukuran King Size dan toilet mewah pada umum nya.

Luke dan Savy sudah duduk berdampingan di sebuah sofa kulit dengan ukuran besar berwarna hitam.

Kailyn masuk ke ruangan Harry sambil membawa nampan perak yang berisi tiga cangkir kopi. Dia menaruh masing - masing cangkir kopi di atas meja dan mempersilahkan Luke dan Savy untuk meminum nya.

Harry berbalik dan berjalan menghampiri mereka berdua, lalu duduk di sofa single yang berbeda dari mereka.

"Barbara kabur." Ucap Luke membuka pembicaraan.

"Ya, aku tahu." Balas Harry datar lalu meminum kopi nya.

"Bagaimana?" Tanya Luke dengan ekspresi wajah kaget, sedangkan Harry hanya menyeringai tipis.

Harry menyandarkan punggung nya pada kepala sofa. "Aku tidak sebodoh itu, membiarkan Barbara lepas dalam lima hari tanpa mengetahui segala aktifitas nya." Harry melipat kedua tangan nya di depan dada. "Aku diberi tahu orang suruhan ku saat melihat Barbara keluar dari apartemen pada pukul satu dini hari tadi. Tentu saja aku langsung menyuruh orang ku untuk mengikuti nya, dan ternyata benar dugaan ku, dia pergi ke bandara."

Luke memuji kecerdasan dan ketelitian seorang Harry Styles. Dia tidak menyangka bahwa Harry secerdik itu, dia memang telah membayar Barbara full untuk beberapa hari ke depan karena tentu saja Mr. Styles itu kaya, punya kekuasaan dimana - mana dan jaringan tersebar luas.

"Dia terbang kemana memang nya?" Tanya Luke ingin tahu. Beberapa jam yang lalu, sebenarnya dia sudah menyuruh beberapa anak buah nya untuk menyelidiki kemana kabur nya Barbara, tapi sampai sekarang dia sama sekali menerima informasi dari anak buah nya tersebut.

"Amsterdam, dua orang suruhan ku sudah ku perintahkan untuk mengikuti Barbara sampai Amsterdam, bahkan sampai satu pesawat." Jawab Harry sambil meneliti Savy dari atas sampai bawah. Yang merasa di perhatikan pun badan nya menegang karena di tatap seintens itu.

Baru saja Harry ingin berbicara, tapi langsung di dahului oleh Savy. "Perkenalkan nama saya Savy Watson, Mr Styles. Saya teman satu apartemen Barbara."

Harry mengangguk sekali mengerti dan beralih pada Luke.

"Baiklah, persiapkan beberapa anak buah mu. Bawa Barbara dari Amasterdam dan kembali kesini, atau kau ingin Pub mu bangkrut?" Ancam Harry seraya bangkit dari duduk nya. Ancaman Harry tidak pernah menjadi gertakan semata saja.

"Aku mengerti." Balas Luke singkat lalu mengundurkan diri bersama Savy untuk keluar dari ruangan nya.

Luke dan Savy bangkit dari duduk nya dan menlangkah menuju pintu keluar, baru saja Luke ingin memegang handle pintu, Harry langsung mengatakan sesuatu lagi.

"Ku pikir kau dan aku bisa terbang besok, biarkan Barbara menghirup udara di Eropa sebentar setelah sekian lama."

***

Barbara sudah sampai di Amsterdam dan segera mencari taksi untuk membawa nya ke penginapan yang murah yang sudah dia pesan saat masih di Las Vegas. Akhirnya dia bisa mencium udara dari Eropa lagi, walaupun bukan di London, tapi dia merasa di London, karena Amsterdam dan London tidak begitu berbeda.

Dia mendapatkan sebuah taksi dan langsung memasuki nya karena dia sama sekali tidak melihat satu orang pun yang ingin memasuki taksi tersebut.

"Kemana tujuan anda nona?" Tanya si supir taksi seraya menyetir mobil nya keluar dari kawasan Amsterdam Airport Schipol.

Suara itu membuat Barbara mengalihkan perhatian nya dari pemandangan luar yang sepanjang jalan nya tersebar bunga tulip beraneka warna. Barbara melihat si supir taksi, dan sempat tercengang melihat wajah si supir taksi yang bisa di katakana 'tampan'.

"Tolong ke Kerstraat 136, sir." Ujar Barbara lalu mengalihkan perhatian nya lagi pada pemandangan yang di lalui nya.

Sepanjang perjalanan Barbara memperhatikan orang - orang yang sibuk berjalan santai sambil membawa hewan peliharaan nya, dan jug para orang tua yang jalan bersama dengan anak - anak nya. Dia ingin kembali ke masa saat dia masih kecil sebelum semua kebahagian nya di renggut.

Tidak lama kemudian taksi yang di tumpangi Barbara masuk ke Kerstraat di mulai dari nomor 130.

"Sir, tolong ke Hans Brinker Hotel ya." Kata Barbara sambil melihat gedung - gedung lama yang masih apik terawatt.

Si supir pun mengangguk, "Baik, Nona. Apakah nona berniat untuk bermalam disana?" Tanya si supir taksi ingin tahu.

"Ah iya, saya akan bermalam disana sementara." Balas Barbara singkat sambil tersenyum canggung. Entah aura aneh yang menguar dari tubuh si supir taksi membuat Barbara merasa canggung dan gugup.

Taksi berhenti tepat di depan hotel, Bangunan itu terlihat biasa saja dari luar sebagaimana bangunan semestinya. Barbara segera membayar argo taksi pada si supir.

"Terima kasih, sir." Ujar Barbara seraya melemparkan senyum manis nya.

"Sama - sama, nona Palvin." Balas si supir sambil tersenyum aneh.

Barbara segera keluar dari taksi dan saat Barbara menutup pintu taksi tersebut, taksi itu langsung pergi dengan cepat begitu saja. Dia lalu sadar, bagaimana si supir tahu nama belakang nya?

*

*

*

Aloha, maaf baru ngepost karena kepala akhir - akhir ini cepet pusing dan mata berair kalo kelamaan di depan laptop :( sebagai ganti nya, gue bakalan post dua chapter sama besok ya.

Maaf kalo makin lama makin gak nyambung di tunggu feedback nya ya berupa Vomments<3 mwah x

Jangan malu - malu kalo mau kasih kritik dan saran.

Warm hug, chaca{}

Continue Reading

You'll Also Like

6.7M 243K 31
Pernikahan putih, yang artinya pernikahan yang didasari dengan kasih sayang yang tulus dan cinta yang suci dan berbahagia selamanya. Ya.. itulah impi...
708K 19.4K 21
SELURUH KARYA MADE IN EARTH DILINDUNGI OLEH PROFESIONAL HUKUM PURE PUBLISHING!! PLAGIAT AKAN DIKENAKAN DENDA MINIMAL 500 JUTA DAN PENJARA MINIMAL 2 T...
96.7K 10.2K 9
Ingatkah kalian dengan Tragedi Sewol? 16 April 2014. Adalah suatu hari yang kelam. Hari yang telah mencetak satu sejarah pahit dalam berjalannya masa...
439K 8.2K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.