RED LIGHT (GaaSaku) ✓

By AmJiyeon

11K 1.7K 289

The Marionette's Series : Book 1 RED LIGHT GAARA x SAKURA Cinta yang bahagia bisa berubah menjadi duka kapan... More

Prolog
Red Light-1.
Red Light-2.
Red Light-3.
Red Light-4.
Red Light-5.
Red Light-7.
Red Light-8.
Red Light-9.
Red Light-10.
Red Light-11.
Red Light-12.
Red Light-13.
Red Light-14.
Red Light- 15.
Red Light-16.
Red Light-17.
Red Light-18.
Red Light-19.
Red Light- 20.
Red Light- 21.
Red Light- 22 End

Red Light-6.

446 84 7
By AmJiyeon

6

Muncul nya kembali target yang membahayakan.

֎ ֎ ֎


Tanpa mereka sadari, ada seorang pria dengan jubah hitam sejak tadi mengikuti mereka. Ia memperhatikan Sakura yang sejak tadi, kemudian kini memperhatikan Gaara.

Pria itu membuka tudung kepala jubahnya, rambut merahnya khas, hampir sewarna dengan rambut Gaara. Wajah nya terlihat muda namun tatapan mata nya begitu tajam dan tidak ramah.

Ia memakai cincin bertuliskan aksara yang tidak bisa di mengerti dengan kuku-kuku yang di cat berwarna hitam.

Pria itu mirip cenayang atau mungkin penyihir? Aura gelap langsung menyelimuti seluruh area supermarket.

Gaara langsung menyadari hal itu, bagaimana pun seluruh anggota FuM bisa merasakan hal sensitif semacam itu. Perubahan atmosfer dan hawa ruangan seketika terasa dengan jelas, Gaara hanya membawa satu pistol yang pelurunya hanya tersisa tiga.

"Sakura, kita sudah selesai?" Tanya Gaara, ia harus segera membawa Sakura keluar dari sini.

Matanya tak berhenti melihat area sekitar, kemudian Gaara menemukan Red Light, baru saja berjalan dari lorong lain menuju ke lorong dekat mereka.

Gaara tau, Red Light tidak menyadari kalau Gaara sudah melihatnya. Namun cepat atau lambat targetnya itu akan sadar, Gaara tidak bisa bertarung di hadapan Sakura.

"Kurasa sudah, kalau begitu ayo kita segera ke kasir. Aku juga sudah lapar." Jawab Sakura.

Gaara merangkul pinggang Sakura dan mengajaknya untuk berjalan lebih cepat agar segera sampai ke area kasir. Sakura terkejut dengan perlakuan Gaara.

Kenapa Gaara merangkul nya seperti itu? Jantung Sakura mulai berdetak lebih kencang.

Aura gelap sangat terasa di belakang mereka, Gaara mulai merasakan adrenalin nya terpacu untuk melawan tapi dia tidak mau Sakura terluka.

Begitu Gaara menoleh kebelakang, Red Light menatapnya tajam dengan warna mata yang kembali berubah, sial.

Gaara segera menarik Sakura tepat saat sebuah pisau terbang ke arah mereka dan menancap pada salah satu komputer kasir.

Semua orang yang ada di sana menjerit tak terkecuali Sakura yang sangat terkejut karena pisau itu menyerempet punggung tangan Gaara yang menariknya.

"Gaara kau tidak apa-apa? Tangan mu terluka!" Sakura menjerit khawatir. Ia mengeluarkan sapu tangan dan membalut luka Gaara.

Keadaan kini buyar, orang-orang berlarian karena Red Light tidak hanya melemparkan pisau, namun juga beberapa barang dan rak di supermarket berjatuhan.

"Sakura, merunduk!"

Gadis itu langsung merunduk ke lantai dan menutup matanya serta menutup telinganya dengan kedua tangannya, ia sangat ketakutan.

Anggota keamanan yang datang di lempar dengan mudah oleh Red Light. Gaara langsung mengambil pistol di belakang pinggangnya.

Satu tembakan ia arahkan pada Red Light yang sedang sibuk melawan beberapa anggota keamanan, target Gaara itu tidak sadar akan tembakan yang sudah meluncur ke arah nya, ia menghindar namun bahunya terlanjur terkena tembakan.

Gaara segera menarik Sakura untuk keluar dari tempat itu, gadis itu hanya memegang tangan Gaara erat, ia berharap segera pergi dari tempat itu.

Sakura sangat ketakutan, pisau, suara tembakan, orang-orang berteriak kesakitan, ia tidak mampu lagi untuk menyaksikan semuanya.

Gaara langsung melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, mereka tidak bisa kembali ke rumah Sakura untuk saat ini. Karena Sakura di incar Red Light maka FuM mau tidak mau harus mau melindungi Sakura.

Mereka harus menangkap Red Light sebelum dia menangkap Sakura.

"Red Light, baru saja muncul." Gaara menghubungi Deidara. "Dia memang mengincar nya. Aku berhasil menembak bahunya. Kali ini aku dan Sakura sedang menyelamatkan diri, kirim bantuan sebelum dia kabur."

Sakura menangis di sana, ia bingung dengan Gaara, mengapa pria itu menghubungi seseorang dan mengatakan hal yang tidak ia mengerti.

Siapa yang di incar? Mengapa mereka harus kabur seperti ini? Kenapa semua ini terjadi pada nya?

"Ada banyak agen di sana yang membantu mu tadi, mereka adalah bala bantuan. Kami sudah mengikuti mu sejak tadi, karena curiga dia akan kembali. Tapi begitu kau pergi dia juga menghilang!" Ucap Deidara di sebrang sana.

"Apa? Dia─dia bukan manusia! Kita harus mengirim tim Pain, apa ada yang mengikuti ku sekarang?" Gaara mulai panik karena dia tidak memiliki senjata yang cukup.

"Ada tiga mobil yang melakukan pengawalan sekarang, kau bisa tenang. Aku sudah meretas cctv lokasi kejadian, anggota Pain sudah tiba di sana dan sedang memperbaiki semuanya. Misi ini sekarang di ketuai oleh Pain, kau mendapat misi baru."

Gaara menghela napasnya kesal, misi nya sekarang berubah karena status target mereka sudah berada di level pengguna sihir tingkat berbahaya.

"Kau harus menjaga Haruno Sakura sampai target tertangkap."

Gaara memelankan laju mobilnya, ia kemudian mematikan sambungan telponnya dengan Deidara. Misi nya berubah, tangan nya terluka dan Sakura tampak sangat shock.

Hari ini merupakan hari tersial nya. Gaara tidak dapat bercerita banyak pada Sakura, mungkin ia harus sedikit berbohong jika gadis itu bertanya nanti. Gadis itu kini masih menangis.


֎ ֎ ֎ ֎ ֎


Gaara membawa Sakura ke apartemen nya yang ternyata sudah di rapikan oleh orang-orang dari FuM, tidak ada alat-alat milik Deidara. Kamar Kiba dan Deidara pun sudah di kosong kan.

Kejadian hari ini sangat melukai ego Gaara. Tim nya telah di bubarkan begitu saja, tapi mungkin ini lebih baik daripada ia mati sia-sia dan target tidak tertangkap.

Gaara belum mengobati lukanya, ia mengurus Sakura lebih dulu yang masih enggan untuk berbicara, gadis itu masih bungkam sejak tadi.

Gaara membuatkan teh camomile untuk membuat gadis itu lebih rileks, Sakura hanya menatap Gaara dengan sendu. Ia melihat luka di tangan Gaara yang terus mengalirkan darah.

"Kau melindungi ku sampai terluka.. bagaimana bisa kita berada di dekat seorang teroris? " Sakura mulai berbicara lagi.

"Kau bahkan sampai menggunakan pistol untuk melindungi ku! Aku takut, tapi aku sungguh membenci orang itu walau aku tidak tau siapa yang melakukan itu tadi. Aku tidak melihatnya karena ketakutan."

Gaara merasa lega mendengar gadis cerewet itu mulai mengeluh.

"Kau baik-baik saja kan?" Gaara menyentuh rambut panjang Sakura dan merapikan nya ke belakang telinga gadis itu.

Sakura memasang wajah sedih lagi. "Tentu saja aku baik-baik saja karena kau Gaara! Lihat, tangan mu terluka karena aku!"

Lalu Sakura merengek lagi, seperti biasanya.

"Ini hanya luka kecil, kau tidak perlu khawatir." Gaara pergi mengambil P3K di kamarnya dan kembali ke ruang tengah untuk duduk di sofa bersama Sakura.

Pria itu mengobati lukanya, bukan hanya dengan perban dan obat tapi Gaara juga menjahit sayatan itu sendirian. Sakura hanya bisa melebarkan pandangannya saat melihat Gaara melakukan itu.

Menjahit luka sendirian? Bukankah mereka harus ke rumah sakit? Yang ada di pandangan Sakura sekarang Gaara seperti seseorang yang sadis. Pria itu wajahnya datar padahal tangan nya sedang di tusuk-tusuk.

"Kau lebih membuat ku takut dengan wajah itu sekarang, di bandingkan kejadian tadi." Ucap Sakura.

"Maksudku tadi kita memang hampir mati tapi kau menjahit luka mu sendiri dengan wajah santai begitu, apa kau seorang psycho?!"

Gaara menoleh pada Sakura, kini gadis itu terdiam karena ternyata Gaara menunduk sambil menjahit luka karena pria itu sedang menahan air mata yang sudah berada di ujung tanduk.

"Apa aku harus menangis di depan mu?" Bisik Gaara yang menahan sakit setelah jahitan terakhir nya.

Gaara juga manusia biasa yang bisa merasakan sakit, kenapa Sakura berpikir ia psycho?

Luka nya kemudian di tutup dengan perban dan Sakura menghela napas panjang karena Gaara sudah menyingkir kan semua bekas darah yang berada di atas meja.

Apa yang terjadi pada nya hari ini akan menjadi kenangan pahit sekaligus manis yang akan selalu Sakura ingat.

"Gaara... bukankah kau harus menjelaskan sesuatu padaku?"

Gaara hanya menatap Sakura, membiarkan gadis itu bertanya secara langsung tentang apa yang ingin di ketahuinya.

"Tadi kau menelpon siapa? Lalu Red Light itu apa? Siapa yang mengincar siapa? Kau ini sebenarnya siapa?"

Gaara duduk di samping Sakura dan mendekati gadis itu perlahan. Misi nya sudah berubah dan ia tidak bisa lagi menahan diri, ia harus memastikan sesuatu.

"Aku menelpon polisi tadi, kau menyebut orang yang menyerang kita teroris bukan? Maka anggaplah seperti itu." Jawab Gaara sambil terus mendekati Sakura.

"Teroris itu mengincar banyak wanita. Dia berbahaya."

Sakura mundur ketika Gaara terus mendekatinya, gadis itu bingung, Gaara sebenarnya mau melakukan apa? Kenapa dia terus mendekat hingga Sakura sekarang terpojok di ujung sofa.

"Aku mantan anggota militer yang berhubungan baik dengan banyak orang, termasuk polisi." Gaara terus berbicara, ia memang sedang membohongi Sakura demi kebaikan karena ia tidak mungkin mengungkap siapa dirinya yang sebenarnya.

"K-kenapa kau terus mendekatiku?" Sakura mulai salah tingkah dan takut.

Gaara kini berhasil membuat Sakura terpojok, gadis itu berada di bawahnya dan Gaara menatap mata emerald itu cukup lama. Ia tidak bicara dan hanya melakukan itu.

Ini adalah hal yang perlu ia pastikan, Gaara mengenyampingkan urusan kejadian tadi, ia melupakan sejenak misi nya dan ingin tau bagaimana rasanya menjadi seorang manusia biasa yang sering merasakan gundah.

Mereka saling bertatapan cukup lama, kedua nya merasakan degupan jantung masing-masing menjadi semakin cepat setiap detik nya ketika Gaara terus semakin mendekat pada Sakura.

Sakura itu gadis yang selalu merepotkan nya, membuat masalah, mengganggunya atau membuat Gaara harus mendengar ocehan nya.

Terkadang Gaara selalu tersulut emosi dan memarahi gadis di hadapan nya ini, atau bersikap dingin di saat gadis ini mengganggunya.

Namun semakin Gaara membiarkan nya, semakin Sakura terus berada di dalam ingatan nya. Dan yang harus di konfirmasi oleh nya sekarang adalah apakah dia memang sedang jatuh cinta pada Sakura atau tidak.

Jarak mereka semakin dekat hingga Gaara bisa merasakan napas Sakura berhembus menerpa wajah nya, aroma strawberry dari shampoo yang Sakura gunakan pun dapat tercium oleh nya.

Jantung nya semakin berdetak kencang, Gaara pikir dia kehilangan akalnya karena hidung mancung mereka kini telah bersentuhan satu sama lain.

Sakura tidak percaya dengan apa yang terjadi pada nya sekarang, setelah gugup karena hampir mati kini ia gugup karena Gaara. Ia tidak mampu bergerak selain mulai menutup matanya dan terdiam.

Berharap Gaara tidak melakukan apapun pada nya, atau hati kecilnya sebenar nya berharap akan yang lain? Sakura berharap Gaara akan melakukan sesuatu?

Apa yang terjadi pada mereka?

'ting tong!'

'Dugh!'

"Aakh!"

Dahi Gaara dan dahi Sakura beradu, mereka meringis bersamaan. Entah apa yang terjadi pada Gaara, ia malah terkejut karena mendengar bunyi bel apartemen.

Padahal tadinya ia akan melakukan─ Gaara bahkan menyesali pemikiran nya. Harusnya ia tidak mendekati Sakura seperti itu karena situasi sekarang malah lebih hancur dari kata canggung.

Gaara memberikan tatapan bersalah dan segera menuju pintu untuk melihat siapa yang datang, sedangkan Sakura merapikan diri nya. Ia merasa dahinya semakin lebar akibat Gaara.

"Gaara, kau benar Gaara kan?" Seorang wanita berambut cokelat berseru senang ketika Gaara membuka pintu tanpa melihat siapa yang datang lebih dulu.

Sakura yang mendengar suara itu, ia segera mengintip siapa yang ada di sana. Apa mungkin Gaara selama ini memiliki seorang kekasih? Tapi kenapa Sakura tidak pernah tau soal itu? Ponsel Gaara juga selalu kosong, log panggilan pria itu hanya ada nomor dia dan Kakashi saja.

Sakura yakin karena ia terkadang mengambil ponsel Gaara ketika mereka sedang bercanda meski Gaara benar-benar galak. Tapi ia sudah yakin mengecek semuanya, meski Sakura bukan siapa-siapa tapi dia itu memang gadis kepo.

"Mau apa kau kemari? Kenapa kau bisa tau aku di sini?" Tanya Gaara galak.

Gadis itu merengut. "Ih kau kenapa galak begini? Wah ini apartemen mu ya? Luas sekali, aku boleh lihat tidak?"

Gaara mendorong bahu perempuan itu hingga dia keluar dari ambang pintu. Sakura tidak bisa mengintip nya lagi padahal ia sangat penasaran. Siapa wanita itu? Kenapa dia begitu ramah pada Gaara? Sakura yang memang hobi mencari tahu, langsung mendekati pintu dan mengintip melalui layar monitor di samping pintu.

"Euh, Gaara kenapa malah menghalangi kamera nya?" Sakura kesal ketika mendapati punggung Gaara menutupi seluruh layar, padahal dia penasaran setengah mati dengan wanita yang datang itu.

Menyerah dengan rasa penasaran dan berpasrah pada perutnya yang mendadak lapar─sebenarnya Sakura sudah lapar sejak tadi.

Gadis itu akhirnya berjalan ke dapur untuk mengintip apa yang ada di kulkas Gaara. Ia yakin lelaki berambut merah itu juga tak akan marah, jika Sakura mengambil salah satu makanan nya.

Sakura selalu lapar kalau sedang emosi. Tapi sebenarnya dia emosi karena apa?

Sementara itu, Gaara sama sekali tidak menatap tamu nya dengan ramah, terutama karena telah mengganggu waktu nya.

"Lebih baik kau pergi karena aku tidak punya waktu untuk mu." Ucap Gaara mengusir nya.

Gadis itu merasa tak terima. "Kenapa harus? Aku kan ingin mengunjungi mu? Kita sudah lama tidak bertemu, inikah tanggapan mu?"

"Kita sama sekali tidak memiliki alas an untuk bertemu." Tukas Gaara tegas.

"Hanya karena aku mantan klien mu apa kau bisa melupakan aku begitu saja?" Tanya gadis itu sengit. "Apa hanya aku yang mengingat mu?"

Gaara muak dengan klien seperti ini, aneh nya FuM selalu tidak menyaring para pengguna jasa mereka. Contohnya adalah gadis ini, dia menyewa FuM setahun lalu hanya untuk menjadi bodyguard selama satu minggu dan memperlakukan para agen seenaknya hanya karena mereka memiliki banyak uang.

Gaara melanggar kontrak misi karena gadis di hadapannya ini memperkenalkan Gaara sebagai kekasih nya pada teman-temannya. Jelas saja itu di luar kontrak yang ada apalagi Gaara sangat membenci tipe-tipe orang kaya seperti ini.

"Hentikan, aku tidak pernah mengenalmu, kontrak kerja ku hanya berakhir setelah dua hari aku bekerja dengan mu dan aku sudah melunasi penalty nya dua kali lipat jadi pergi dari apartemen ku atau aku akan menembak mu." Jelas Gaara dengan tegas tanpa wajah ramah sedikit pun.

"Sekarang!" Gaara sedikit membentak dan ia segera masuk ke dalam lalu menutup pintu nya dengan rapat sementara sang gadis hanya menghentakkan kakinya dengan kesal lalu pergi.

"Lihat saja, aku akan terus mengejar mu sampai dapat!" Gadis itu berseru dari kejauhan.


TO BE CONTINUED ...

Continue Reading

You'll Also Like

148K 8.1K 39
|COMPLETED| SasuSaku Fanfiction My 1st Story - - - Banyak yang mengatakan tidak ada yang kebetulan di dunia ini, dan itu mungkin dialami oleh gadis p...
96.6K 4.9K 13
[REUPLOAD] Meskipun Sasuke dan Sakura bertunangan, tapi Sasuke tak pernah menerima Sakura bahkan sangat membenci dan menyuruh Sakura 'mati'. Ketika i...
8.7K 836 16
[Sasusaku Fanfiction] [horor] [drama] [romance] [angst] "Kalau ada kesempatan, aku pengen ketemu kamu lagi di kehidupan selanjutnya. Tapi kamu janga...
502K 37.4K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.