|| 𝐔𝐧𝐭𝐨𝐮𝐜𝐡𝐚𝐛𝐥𝐞 𝐌�...

By ssaattss

46.1K 3.1K 54

[ END ] ‼️ Cerita sudah di revisi. . Polos, keras kepala, pantang menyerah, kuat, pintar. Mungkin itu semua s... More

☀️Part 1☀️
☀️Part 2☀️
☀️Part 3☀️
☀️Part 4☀️
☀️Part 5☀️
☀️Part 6☀️
☀️Part 7☀️
☀️Part 8☀️
☀️Part 9☀️
☀️Part 10☀️
☀️Part 11☀️
☀️Part 13☀️
☀️Part 14☀️
☀️Part 15☀️
☀️Part 16☀️
☀️Part 17☀️
☀️Part 18☀️
☀️Part 19☀️
☀️Part 20☀️
☀Part 21☀
☀Part 22☀
☀Part 23☀
☀Part 24☀
☀Part 25☀
☀Part 26☀
☀Part 27☀
☀Part 28☀
☀Part 29☀
☀️Part 30☀️
☀Part 31☀
☀️Part 32☀️
☀Part 33☀
☀Part 34☀
☀Part 35☀
☀Part 36☀
☀Part 37☀
☀Extra part☀

☀️Part 12☀️

1.2K 86 1
By ssaattss

Arya langsung membawa ayra masuk, dirinya sudah tak karuan antara sedih dan senang.

"SUSTER TOLONG!" teriak arya. Seorang susterpun langsung membawa brankar dan membawanya keruangan.

Arya terduduk didepan ruangan, membiarkan ayra yang diurus dokter dan suster didalam.

"Kenapa harus lo, dari sekian banyaknya siswi" lirih arya menitiklan air matanya.

"Ya kenapa?" Tanya yoga yang baru saja datang. Ya mereka mengikuti mobil arya sejak tadi.

Arya mendongak menatap yoga dan yang lainnya. Mereka terkejut arya menangis? Tapi karena apa?

"Kenapa?" Tanya yoga duduk disamping arya.

"Ayra didalem" ucap arya membuat semuanya terdiam, jadi benar? Yang tadi adalah ayra.

"Gimana bisa?" Tanya dira sudah menitikkan air matanya.

"Gue ga tau, gue nemu dia dibelakang semak" jawab arya.

Ceklek

Pandangan semuanya beralih menatap dokter yang baru saja keluar.

"Bagaimana dok?" Tanya arya.

"Pasien tak apa apa, hanya saja banyak sekali luka ditubuhnya, dan benturan dipunggungnya menyebabkan memar. Saya sudah mengobati luka dan memarnya, hanya menunggu pasien siuman" jawab dokter membuat semuanya menghela nafas lega.

"Boleh masuk?" Tanya leonal.

"Boleh, asalkan tak menganggu pasien. saya permisi" ucap dokter meninggalkan semuanya.

Arya terduduk lemas, dirinya takut hal ini terjadi lagi dikehidupannya.

"Lo ga mau masuk?" Tanya yoga.

"Gue takut" jawab arya menitikkan air matanya lagi. Membuat yoga terdiam menunggu lanjutan arya.

"Gue takut ini terjadi lagi, lo inget gimana bunda meninggal? Dia jadi korban pembunuhan, ditemukan, dibawa kerumah sakit, banyak luka dan memar, ga bisa diselamatkan, gue takut" lanjur arya menutup matanya. Yoga mengerti, arya memiliki ketakutan yang besar.

"Ayra ga akan kenapa napa percaya sama gue" ucap yoga menepuk bahu arya. Arya mendongak menatap yoga yang tersenyum dan mengangguk padanya. Arya mulai berdiri.

Entah kenapa tiba tiba saja jantungnya berdetak cepat saat memegang knop pintu. Ini adalah yang kedua kalinya dia kerumah sakit, dan kedua kalinya juga orang tersayangnya kerumah sakit.

"Gue pasti bisa" batin arya.

Arya membuka pintunya, obat, itulah yang tercium diruangan ini. Dia melihat dira, gita, dan leonal yang berdiri disamping kasur.

Perlahan arya mulai mendekat dengan langkah yang pelan. Jantungnya berdetak cepat, matanya memerah, pikirannya entah kemana.

Semuanya menatap arya yang telah berdiri disamping ayra dengan mata memerah, membuat mereka menatap iba arya.

"Buka mata lo ay" lirih arya memegang lengan ayra yang tak bertenaga. Sahabatnyapun menjauh dan duduk disofa membiarkan arya bersama ayra.

"Apa yang terjadi sama lo ay? Kenapa lo bisa gini? Apa karena gue?"

"Kerena gue yang ngambek?"

"Bangun ay, jangan bikin ketakutan gue melebih" lirih arya menangis ditangan ayra.

"Setelah delapan tahun gue ga liat arya nangis" celetuk yoga.

"Gue kira air matanya dah kering" ucap leonal, sontak menerima jitakan dari gita.

"Sekering keringnya air mata ga akan sekering kanebo kali" cibir gita.

"Syut diem" ucap dira.

☀️☀️☀️☀️☀️

Arya mendongakan kepalanya. Arya menoleh kearah teman temannya, mereka masih tertidur. Arya kembali menatap ayra yang masih setia memejamkan matanya.

"Morning ay" ucap arya mengecup punggung tangan ayra.

Arya berjalan menuju toilet membasuh wajahnya, lalu keluar lagi. Arya duduk dikursi sisi kasur lalu meminum air.

"Bangun ay, setidaknya gue lega kalo lo buka mata"

"Aku dimana? Akh badanku sakit" ucap ayra.

"Hey" ayra menoleh kebelakang, siapa wanita dan pria disana? Apa dia mengenalnya?

"Saya bu?" Ucap ayra menunjuk dirinya.

"Iya ayra" ucap wanita itu membuat ayra terheran dia tahu namanya.

"Cuman kamu yang arya punya disana, bunda harap kamu bisa menemaninya sayang" ucap wanita itu.

"Kak arya? Ibu siapanya?" Tanya ayra.

"Kamu harus kembali, kasihan arya, dia menangis" ucap pria itu.

"Kenapa?" Tanya ayra bingung.

"Ikuti jalan itu, jika kamu bangun nanti, tolong sampaikan bunda dan ayah selalu dihatimu, selalu ada untukmu, hanya saja kamu tak bisa melihat bunda dan ayah, bunda dan ayah sangat menyayangimu, dan kami merestui hubungan kalian sayang" ucap wanita itu. Setelah mengucapkan itu pasangan itu menghilang entah kemana.

Ayra terkejut karena tubuhnya seakan terbawa oleh angin kebelakang.

Arya mendongakan kepalanya, dia tak berhalusinasikan? Dia menatap lengan ayra yang sedikit bergerak, dengan segera dia memecet tombol. Dokterpun datang.

"Gimana dok?" Tanya arya.

"Pasien baik baik saja, tinggal menunggu lukanya sembuh, untuk obat silahkan keopotek rumah sakit, saya permisi" ucap dokter pergi keluar.

Arya tersenyum lalu mendekat pada ayra yang belum sepenuhnya membuka matanya.

"Ayo ay, buka matanya" ucap arya mengusap tangan ayra. Ayra membuka matanya dia melirik kearah lain, dimana dirinya? Dia menoleh kesamping terdapat arya yang sedang menunduk.

Ayra menjulurkan tangannya mengelus kepala arya perlahan, membuat arya mendongak menatap ayra.

"Ay" ucap arya berdiri, dia mengusap kasar pipinya, segera mengambil minum dan memberikannya pada ayra.

Arya kembali duduk setelah memberi ayra minum.

"Apa yang terjadi?" Tanya arya memegang tangan ayra.

"Aku lagi antri mandi, tiba tiba ada orang narik aku, dia pakai topeng, dia bilang aku suruh jauhin kakak, tapi aku ga mau, pas aku mau pergi aku ditarik terus dijatohin kejurang" jawab ayra mengingat kejadian kemarin.

"Maafin arya karena ga ada saat itu" lirih arya mengelus tangan ayra.

"Gapapa kali, lagian akunya juga gapapa" kekeh ayra.

"Gapapa mana yang lo bilang? Badan penuh luka juga" cibir arya membuat ayra terkekeh. Lalu keduanyapun diam, sibuk dengan pemikirannya. Arya yang memikirkan siapa yang berbuat jahat pada ayra, sedangkan ayra memikirkan siapa kedua orang tua itu.

"Kak" panggil ayra.

"Hm?" Sahut arya menatap ayra sepenuhnya.

"Tadi sebelum aku bangun aku ketemu pasangan" ucap ayra, arya diam menuggu lanjutan ayra.

"Sebelum aku didorong kebelakang katanya begini 'tolong sampaikan bunda dan ayah selalu dihatimu, selalu ada untukmu, hanya saja kamu tak bisa melihat bunda dan ayah, bunda dan ayah sangat menyayangimu, dan kamu merestui hubungan kalian sayang' gitu katanya" lanjut ayra. Arya terdiam apa yang dimaksud ayah dan bundanya?

"Kak kenapa?" Tanya ayra, sontak arya menerjapkan matanya.

"Gapapa" jawab arya tersenyum lalu berdiri membangkun sahabatnya.

"Bangun woy" ucap arya.

"Udah" sahut yoga duduk tegap.

"Anju punggung gue mamen sakit" ucap gita memegang punggungnya yang terasa pegal.

"Makanya, tidur pulang malah disini" cibir arya kembali pada ayra.

"Kalian tidur disana ga sakit?" Tanya ayra meringis. Sontak semuanya menatap ayra dan berlari mendekat.

"Raaaaaaa akhirnya lo sadar" pekik dira memeluk ayra diikuti dengan gita.

"Siapa yang nyelakain lo ra?" Tanya yoga mendekat. Ayra tersenyum lalu memeluk yoga.

"Ga tau, katanya aku harus jauhin kak ar" jawab ayra menyandar didada yoga.

"Cewe?" Tanya leonal mengusap kepala ayra.

"Iya" jawab ayra menatap leonal lalu memeluknya. Arya hanya menatap datar kedua sahabatnya.

"Keknya kalo Riri ada bakal kek ayra deh" celetuk yoga menatap arya. Arya terdiam, jadi ini sebabnya mengapa yoga berbeda pada ayra.

"Polos" timpal leonal mengusap kepala ayra. Sedangkan dira dan gita hanya diam tak mengerti.

"Jangan sedih, riri udah bahagia disana" ucap arya memegang tangan yoga.

"Arya tangan lo" kejut yoga menjauhkan lengannya, dan menatap tangan arya yang memerah.

"No prob, lama lama gue terbiasa sama ini" ucap arya mengelus telapak tangannya yang memerah dan gatal.

"Sini kak" ucap ayra, arya mendekat lalu duduk ditepi kasur ayra.

"Jangan pegang pegang kalo ga mau sakit" omel ayra mengusap telapak tangan arya.

"Gue udah terbiasa" kekeh arya memeluk ayra, menempatkan kepalanya dilekuk leher ayra.

"Ya, ra kita ketenda dulu deh ya, nanti sore kita kesini lagi, mau mandi dulu nih" ucap yoga.

"Iya, tolong bilangin aku izin ya, nanti malam kesana, jangan bilangin aku dirs tapi" ucap ayra.

"Siap" kekeh yoga mengacak rambut ayra.

"Bro kita ketenda dulu ya" ucap yoga menatap arya.

"Hm" sahut arya tanpa membuka matanya.

"Dasar, assalamualaikum" ucap yoga.

"Waalaikumsalam"

☀☀☀☀☀

See u next chapt!!

Continue Reading

You'll Also Like

551K 26.8K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
186K 3.4K 34
18+ kisah seorang SAMMUEL ARYAGUNA Sang CEO muda nan tampan rupawan bak dewa yunani dengan hidung mancung badan tinggi tegap dengan kulit putih bersi...
205K 7.9K 81
"Yaya.. Yaya janji ama Putla kalo Yaya bakal kembali ke Putla lagi ya.." Ujar anak laki laki itu. "Yaya janji Putla. Pokoknya besok kalo dah besal Pu...
21K 666 56
Menikah dengan gadis yang memiliki penyakit yang hampir tidak bisa disembuhkan? Karena keterpaksaan keluarganya, Elgran terpaksa harus menikahi Acell...