Einstein Student (On Going)

By Virgou_99

160K 29.2K 3.6K

[FOLLOW SEBELUM BACA] Bagaimana rasanya jika kalian sekolah di SMA ternama dunia? Persaingan yang sangat keta... More

Warning⚠️
About EHS
Part1|| Akomodasi💫
Part 2 || Ajudikasi
Part 3|| Eliminasi
Part 4|| Koersi
Part 5|| Konversi
Part 6|| Stalemate
Part 7|| Arbitrase
Part 8|| Displacement
Part 9|| Mediasi
Part 10|| Konsiliasi
Part 11|| Segregasi
Part 12|| Kompromi
Part 13|| Diskriminasi💫
Part 14|| Afeksi💫
Part 15|| Asosiasi💫
Part 16|| Antropologi💫
Part 17|| Retraksi💫
Part 18|| Predisposisi💫
Part 19|| Sedisi💫
Part 20|| Ratifikasi💫
Part 21|| Quasi💫
Part 22|| Koherensi💫
Part 23|| Kontravensi💫
💫💫💫
Part 24|| Represi💫
Part 25|| Mistifikasi💫
Q
Part 26|| Legislasi💫
Info
Part 28|| Askripsi💫
Part 29|| Strukturasi💫
Part 30|| Asumsi💫
Part 31|| Simbolisasi💫
Part 32|| Konfigurasi💫
Part 33|| Improvisasi
Part 34|| Resistensi💫
Part 35|| Regulasi
-
Just read
Part 36|| Klarifikasi💫
Part 37|| Koersif💫
Part 38||Pretensi💫
Part 39|| Revokasi💫
NEWS‼️

Part 27|| Legitimasi💫

2.5K 657 54
By Virgou_99


"Pandangan buruk seseorang terhadapmu hanya mampu di ubah dengan menunjukan kemampuanmu."

Einstein


Ada kabar buruk katanya. Terkhusus untuk hari ini di sekolah Einstein High School, pada tanggal 22 November 2020, pukul 08:00 menjadi catatan sejarah yang menggemparkan seluruh murid.

Bahwa ... Hari ini mereka bebas. Tidak belajar efektif seperti biasanya. Bayangkan saja, sudah puluhan tahun lalu EHS berdiri, baru detik ini sekolah tersebut mengalami yang nama nya free time.

Bagi kebanyakan sekolah biasa, ini sebuah kabar baik kan?

"TIDAK!"

"Kenapa jamkos? Aku gak terima!"

"Mrs Anna mengumumkan itu di speaker tiga menit yang lalu."

"Ini tidak bisa di biarkan. Kumpulkan seluruh murid dari kelas Merkurius sampai Pluto! Segera berkumpul di lapangan utama."

"Lima menit dari sekarang! C'mon!!"

Seluruh murid Venus berhamburan keluar dari kelas dengan langkah tak santai. 

"That's Wonderfully," ucap Kenneth ketika melihat seluruh murid EHS sudah berkumpul di lapangan.

"Ken dimana payungku, aku nanti kepanasan. Kulitku sensitif, nanti langsung terbakar jika kena matahari." Gideon merajuk pada Kenneth, ia masih berdiri di ujung tangga di saat yang lain tengah ricuh.

"Ah kau ini menyebalkan, ayo turun. Apa kau vampir takut dengan matahari? Dasar payah!" maki Kenneth sambil menarik tangan Gideon dan membawanya ke lapangan. 

"OMG Ken!!! Daddyyyyy," teriak Gideon.

Kenneth tidak peduli, "dasar anak manja!" ucapnya sambil bergidik jijik melihat nya.

Akhirnya Gideon pasrah, sepertinya nanti malam ia akan melakukan perawatan maksimal. Hari ini kulitnya terbakar matahari, dan semua itu gara-gara Kenneth.  

Kenneth jahat!! 

Suara langkah dari ribuan murid EHS bergemuruh memenuhi gedung Einstein High School. Mereka berkumpul di lapangan utama dan tak lupa membawa poster bertuliskan;

'STOP EMPTY TIME'

'WE WANT TO LEARN!'

'RESTORE LEARNING EFFECTIVENESS!'

Terlebih para murid dari kelas-kelas atas, mereka berdiri paling depan mewakili seluruh murid kelas bawah. Demo besar-besaran terjadi, seluruh murid tidak terima jika hari ini aktivitas belajar mereka berganti menjadi jam kosong.

"Ini gila! Benar-benar gila, seumur hidup gue baru kali ini liat siswa demo karena mendapat jamkos?" Shanz bergumam sambil mengamati mereka di bawah sana, ribuan kepala nya sudah terlihat seperti semut saja.

"Hey, was machst du hier? Komm runter, du Idiot!" teriak Evelin menggunakan bahasa Jerman. Ia menarik Shanz dan menyeretnya menuju lapangan.

(Hei sedang apa kau disini? Ayok turun, dasar bodoh!)

Shanz tidak sempat memberontak, bahkan minuman yang sedang di nikmati nya tumpah.

Sekarang Shanz sudah berada di lapangan, ia berdiri di tengah-tengah ribuan orang yang tengah melakukan demo. Rasanya ingin menghindar saja, tapi Evelin menggandeng tangan nya erat.

"Ups stupid girl from Pluto Class," seseorang berpapasan dengan Shanz tiba-tiba berbisik seperti itu sambil menatap pin nya.

Sialan!

Shanz menarik kerah nya sebelum benar-benar pergi. Laki-laki itu tersungkur di bawah sana, lalu berbalik menatap Shanz.

"Kau memang pantas menjadi murid Pluto, kelakuanmu sangat rendahan!" ucap nya.

Shanz yang tidak terima dengan perkataan itu, ia segera menarik pin yang menempel pada jas orang itu.

"Kau lebih tidak pantas menggunakan pin ini sebagai identitas mu," Shanz menjatuhkan pin lambang Planet Merkurius di hadapan nya.

Tentu saja hal itu mengundang banyak perhatian orang. Satu-persatu orang mengalihkan perhatian nya pada mereka berdua.

"Shanz! Apa yang kau lakukan?" bisik Evelin.

"Dia yang memulai nya," ucap Shanz.

Evelin berusaha menarik tangan Shanz untuk pergi dari sana. Akan tetapi Shanz tetap mematung di tempat itu. Kedua pasang mata nya kini tengah bertatapan dengan siswa yang mengusiknya.

Bagaikan mata macan dan elang. Sama-sama siap bertarung dan mengigit satu sama lain.

"Posisi kelas ku lebih baik daripada kamu, setidaknya bersikaplah sopan."

"Bersikap sopan terhadap seseorang bukan dari posisinya, melainkan dari bagaimana dia memperlakukanku!" ucap Shanz, "apa orang sepertimu pantas ku hormati? Memang pantas, tapi sikap anda sendiri yang membuat saya juga bersikap seperti ini."

"Ada apa ini?"

Suara instruksi dari depan sana kembali mengalihkan perhatian, Mrs Anna berdiri di depan kantor sekolah.

Kemudian seluruh murid berdemo lagi seperti sebelumnya, suara semakin ricuh dan tak terkendali. Seluruh murid yang berdesakan menghentikan perdebatan Shanz dengan Siswa Merkurius tadi.

Di tengah keramaian itupun, Shanz sempat melihat Lucas. Namun ketika hendak menghampirinya, Lucas menghilang di antara ribuan manusia. Ia ingin mengejarnya, akan tetapi untuk bergerak pun sangat sulit, bahkan dengan Evelin saja berpisah.

Entah dimana bule cerewet itu, Shanz tidak tahu.

Beberapa lama kemudian, demo semakin mereda. Semua murid mulai kembali ke kelasnya masing-masing, sedangkan Shanz masih berkeliling sekolah mencari Lucas.

***

"Di tengah kericuhan saja kamu masih sempat berdebat dengan Bagas," Alexa menghampiri Shanz yang kebetulan bertemu di koridor.

"Jadi nama laki-laki itu Bagas?" tanya Shanz.

Alexa mengangkat kedua alisnya sambil membenarkan poni nya. "Om Xeno tidak mau mendengar lagi keributan apapun yang kamu buat, jadi berhentilah membuat onar! Apalagi berurusan dengan murid Merkurius."

"Apa salah gue? Lo tau sendiri kan Lex, gue gak pernah memulai kalau gak di usik duluan."

"Aku paham. Tapi setidaknya kontrol emosimu!" ucap Alexa.

Shanz menghentikan langkah nya, ia berdiri di depan Alexa sehingga posisi nya saat ini tengah berhadapan.

"Lo kan genius Lex, coba Lo pikir pake logika dan bayangin Lo yang ada di posisi gue. Pasti Lo juga gak bakal terima kalau di rendahin kayak gitu," Shanz berkata demikian dengan emosi yang menggebu-gebu. Ia sangat geram dengan Alexa, mengapa sepupunya itu tidak mengerti?

Alexa tersenyum tipis, ia menatap wajah Shanz dengan tenang.

"Salah besar. Jika aku ada di posisimu aku tidak akan marah seperti itu," ucap Alexa yang membuat Shanz mengerutkan kening nya.

Alexa kembali melanjutkan, "justru aku akan belajar lebih keras lagi agar mampu menyamakan posisiku dengan mereka. Maka dari itu, mereka akan bungkam dengan sendiri nya tanpa ku perintah."

"That's simple?" Tanya Shanz. 

Alexa tidak menjawab, ia melanjutkan langkah nya kembali di ikuti Shanz di belakang nya.

"Jangan buang-buang energi dengan cara memarahinya. Pandangan setiap orang akan semakin buruk terhadapmu jika terus bersikap seperti itu."

"Berhenti melakukan hal sia-sia, karena orang genius tidak pernah membalas perlakuan seseorang dengan cara yang sama seperti yang di lakukan orang itu kepada kita."

"Lalu kenapa laki-laki sialan itu bisa lolos ke kelas Merkurius, sedangkan sikap nya saja tidak jauh berbeda denganku bukan?" gerutu Shanz.

"Ya. Memang betul begitu, tapi aku juga tidak tahu mengapa dia bersikap demikian." Alexa memasuki esclataor dan menuju kelas nya. Sedangkan Shanz masih berdiri di sana.

"Kamu tidak mau ke kelas?" tanya Alexa.

Shanz hampir saja mengangguk jika ekor matanya tak menangkap kehadiran seseorang yang sedari tadi di cari nya.

"Tidak. Aku ada urusan," ucap Shanz buru-buru. Ia langsung berlari meninggalkan Alexa yang masih menatapnya dengan heran.


Voteee yaaaa
Makin banyak vote, makin cepet up!!

Yang gak vote jangan komen "kak cepet up ya😴"

Oh iya aku udah janji bakal Tripel Up, tapi satu part nya lagi nanti malam ya. Itupun kalau gak ada kendala🌚

Spam up here!!


















Continue Reading

You'll Also Like

567K 7.1K 23
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
1.1M 83.9K 40
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
1.2M 110K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
805K 61.1K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...