MFLJ (Discontinue).

By chiscakeu

20.8K 816 56

Cerita awal mula pacaran.. Sampai ke jalan pernikahan. Satu per satu rahasia Jimin terbongkar dengan lancar... More

01💙
02💙
03💙
04💙
05💙
06💙
07💙
spesial.
08💙
09💙
10💙
11💙
12💙
13💙
14💙
15💙
16💙(spesial chap)
17💙
18💙
19💙
20💙(Spesial!)
21💙
22💙
23💙
bukan up:)
24💙
25💙
26💙(Baby park🐣).
27💙
28💙(Bca aja).
30💙
31💙
32💙
33💙
Mistery : 01
Mistery : 02
Mistery : 03
34💙
35💙
36💙
37💙
38💙
39💙
40😭🔞
41
42
43
hai?

29💙

320 15 0
By chiscakeu

Happy reading><

Warning : Chapter terpanjang. Jangan bosen ndee?>< Chap kali ini gak ada Bonus nde? Pokonya jangan bosen😕😢

===========
Enjoy this
===========

Masih masa lalu jimin...

Seiring berjalannya waktu keduanya bahkan sering dikabarkan oleh sebagian siswa yang menjadi teman atau siswa yang melewati mereka, Keduanya dianggap memiliki hubungan khusus.

Jimin menganggap semua omongan siswa siswa yang disana hanyalah angin lalu, Tapi tak tau dengan EunYa.

"Jimin, Mampir dulu ya? Ada yang ingin aku tanyakan..." Ujar EunYa tiba - tiba membuat jimin mengerutkan keningnya. Tanpa pikir panjang ia menyetujuinya, Dan mengikuti EunYa masuk menuju apartementnya.

Cklek!

Pintu terbuka menampakan suasana apartement yang begitu bersih serta rapih, Ditambah dengan balkon yang langsung menuju pemandangan kota Amerika.

EunYa menyuruh jimin duduk terlebih dahulu, Ia ke dapur untuk membuatkan jimin minuman dingin. Jimin menelaah semua sisi yang ada disini, Terdapat beberapa buku tebal didekat Televisi dihadapannya.

Ia yakin EunYa anak yang rajin, Tersenyum kecil lalu mulai mengangguk paham.

"Ini diminum.." Suara EunYa membuyarkab penglihatan jimin, Dengan segera ia mengangguk lalu mengambil gelas berisi minuman tersebut. Meneguknya sekali.

"Kau menusuk Namja yang akan memperkosaku?" EunYa memelankan kalimat terakhir membuat jimin tersedak, Karna merasa bersalah EunYa terburu - buru membantu jimin dengan memukul pelan pundak belakangnya.

"Uhuk.. Uhuk, Dari mana kau tau?" Setelah batuk Nada ucapan jimin berubah menjadi dingin serta mengelap sisa air dipinggiran bibirnya dengan perlahan, Mata Tajam jimin seolah menakutkan bagi EunYa.

"A-ano.. Aku tak sengaja mengintip beberapa minggu lalu jim, Jangan marah. Aku mohon, Dan--dan jangan apa²kan aku." EunYa menunduk sambil menempelkan kedua tangannya memohon - mohon pada jimin, Jimin menghela napas lalu mulai memperhatikan tingkah konyol EunYa.

"Berhenti! Ya memang kenapa, Kau takut hem? Aku melakukan hal yang sama?" Ucap jimin tanpa sadar ia menyelipkan seringaian kecil diakhir ia berbicara.

"Tidak aku tidak takut sama sekali. Yak.. Ku bilang pergi dari sini Sialan! Aku sudah bilang aku tak mau membantu mu!!" Tiba - Tiba saja EunYa berteriak marah entah apa? Pada jimin yang memandangnya tak percaya.

"Ka-kau kenapa? Eoh.." Jimin terkejut, Ingat hanya terkejut. Heol? Orang sepertinya takut!? No! Akan taruh dimana nanti harga dirinya.

/Tarik sist.. Semongko!/.

*oke abaikan:'>

Jimin dengan cepat berdiri dari duduknya membuat EunYa menyadari perbuatan spontan jimin, Ia menahan tangan kanan jimin yang akan pergi.

"Kau mau kemana?" Tanyanya sambil menaikan satu alisnya, Jimin menatap gadis itu datar.

"Aku minta maaf, kau pasti terkejut aku.. Anak indigo. Aku bisa melihat makhluk tak kasat mata, serta aku bisa melihat masa depan." Ucap EunYa sambil menyuruh jimin kembali duduk, Jimin hanya menatapnya penuh minat berharap gadis didepannya mau melanjutkan ucapannya.

"Kau tau.. Selama ini aku selalu memakai Soflens(?) Setiap hari. Karna apa?" EunYa beringsut membuka kacamata yang selalu berteger dimatanya dengan perlahan, Kedua bola matanya berwarna Coklat sedikit hitam.

Kemudian ia dengan perlahan melepas kedua Soflens Yang berada dalam matanya dengan perlahan, Jimin memandang tak percaya pada sosok didepannya.

Mata EunYa yang berwarna Coklat telah berganti saat itu juga, Sebelah mata kanannya berwarna Biru.. Sebelahnya lagi berwarna Hijau.

"Huft.. Saat aku berusia 11 tahun, Tepat saat aku menginjakkan kaki ku di rumah nenek. Aku senang bisa berada disana dengan keluarga yang masih utuh. Tepat saat itu juga.. Aku melihat seorang anak kecil menyerupaiku. Maksudku berusia sama denganku. Hingga saat itu aku selalu bermain dengannya dan teman²nya, Jika aku mengunjungi rumah nenek. Kadang kala aku akan menginap bersama Nenek disana.." EunYa menghela napas sebentar lalu mulai mendongak untuk memperhatikan reaksi jimin.

"Keluarga ku curiga.. Karna selama aku dirumah nenek, Aku selalu kelihatan sedang mengobrol dengan seseorang. Aku tak tau kalau mereka ialah Makhluk halus, Karna mereka begitu nyata bagiku. Sejak saat itu jika aku sedang sekolah.. Aku selalu dikatai gila atau sebagiannya. Setiap hari bahkan bertahun - tahun aku selalu berbicara sendiri. Hingga saat itu aku menutup diri, Memotong rambut panjangku dan tepat saat aku berusia 16 tahun.." EunYa menunduk meremas Rok sekolahnya dengan gemas, Isakan keluar dari Bibir tipisnya.

Membuat jimin kebingungan. Ia tak salahkan?

"Aku bermimpi bahwa eomma bertabrak oleh truk disampingnya... Mimpinya begitu nyata, Hingga tepat 1 minggu kemudian kejadian itu benar - benar terjadi. Eomma meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit, Semenjak saat itu aku trauma. Aku bahkan mengurung diri dikamarku sendiri, Menyalahkan diri dan selalu berniat bunuh diri.. Aku tak berani bercerita pada appaku. Jika aku berada didekat orang yang aku kenal lama, Aku bisa melihat masa depannya seperti apa. Mungkin seperti 2 bulan depan kau akan pindah ke Kota kelahiranmu jimin." Eunya Menghapus perlahan bekas air matanya. Jimin mengernyit bingung bertanya - tanya 'benarkah?' Dihatinya.

(Lia gnti kelahiran jimin diSeoul ya? Jika ada kesalahan dalam ini chap mohon koreksi. Tnggalnya tetep 13 october).

"Kau tak percaya, Baiklah.. Minggu depan aku yakin kau akan digilai oleh banyak kaum wanita dan pria pihak bawah." EunYa sedikit bingung, Pada penglihatannya! Karna apakah jimin Gay? Kenapa pria pihak bawah ada pada penglihatannya.

"Huh? Kau bercanda.." Ucap Jimin menyangkal hal tersebut, Lalu berpikir apakah benar? Bagaimana caranya.

Rasa penasaran menyerang jimin saat itu juga, Ia pernah suka! Pernah suka. Garis bawahi, Pada jungkook. Sewaktu diBusan atau daegu(?) okeh ia lupa.

/sama lia juga lupa:'>/.

Berarti ia juga Termasuk Gay? Ohh ayolah.. DiSeoul bahkan banyak pasangan seperti itu. Jadi ya tak masalah:') Jimin hanya banyak mendengarkan EunYa yang bercerita tentang masa lalunya.

EunYa mengantar Jimin sampai tempat parkiran dimana Mobil Audy Hitam jimin terparkir rapih disana, Sesaat sebelum mobil jimin menghilang dari pandangan EunYa. Gadis itu ingat sesuatu..

"Aku pernah melihat jimin tapi dimana?" Gumamnya sambil mengingat ingat kembali dimana ia pernah bertemu dengan jimin, Ngomong - ngomong EunYa sempat depresi! Membuat sebagian ingatannya Menghilang akibatnya.

Jimin menubrukkan Tubuhnya pada Sofa dihadapannya, Ia Sementara tinggal diAsrama. Karna Appanya memasukkan jimin ke Asrama yang ada disini sementara waktu.

Jika appanya membelikan jimin Apartemet, Takut - takut jika beberapa bulan mereka akan kembali ke Seoul. Begitu pikir Appa park.

Ah ya soal itu, EunYa tadi bilang bahwa ia akan pindahkan 2 bulan depan? Benarkah?! Jimin sedikit tak percaya pada karangan seperti itu. Handphone Jimin berbunyi menampakan Nama 'Jackson' itu teman nya yang ikut kelas Dance.

"Ya Ada apa?" Ucap Jimin saat ia mengangkat telpon tersebut, Jimin membelalakan matanya! Benarkah? Apa ini kebetulan(?).

Ia diterima diKelas Dance hari ini! Kemarin saat ia sudah mengantar EunYa ke kelasnya, Ia mendaftar ke Ketua Dance. Kenapa cepat sekali(?) Apa Akan ada tes terlebih dahulu.

Jimin dengan segera meloncat kegirangan karna itu teman sekamarnya memperhatikannya dengan tatapan 'Kenapa dia?', Jimin hanya menghiraukannya. Ah.. Ia jadi merindukan Sahabat bergigi kelincinya.

Biasanya jimin selalu atau bahkan Akan bercerit mengenai semua hal yang ia suka pada jungkook, Tanpa Sisa. Membuat Jimin bersemangat karna jungkook, Seperti memberi nya tempat untuk berlabuh.

Perhatian, Kelembutan serta tatapan tulus jungkook membuat Jimin jatuh terperosok begitu dalam pada Si pemuda manis Jeon, Tanpa kabar pun jimin masih memuja - muja si Pemuda manis tersebut. Saat jungkook mengetahui perasaan lebih jimin, Ia sedikit menghindar pada jimin.

Karna apa? Jungkook pernah bilang pada teman sekelasnya yang saat itu berada diBusan(?) Entah daegu, Jika ia hanya menganggap jimin adalah kakak laki² baginya. Tanpa sadar jimin berdiri tepat dibelakang mereka, Hatinya runtuh seketika.

Oleh sebab itu Jungkook menjauh darinya? Ternyata Jatuh cinta sepihak akan sesakit ini, Jimin pikir ia memang tidak ditakdirkan untuk jatuh Cinta pada siapapun. Tapi.. Menerima seseorang tidak ada salahnya, Disini! Jimin mencoba membuka hati untuk orang lain.

EunYa? Entah.. Ia hanya menganggap gadis surai sebahu itu sebagai sahabatnya disini.

Esok harinya; Setelah selesai Kelasnya ia berjalan riang menuju kelas seni, Disana sudah ada sebagian anak Dance dan ketua dance. Membuat jimin sedikit gugup! Oh ayolah wajah ketua Dance nya terlihat sangar. Rasanya ingin putar balik saja'(

"Ah jimin kemari.." Ucap Teman Sekelasnya yang kebetulan mengikuti Dance juga, Mencairkan suasana Horror disana. Jimin hanya terkekeh sambil mengangguk canggung pada temannya disana.

"Jadi kau yang ingin mengikuti Club Dance? Park jimin, Asal Seoul benar?" Ucapan Dingin menembus telinganya, Membenarkan ucapan pria dihadapannya dengan mengangguk sopan. Takut - takut kan jika pria yang menjabat ketua dancenya adalah Sunbaenya.

"Tunjukan kemampuanmu.. Aku ingin melihatmya dengan mata kepalaku! Ayo.." Nah kan! Pikirannya melayang ke arah sana, Dance apa ya? Ia jarang sekali menari akhir - akhir ini. Niatnya iseng - iseng eh.. Malah diterima.

Saat lagu diputar, Jimin sontak melepas Jaket yang berteger ditubuhnya. Menghela napas dan menghembuskannya kasar, Semu orang yang ada disana sedikit menyingkir untuk memberi jimin ruang.

Tubuh jimin bergerak mengikuti irama yang diputar, Menajamkan pendengarannya! Sesaat saat lagu diNyanyikan oleh seorang solo yang ia kenal.

'Baby j -Serendipity'.

Shit! Kalau Music ini ia tau gerakannya, Ugh.. Beruntung sekali kau jimin.

(Anggap ini ajalah ya).

Mulutnya seolah ikut bernyanyi mengiringi Lirik, Tubuhnya seolah menikmati lagu yang diputar dengan keras. Membuat siapa saja terpesona pada sosok yang tengah menari.

Saat music terhenti sontak membuat jimin berhenti untuk meliukkan tubuhnya, Napasnya memburu akibat banyak bergerak dengan bibir ikut bernyanyi.

Suara riuh menajamkam pendengaran jimin, Tepuk tangan membuat ia sedikit mengangkat senyum. Terlihat seperti seringaian. Menyeramkan!

"Bagus.. Kau diterima menjadi bagian dari kami." Ucapnya lalu menatap jimin dengan pandangan melembut ditambah sedikit senyum membuat jimin sedikit melega.

Membungkuk sopan pada semua orang yang ada disana.

Seminggu sejak kejadian tersebut, jimin menjadi populer dalam beberapa hari! Tak ayal dilokernya terdapat semacam Surat berbahasa inggris berartikan Pernyataan Cinta. Membuat jimin menelaah kembali ke masa dimana EunYa bercerita jika dia akan populer dalam waktu dekat.

Kenapa Ini seperti dejavu ya?

Handphone Jimin bergetar menandakan ada telpon masuk dengan segera ia mengambil handphone yang berada disaku celana Jeans ketatnya,

Appa park is calling..

Angkat | Matikan

Jimin mendial tombol berwarna hijau ke atas membuat Sambungan telpon berlangsung,

"Nde appa waeyo?" Jimin bertanya terlebih dahalu, Helaan napas biza jimin rasakan disebrang telpon.

"...."

"Huh? Pindah lagi? Ya nanti bulan depan appa. Hm jimin akan jadi anak penurut. Ya Yeoboseyo," Ucap jimin sambil menutup telpon terlebih dahulu, Membuat ia sekejap mengusap pelan dahinya. Pusing!? Otaknya tak cukup untuk menampung Soal - soal Fisika tadi.

"Jimin! Hey... mau makan bersamaku? Ini sudah jam pulangkan?" Gadis bernama Karin Agetha asal itali keturunan Jepang tersebut mengapit tangan kanan jimin erat, Sesekali bergelayut manja.

"Jangan sekarang karin. Aku tak bisa.. Nanti oke?" Tanpa mendengar jawaban Karin, Jimin melepaskan kaitan karin pada tangannya. Lalu berlalu dari hadapan karin dengan menghela napas.

Ia sungguhan pusing man.

"Ihh.. jimin, Huh! Baiklah besok ya? Awas saja." Mata birunya seolah menampakan amarah yang dipendam oleh Karin, Kedua temannya yang sama - sama dari jepang tersebut mendekati karin dengan perlahan.

"Sudahlah menyerah saja." Ucap salah satu teman karin, membuat karin mendelik malas ke arah kedua temannya. Dengan segera ia berjalan sambil menghentakkan kakinya.

Jimin berjalan santai menuju caffetaria, Pagi ini ia lupa sarapan. Teman sekamarnya juga kesiangan, untung saja mereka tidak telat untuk masuk kelas.

Sepanjang jalan jimin sesekali melirik ke arah kanan kiri, Semua siswa yang melihatnya seperti tengah mengosipkan dirinya. Sorot mata siswa yang melihatnya seolah tengah mengaguminya.

"Kau jimin?" Ucap salah satu siswa perempuan yang langsung berdiri dihadapan jimin, Jimin hanya mengangguk 'iya'.

"Wah.. kau yang jago dance itu ya? Ya ampun tampan sekali." Ucap perempuan lain saat ia dihadapan jimin, Jimin hanya tersenyum canggung lalu mulai berjalan permisi pada sekarang gerombolan siswa perempuan yang mengerubuninya.

"Aku beruntung bisa berteman dengan jimin, Ya ampun degup jantung ini muncul lagi." Lirih seorang perempuan berkacamata, Tanpa sadar rona merah menjalar dikedua pipinya.

"Heh! Sedang apa kau? Dasar cupu." Sinis Siswa perempuan bername tag 'Karin Agetha' Pada perempuan bersurai sebahu yang kini hanya bisa menunduk menghadapi kelakuan siswa dihadapannya.

"Kim EunYa? Namamu sangat kolot. Ku tebak kau menyukai jimin-KU ya?" EunYa mendongak menatap mata Biru langit Karin, Yang sekarang Sedang menyilangkan kedua tangannya didada.

'Jimin-Ku? Sejak kapan jimin berpacaran denganmu.' Batin EunYa lalu kembali menunduk, Terus terang saja! Ada sesuatu yang menjalar dihati EunYa saat Karin menyebut jimin. Jiminku.

Seperti Amarah tapi ia hanya bisa diam.

Karin melirik pada dua temannya, Lalu mulai berjalan ke arah EunYa dengan menyenggol kasar bahunya cukup keras. Membuat EunYa tersentak takut.

'Kenapa kau tak melawannya?' Ucap Bayangan didepan EunYa, Yang dibalas gelengan. Ia tak mungkin menjawab disaat semua siswa kini memandanginya.

Berminggu - minggu... Nama Jimin seolah menjadi perbincangan teratas kampus disini, Membuat Jimin hanya bersenyum ria. Ia senang jika dirinya Populer dalam kalangan siswa - siswi disini. Ini sudah 1 bulan sejak ia masuk ke Club Dance.

Jimin bahkan tak ingat bahwa ia akan pindah sebentar lagi, Sekarang jimim tengah berada dicaffetaria dengan EunYa disampingnya.

"Kau mau pesan apa EunYa? Biar aku saja yang memesannya." Ujar jimin pada EunYa yang terlihat berpikir,

"Samakan saja jimin, Aku tak sedang ingin apa - apa." Setelah EunYa mengucapkan itu jimin dengan segera melesat menuju pemesanan(?). EunYa lagi - lagi terkesiap melihat seorang anak kecil didepannya. Ia yakin ini arwah.

'Kakak bisa membantuku?'

EunYa hanya mengangguk sambil tersenyum manis pada seorang anak laki - laki dihadapannya, Wajahnya Sama seperti jimin. Cuma yang membedakannya ia memiliki pipi tembam yang sangat pucat beserta tubuhnya juga sama.

'Ibuku.. Dia disiksa oleh ayah dirumah, Bahkan ayahku juga membunuh Jinhi. Jinhi merasa tak tenang kalau ibu terus disiksa ayah.. jinhi menyayangi Ibu.' Ucap Anak kecil bernama Jinhi tersebut.

EunYa juga bingung Anak ini berasal dari seoul ya? Bahasanya menggunakan Bahasa hangul,

"Jinhi berasal darimana?" Tanya EunYa lembut, Walaupun begitu ia menghiraukam tatapan aneh dari semua siswa yang melihatnya.

Jimin datang sebelum anak itu menjawab pertanyaan Lembut EunYa, Langsung duduk disamping EunYa tanpa banyak bicara lagi. Menyimpan makanan Gadis itu dihadapannya.

"Gomawo jimin.." EunYa berucap tulus lalu mulai memperhatikan kembali anak kecil tersebut.

Jimin hanya tersenyum kecil lalu mulai memakan makanannya.

'Jinhi berasal dari Korea.. Ibu dan ayah membawa Jinhi kemari karna ayah memiliki tagihan Hutang yang belum dibayar. Karna persedian uang tak cukup untuk membayar, Ibu memutuskan untuk kemari saja. Disini ada Bibi jinhi. Eonnie.. aku bersyukur bisa dilihat oleh eonnie! Jinhi senang.' Jinhi tertawa kecil menampilkan gigi - gigi kecilnya.

"Ah.. kau berumur berapa?" Jimin tersentak akibat pertanyaan EunYa.

"Aku berumur 20 tahun." Jawab Jimin sambil menelan makanannya dimulutnya, EunYa terkekeh akibat jawaban jimin. Jimin mungkin menyangka ia bertanya padanya.

"Aku tidak bertanya padamu jimin. Aku bertanya pada Anak kecil didepanmu." Mata jimin membola dengan Rona merah menjalar disekitar pipinya, Ia malu oleh ucapan EunYa.

"Kenapa tidak bilang. Sial aku malu," Awal - awal jimin membentak tapi.. kemudian ia memelankan perkataannya.

'Hehe.. jinhi berumur 11 tahun, Tahun depan mungkin 12 tahun Eonnie.' EunYa mengangguk paham akibat jawaban Jinhi, Jimin menatap bingung EunYa yang mengangguk.

"Dia bilang apa padamu.." Tanya jimin penasaran sambil meneguk minumannya dengan sedikit cepat, Ia haus bercampur penasaran jadi ya seperti itu buru - buru.

"Dia bilang... Begitu." Ucap EunYa menjelaskan apa yang ia dan Anak kecil itu bicarakan, Jimin mengangguk paham akibatnya.

"Jadi Kau akan membantunya? Bagaimana caranya?" Pertanyaan jimin sekarang berputar diotak EunYa, Ia menunduk. Benar juga ya? Bagaimana cara membantunya ya.

"Nama lengkap Jinhi siapa?" Tanya EunYa kembali, Membuat Anak kecil itu langsung mendongak dengan segera.

'Jung jinhi eonnie. Ayah jinhi bernama Jung BeomYu, Ibu jinhi.. Jung EunJi.' Ucapnya pelan.

EunYa berniat membantu Anak kecil tersebut dengan tulus, Tapi mendadak ia mempunyai ide.

"Jimin kau ikut denganku!" Sahut EunYa tiba - tiba membuat jimin hanya mengangguk malas. Ia tak ada jadwal latihan dance hari ini jadi.. Ia pastikan akan malas untuk pulang ke asramanya.

Ini gila sungguh gila! Jimin berada didalam sebuah ruangan gelap yang diterangi oleh sayup - sayup cahaya dari celah jendela. Ia dengan segera mengikuti EunYa.

Sehari ia agak takut mengikuti EunYa kemanapun gadis bersurai sebahu itu.. tapi lama kelamaan ia sudah terbiasa. Kini sudah hampir seminggu lebih 4 hari mereka belum bisa membuat ibu Jinhi keluar dari ruangan gelap tersebut.

"Ahjumma kajja.. ikutlah bersama kita, Ini perintah anakmu. Aku bisa melihat arwah anakmu meminta pertolongan padaku.. Untuk menyelamatkan ibunya. Aku tau ini tidak masuk akal tapi aku mohon. Kajja." Jelas EunYa sembari meyakinkan ahjumma didepannya yang terlihat mengenaskan dengan luka memar dimana - mana. Bahkan matanya seperti panda(?).

Meyakinkan Ahjumma didepan EunYa tidaklah mudah karna Ahjumma tersebut selalu meraung - raung menyuruhnya pergi akibat Halusinasinya. Sepertinya Jiwanya terganggu.. Cukup memprihatinkan.

'Jinhi ingin sekali menyentuh eomma. Hiks.. eomma jinhi disini, Eomma.. jinhi menyayangi eomma.' Jinhi berbicara dekat sekali dengan Tubuh kurus eommanya, ia selalu berusaha menyentuh ataupun memeluk tubuh mengenaskan eommanya dengan susah payah. Tapi hasilnya nihil malah justru ia yang akan tembus melewati tubuh eommanya.

"Jinhi sayang.. kau disini nak? Eo-eomma bisa mendengarmu nak?! JINHII??" Ahjumma didepannya berteriak kala ia tak menemukan atensi Anak kesayangannya didepannya.

EunYa menatap seseorang dihadapannya dengan cukup prihatin, Mata sembab sang ahjumma menatap Mata kilat EunYa.

"Biarkan Ahjumma tiada nak.. Pria itu membunuh anakku! Ahjumma ingin menyusul putraku. Aku menyayanginya sama seperti kakaknya, kakaknya dijual oleh appanya sendiri. Demi uang.. Maka dari itu biarkan ahjumma pergi menyusul sikecil jinhi Nak.. Kamsahamnida karna sudah mau menolong ahjumma nak. Jiwa ahjumma memang terganggu, tapi ahjumma masih bisa berpikir positif. Jja pergilah sebelum kalian disiksa sepertiku..  sampaikan pada kakak Jinhi jika eommanya sangat menyayanginya. Sekali lagi Kamsahamnida." Senyuman sakit terukir diwajah sang Ahjumma, Penjelasan wanita paruh baya didepannya diakhiri dengan teriakan memekik telinga keduanya.

EunYa memberontak dari pelukan jimin, Saat gadis itu ingin menghentikan wanita paruh baya didepannya yang tengah menyayat urat nadinya sendiri. Pemandangan menyakitkan tersebut disaksikan oleh jimin dan EunYa.

"Kita pergi dari sini.." Ucap jimin dengan nada dingin, Membawa tubuh kecil dipelukannya dengan paksa. Membuat EunYa sedikit tak rela meninggalkan mayat ahjumma tersebut.

Ia gagal hari ini dalam menolong seseorang.

"Tapi jimin.. Hiks. Aku gagalㅡ"

"KIM EUNYA!" Jimin membentak gadis didalam pelukannya dengan sekali hembusan napas, Napas jimin terengah - engah akibatnya.

"Dengarkan aku.. EunYa, Sebentar lagi suaminya pasti akan kemari seperti ucapan ahjumma tadi. Kau mau kita berakhir disini dengan nyawa melayang. Aku berpikir suaminya bukan sembarang orang." Jelas jimin lalu menatap dalam mata EunYa.

"Ayo pergi.."

Ajak jimin, EunYa tertarik begitu kuat sampai - sampai nyaris kehilangan keseimbangan karna jimin. Jimin yang menyadarinya dengan segera menahan Tubuh mungil EunYa yang akan terjatuh mendarat ke lantai.

Mata Coklat EunYa menatap intens mata jimin dengan pandangan yang tak bisa jimin sendiri jelaskan. Jantung EunYa berpacu lebih keras saat jimin menggendongnya ala Bridal style.

Membawa keduanya keluar dari Rumah sederhana yang jauh dari kota. Mendudukan tubuh menegang EunYa dengan hati - hati disana. Jimin dengan segera melajukan mobil Audy putihnya dengan kecepatan sedang.

Hening datang dikeduanya yang terlihat canggung. Jimin terlihat biasa saja!? Berbeda dengan Gadis Bersurai sebahu disebelahnya. Yang mencoba tak gugup karna kejadian sepele seperti tadi.

"Minggu depan aku akan pindah.. Baik - Baik disini. Jika aku tak ada kesibukkan aku akan kembali kemari.. Kalau aku tak lupa EunYa." Ucap jimin sambil memberhentikan mobilnya didepan Apartement tempat EunYa tinggal.

Ada perasaan tak suka saat jimin mengatakan hal tersebut. Ia tahu sangat tahu bahkan dalam penglihatannya itu begitu sakit. Ia dan jimin berpisah, Sejujurnya perasaan EunYa masih bingung.

Apa ia jatuh cinta pada jimin atau hanya rasa mengagumi?

*Flashback End.

Kembali ke masa dimana jimin dan Yoongi tengah Honeymoon.

Sebagian Masa lalu yang tersisa akan lia ceritakan nanti:v tunggu nde? Hihi^^.

==========
Enjoy^^
==========

Hari ini jimin akan pulang kembali ke Hotel tempat mereka menginap, Dengan bantuan jimmy(?) Dan seulgi tentu saja. Ingatkan Yoongi untuk memberitahu suaminya bahwa luka diperutnya masih belum kering.

Jimin ngotot(?) Ingin pulang sekarang ke Seoul karna Waktu mereka berdua'an dengan yoongi jadi tersita karna.. Yeoja sialan itu.

Yoongi juga sudah bilang ia janji akan membawa jimin pulang nanti setelah luka jimin sudah mengering, Suaminya tersebut berlaga seolah tak merasakan sakit apa - apa. Tapi saat ia duduk dan perutnya terlipat. Baru akan mendesah sakit.

Yoongi juga ngotot. Jimin sudah memberitahu jika ia tak boleh banyak bergerak karna perutnya... tapi apa? Yoongi malah sedang membereskan barang - barang yang ia bawa dari hotel ke rumah sakit.. dan sebaliknya.

"Sayang.. sudahlah biarkan nanti saja nde? Aku takut kau kenapa - napa." Ucap jimin halus sambil berusaha menggapi tangan yoongi yang sibuk membereskan baju - bajunya selama berada dirumah sakit.

"Aniya. Jimin kandunganku baru saja berjalan 2 minggu, tak masalah selama ini aku juga selalu menjaga kesehatan.. Arrachi?" Sahut yoongi lalu mendudukan diri disamping suaminya, menenggelamkan wajahnya dengan hati - hati menuju dada jimin.

P.s: Lukanya dekat dengan dada bidang pejeem:"D.

Jimin mengelus surai yoongi dengan sangat hati - hati, memberi pucuk kepala yoongi dengan hujaman kecupan:'D. Yoongi dengan senang makin menduselkan wajahnya pada dada bidang jimin.

"Jiminiee.. Rindu." Ucap yoongi kecil sambil menahan malu yang menjalar dipipinya dan juga hatinya. Hatinya membuncah saat ia mengatakannya.

Ada perasaan lega saat ia berhasil mengatakan kalimat tersebut pada jimin.

"Aku juga sayang."

Yoongi terkekeh akibat suara serak jimin yang menurutnya Sexy. Mendongak untuk melihat jimin lebih dekat, Ia tak berharap lebih. Semoga nanti keluarganya Baik - baik saja.

Dan semoga mimpi selanjutnya tak menjadi kenyataan bila mimpi yoongi ialah Sebuah keburukan atau awalan perjalanan cinta mereka.

THE  END.

*Pssttt.. Lia punya kejutan Scrool nde?


























































Oke lia bercanda:)) Cuma lia pen ngehibur diri").

TBC!

Mianhe baru upp😅 nungguinnya lama ya?

Sampe sini dulu nde? Otaknya udh mentok(?) Sampe sini, lia (gak) janji Chap depan akan perbanyak MinYoon..

*paipai🤗

*Ung?! Satu lagii.. BORAHAE😅💜💜

•mari berteman? Vomment nde?^^

/Eh jngan gk maksa kok")/

Kak readers-nim mau tanya.. bosen gk Sampul bukunya ini mulu lia berniat ganti hehe^^ gk tau kapan:v Tapi lia suka sih sama yang ini. Tapi - tapi bosen liatnya:""v udh ah:"""v. Cuma mau tanya.

Continue Reading

You'll Also Like

92.9K 11.8K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
85.8K 8.6K 36
FIKSI
723K 58.1K 63
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...
YES, DADDY! By

Fanfiction

305K 1.8K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar