sleep boy ·· hueningkai [✓]

By wooyeonz

11.1K 2.2K 69

❝ entahlah, jadwal tidurku sekarang kacau.. ❞ More

[Prolog : Sleep]
01.| Gradulation.
02.| Coffee.
03.| Soulmate.
04.| Neighbor.
05.| Soulmate II.
06.| Night.
07.| Drama.
08.| New Sister.
09.| 20cm.
10.| Wonder.
11.| Begin.
12.| Sorry.
13.| How.
14.| Feelling.
15.| Home.
17.| Guilty.
18.| Down.
19.| Promise.
20.| Without Him?
[Epilog : Awake]
thank you!

16.| You.

234 66 0
By wooyeonz

Abigail duduk di teras rumah. Ia menekuk lututnya,lalu memeluknya. Sebenarnya ia senang,tapi entah kenapa ia juga merasa sedih.

"I wondering,are you my best friend…" Abigail  mengalunkan nada dari lagu yang terlintas di benaknya. Ia terus bernyanyi dengan suara yang cukup kecil. "…My heart is pounding toninght. I wonde,If you…"

"Sedang apa kau?" Tanya Kai yang baru datang. Abigail langsung diam. Kai kemudian duduk di sebelah Abigail. "Hanya duduk saja." Abigail lalu menurunkan kakinya.

"Kau akan pulang lusa?" Abigail mengangguk. "Dari mana kau tau?"

"Bahiyih,Dia hampir menangis tadi. Sudahlah,lupakan. Itu bagus untukmu." Abigail mengangguk. "Bagaimana denganmu?"

"Apanya?"

"Apa ini bagus untukmu?" Tanya Abigail. Kai hanya diam. "Bagaimana kondisimu?"

"Aku tidak apa-apa jangan bertanya soal itu lagi." Elak Kai.

"Apa kau tertidur saat pelajaran berlangsung?" Kai tersentak. "Bagaimana kau tau?"

"Aku hanya menebak. Apa kau sudah mendapatkan obatmu lagi?" Kai menggeleng. "Itu sudah tidak berfungsi."

Abigail diam saja. "Apa…kau masih menyukaiku?" Tanya Kai malu-malu. "Yah,sepertinya begitu." Ucap Abigail santai.

Kai lalu berdiri.  "Aku akan masuk. Masuklah. Ini sudah malam." Abigail hanya mengangguk.

Seperti biasanya,tangan Kai mati rasa lagi. Kodenya sudah jelas sekarang,hanya tinggal…

"Hueningkai!" Abigail berteriak,ia segera berdiri di belakang Kai lalu menahan pria itu agar tidak terjatuh.

"Bahiyih! Ibu! Bantu aku Hueningkai tertidur lagi!" Teriak Abigail kedalam rumah,tak lama Ibu Kai dan Bahiyih terlihat berlarian lalu membantu Abigai untuk membawa Kai ke kamarnya.

Mereka lalu membawa ke kamar tamu yang ada di lantai satu, karna untuk membawa Kai ke kamarnya yang ada di  lantai 2 itu membutuhkan tenaga ekstra.

"Ibu dan Bahiyih tidurlah,aku akan menjaganya." 

"Aku saja kak yang menjaga Kak Huening."

"Iya,kau istirahatlah." Abigail tersenyum. "Aku ingin menjaganya Ibu apa boleh?" Wanita itu menghela nafas,"baiklah."

Abigail tersenyum senang. Ibu Kai dan Bahiyih pergi. Abigail lalu mendekat ke arah Kai. Ia meletakan jari telunjuknya di depan hidung Kai. Terasa hembusan nafas,lalu tangannya ia letakan di dada Kai. Masih berdetak.

Itulah yang ia lakukan ketika Kai tertidur. Rasa takutnya tidak bisa ia bohongi. Ia tidak berharap Kai tiada,ia hanya kawatir. Anggaplah ini berlebihan,namun hanya itu yang membuat rasa kawaritnya berkurang.

Setelah puas,ia duduk di sofa,lalu menyenderkan punggungnya. Tak lama,matanya terpejam. Ia tidak akan meninggalkan pria itu sendiri sampai pria itu terbangun.

━─ೋ❈ೋ─━

Abigail membuka matanya. Nafasnya terengah-engah,keringat bercucuran. Ia lalu menegakan punggungnya. Matanya segera tertuju kepada ranjang yang kosong. Ia segera berdiri,berlari tak karuan dengan nyawanya yang belum terkumpul semua.

Ia berjalan menaiki tangga,kaki gadis itu lalu terpelset. Hampir,gadis itu hampir jatuh jika Kai tidak segera menahannya.

"Bodoh." Ucap pria itu singkat. Abigail yang syok segera duduk di tangga lalu menangkup wajahnya.

"Apa yang kau lakukan? Berlarian saat baru terbangun? Matamu saja belum terbuka sepenuhnya. Dasar bodoh."

Abigail masih menunduk dengan tangan yang menangkup wajahnya. Kai hanya diam melihatnya. Semakin lama,terdengar isakan kecil.

"Kau menangis?" Tanya Kai. Pria itu lalu berjongkok di depan Abigail. "Kau menangis?" Tanyanya sekali lagi.

"Ada apa Kai?" Ibu Kai berjalan melintasi beberapa anak tangga. "Kenapa kalian duduk disini? Seperti tidak ada kursi saja." Abigail masih menunduk.

"Ibu turunlah,aku akan mengajak Abigail ke depan."

"Ada apa dengan Abigail? Kau tidak apa-apa Abigail?" Tanya Ibu Kai kawatir. Kai menghela nafas,"Ibu." Ucapnya dengan nada memohon.

"Ah,baiklah. Ibu akan buatkan sarapan." Ibu Kai lalu pergi. Kai lalu berdiri dan duduk di sebelah Abigail.

"Kau ini kenapa? Berhentilah menangis. Bukankah besok kau akan pulang?" Bujuk Kai. Abigail lalu mengangkat wajahnya yang basah,lalu mengelapnya. Beberapa rambutnya yang berantakan menempel di wajahnya.

"Tidak apa-apa. Aku hanya… aku tidak apa-apa." Kai mengerutkan dahinya.

"Katakan."

"Hah,baiklah, aku,aku bermimpi buruk,kau tau? Itu sangat buruk. Dan saat aku bangun, kau tidak ada di kasur. Aku sangat takut,sungguh. Aku...entahlah. Kepalaku terasa pusing." Abigail lalu berdiri. Ia berjalan dengan aneh, lalu masuk ke kamar mandi di dekat dapur.

Kai masih duduk di anak tangga. Ia memikirkan berbagai macam hal. Tak lama Abigail kembali ke tangga,berniat pergi ke kamarnya.

"Hentikan itu." Abigail berhenti. "Apanya?"

"Berhenti menyukaiku." Abigail tidak mengerti. "Apa maksudmu."

"Berhebti menyukaiku. Cepatlah pulang." Kai lalu berjalan ke depan. Abigail mematung sesaat,lalu pergi ke kamarnya.

Gadis itu membereskan barang-barangnya. Satu persatu dimasukan ke dalam tas besar. Ia merasa senang,juga sedih. Akan hal tadi,dan kemarin.

Mengapa semua berlalu terlalu cepat?

Semua pakaian di lemari sudah ia kemasi. Sekarang ini akhir pekan,itu alasan ia memilih pulang besok. Besok minggu, dengan begitu ia tidak akan kerepotan waktu.

Setelah selesai, gadis itu berjalan ke arah dapur,hendak memakan sarapannya. Namun tiba-tiba badannya lemas. Ia berpegangan erat pada pegangan tangga. Kepalanya terasa pusing,sakit, gadis itu berhenti menuruni tangga.

Tanpa ia tau,bahwa Kai dari bawah memperhatikannya. "Kau tidak apa-apa?" Tanya Kai dengan tangan memegang selembar roti.

Abigail masih diam. Kai yang merasa curiga segera mendekat ke arah gadis itu. "Hey,kau kenapa?"

"Aku tidak tau,kepalaku sakit."

"Bodoh,jangan berjalan di tangga jika kepalamu sakit." Ujar Kai sembari memegang kedua bahu Abigail setelah memasukan sisa potongan rotinya kemulut. Pria itu menuntun Abigail kembali ke kamarnya.

"Astaga,kau ini demam atau apa?"

"Aku tidak tau. Tadi baik-baik saja." Kai berdecak. Ia kemudian menyuruh Abigail tidur kembali ke kasurnya. "Tunggu sebentar."

Kai lalu berjalan cepat ke dapur,ia mengeluarkan air dingin dari kulkas dan handuk kecil dari dalam kamar mandi.

"Ada apa?" Tanya Ibu Kai yang tengah memotong sayuran. "Abigail demam." Ibu Kai segera meletakan pisaunya. "Benarkah? Akan Ibu priksa."

Mereka berdua kemudian pergi ke kamar Abigail. Kai segera mengompres Abigail dengan air dingin. "Apa harus Ibu panggilkan dokter?"

"Tidak. Tidak usah,aku baik-baik saja. Aku hanya perlu istirahat." Abigail lalu menarik selimutnya.

"Baiklah. Ayo Kai biarkan dia beristirahat." Kai mengangguk. Ibunya lebih dulu pergi. Kai lalu membawa baskom air dingin itu keluar.

Tangannya kumat lagi. Ia merasa sial. Dan 3 detik kemudian ia ambruk. Suara baskom yang jatuh terdengar jelas di telinga Abigail.

Gadis itu segera menyibak selimutnya dan berlari ke luar kamarnya. "Astaga!" Ia segera mendekat kearah Kai yang sudah terbaring di lantai. Tak lama Ibu Kai datang.

"Astaga ada apa ini?"

"Hueningkai tertidur lagi." Abigail menyingkirkan baskom itu,lalu mengelap air yang baru saja tumpah.

Mereka berdua lalu berusaha mengangkat Kai,namun tidak sanggup. Akhirnya,Ibu Kai mengeluarkan sebuah kasur lantai kecil dan meletakannya di sebelah Kai,tak lupa dengan bantalnya.

Abigail lalu mendorong Kai hingga Kai berada di atas kasur itu. Ia kemudian bernafas lega. "Istirahatlah. Biar aku yang menjaganya."

"Tapi-"

"Kau itu sedang sakit." Abigail menurut. Ia kemudian berjalan ke kamarnya dan kembali tidur.

━─ೋ❈ೋ─━

-Kai Kamal Huening-

Continue Reading

You'll Also Like

89.4K 11.4K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
18.5K 2.5K 35
Kencana Putra tak pernah tertulis dalam sejarah, tapi ia melegenda dengan ceritanya sendiri. Semua orang bungkam ketika nama itu terdengar. Mengunci...
YES, DADDY! By

Fanfiction

303K 1.8K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
6.4K 916 31
Melodi kerinduan ini membuatku tersiksa. Sebab, aku tidak tahu siapa yang ku rindukan. Dia, yang selalu muncul dalam mimpiku, terlalu asing untuk dik...