SAMUDRA ; My Bad Boy Husband...

By niscitaay

23.7M 2.2M 454K

[ šŸš« KONTEN HALU TINGGI! GAK SUKA WAJIB JAUH-JAUH! šŸš« ] [ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ! ] Best Higgest Rank 1 in... More

PROLOG
Samudra Alfa Adison
Arabella Nouis
Rumah baru, Dunia baru
Tempat Istimewa
Jadi organisasi kelas?
Luka dan makian
Pembelajaran Pagi Si Tampan
Belanja Versi Bela
Sebuah Penyesalan
Cuma penasaran
Rumah sakit atau kuburan?
Pilihan yang tepat
Kelakuan gila
Hukuman dadakan
Proses tak meghianati hasil
Belanja Versi Samudra
Situasi Aneh
Bukan tandingannya
Harus mulai terbiasa
Ibu rumah tangga
Kenyataan Sesungguhnya
Mati lampu part satu
MINGGU VIBES
Martabak coklat versi jalanan
Bukan masalah besar
Penyelasan Lagi
Bimbang
Martabak Coklat Versi Bela
QUESTION
Miliknya
Ekspetasi Realita
Perkelahian kecil?
Baikan?
Jealous? No!
šŸ™šŸ™šŸ™
Orang cantik, katanya.
Tamu tak diundang
Bermain versi DraLa
Penyelesaian Bela
Awalan ?
Sweet Feat Mr.Adison
Bastard
šŸ•Š BP šŸ•Š
怂 CAST 怂
Sweet Feat Nyonya Adison
Official Day
throwback
Quality Time
Budak Cinta?
Sebuah Pengakuan
Jangan Pergi.
Terungkap
Real Official
Menjauh?
night sweet feat hurt nyonya Adison
Kabar Buruk
Sam-nya Bela.
Kabar Gila
EPILOG
EXTRA PART āœØ
DRALA

Perlakuan manis

391K 32.6K 7K
By niscitaay

Absen nama crush kalian dooong 👅✌

Happy reading 🌙💖

. . . . . .

Kaki berbalut sepatu vans hitam itu berjalan menuruni tangga menuju kelasnya, merasa puas karena masalah nya dengan Gilang sudah terselesaikan.

Dengan sedikit saling memberikan pukulan sayang, akhirnya Samudra dan Gilang pun berhasil meluruskan sesuatu yang memang seharusnya tidak mereka biarkan berbelok.

Lagi pula, menyelesaikan masalah tanpa sebuah pukulan sayang nyatanya tidak akan afdol, dan tentu saja kurang seru.

Oleh karena itu, selesai melepaskan rasa sayang keduanya, dengan langkah cepat dan tergesa-gesa Samudra berjalan menuju kelasnya. Menyiapkan kupingnya yang sudah siap mendengarkan omelan panjang dari sang ibu negara.

Niat awal ingin berbicara diawal pelajaran, tapi justru malah menghabiskan waktu sampai seluruh pelajaran selesai.

Didalam kelas, bisa Samudra lihat Bela tengah duduk dibangkunya dengan kepalanya yang bertumpu pada meja nya. Maniknya melihat seisi kelas yang sudah kosong, membuat sosok Bela diujung ruangan seperti itu menjadi terlihat menyedihkan.

"Bela,"

Suara Samudra mengintrupsi, menggema terlalu keras juga mengingat ruangan yang mereka tempati sudah sepi dari para penghuni.

Melihat Bela tak beranjak, Samudra pun menghampirinya, duduk diatas meja tepat disamping kepala Bela.

"Kamu tidur?" tanya Samudra samar. "Apa marah?"

Bukan balasan yang Samudra terima, melainkan tindakan menggemaskan dari wanita dibawahnya. Dengan perlahan Bela mendongak, masih dengan matanya yang terpejam Bela menaruh kepalanya diatas paha kekar Samudra. Mengusel seraya mencari posisi yang nyaman diatas paha berbalut celana abu-abu itu.

Samudra tersenyum, membiarkan Bela akan melakukan apa saja pada dirinya.

"Ngantuk nungguin aku, ya?"

"Kamu lama. Aku diintrogasi sama Safa, sama Keyla juga tadi. Tanggung jawab."

Samudra menautkan alisnya bingung. Tangannya kini sudah mengelus lembut pucuk kepala berlapis jilbab itu.

"Introgasi?" beo Samudra. "Emang kamu ngapain?" tanya nya bingung.

Bela berdecak. Kepala berlapis kerudung putih itu pun menjauh dari paha Samudra, mendongak seraya menatap cowok yang tengah menunduk sekarang.

Melihat wajah Samudra sejelas ini membuat Bela membulatkan matanya.

"INI KENAPA?!" tanya Bela panik. Tangannya terjulur menyentuh kedua pelipis serta pangkal hidung Samudra yang terluka.

Samudra meringis. Tangannya menarik tangan Bela menjauh. "itu luka."

"Gak lucu, ih! Kenapa berantem? Kenapa juga kena pukul?! Katanya janji gak bakal berantem?! BOHONG MULU!"

Sebelah matanya tertutup begitu teriakan Bela keluar. Untung saja kupingnya sudah Samudra latih sebelum pergi kesini, jadi mendengar nada pecah ibu negara-nya sekarang bukan lah sebuah permasalahan.

"Bukan berantem, Bela. Ini tuh bukti perlurusan masalah. Yakali, aku sama Gilang berantem. Kita gak pernah berantem."

Bela mendelik tajam, tubuhnya bangkit seraya melempar tas nya kewajah Samudra.

"Ngomong sana sama tembok!"

____________

Playlist ;

Woman like me - little mix, Nicki minaj.

Bela tersenyum puas seraya berjalan masuk menuju rumah Keyla dengan senyum mengembang.

Selesai membersihkan luka Samudra beberapa jam yang lalu, dengan acara ngambeknya yang masih berjalan Bela pun mengambil kesempatan dalam kesempitan tersebut.

Dan hasilnya adalah hari ini Bela bisa kembali hangout bersama kedua teman yang masih tak percaya dengan statusnya itu, dengan sedikit nada ngambeknya Bela memberi syarat, kalau dirinya diizinkan untuk pergi bersama Keyla dan Safa, ia akan berjanji untuk memaafkan Samudra kali ini.

Dan tentu saja tak ada kata tidak yang akan Samudra keluarkan untuk istri tersayang nya itu.

"Assalamualaikum, Key!"

Sebut saja tidak sopan, sudah masuk kamar baru mengucapkan salam. Lagi pula bukan masalah, karena kedua orang tua Keyla memang jarang dirumah kalau siang hari. Oleh karena itu rumah si cantik satu itulah yang sering menjadi tempat tongkrongan mereka.

"Waalaikumsalam, Bebeb," balas Keyla dengan pandangannya yang masih fokus pada kukunya, dengan tangan satunya yang sedang melapisi permukaan kuku nya menggunakan cat berwarna hujau terang.

Melihat hal itu pun sontak membuat Bela berlari kecil menuju kasur dimana Keyla berada.

"Mau dong! Gue udah lama gak ganti warna kuku nih, jelek banget item terus!" ujar Bela girang. Goyangan tubuhnya membuat area Keyla ikut bergerak.

"Diem, Bel! Nanti kuku gue berantakan!" omel Keyla.

"Iya-iya, Sorry, lupa gue."

Bela memutar maniknya, melihat Safa yang anteng disofa panjang dengan wajah nya yang sudah terlapisi masker, dengan dua potong timun pada kedua matanya.

"Lo udah disini dari tadi, Saf?"

"Hm,"

"Rajin amat. Gue aja baru dateng."

"Gue gak harus minta izin sama suami dulu, jadi gak ribet."

Bela menekuk bibirnya. "Sindir ae terus sampe mampus," ujarnya kesal.

Pasalnya, selesai mengklarifikasi hubungannya dengan Samudra kepada kedua sobatnya itu, Safa tidak berhenti untuk terus menyindirnya.

Keyla melirik Bela, "Tapi denger cerita lo tadi, gue justru kagum, Bel. Lo berani ngambil keputusan yang bahkan bisa aja dampaknya buruk buat lo kalo gak cocok. Ya kan?"

Bela tersenyum, kepalanya mengangguk. "Thanks, Key. Lo emang yang paling nger-ti gue." balas Bela sengaja menekan kata ngerti agar Safa merasa tersindir.

Dan tentu saja dengan kepekaannya yang berada diatas langit, Safa bangkit dengan tangannya yang sudah menarik masker dari wajahnya. Menjatuhkan kedua timun pada matanya kesembarang arah.

"GUE JUGA NGERTI!" balas Safa emosi. Membuat Keyla dan Bela menatapnya kaget.

"Gue juga ngerti kalo ada diposisi lo. Siapa sih yang mau dijodohin? Apalagi nikah yang harus megang tanggung jawab besar. Gue juga kagum sama lo, Bel. Gue bangga punya temen kayak lo. Setidaknya lo gak kabur sewaktu lo dihadapin pilihan itu. Gue seneng liat lo sama Samudra sekarang. Gue cuma kesel karena lo harus sembunyiin itu. Gue gak marah, gue justru bahagia liat lo kayak gini. Gue juga pengertian, Belaaaaa!!!" Safa berapi-api ketika mengucapkannya. Api penuh kasih yang berhasil membuat Bela tersenyum lebar.

Gadis berjilbab pasmina ungu pudar itu menghampiri Safa, menariknya cepat kedalam pelukannya. "Ulululu Safa-nya gue. Gemes banget sih sama lo, Saf. Makin sayang sama lo, nih," ujar Bela seraya mengguncangkan tubuh mereka. Membuat Safa sesak namun juga tak membuat senyum diwajahnya memudar.

"Resek sih lo, harus gue jelasin panjang lebar dulu kaya tadi, hah?"

Bela terkekeh. "Iya harus. Kapan lagi gue bikin lo ngomong panjang lebar kayak pak Budi," ledek Bela geli.

Keduanya kini tertawa puas, merasa tali ketiga nya tak akan pernah putus karena jarak dan tembok besar yang berusaha memutuskan selalu bisa mereka hancurkan. Dan tak bisa dipungkiri seberapa bahagia Bela bisa memiliki kedua teman super pengertian seperti manusia didalam kamar bernuansa summer ini.

ditempatnya, Keyla mencibir. Memajukan bibirnya iri melihat kedua sahabatnya itu berpelukan.

"Gue juga mau pelukan, tapi takut kuku gue rusaak!!" geram Keyla sedih.

___________

Sembari merutuki tukang ojek yang lama menjemputnya, Bela juga merutuki niatnya yang tadinya ingin mengejutkan Samudra agar ia tiba dirumah dengan cepat, tanpa sepengetahuan cowok itu.

Namun apa daya sesuatu hal baik memang tak pernah berjalan mulus. Bukannya balik lebih cepat, Bela justru harus menunggu lama untuk si abang ojek mengisi bensinnya. Dan lebih sial lagi, jalanan sore ini harus macet yang berhasil membuat Bela sampai rumah hampir menuju maghrib.

Selesai mandi, Bela langsung menghampiri Samudra yang terlihat fokus bermain pada layar tv, dengan PSP yang sudah memenuhi kedua tangannya.

Bela mengerucutkan bibirnya, bingung harus bagaimana. Ia jarang membujuk Samudra, karena memang cowok itu jarang sekali merajuk kepadanya.

"Samudra marah sama aku?" tanya Bela dengan nada manjanya. Wajahnya Bela majukan, menutupi pandangan Samudra dari layar didepannya.

Maniknya Bela kedipkan sedih, tak lupa bibirnya yang juga Bela majukan. "Samudra marah sama Bela?" ulang Bela lagi. Muka menyedihkan bercampur menggemaskan itu berhasil membuat pertahanan Samudra goyah.

Sial, kalo udah gini gimana bisa marah? Pengen cium malah.

Samudra mengalihkan pandangannya, muka juteknya masih terpampang jelas diwajahnya.

Tahan, dra. Kapan lagi lo liat dia kaya gini? Sabar, cium nya nanti.

Bela mendesah sedih, caranya gagal. Bahkan dengan cueknya sekarang Samudra kembali fokus pada permainan nya itu.

"Samudra udah dong marahnya," Bela memberanikan diri untuk menyelipkan kelima jarinya pada jemari Samudra yang masih bersentuhan pada PSP ditangannya.

Dan begitu Samudra menghempaskan seluruh jarinya, bibir Bela kembali maju dengan raut wajah betenya.

"Aku sengaja gak minta jemput karena mau suprisein kamu kalo aku pulang cepet. Tapi abang ojeknya malah isi bensin dulu, udah gitu ngantri panjang banget. Pas beres, malah kena macet." jelas Bela jujur. Penjelasan dengan bibir maju yang membuat Samudra meliriknya singkat, kemudian tersenyum tipis sewaktu Bela menundukkan wajahnya.

"Terus pas macet, ada lampu merah juga. Aku juga gak peluk abang ojeknya, aku duduk diujung banget malah. Beneran Samudra, Bela gak boong."

Bela memainkan otot bisep Samudra. "Macetnya panjang banget tau," lanjutnya. "Tapi gak sepanjang cinta aku ke kamu," Bela mencubit otot bisep Samudra, masih dengan wajah nya yang tertekuk lesu dibarengi bibirnya yang masih setia maju.

"Jangan marah lagi, aku juga maunya dijemput kamu. Serius deh, aku tuh mau kagetin kamu pulang cepet tadi,"

Selagi berucap, Bela kembali mengaitkan tangannya pada tangan Samudra, dan didetik berikutnya hempasan manjah pun kembali menyapa.

"Kamu masih marah, hem?" tanya Bela sedih, tangannya mengusap pipi Samudra lembut.

"Samudra?"

"Sam?"

"Beneran masih marah, nih?"

"Samudra masih marah beneran? Bener masih marah?" Bela kembali memajukan wajahnya, menatap Samudra yang sama sekali tak meresponnya sedari tadi.

Namun hal selanjutnya yang Bela lakukan berhasil membuat Samudra melirik penasaran. Pasalnya, dengan wajah menggemaskan nya itu Bela justru bangun dari duduknya, kemudian pergi kebelakang entah kemana. Samudra masih gengsi untuk menengokkan kepalanya. Walau rasa penasarannya saat ini benar-benar diujung tanduk.

Dan begitu pelukan erat dilehernya menyapa, dibarengi kecupan bertubi-tubi pada pipinya terasa, Samudra pun segera menoleh dan mendapati Bela yang sudah menempel pada punggungnya dengan kedua tangan yang memeluk erat lehernya.

Bela mengecup pipi Samudra lagi, kemudian menarik wajah cowok itu agar menoleh kearahnya. Dan begitu tatapan mereka bertemu, Bela mencium singkat bibir Samudra. Membuat cowok itu tersentak kaget.

"Samudra jangan marah lagi sama Bela, ya? Bela nya bingung kalo liat Samudra diem kayak gini. Bawaannya pingin cium terus," entah pengucapan dari mana, otak Bela terlalu random untuk menyusun. Yang terpenting sekarang adalah Samudra mau memaafkannya.

Masih dengan wajah sok dinginnya, Samudra menatap Bela. "Kalo gitu ciumin lah."

Bela mengerjap, tawa kecil pun terdengar. "Mau aku ciumin, nih?" tanya Bela menggoda. Tangannya mengelus lembut kedua rahang tegas itu.

Samudra menggidikkan bahunya acuh. "Gak usah juga bodoamat."

"Galak banget sih, sayang," dengan sekali tarikan pada wajahnya, Bela kembali menyatukan bibirnya. Mengecup lembut yang jumlahnya lebih dari sekali.

"Maafin aku ya?" tanya Bela melembut. Maniknya menatap serius Samudra, namun bibir majunya masih tak Bela pudarkan.

Dengan cepat tapi lembut Samudra sudah mengangkat tubuh Bela, hingga seperkian detik tubuh ramping itu sudah berada diatas pangkuannya. Membuat pekikkan tertahan terdengar dari bibir Bela.

Tangannya memeluk erat pinggang Bela, bahkan PSP yang sedari tadi Samudra pegang sudah jatuh entah kemana.

Maniknya menatap Bela dalam. Menenangkan istri kesayangannya itu yang sudah menatapnya takut.

"Aku gak marah. Aku cuma khawatir kamu kenapa-kenapa, Bela. Aku gak pernah bisa marah sama kamu. Kamu juga tau itu." jelas Samudra.

Suara teduh itu nyatanya berhasil membuat jantung Bela berdebar, bekerja dua kali lipat lebih cepat hingga membuat pipinya ikut bersemu malu.

Melihat wajah lucu dihadapannya membuat Samudra tersenyun menggoda, kening nya kini Samudra sentuhkan pada kening Bela. Membuat deru nafas keduanya saling bertabrakkan.

Samudra mengelus pinggang Bela, maniknya masih setia menatap Bela dengan senyuman penuh maksud nya.

"Someone said, they wanted to kiss me continuously. And im invite, i wait to fire the kiss."

Tubuh Bela menegang, selesai berucap seperti itu, Samudra menjalankan aksinya. Aksi yang sangat Bela ketahui bahwa malam ini, waktu tidurnya harus kembali berkurang.

。。。。





NEXT THE PART IS EPILOG, SIAPA YANG UDAH SIAP PISAH?

Spam comment jangan lupa, and put the star okeeey 💖

follow ig ;

@ samudradison
@ bella.nouis
@ safalia_ardinni
@ keyladsty

Salam sedih mamoy, 😭🤒🍓

Continue Reading

You'll Also Like

102K 3.1K 35
Beberapa part di private, follow sebelum membaca!! Lo boleh benci sama gue tapi gue mohon tolong kasih gue kesempatan buat memperbaiki semuanya ~ Raf...
4.3M 256K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
340K 2.7K 5
Aruna harus rela menelan pil pahit ketika Perusahaan milik ayahnya bangkrut sehingga mengundang permasalahan-permasalahan lainnya muncul dalam kehidu...
ALTHAPASYA By dei

Teen Fiction

1.4M 38.5K 10
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Gimana rasanya nikah sama tetangga sebelah? ----- "Hilangkan kebiasaan kamu bermain di Club. Kalau tidak Bunda akan jo...