DIA ACHA (PUBLISH ULANG)

Autorstwa DinaRigita

1.8M 195K 15.3K

PLAGIAT DILARANG MENDEKAT 📌 (Follow sebelum membaca) -Revisi- Acha, gadis cupu yang berhasil menginjakkan ka... Więcej

Prolog (✓)
Part 1 (✓)
Part 2 (✓)
Part 3 (✓)
Part 4 (✓)
Part 5 (✓)
Part 6 (✓)
Part 7 (✓)
Part 8 (✓)
Part 9 (✓)
Part 10 (✓)
Part 11 (✓)
Part 12 (✓)
Part 13 (✓)
Part 14(✓)
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26 (✓)
Part 27 (✓)
Part 29(✓)
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
PART 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41 (✓)
Part 42 (✓)
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46

Part 28 (✓)

21.3K 3.3K 762
Autorstwa DinaRigita

Fana memaksa Acha untuk menemaninya belanja di Mall. Mulai dari belanja baju, sepatu, hingga tas branded incarannya. Fana juga memaksa Acha untuk mengambil beberapa baju. Acha tidak sempat menolak, bahkan belum sempat ia berucap Fana sudah mengambil dua baju yang ia pilih untuk dirinya.

"Rezeki tidak boleh ditolak," katanya.

Akhirnya Acha menerima pemberiannya dengan sepenuh hati. Dia senang mendapat pemberian yang dibelikan secara langsung oleh Fana. Acha bersyukur memiliki kedua sahabat yang sangat-sangat baik. Dia tidak akan melupakan kebaikan Fana dan Vinda.

Tapi, untuk saat ini sepertinya Acha tidak bisa menerima pemberian Fana lagi. Karna apa? Saat ini Fana membawanya ke toko pakaian dan membelikan dress mewah untuknya. Acha ulangi lagi, dress mewah! Jangan tanyakan berapa harganya, karna yang pasti harga itu sangatlah fantastis.

"Fan, gue gak mau,"

"Ayolah Cha, ini tuh pas banget di badan lo."

Fana membolak-balik badan Acha. Memperhatikan dress mewah yang melekat pada tubuhnya. Sangat cocok untuk seorang Acha.

"Gue rasa cukup dua baju aja deh yang lo belikan buat gue, itu aja udah banyak kok," tolak Acha secara harus.

"Gak! Ini juga harus buat lo."

"Tapi ini harganya mahal Fan, gue gak bisa--"

Fana menutup mulut Acha dengan telunjuknya.

"Sstt, lo diem aja tinggal nerima ini dan bawa pulang. Pakai saat lo butuh, Oke?"

"Tapi,"

Fana memegang pundak Acha.

"Cha dengerin gue, bentar lagi ulang tahunnya Arjuna, dan gue yakin lo pasti bakal diundang di pesta ulang tahunnya. Maka dari itu gue pengen beliin lo dress ini."

Acha mengerutkan keningnya. Serius? Arjuna? Ulang tahun? Pujaan- ah ralat. Musuh- ah bukan. Si orang utan itu akan merayakan pesta kelahiran? Apa yang akan dilakukan Acha jika ucapan Fana benar adanya?

"Ultah Arjuna?"

Fana mengangguk.

"Gue ingin lo tampil beda di acara ulang tahun itu. Pokoknya lo harus kelihatan cantik."

"Nanti kita ke salon bareng Vinda."

Acha terkekeh. Mana mungkin Arjuna mau mengundang seorang cewek cupu di pesta ulang tahunnya. Mungkin Acha pasti akan bahagia jika Arjuna mengundangnya. Tapi, jika memang benar Acha diundang, Acha akan memberikan kado apa yang cocok untuknya nanti? Tidak! Tidak!

Acha tidak boleh percaya diri dulu!

Acha harus berfikir positif.

"Gak mungkin lah Arjuna bakal ngundang gue,"

"Mungkin aja lah, karna kan Arjuna sekelas sama kita,"

Oke. Acha melupakan satu kenyataan itu. Arjuna satu kelas dengan Acha, walaupun presentasinya hanya 45% dia akan mendapat kartu undangan, tapi Acha akan memikirkan dua kali sebelum dia membelikan kado yang pantas.

Fana menatap Acha lekat. Matanya melebar membentuk puppy eyes. Dia memegang tangan Acha dan memohon.

"Cha, gue mohon. Lo terima yah?"

Sebenarnya Acha juga senang jika dibelikan dress mewah oleh Fana. Tapi dia juga tidak enak hati karna Fana selalu berbuat baik padanya. Acha juga tidak bisa membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh Fana dan juga Vinda.

Dia bingung harus bagaimana. Apakah dia akan menolak saja? Atau menerimanya lagi? Tapi melihat Fana yang memohon seperti ini membuat hatinya sangat gundah.

"Cha," Acha tak juga memberikan jawaban pertanyaan Fana.

"Oke, kalo lo diem berarti iya," ucap Fana tiba-tiba. Acha tidak bisa berkata-kata lagi karna Fana sudah menghampiri pramuniaga.

"Mbak, saya ambil dress ini."

****

Lagi-lagi Fana mentraktir Acha makan di McDonald's. Acha berkali-kali harus menghela nafasnya. Dia menurut saja kali ini. Daripada nanti Fana akan merecokinya lagi karna menolak tawarannya.

Fana dan Acha menunggu pesanan mereka datang. Cewek itu sedikit kepo pada acara pesta ulang tahun yang akan diselenggarakan oleh Arjuna. Eh- bukan sedikit. Banyak!

"Fan, di pesta ulang tahun Arjuna nanti. Ada acara apa aja?"

Fana yang tadinya bermain ponsel kembali meletakkan benda pipih itu di atas meja.

"Acaranya?" Acha mengangguk.

"Yang pertama pastinya menunggu kehadiran tamu yang akan datang. Sebagian tamunya adalah teman sekolah. Beberapa lagi, dari kolega perusahaan bokapnya."

"Biasanya kita bakal ngobrol dulu sebelum acara utama mulai. Terus nanti akan ada dansa misteri."

"Dansa misteri?" pekik Acha terkejut.

Cewek itu menganggukkan kepalanya. "Iya, ntar kita bakal pakai topeng sebelum acara mulai. Dan kita cari pasangan dansa untuk kita masing-masing,"

"Makanya hal itu dinamakan dansa misteri."

"Acara yang satu ini adalah acara yang paling dinantikan siapapun. Karna kebanyakan dari mereka, akan mencuri kesempatan buat dansa sama gebetan," Fana sedikit terkekeh mengingat jika tahun lalu dia berhasil berdansa dengan Koko, gebetannya.

Acha menggeleng kepala melihat tingkah Fana.

"Tapi kalo gue gak ikut acara dansa itu gimana?"

Fana menghentikan tawanya dan mengarahkan pandangan pada Acha. "Semua harus ikut, karna itu peraturan yang dibuat Arjuna."

"Tapi gue gak bisa dansa Fan,"

Fana memincingkan matanya. Lantas ia mengangguk. "Hal yang mudah, ntar gue dan Vinda bakal ajarin lo,"

Keduanya menghentikan obrolan karna pesanan datang. Mereka menyantap makanan dengan hikmat. Karna dari pagi sampai sore mereka belum memberikan asupan makanan sama sekali.

"Oh iya Cha, lo tau gak kalo anak pemilik yayasan yang asli itu ternyata baru tinggal di Jakarta?"

Acha menghentikan kunyahan. Cewek itu menatap Fana. "Bukannya pemiliknya Riska ya?"

"Bukanlah," tegas Fana.

"Si Lampir itu pemilik abal-abal, orang bokapnya aja gak ada wewenang lebih selain hanya menjadi pengganti orang suruhan Pak Barafian buat mengurusi sekolah kita."

"Mereka aja yang terlalu membanggakan itu. Kalo aja nanti anaknya sudah mengambil alih semua aset perusahaan milik Pak Barafian, pasti tuh orang bakalan gak sewenang-wenang lagi. Apalagi kalo anaknya tau kalau mereka sudah mengandalkan uang yayasan demi kepentingan pribadi, gue jamin mereka bakal hancur-sehancurnya. Biar tau rasa," ucap Fana kesal dengan segenap hatinya.

Acha tertawa melihat kekesalan Fana.

"Gue harap juga gitu, karna Riska udah membuat banyak siswa menderita. Tapi, setidaknya dia bisa membuat keluarga Riska menyesal."

Fana mengangguk setuju. "Setuju,"

"Oh iya, kata lo anaknya Pak Barafian itu baru tinggal di Jakarta, emangnya dulu dia tinggal dimana?"

"Denger-denger sih dia tinggal dan sekolah di Korea,"

"Dia masih sekolah?" tanya Acha sembari menyeruput jusnya.

"Iya, bahkan dia masih seumuran dengan kita."

"Oh ya?" Fana mengangguk menjawab pertanyaan Acha.

Fana menoleh ke kanan kiri. Lalu dia mendekat ke Acha. Dia membisikkan sesuatu padanya.

"Btw, gue punya fotonya, tapi ini rahasia. Karna mereka sama sekali belum tau wajah aslinya dia."

"Emang lo dapet darimana fotonya?" Acha pun juga berbicara pelan.

"Gue gak sengaja nemu di perpus,"

Fana memperlihatkan foto berukuran 4×6 itu pada Acha. Acha memperhatikan foto itu lekat-lekat.

"Sumpah, dia cantik banget kan Cha?"

Acha mengangguk menyetujuinya. Senyumnya mengembang.

"He'em cantik,"

***

Langit sore berwarna jingga menghiasi birunya air laut. Ombak kecil menyisir bibir pantai. Kaki kecil itu berjalan selangkah demi selangkah. Menikmati semilir angin laut menerpa wajahnya.

Hembusan angin menerbangkan sedikit anak rambutnya. Senyum dibibir cewek itu mengembang. Kakinya mulai bermain di atas air.

"Jadi kangen maen sama Papa,"

"Kalo Papa masih hidup, pasti Acha ajak kesini, pemandangan disini indah banget."

Cewek itu tersenyum getir.

"Papa apa kabar disana? Acha rindu,"

"Kalo kata Dilan, rindu pada Milea itu berat. Tapi kalo kata Acha, rindu terberat itu rindu sama Papa yang tidak bisa lagi melihat Acha tumbuh menjadi sosok dewasa."

Cewek itu menghirup nafas dalam lalu menghembuskannya pelan.

"Pa, maaf jika apa yang Acha lakukan ini salah. Tapi Acha hanya ingin memperbaiki semua yang sudah rusak. Mungkin cara yang Acha lakukan tidak akan pernah Papa maafkan. Tapi, ini adalah yang terbaik."

Air matanya merembas tanpa diminta. Matanya terpejam dan air itu jatuh semakin deras.

"Mungkin untuk saat ini Acha akan diam Pa. Tapi nanti Acha akan bertindak sesuai keadaannya."

"Biarkan dulu Acha seperti ini ya Pa, Acha masih sedikit ingin main-main."

"Acha akan pulang ke rumah jika hati Acha lekas membaik. Acha juga akan menerima kehadiran dua orang itu. Acha juga akan menelpon Mama nanti,"

"Papa jangan khawatir, di masa depan Acha pasti akan bahagia."

Acha mengembangkan senyumnya. Matanya menelisik jauh ke depan. Memikirkan masalah apa yang akan ia hadapi nantinya.

"Tunggu aku, Wijaya."

***

Jangan lupa bersyukur hari ini ^^

Thanks for Reading ❤

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

2.5M 123K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
290K 12K 31
Menjadi seorang istri di usia muda yang masih di 18 tahun?itu tidak mudah. Seorang gadis harus menerima perjodohan dengan terpaksa karena desakan dar...
314K 23.5K 35
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
1.1M 83.9K 40
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...