Secret Crazy Girl [Terbit]

By TheCupedCake

9.3M 487K 72K

"Ketika musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri. " Aurora Athalla Collins, 16 tahun. Trauma masa lalu membuatn... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Last
VOTE COVER & GIVEAWAY

14

131K 15.5K 4.6K
By TheCupedCake

Happy reading 💜

"ARES, ARES, ARES!" Teriakan melengking seorang gadis, membuat Ares dan para sahabatnya yang sedang berjalan di koridor kompak menoleh.

Dapat Ares lihat, gadis gila yang selau mengejar dirinya tanpa lelah itu menghampiri mereka dengan wajah panik.

Ares membuang muka, malas bertatapan dengan gadis tersebut. “Apa?”

Aurora tak langsung menjawab, melainkan masih sibuk mengatur napasnya yang memburu lantaran berlari tadi.

"Tenang, Ra. Tarik napas, buang. Tarik napas, buang," instruksi Darren yang dituruti oleh gadis itu.

"Kenapa, Ra, lo di kejar anjing?" tanya Rey saat Aurora sudah tenang.

"Kenapa ya tadi?" gumam Aurora sembari mengingat.

"Oh, iya! ASTAGA ARES GAWAT!" pekik Aurora.

Ares berdecak seraya mengusap telinganya yang berdengung. "Ck, apasih?"

"Itu ... anu." Aurora menggaruk tengkuknya, bingung ingin menjelaskan kejadian yang ia lihat tanpa sengaja tadi.

"Anu apa? Anu lo gatel?" tanya Rey dengan tatapan yang menyebalkan. Ares meliriknya sekilas dengan mata memicing.

"Itu, di taman belakang, aduh...pokoknya ayo liat sendiri!"

Setelah mendapat intruksi dari Ares untuk mengikuti Aurora, mereka pergi ke taman belakang sesuai yang dikatakan gadis itu.

Para remaja itu dibuat tak menyangka dengan apa yang mereka lihat saat ini. Mereka masih terdiam dengan mata membulat dan tubuh yang seolah kaku. Segera mungkin Ares menutup mata Aurora agar tidak melihat hal tidak senonoh di depan mereka.

"Ishh Ares lepas, Rara pengen liat!" bisik Aurora sambil berusaha melepaskan tangan Ares dari matanya.

"Nggak usah, lo masih kecil!" bisik Ares tegas tak ingin dibantah.

Kedua orang yang menjadi tontonan para remaja itu masih asyik dengan kegiatan mereka. Darren mengepalkan tangan kuat-kuat, wajahnya tampak memerah lantaran emosi.

"Anjing, ternyata dia penghianat!"

Rey menepuk pundak sahabatnya yang kini memalingkan wajah dengan napas memburu. Arthur dan Ares hanya diam, tak tahu harus berkata apa. Lagi pula, mereka tidak pandai berkata manis untuk menetralkan emosi Darren.

"Mending kita pergi dari sini." Aurora berucap setelah Ares melepaskan penutup matanya. Dua sejoli tadi pun sudah pergi setelah melakukan aksi terlarang tadi.

Para pemuda di sana mengangguk tanpa suara. Yang paling menonjol adalah ekspresi marah bercampur kecewa Darren. Nampaknya, pemuda itu yang merasa paling dirugikan saat ini dengan kejadian tadi.

"Kita akan membuat mereka mati perlahan. Biar aku tunjukan membalas dendam dengan cara yang manis." Aurora bergumam disela langkahnya. Suaranya sampai ke telinga para pemuda disampingnya.

Mereka menoleh pada Aurora. Ekspresi macam apa itu? Tatapan dingin yang kosong serta senyum penuh makna, sangat bukan Aurora sekali.

Auranya seperti tidak asing.

Aresmenatap Aurora dengan lekat, mencoba menelisik sesuatu dalam gadis itu. Ia sejenak merasa tidak mengenal gadis di sampingnya.

"Siapa lo sebenarnya?" tanya Ares spontan.

Aurora mengerjab beberapa kali, raut gadis itu kembali seperti biasanya, terkesan bodoh dan naif menurut Ares. "Aurora."

"Lo nyembunyiin sesuatu?" Ares menatap curiga pada gadis di depannya.

"Apa, sih? Orang Rara biasa aja." Aurora memasang raut bingung.

Arthhr segera melerai perdebatan kecil itu. "Udah mending kita pergi, nanti kita urus wanita sialan itu,"

Ares pun menghela napas dan kembali melangkah dengan pikiran yang bercabang kemana-mana. Mereka berjalan dalam diam, bahkan Darren pun sepertinya akan menjadi pendiam mulai sekarang, entah sampai kapan. Karena partnernya sedang mode galau, Rey pun tak banyak bicara.

"Btw tadi mereka pada ngapain?" tanya Aurora memecah keheningan.

"Ena ena, Ra," balas Rey tanpa beban.

"Hah? Ena ena?" beo Aurora.

"Iya, mereka bakal buat anak," kata Rey makin ngawur.

"Oh, Rara juga pengen buat anak," ucap Aurora antusias.

"Lo masih kecil mana boleh, harus nikah dulu!" Ares bersungut-sungut.

"Yaudah ayo kita nikah biar bisa buat anak!" ajak Aurora pada Ares yang dihadiahi sentilan dahi oleh pemuda itu.

Tuk!

"Aishhh sakit." Aurora mengelus dahinya.

"Jangan ngomong sembarangan!" ketus Ares, langsung pergi meninggalkan Aurora diikuti teman-temannya. Aurora masih terbengong mencerna apa yang terjadi.

"Ena ena? Brati rasanya enak dong?" gumam Aurora pelan kemudian mendongak lalu melotot karena menyadari mereka sudah meninggalkan nya.

"ARES, AYO KITA ENA ENA!!" teriak Aurora membuat seluruh murid berbisik bisik. Ares yang belum jauh pun menutup wajahnya menahan malu. Arthur, Darren, dan Rey menahan tawa geli mereka.

"AURORA BICARA APA KAMU?" teriak Bu Dina murka.

"Mampus," gumam Aurora.

***

Sekarang ini Ares dan yang lainnya sedang berada di kantin setelah memergoki kedua orang yang tengah melakukan 'itu' sambil membahas Alleric.

"Gila si Aurora urat malunya udah putus kali, ya." Tawa Rey pecah sambil memukul mukul meja.

"Sumpah gue ngakak pas dia teriak kaya gitu, bwahahaha," lanjutnya .

"Terlalu polos jatuhnya malah bego." Tak henti-hentinya Rey menertawakan Aurora. Arthur hanya menggeleng pelan dan kembali fokus pada komiknya. Darren sedari tadi tampak masih diam dengan ekspresi murung.

"Gila malu-maluin anjing!" ketus Ares.

"Bwahahaha...."

"Berisik lo Reyot!” Darren menendang kaki Rey dibawah meja. Suasana hatinya sedang mendung.

Rey menghentikan tawanya dan menatap Darren. "Santai, Bro. Galau ya lo? Lupain aja kali, cewek masih banyak. Lo kan buaya," ejeknya

Tawa Rey kembali pecah saat melihat wajah Darren yang masam. Jarang-jarang mereka Darren galau karena seorang perempuan .

"Boleh gabung?" tanya seorang gadis tiba-tiba menyambar.

Mereka menoleh ternyata di sana terdapat Fani, Adel, Valen, dan juga Kinar di belakang nya tapi mereka tidak datang bersama, kebetulan tadi ketemu.

"Boleh," balas Rey singkat.

"Makasih." Kinar tersenyum.

"Hm," singkat Rey.

Ares dan Arthur hanya diam dengan wajah datar mereka. Entah hanya perasaan para perempuan atau memang benar, tapi wajah mereka semua tidak bersahabat bahkan Darren dan Rey yang biasanya nyerocos pun hanya diam.

"Kalian liat Aurora nggak?" tanya Valen memecah kecanggungan.

"Nggak," jawab mereka serempak.

"O-oh."

Hening, seketika mereka merasa canggung, mungkin hanya para perempuan  yang canggung. Sedangkan Darren sudah mati-matian menaham diri untuk tidak menonjok salah satu diantara mereka saat mengingat kejadian di taman belakang tadi.

"ARES!!" teriak seorang gadis yang sudah tidak asing lagi.

"Huh ... capek bagi minum." Aurora langsung menyerobot minum milik Arthur.

"Gak sopan!" cetus Arthur datar.

"Yaelah Arthur, sesekali beramal sama orang cantik gapapa kali."  Aurora langsung duduk di samping Ares.

"Sok cantik," cibir Ares.

"Eh, Ares, hehe," sapa Aurora yang tak mendapat balasan dari Ares.

Aurora seketika tersadar ternyata ada Fani, Adel, Valen dan juga Kinar disini. Pantas saja dia merasakan aura tidak bersahabat dari Ares dan para sahabatnya.

"Ares tau nggak kalau orang terdekat itu bisa jadi penghianat." Aurora memulai sindirannya.

"Tau," jawab Ares seraya menyeringai, membuat salah satu diantara para perempuan di meja itu membeku.

"Musuh yang pintar lebih baik dari teman yang payah." Setelah mengatakan itu, Aurora langsung pergi begitu saja.

Ares dan para sahabatnya tertegun. Kalimat itu adalah kalimat yang sama dengan yang diucapkan Alexander tentang Athalla. Mereka saling pandang, lalu kemudian ikut pergi tanpa pamit pada para perempuan.

Apa mereka udah mulai curiga? Sial.

***

Ares dan para sahabatnya kini memutuskan menemui Alexander di mansion pria baya tersebut untuk memastikan kalau yang mereka kira itu benar.

"KAKEKK!!" teriak Ares di depan pintu.

"Kenapa berteriak?" tanya Alexander seraya menuruni tangga.

"Kami mau bicara serius, Kek," ucap Ares.

"Duduk!" titah Alexander. Mereka segera mendudukkan diri masing-masing diatas sofa.

"Apa yang mau kalian bicarakan?" tanya Alexander.

"Kita sepertinya sudah menemukan siapa Athalla," kata Ares to the point.

"Oh ya? Siapa?" tanya Alexander dengan sedikit seringai samar.

"Aurora Queensha."

Alexander tersenyum dalam hati, tapi dia akan sedikit bermain dengan ini.

"Bagaimana kalian yakin? Namanya saja tidak ada mirip-miripnya." Alexander menyangkal.

"Dia mengucapkan kalimat itu, Kek." Arthur ikut berucap.

"Hmm bisa saja dia hanya mengarangnya."

"Sebenarnya kita juga belum terlalu yakin," gumam Ares  seraya menghembuskan napas.

"Kalian mau tau ciri fisiknya?" tanya Alexander membuat mereka mengangguk.

"Dia memiliki bola mata berwarna amber," kata Alexander. Mereka termenung, bukannya bola mata Aurora berwarna hitam legam?

"Dia punya rambut merah kecoklatan," lanjut Alexander. Mereka kembali berpikir, Aurora memiliki rambut coklat tua, bukan merah kecoklatan.

"Dan yang pasti dia polos, walau sedikit aktif." Alexander sedikit tertawa.

Mereka memikirkan kembali, Aurora itu polos dan sangat aktif. Jadi dia hanya memiliki satu ciri yang disebutkan Alexander.

"Jadi? Apakah Aurora memiliki ciri seperti yang Kakek sebutkan?" Alexander menatap mereka satu persatu.

"Hanya karakternya, rambutnya coklat tua dan bola matanya hitam legam." Ares kembali menghela napas.

Ada dua orang yang tersenyum miring saat mendengarnya.

'Penyamaran yang sempurna,' batin dua orang pria berbeda usia itu.

"Fokus Ares, sudah Kakek bilang terkadang sesuatu itu tidak seperti apa yang terlihat." Alexander menepuk bahu Ares.

Mereka mendesah pasrah. Mungkin memang hanya kebetulan tadi Aurora berkata seperti itu. Lagian Ares terlalu terburu-buru dalam menyimpulkan.

Maaf, belum waktunya kamu tau.

******
Follow Instagram:

@lalae_mtrsr

@auror_aathalla

@aresaldbrn

@arthurrajanendra

@darre_nganteng

@adimasreynaldo4

@allericcrew

Continue Reading

You'll Also Like

729K 51.4K 39
Premannya kek elu mah,gua rela di cegat 24/7 :) .ehh #47inRandom(12/06/18) #2inKangDaniel(6/12/18) #11inRandom(6/12/18)
1.8M 19.1K 9
VOTE DAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA Kaluna, siapa sih yang enggak kenal sama gadis bocel yang satu ini. Namanya sudah begitu terkenal diarea sekolah...
4.2M 127K 87
WARNING ⚠ (21+) 🔞 𝑩𝒆𝒓𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 �...
9.4M 553K 54
Keira Alexandria McKenzie Cantik, muda, berbakat, terkenal. Banyak laki-laki mengantre untuk menjadi pacarnya, namun Keira tidak pernah memikirkan ha...