Playboy VS Playgirl

By fanialyaa

743K 59.8K 4K

[DIH BACA DOANG KAGA VOTE, CANDA VOTE] °°°°° "Ayo kita duel, siapa yang paling banyak mantannya dalam dua min... More

pengenalan tokoh
prolog
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
EXTRA PART
INFO SQUEL
PLAYBOY VS PLAYGIRL SUDAH TERBIT? DEMI APA SIH?!

28.

8.9K 828 20
By fanialyaa

Happy reading!

⚠️Belajar berkarya, tanpa harus menjiplak karya orang lain.

Enjoy guys!!

•••

Ale memasuki kantin dengan nafas memburu. Hatinya memanas mengingat ucapan Riski.

'Katanya Aufal pacar kelima Vio' kata itu terus teringiang di otaknya. Pikirannya berkecamuk mendengar kabar gadis itu berpacaran dengan Aufal, yang berstatus salah satu musuh Ale.

Ale melihat Vio yang tengah makan. Seringai tipis tercetak jelas di bibirnya. Ale mendekati adik kelas yang sedang menatapnya terang-terangan.

"Hai, ikut gue yuk," ajak Ale pada gadis itu. Gadis itu mengangguk tersenyum malu pada idolanya.

Ale mengapit lengan gadis itu berjalan melewati bangku Vio. Gadis itu merona digandeng sang pangeran tampan pujaannya.

"Gak papa kan gue gandeng?" tanya Ale.

"Gak papa, sampai ke pelaminan juga boleh kok." kata gadis itu membuat Ale geli mendengarnya.

Oke demi kelangsungan masa depan!

"Sini duduk," titah Ale. Gadis itu duduk disamping Ale. Ale berganti merangkul pundak gadis itu.

"Mau makan apa sayang?" tanya Ale dengan nada lembutnya.

Seketika gadis itu malu mendengar Ale menyebutnya sayang. Ayolah jangan bikin gadis itu mati kutu, Ale.

"Emm ba bakso aja kak," jawab gadis itu setengah gugup.

"Oh iya belum kenalan nih, nama kamu siapa?" tanya Ale sambil mengusap rambut gadis itu.

"Mawar kak, masa lupa sih sama mantan sendiri," ucapnya. Ale terkekeh. Jangankan hafalin rumus matematika, hafalin mantan aja sulit bagi Ale.

Ya karena saking banyaknya mantan, mana muat nama sebanyak itu masuk kedalam otaknya.

"Tunggu sini dulu ya, aku mau beliin kamu nasi goreng spesial kayak kamu, spesial dihati aku."

Ale kembali menatap Vio yang tengah menatapnya sinis. Ale membalasnya dengan senyum miring. Tangannya terulur mengacak puncak kepala gadis disampingnya. Dan berhasil membuat Vio mengalihkan pandangannya.

Ale tersenyum melihat reaksi Vio. Ia berdiri menuju stand penjual bakso. Setelah memesan Ale membawa dua mangkuk bakso menuju bangkunya kembali.

"Nih, makan tuang putri," Ale menyodorkan semangkuk bakso pada Mawar.

"Makasih kak."

"Sini gue suapin," ucap Ale menghentikan tangan Mawar yang hendak menyuapkan sendok itu ke mulut.

Mawar semakin salah tingkah sendiri. Untung kantin kali ini sepi, memang bel masuk sudah 15 menit yang lalu berbunyi. Di kantin hanya ada 3 orang. Mawar tadi niatnya membeli air mineral tapi diurungkan melihat Ale mendekatinya.

Ale mengambil botol caos lalu menuangkannya pada mangkuk, beralih menuangkan sambal. Matanya tak sengaja melihat Vio yang tengah menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan.

Ke fokusannya seakan hilang, pikirannya berkeliaran melihat Vio seperti itu. Vio sakit? Apa karena dia telat makan? Apa Vio lagi nahan berak?

Sedangkan Mawar melototkan matanya melihat Ale yang terus menuangkan sambal di mangkuknya. Mawar meneguk ludahnya susah payah. Ia langsung menepuk pundak Ale.

Ale menutup tempat sambal lalu mengaduk mangkuknya agar tercampur rata. Mawar semakin keringat dingin saat sendok berisi pentol itu mendekati bibirnya.

"Ayo makan." ucap Ale tanpa melihat Mawar yang tengah berkeringat. Tatapannya masih kearah Vio.

Mau tak mau Mawar membuka mulutnya dan langsung mengunyah pentol itu. Wajahnya mulai memerah. Menahan rasa pedas di lidahnya. Keringat mulai membanjiri pelipisnya. Ale menyuapi kembali Mawar.

"Kak kak Ale mi huh minum kak huh." ucap Mawar sembari mengibaskan tangannya. Lidahnya terasa terbakar.

Ale menoleh lalu memberikan minuman itu pada Mawar. Bisa Ale lihat wajah Mawar yang tengah kepedesan. Lalu beralih menatap mangkuknya. Matanya membulat melihat kuah itu berubah oranye.

"Kak pedes huhu."

Ale langsung menoleh kembali memberikan segelas es teh pada Mawar. Ia mulai panik melihat muka Mawar yang memerah.

"Lo gak suka pedes ya? Maap tadi tuangnya kebanyakan." ucap Ale meringis. Mawar langsung berdiri saat perutnya bergejolak seperti ingin berak.

"Mau kemana?" tanya Ale.

"Ke... ke toilet." Mawar langsung keluar dari kantin disusul teman-temannya masuk kedalam kantin menatap heran Mawar yang berlari sambil memegangi perut.

"Ngapa tuh bocah?" tanya Riski sembari mendekati Ale.

"Kok mukanya kayak nahan berak ya?" tambah Rangga. Mendapat toyoran di keningnya dan itu pelakunya adalah Riski.

"Ngadi-ngadi lo, eh bos bagi-bagi lah baksonya." ucap Riski langsung mencomot pentol yang berkuah oranye.

Seketika Riski membulatkan matanya. "Air! Mana air?!" ucapnya sambil mengibaskan tangannya di mulut.

Karena tak melihat minuman ada didekatnya Riski langsung menuju Mpok Sisil penjual es.

Vio menggeliat mendengar suara bising menganggu indra pendengarannya. "Berisik woy!" decaknya sambil mengucek mata.

Keempat pria itu menoleh. "Riski." jawab mereka kompak menunjuk Riski yang menegak habis es dalam plastik.

Riski yang merasa terpanggil pun menoleh. "Ngapain panggil-panggil?" tanyanya.

"Noh, katanya bu bos jangan berisik." sahut Dani.

Riski menghampiri temannya dengan wajah kesal. "Lo kenapa gak bilang heh kalau ini baksonya pedes?! ucapnya pada Ale.

"Makanya kalo mau minta itu tunggu orangnya jawab dulu. Boleh apa nggak jangan asal ambil aja," kata Ale.

"Jangan-jangan gara-gara itu Mawar jadi pengen berak?" tebak Rangga tepat sasaran. Ale menganggukkan kepalanya membuat mereka tertawa.

"Ada apa nih rame bener?" ucap Vio mendekati lima pria itu.

"Eh neng Vio, makin cantik aja mau gak jadi pacar abang?" ucap Riski tidak ditanggapi oleh Vio.

"Mampus dikacang! Lo tuh jelek gak usah sok gaya mau pacaran sama bidadari!" ucap Rangga mengejek. Riski mendengus sambil meratapi nasib.

Kentang mah bisa apa, Batinnya.

"Tadi berangkat bareng siapa?" tanya Ale.

"Cie yang udah mau ngomong sama gue." ucap Vio langsung duduk disamping Ale.

Ale bergeser membuat Vio mendengus. "Bukan muhrim." kata Ale.

"Sok-sok an lo." Vio menoyor Ale membuat sang empu mendelik kesal.

"Tadi gue berangkat sama yayang beb Au au." ujar Vio.

"Lebay!" cibir Ale.

"Lo ngiri, gue nganan." ucap Vio.

"Jangan deket-deket sama dia!" ucap Ale membuat Vio mengerutkan keningnya.

"Kenapa? Dia ganteng kok, jangan-jangan lo cemburu ya? Cie Ale cemburu." Vio menusuk-nusuk pipi Ale. Ale langsung menepis menatap datar Vio.

"Cih, ganteng juga gue kemana-mana." ucap Ale sambil mengguyur rambutnya kebelakang. Teman-temannya memutar bola matanya malas atas kepedean bosnya yang sudah akut, bahkan parah.

"Demi apapun lo alay banget, jijik gue lihatnya." ucap Vio sambil bergedik ngeri.

"Serah, pokoknya yang lo harus ingat itu lo jauhin cowok yang bernama Aufal. Titik gak pake koma." ucap Ale kembali serius.

"Kenapa sih?" tanya Vio mulai kesal.

"Lakuin aja sih, ini juga demi kebaikan lo, dan keamanan lo." ucap Ale.

"Emang ada apa sama Aufal? Dia baik kok."

Ale mendengus mendengarnya. "Sok baik dia mah," gumamnya. "Kalo lo gak mau jauhin dia, yaudah tapi gue gak mau nanggung resikonya."

-- BATAS HALUAN --

Maaf jika ada typo bertebaran:)

See you next chapter🖤!!

•Jangan lupa vote, and komen!

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 103K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
829K 71.7K 44
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
493K 39.5K 26
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
2.3M 231K 57
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?