Einstein Student (On Going)

By Virgou_99

161K 29.2K 3.6K

[FOLLOW SEBELUM BACA] Bagaimana rasanya jika kalian sekolah di SMA ternama dunia? Persaingan yang sangat keta... More

Warning⚠️
About EHS
Part1|| Akomodasi💫
Part 2 || Ajudikasi
Part 3|| Eliminasi
Part 4|| Koersi
Part 5|| Konversi
Part 6|| Stalemate
Part 7|| Arbitrase
Part 9|| Mediasi
Part 10|| Konsiliasi
Part 11|| Segregasi
Part 12|| Kompromi
Part 13|| Diskriminasi💫
Part 14|| Afeksi💫
Part 15|| Asosiasi💫
Part 16|| Antropologi💫
Part 17|| Retraksi💫
Part 18|| Predisposisi💫
Part 19|| Sedisi💫
Part 20|| Ratifikasi💫
Part 21|| Quasi💫
Part 22|| Koherensi💫
Part 23|| Kontravensi💫
💫💫💫
Part 24|| Represi💫
Part 25|| Mistifikasi💫
Q
Part 26|| Legislasi💫
Part 27|| Legitimasi💫
Info
Part 28|| Askripsi💫
Part 29|| Strukturasi💫
Part 30|| Asumsi💫
Part 31|| Simbolisasi💫
Part 32|| Konfigurasi💫
Part 33|| Improvisasi
Part 34|| Resistensi💫
Part 35|| Regulasi
-
Just read
Part 36|| Klarifikasi💫
Part 37|| Koersif💫
Part 38||Pretensi💫
Part 39|| Revokasi💫
NEWS‼️

Part 8|| Displacement

3K 576 38
By Virgou_99


"Tidak menyukai bukan berarti membenci"

Einstein


"Sekarang pahami materi ini!" ucap Alexa.

Sekitar lima belas buku menumpuk di atas meja belajarnya, Shanz kembali di hadapkan dengan Alexa dan kedua Einstein menyebalkan itu. Quinne dan Fabby. Mereka mendatangi Shanz ketika sedang makan di cafe yang masih terletak di lingkungan EHS. Kemudian Alexa menyuruhnya belajar untuk mempersiapkan Exam penentuan yang akan dilaksanakan pada hari Senin.

"Exam penentuan part 2 akan dilaksanakan satu hari lagi, bisa - bisanya kamu malah santai seperti itu sambil menikmati coffe latte di cafe EHS." tegur Alexa.

Lagipula siapa yang tidak kesal, ketika orang - orang sibuk mempersiapkan Exam penentuan dalam jangka waktu yang cukup singkat ini, gadis itu dengan santainya menikmati kopi dan kentang goreng di cafe sekolah. Lebih memalukannya lagi, di cafe itu hanya terdapat Shanz saja seorang diri. Bagaimana tidak? Semua orang menyerbu perpustakaan dan menjajah seluruh isi bukunya, sedangkan Shanz malah menjajah seluruh menu di cafe.

"Yailah santai aja ngapa? Lagian kan ini masih hari Sabtu, nanti belajarnya Minggu aja," ucap Shanz.

"Mana bisa begitu Shanz Swillman? Ini Exam penting sebagai penentuan tetap. Apa kamu sudah betah jadi murid Pluto saja? Sebagai lulusan Pluto di semester pertama itu terlihat memalukan ketika tulisan itu tertera jelas di raport," ucap Alexa.

"Aku tidak peduli," ucap Shanz hingga membuat Alexa geram.

"Baca lima menit, nanti aku test tanpa melihat buku!"

"Ha?"

"Tidak ada penolakan," potong Alexa.

Shanz mengerlingkan kedua matanya, ia membuka buku tersebut dan terpaksa membacanya. Apalagi ini adalah materi Sosiologi, membuat Shanz ingat Mr Kevin yang super bawel itu. Jika belajar terus dalam tekanan Alexa mungkin akan membuatnya frustasi, Shanz tidak suka dipaksa dalam melakukan hal apapun.

"Sudah," Alexa menutup buku yang Shanz pelajari dan mulai melakukan test pada sepupunya. Shanz mendongakkan kepalanya, satu paragraf pun belum selesai ia baca. Kenapa lima menit se-singkat itu?

"Afeksi?"

"G-gue gak tahu kan belum selesai baca," jawab Shanz.

"Aksiologi?" Alexa terus melontarkan pertanyaan tanpa memperdulikan alasan apa lagi yang akan Shanz ucapkan.

Sampai pada pertanyaan berikutnya selesai, tidak ada satupun yang dijawab dengan benar oleh Shanz. Dari semua pertanyaan Alexa semuanya hanya dijawab dengan sebuah alasan.

"Dalam waktu lima menit sama sekali tidak ada satupun yang kau pahami?" tanya Alexa.

Shanz tidak bergeming, ia hanya menopang dagu nya sambil mencoret - coret tulisan abstrak di buku tulisnya.

"Bisakah kamu sedikit serius Shanz? EHS bukan tipe sekolah yang akan meluluskan murid malas-malasan sepertimu." Kali ini Quinne menghampirinya, sebenarnya dari tadi ia sudah gatal ingin menjawab pertanyaan yang sangat mudah itu. Hanya saja ia masih menghargai Alexa.

Mendengar hal itu membuat Shanz semakin malas saja untuk belajar, apalagi kali ini Einstein Quinne ikut menimpali.

"Ayolah Shanz, aku yakin kamu tidak bodoh, hanya saja kamu malas. Mungkin jika sedikit rajin akan meningkatkan nilaimu," Fabby menepuk pundak Shanz sambil menyemangatinya.

Senyuman Fabby yang terlihat sangat manis dengan kedua lesung pipinya benar - benar tidak bisa dibohongi. Shanz saja yang notabennya adalah sesama perempuan tertarik melihatnya, apalagi jika laki - laki mungkin itu akan memabukkan.

"Hm baiklah," ucap Shanz sambil meraih buku nya kembali.

"Pelajaran apa yang kamu sukai?" tanya Fabby.

"Tidak ada."

Quinne dan Fabby saling tatap, berbeda hal nya dengan Alexa. Ia sudah tidak asing mendengarnya, Shanz memang tidak suka membaca buku.

"Satupun?" tanya Fabby lagi. Shanz menggeleng.

"Setidaknya sukai satu pelajaran saja," ucap Fabby.

"Aku suka mapel Geografi. Itu pelajaran favoritku, bagaimana jika kamu juga mempelajarinya, siapa tahu nanti suka." Fabby sedikit membujuknya.

"Geografi?" Shanz terlihat menimang - nimang hal itu, akhirnya ia setuju dan menganggukkan kepalanya.

Fabby tersenyum, Sedangkan Alexa dan Quinne menghembuskan nafasnya dengan lega. Setidaknya ada sedikit perubahan pada siswi pemalas yang satu ini.

***


"Selamat malam siswa - siswi EHS yang saya banggakan. Maaf jika telah mengganggu kalian malam ini, saya hanya ingin menyampaikan lagi informasi penting mengenai Examen Part 2 Penentuan kepada kalian semua. Harap disimak dengan baik."

"Soal yang akan kalian isi tidak terpaku pada materi pelajaran yang di pelajari di sekolah. Soal - soal ini bersifat universal dan mengenai hal apapun. Untuk itu pengetahuan kalian juga harus lebih luas, karena ini merupakan Examen yang berbeda dari yang lainya untuk mengetahui siapa yang lebih pantas menduduki bangku kelas - kelas atas yang sangat terbatas. Termasuk Merkurius. Jika skor kalian sempurna, maka tidak salah lagi jika kalian mendapatkan peluang untuk menduduki salah satu dari ke tiga ratus kursi Merkurius. "

"Wow, gue makin semangat aja nih kalau udah di embel - embel kursi Merkurius," bisik Evelin sambil mendengarkan Mr Ziland yang sedang mengumumkan informasi itu.

Shanz mengacuhkan temanya ini, ia sama sekali tidak tertarik dengan topik pembicaraan mengenai Informasi Examen Part 2 Penentuan. Tapi sepertinya ini adalah berita baik, dengan begitu Shanz tidak perlu repot - repot mempelajari semua materi dari buku perpus jika soal Examen nya ternyata tidak terpaku dengan hal itu.

"Udah ah gue mau ke Villar, ngantuk."

"Loe gak mau ke perpus sekarang?" tanya Evelin.

"Ngapain? Loe aja sana, gue gak mood." Shanz beranjak pergi dari Aula dan menuju Villar nya meskipun pengumuman itu masih berlanjut.

Sepertinya menonton film kartun Mr Bean sambil memakan Snack akan menyenangkan malam ini. Akhirnya Shanz menuju escalator terlebih dahulu untuk ke lantai dasar dan membeli beberapa snack di Super market EHS yang selalu buka 24 jam.

Satu kata yang dapat mewakilkan Einstein High School adalah kata 'Sempurna'

Sekolah asrama paling mewah yang pernah ada, fasilitasnya begitu lengkap. Baik Kantin sampai sebuah cafe sekalipun semuanya ada disini, dan selalu buka 24 jam. Bagusnya lagi, semuanya berada dalam satu wilayah yang sama. Bahkan sekolah ini dapat di katakan luas nya setengah dari pulau Jawa.

Gedung sekolah utama dan gedung Villar (asrama penginapan murid) itu berdekatan sehingga tidak perlu memakan waktu yang lama untuk pergi ke sekolah setiap pagi.

Semua kelas berada di lantai berdasarkan susunan predikatnya, contohnya saja kelas Merkurius. Kelas itu terdapat di lantai paling atas sehingga dapat mengamati dengan jelas hampir seluruh kelas - kelas bawah lainya. Kelas ini sangat istimewa dan merupakan kelas paling elit di EHS. Kantin dan toilet mereka saja di khususkan, tidak salah lagi jika Merkurius dikatakan sebagai  para Sultan EHS.

Berbeda hal nya dengan kelas yang Shanz tempati. Mendengar namanya saja setiap orang pasti akan teringat dengan yang namanya 'pembuangan'

Seperti sampah yang tidak berguna sama sekali, mereka hanya dianggap murid rendahan dan tidak berkualitas sehingga sering di acuhkan begitu saja. Untungnya EHS melarang kelas yang namanya bullying, kalau tidak, mungkin murid Pluto adalah sasaran empuk yang pantas di bully.

"Berapa semuanya?"

"Tiga ratus lima puluh ribu."

Shanz membayar belanjaan nya dan menjinjing kresek berisi aneka Snack itu, kemudian keluar dari supermarket dan kembali ke Villar nya. Ia menekan tombol nomor 5 yang merupakan letak dimana Villar nya berada.

Setelah beberapa menit kemudia, pintu escalator terbuka. Shanz tidak langsung keluar melainkan hanya berdiri mematung dengan eskpresi yang sulit di artikan. Bahkan kresek yang dibawanya hampir saja jatuh karena terkejut.

Alexa lagi. Sepupunya itu tengah berdiri di depan nya.

"Hehe"

Shanz sudah tau apa yang akan terjadi setelah ini, ia hanya menunjukan cengiran kuda nya dengan tampang watados.

"Bagus ya kamu," ucap Alexa dengan nada bicara dingin.

Hancur sudah acara nonton Mr Bean sambil menikmati Snack malam ini 

Mr Bean (termenung)

Shanz membatin, ia tersenyum pasrah ketika tangan nya di tarik Alexa. Entah ia akan membawanya kemana, yang jelas ini bukan arah ke Villar nya melainkan menuju lantai E'Villar.

Continue Reading

You'll Also Like

452K 49.5K 22
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
1.3M 119K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
1.3M 97.7K 43
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
10.6M 674K 43
Otw terbit di Penerbit LovRinz, silahkan ditunggu. Part sudah tidak lengkap. ~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN D...