Secret Crazy Girl [Terbit]

By TheCupedCake

9.3M 487K 72K

"Ketika musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri. " Aurora Athalla Collins, 16 tahun. Trauma masa lalu membuatn... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
28
29
30
Last
VOTE COVER & GIVEAWAY

27

119K 14.2K 1.2K
By TheCupedCake

NANTI MALEM BANGETTT😙 LINK PO ADA DI BIO AKU. GERCEP KARNA TERBATAS YAAA, KALO DI SHOPEE UDAH BEDA HARGA

Happy reading💚

Entah apa yang akan terjadi pada Ares kali ini. Baru saja Ares mendapat kabar bahwa orang suruhannya masuk ke rumah sakit. Ares benar benar tak habis pikir kenapa setiap orang suruhannya yang menemui Aurora selalu berakhir di rumah sakit?

Dan sekarang ini Ares tengah berdiri di depan pintu apartment. Antara ragu dan bimbang. Pasalnya Ares tau betul, kedatangannya kemari tak lain adalah untuk menanti hukuman yang akan di berikan oleh Aurora.

Ares merasa frustasi, kenapa jadi dia yang terlihat bersalah dan harus mendapat hukuman seperti anak kecil?

Akhirnya setelah berperang dengan batin nya, Ares memutuskan untuk memencet bel yang ada di samping pintu. Perlahan pintu terbuka menampilkan sebuah celah pada dalam ruangan yang membuat jantung Ares berdetak kencang.

Perlahan celah itu semakin melebar, dan nampaklah seorang gadis tengah tersenyum manis. Oh tidak, Ares merasakan sesuatu di balik senyum itu, dia menelan salivanya gugup.

Kenapa Ares jadi penakut seperti ini? Biasanya kalau melawan musuh yang berbadan besar saja Ares tak gentar sama sekali, bahkan dengan kematian sekalipun Ares tidak takut. Tapi di depan Aurora? Dia seakan menjadi pribadi yang lain, menurut Ares, Aurora memiliki aura yang dominan membuat lawannya mati kutu, ya termasuk Ares.

"Masuk" Kata Aurora lembut

Ares dengan hati hati mulai melangkahkan kakinya memasuki apartment itu. Langkahnya sangat pelan dan terus mengekor di belakang Aurora. Entah dia akan di bawa kemana, tapi Ares yakin ada sesuatu tak terduga menantinya

Sepanjang jalan Ares mengamati setiap sudut apartment Aurora. Terlihat rapi dan cukup nyaman, sepertinya Aurora selalu merawatnya

Sampai di sebuah pintu berwarna merah, Aurora membukanya perlahan. Menimbulkan decitan yang cukup nyaring, seperti tidak pernah di buka

Cittt

Gelap, tidak ada cahaya sedikitpun masuk ke ruangan itu. Ares juga tidak melihat keberadaan Aurora. Tapi malah terdengar suara pintu terkunci membuat Ares panik. Lihat Ares hanya panik dengan apa yang bersangkutan dengan Aurora. Andai saja dia sedang melawan musuh dengan kondisi gelap seperti ini, pasti Ares akan dengan tenang menghadapinya

"Ra..." Panggil Ares

"Aurora lo dimana?" Kata Ares lagi seraya meraba raba sekitar barangkali menemukan saklar lampu

"Ra lo jangan aneh aneh plisss"

"Woy raa..."

"Ares..." Panggil Aurora lembut

Ares celingak celinguk mencari keberadaan Aurora tapi nihil

"Ares" Panggil Aurora lagi

"Lo dimana ra?" Teriak Ares

"Tenang Ares, jangan panik gue ada" Kata Aurora

"Lo dimana?" Kata Ares lagi

"Tenangin diri lo Ares, disituasi seperti ini lo hanya butuh ketenangan" Kata Aurora. Kata kata itu seperti sebuah wejangan, dan Ares perlahan mulai tenang

Dor

Dor

Bunyi tembakan kembali membuat Ares panik

"Ra.." Panik Ares

"Gue bilang tenang Ares" Titah Aurora

Dor

Dor

Semakin lama bunyi itu semakin jelas, Ares berusaha tetap tenang seperti yang Aurora bilang tadi

"Cari pusat bunyinya Ares, dengan itu lo bisa tau dari mana peluru itu di tembakan" Kata Aurora

Dor

Dor

Dor

Ares memejamkan matanya dan mulai mencari di mana pusat bunyinya, keadaan yang gelap seperti ini membuatnya semakin sulit, bahkan Ares dari tadi hanya mendengar suara Aurora saja tapi tidak melihat orangnya

"Sudah Ares?" Tanya Aurora membuat Ares mengangguk walaupun Aurora tidak melihatnya tapi Aurora yakin pasti Ares sudah bisa menemukan pusat bunyinya

"Sekarang apa yang akan lo lakuin jika ada tiga peluru menuju kearah lo" Tanya Aurora

"Menghindar" Kata Ares mantap

"Yakin bisa? Kalau lo hanya bisa menghindari salah satunya, gimana?" Tanya Aurora lagi

"Gue bakal hindarin peluru yang potensinya paling besar menyebabkan kematian" Kata Ares tanpa ragu

Di ujung sana Aurora tersenyum "kalo gue bilang peluru pertama menuju ke arah kepala lo, peluru kedua menuju ke jantung lo, dan peluru ke tiga menuju ke perut lo, yang mana yang bakal lo hindarin?" Cerca Aurora

Ares terdiam, ketiganya sama sama berbahaya, membuat Ares bingung. Tapi kalau di tanya yang paling bahaya maka Ares akan menjawab

"Gue hindarin yang menuju kepala" Kata Ares mantap. Karena dalam pikirannya kalau jantungnya tertembak bisa saja dia mencari donor jantung. Tapi kalau kepala, tidak bisa di donor

Prokk

Prokk

Prokk

Aurora bertepuk tangan membuat Ares bingung, apakah jawabannya salah?

"Bagus Ares, cukup untuk hari ini, sekarang waktunya hukuman" Kata Aurora

Ares terkesiap, dia kira tadi itu hukumannya tapi ternyata belum sama sekali, what the hell?!

Tak

Saklar lampu menyala, ruangan gelap itu seketika menjadi terang, Ares mengerjabkan matanya menyesuaikan cahaya. Matanya meneliti setiap penjuru ruangan. Kosong, tidak ada apa apa disini, lalu tadi apa? Kenapa pada saat Ares meraba raba tembok, seperti ada senjata senjata tajam? Mungkin hanya halusinasinya saja.

Aurora berjalan menghampiri Ares yang masih berdiri kaku "ayo, ngapain lo disini" Ajak Aurora membuat Ares tersadar

Ares berjalan mengikuti Aurora, sampai di depan pintu Aurora kembali mengunci ruangan itu. Setelahnya mereka berjalan menuju ke ruang tv

Aurora menyalakan tv dan duduk di sofa diikuti Ares yang bingung akan melakukan apa

"Jangan pernah melupakan setiap kata yang gue berikan tadi Ares" Kata Aurora

"Iya" Singkat Ares

"Sekarang waktunya hukuman" Kata Aurora semangat tapi tidak dengan Ares yang merenggut

"Emangnya gue ngapain pake di hukum segala?" Tanya Ares datar

"Lo nggak tau kesalahan lo?" Tanya Aurora dengan mata memincing

"Gue nggak ada kesalahan" Kata Ares

"Gue peringatin ya! Berhenti nyuruh cunguk cunguk bodoh lo itu ngikutin gue, atau lo bakal tanggung akibatnya" Ancam Aurora, tanpa sadar Ares mengangguk

Cup

Aurora mengecup bibir Ares tiba tiba, membuat Ares menatapnya tajam

"Hukuman pertama" Kata Aurora santai

"Ck, modus ya lo!" Decak Ares

"Eitss...nggak boleh protes sayang" Kata Aurora

"Huft...jadi hukuman selanjutnya apa?" Tanya Ares

"Peluk gue selama 30 menit" Enteng Aurora membuat Ares mendelik

"Heh enak aja lo" Kata Ares tak terima

"Ouhh atau lo mau gue tambahin warna ungu di muka lo" Kata Aurora

"Enggak enggak" Kata Ares spontan menutupi wajahnya

"Yaudah peluk" Kata Aurora merentangkan tangannya

Grepp

Terpaksa Ares memeluk Aurora dengan erat yang dibalas tak kalah erat oleh Aurora

Hangat. Batin keduanya tanpa sadar

Tangan mungil Aurora mengelus kepala Ares lembut, namun kali ini Ares tidak protes malah semakin mengeratkan pelukannya

"Ares..." Panggil Aurora

"Hmm" Gumam Ares tidak jelas karena kepalanya berada di ceruk leher Aurora

"Gue mau ngomong serius sama lo" Kata Aurora

Ares tengah asik menghirup wangi vanila yang ada di tubuh Aurora, entah kenapa membuat Ares tenang

"Apa?"

"Gue mau lo menjauh dari boneka santet!" Kata Aurora

"Boneka santet?"

"Iya si Anabel" Kata Aurora dengan bibir mengerucut

Tanpa sadar Ares mencium Aurora tepat di bibirnya. Seakan tersadar Ares buru buru memalingkan wajahnya, sedangkan Aurora kini pipinya memerah dan matanya melotot

"ARESSS TANGGUNG JAWAB LO, JANTUNG GUE DUGEM" teriak Aurora di telinga Ares membuat sang empu menutup telinganya rapat rapat

"Toa" Cibir Ares

"Heh, sekarang lo berani cium cium gue" Goda Aurora

"Apasih" Ares memalingkan wajahnya

Aurora buru buru kembali memeluk Ares dengan erat karena tadi sempat terlepas saat Ares menutup telinganya. Ares yang malu pun menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Aurora

Akhirnya mereka menghabiskan waktu sambil berpelukan sampai ketiduran








****
Jangan lupa tekan bintang ⭐
See you next part👋
Love you all 💚🧡💛💙💜🖤♥

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 432K 66
Menuangkan kisah rumit antara Regatra Anggradirgana dan Karnaya Ralnadhiya adalah sesuatu yang menantang. Psikopat imut seperti Gatra yang terlihat h...
Failed By kimna

Teen Fiction

24.7K 1.3K 37
Aku akan melindungimu tapi, gagal! Aku tidak bisa menepati janjiku - He Menjadi orang penting harus selalu dihadapkan pada 2 pilihan. Sukses atau gag...
471 129 18
Aku merasa jika hidupku tidak berguna dan tidak ada harganya. Tetapi hal itu tiba-tiba saja berubah, aku yang awalnya merupakan manusia tidak berdaya...
101K 4.4K 17
Bagaimana pengalaman mu saat pertama kali masuk SMP dan mulai menyukai kakak kelas? Dan apa reaksi teman-teman sekelas mu saat mengetahui hal itu? ...