Reyna Aprillia

By nadhyaah_

86.9K 4.3K 382

Yang membuatku bingung sekaligus lelah adalah ; Disaat aku memilih bertahan, namun tak pernah kau anggap. Kau... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Empat Puluh Satu
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan
Lima Puluh
Lima Puluh Satu
Lima Puluh Dua
Lima Puluh Tiga
Lima Puluh Empat
Lima Puluh Lima
Lima Puluh Enam
Lima Puluh Tujuh
Lima Puluh Delapan
Lima Puluh Sembilan
Enam Puluh
Enam Puluh Satu
Enam Puluh Dua
Enam Puluh Tiga
Enam Puluh Empat
Enam Puluh Lima
Enam Puluh Enam
Enam Puluh Tujuh

Tiga Puluh Dua

751 35 0
By nadhyaah_

Haii aku comeback😁

Maaf ya kalo sebelum nya aku tiba-tiba menghilang dan gak nerusin part, dikarenakan ada kendala juga semenjak berlakunya belajar daring, tugas sekolah ku numpuk melebihi saat sekolah biasa.

Oiya, sebelum baca Vote dulu boleh?

Aku harap kalian para readers mulai suka sama jalan cerita Reyna Aprillia ini ya:)

Kalo diantara kalian ada masukkan positif, komen aja. Aku senang kok kalo ada yang mengoreksi cerita ini🙂

~Happy reading~

🍭🍭🍭

Semenjak hari dimana acara pernikahannya berjalan dengan lancar, Reyna yang sekarang berstatus sebagai istri Reyhan terbangun dari tidurnya. Melirik sejenak kearah samping kanannya. Terlihat, suaminya tampak begitu pulas dalam tidurnya.

Benar. Sudah dua hari mereka tidur diatas ranjang yang sama. Hal ini terpaksa mereka lakukan supaya Rahma tidak menaruh curiga pada keduanya.

Eits tunggu dulu, walaupun mereka satu ranjang, tapi diantara keduanya dibatasi oleh guling dan benda lainnya. Jadi aman!

Jadi, awal malam pertama. Baik keluarga Reyhan maupun keluarga Reyna sama sama sudah pulang dari Bandung. Termasuk sang pengantin baru. Begitu sampai di Jakarta, Reyna dan Reyhan bermalam di kediaman Rahma yang begitu luas nan megah itu.

Iya. Setelah acara itu selesai 2 hari lalu, Rahma meminta mereka untuk sementara ini tinggal dirumahnya. Sebelum mereka mempunyai rumah sendiri.

Awalnya sempat menolak. Tapi Rahma terus memohon, akhirnya Reyna mengiyakan dan Reyhan, suaminya itu ikut menyetujui.

Pasti kalian sedikit bingung mengapa mereka berdua mau tidur satu ranjang walaupun sudah sah? Padahal semua terjadi karena tanda tangan kontrak. Jadi gini...

*flasback on

“Reyhan?” panggil Reyna pelan.

“Hm. Apa?” Reyhan menyahut santai.

Reyna sedikit bergidik ngeri saat mengedarkan pandangannya ke setiap sudut penjuru kamar bernuansa crem, dipadukan putih tulang dan biru. “Kita harus banget satu kamar?”

Reyhan yang sedang memainkan ponselnya jadi terhenti, menoleh ke istrinya. “Selama kita di rumah Mama, turutin aja kemauannya.”

“Euhm oke.”

Reyna berjalan gontai kearah kamar mandi untuk berganti pakaian dan membersihkan wajahnya dengan facial wash. Selama Reyna dikamar mandi, Reyhan menunggu cewek itu keluar sambil membuka sosial media di ponsel pribadinya.

Sekitar 30 menit kemudian, pintu kamar mandi pun terbuka. Akhirnya penantian Reyhan berakhir.

“Cewek emang gitu ya?” tanya Reyhan lalu menaruh ponselnya diatas meja samping sofa.

Tentu saja Reyna bingung. ”Maksud kamu?”ujarnya mengernyitkan alis.

“Suka banget lama-lama di kamar mandi.”

“Emang tadi lama?”

Reyhan berjalan mendekati istrinya. ”30 menit lama nggak?”

“Ya.. Lumayan sih,”

“Tuh tau.” kata Reyhan sedikit jengkel. “Dasar kaum Hawa!”

“Biarin!”

Hanya butuh beberapa menit untuk Reyhan membersihkan dirinya sekaligus berganti pakaian di kamar mandi. Tak seperti Reyna yang begitu lama didalam sana. Terkadang Reyhan berpikir, cewek yang suka berlama-lama dikamar mandi itu sebenarnya melakukan apa saja? Melamun kah? Menyanyi kah? Lari Marathon kah? Atau semuanya benar? Aish, cewek memang rumit.

“Ehh tunggu tunggu!!!” jerit Reyna begitu melihat suaminya yang hendak naik ke ranjang.

“Apaan?”

“Kamu mau ngapain?”

“Ya tidur lah,” sahut Reyhan enteng.

“Disini?”

“Ya.”

“Satu ranjang?!”

“Kenapa? Ini kamar aku, ranjang aku.” jelas Reyhan mengingatkan. “Berhak dong?”

“Iya sih..” jawab Reyna kikuk. “Ya.. tapikan aku juga mau tidur disini,” lanjut nya.

“Yaudah tinggal tidur.”

”Kamu di sofa aja kek,”

Reyhan mengangkat sebelah alisnya. “Kalo nggak mau gimana?”

“Ya harus mau!”

“Nggak!”

“Harus!”

“Nggak mau!”

“POKOKNYA HARUS MAU!!!”

“Diam atau aku cium?!”

Deg.

Hanya 4 kata yang keluar dari mulut Reyhan, mampu membuat cewek itu diam terpaku. Dengan sedikit melotot.

Reyhan terkekeh, “Kok diam?”

“Nggak mau aku cium nih?” goda Reyhan. Kini Reyna kembali ke alam sadarnya. Menggelengkan kepala sejenak.

“Iihh harus mau Reyhan! Ini demi kebaikan bersama.” celetuk Reyna.

Sungguh ucapan nya membuat Reyhan menjadi ambigu, ”Kepentingan bersama?” Reyhan mengulang dua kata terakhir ucapan Reyna.

Cewek itu kelabakan sendiri. Bingung harus menjawab bagaimana. Aish, dia kesal sendiri. Apa iya laki-laki dihadapan nya sekarang tak mengerti apa maksud perkataan nya?

“Masa kamu nggak paham sih?!” ketus Reyna.

Sebenarnya Reyhan paham. Paham sekali apa yang cewek itu maksud. Tapi dirinya sengaja berpura-pura tak paham. “Oh.”

Cowok itu tertawa renyah. “Aku nggak akan sentuh kamu.”

“Bener ya?”

“Iya.”

“Janji?”

“Janji.”

Reyhan menahan rasa kesalnya setengah mati. “Udah kan? Aku ngantuk.”

Dengan cepat, Reyhan berniat merebahkan tubuhnya diatas ranjang, tepat disebelah kiri Reyna. ”Ehh tunggu..!!”

“Apalagi?!”

“Guling ini aku pakai buat pembatas.” tutur Reyna sembari membenarkan posisi guling di tangannya.

“Jadi, masing-masing dari kita nggak ada yang boleh melebihi batas yang aku buat. Oke?” beo Reyna seperti burung Kakatua dan burung Beo.

“Terserah.” jawab cowok itu. “Udah?”

Reyna mengangguk. “Jangan ganggu tidur aku.” kata Reyhan dengan sedikit menekankan ucapannya.

Semoga aku kuat buat nggak melakukan hal itu, Reyn — kata Reyhan membatin, kemudian mulai memejamkan kedua matanya.

*flashback off

Setelah mengingat ingat kembali kejadian malam itu, kemudian Reyna berjalan gontai kearah lemari, lalu beralih menuju kamar mandi untuk melakukan ritual pagi. Sekitar 30 menit kemudian dirinya selesai melakukan ritual pagi. Dan sudah memakai pakaian yang sebelumnya ia ambil dari dalam lemari.

Kini dirinya tepat di depan cermin untuk men- touch up wajah dengan sedikit bedak. Lalu mengoleskan lipbalm agar bibirnya tidak kering, dan langsung keluar menuju dapur untuk masak sesuatu.

Cewek itu bangun lebih awal dan menyiapkan segala sesuatu sendirian. Reyna membuka kulkas dan mengeluarkan beberapa bahan masakan disana.

Tak lama setelah ia menyiapkan semua bahan-bahan untuk memasak, seorang wanita paruh baya muncul dan sedikit mengejutkan dirinya. Ternyata itu Bi Inah.

“Non Reyna?”

“Sini Non, biar bibi saja yang masak.” tegur Bi Inah mendekati Reyna.

Reyna tersenyum manis. “Aku bisa kok Bi, serahkan semuanya sama Reyna.” jawab Reyna seraya memotong cabai dan juga bawang.

“Tapi kan Non pengantin baru, dari kemarin juga sudah melakukan ini itu.”

“Lebih baik, Non temani Den Rey dikamar.”

Reyna berdeham lalu berbalik menghadap Bi Inah. “Dia masih pules, biarin aja Bi.”

“Walaupun aku pengantin baru, bukan berarti aku harus malas-malasan kan?” lanjutnya dengan santai.

Bi Inah tersenyum dan pasrah saja. “Iyasudah Bibi nggak akan maksa lagi. Oh iya, apa yang bisa Bibi bantuin?”

“Reyna minta tolong buat siapkan piring untuk sarapan nanti. Boleh Bi? Maaf, hehe..” kata Reyna.

Sebenarnya ia merasa tak enak hati meminta tolong pada Bi Inah. Sebenarnya dia bisa melakukan semua ini sendirian, tapi pasti bi Inah tetap ingin membantunya. Walaupun ia tahu, itu memang bagian dari pekerjaan ART paruh baya yang bekerja dirumah besar milik Rahma.

“Tentu saja boleh.”

“Tidak perlu minta maaf Non,”

Reyna menggaruk tengkuknya tak gatal. “Eum, makasih banyak Bi..”

“Sama-sama Non.”

Bi Inah mengeluarkan beberapa piring dari rak, langsung ia taruh diatas meja makan dan menata nya rapih.

“Sudah. Ada lagi Non?”

Reyna berpikir kembali. “Tadi aku lihat di kulkas ada banyak cabai, tomat, dan bawang,” Perempuan itu menggantungkan ucapannya.

“Tolong di bersihkan ya Bi dan dimasukin ke wadah yang udah aku siapin. Supaya tetap fresh pas didalam kulkas.” ujar Reyna menyodorkan wadah.

“Baik Non,”

Kini mereka berdua sibuk dengan aktivitas masing-masing. Jadi pagi ini, Bi Inah lah yang menemani dirinya memasak pagi-pagi. Tak apa!

“Oh iya Bi,” ucap Reyna.

Bi Inah yang tengah memisahkan batang cabai dari buahnya, menoleh. “Ada apa Non?”

“Jangan panggil aku pake kata 'Non' ya Bi?” pinta Reyna, seraya memasukkan baso juga sosis kedalam wajan.

“Memang kenapa?”

“Aku lebih suka di panggil nama.”

“Tapi bagi saya itu kurang sopan, Non Reyna kan majikan baru saya sekarang.”

Reyna menghembus napas pelan. “Anggap saja aku ini anak kandung Bibi. Oke?” Bi Inah hanya mengangguk. “Jadi gaperlu merasa nggak sopan. Karena aku yang memintanya,”

🍀🍀🍀

Acara sarapan pagi telah usai. Kini Reyna melakukan aktivitas lainnya, yaitu membersihkan dan merapikan tempat tidurnya. Ralat. Tempat tidur suaminya yang sudah mereka tiduri selama 2 hari ini.

Kalian pasti bertanya-tanya kemana Reyhan? Setelah acara sarapan pagi tadi selesai, Reyhan kembali ke atas untuk mandi. Jadi, sewaktu dirinya bangun, ia tinggal sendiri dikamarnya. Istrinya sudah tak ada.

Dan tiba-tiba perutnya terasa lapar, ditambah ia mencium aroma aroma masakan yang sudah tak asing lagi. Nasi goreng. Reyhan memutuskan beralih ke kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan sikat gigi.

Hanya butuh waktu sebentar, Reyhan sudah selesai mandi dan keluar dari pintu dalam keadaan handuk yang terlilit di pinggangnya. Serta handuk kecil di tangannya untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

Reyna dibuat terkejut saat cewek itu membalikkan badannya, diam membisu kearah dimana Reyhan keluar dari kamar mandi. Body yang sempurna. Dibagian perut Reyhan berbentuk kotak kotak dan dada nya pun berbidang sangat jelas.

Begitu juga Reyhan. Cowok itu ikutan diam membisu, menatap istrinya dalam. Detik selanjutnya Reyna tersadar dari lamunannya dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

“Kenapa gak dipake pakaiannya?” tanya Reyna setengah takut.

Reyhan menunduk, melihat tubuhnya yang tak memakai baju. Hanya lilitan handuk besar di pinggangnya. Lalu terkekeh.

“Aku lupa ngambil,”

“Tunggu..”

Kemudian Reyna berjalan kearah lemari untuk mengambilkan suaminya sebuah kaos juga celana. Setelah memilih, langsung ia berikan pada suaminya dan menyuruhnya untuk memakai pakaian di kamar mandi saja.

Reyhan menurut dan beberapa menit setelahnya, cowo itu keluar lagi dengan pakaian yang sudah melekat rapih. Tepat saat Reyhan ada di ambang pintu kamar mandi, suara ketukan pintu kamar terdengar dari luar.

Tok tok tok

“Reyna? Reyhan?” panggil seseorang dari luar. Sepasang pengantin baru yang mendengar namanya disebut itupun langsung mengenali suara dari luar.

“Iya Maa sebentar,” sahut Reyna sembari jalan kearah pintu.

Ceklek.

“Mama ganggu kalian gak?” tanya Rahma begitu pintu dibuka. Secara bergantian ia menatap menantu dan anaknya.

“Engga. Kenapa Maa? Tumben.” kata Reyhan seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. “Masuk aja Ma,”

“Iya Ma, ayok..” ajak Reyna.

Lantas mereka bertiga sudah berada di dalam kamar. Rahma kembali menatap anak-menantu nya. “Mama kesini cuma mau kasih hadiah buat kalian.”

“Hadiah?” baik Reyna maupun Reyhan mengernyitkan kedua alis dan saling menatap satu sama lain.

“Hadiah pernikahan.”

“Aku ataupun Reyhan gak butuh hadiah Ma. Sekedar do'a aja udah lebih dari cukup.” ujar Reyna menolak secara halus. “Ya kan Rey?”

Reyhan mengangguk cepat. “Iya Maa, Reyna bener.”

“Tapi Mama udah menyiapkan semuanya buat kalian.” jelas Rahma. “Kalian ini anak sekaligus menantu terakhir Mama, jadi mau yah terima hadiah dari Mama?”

Reyna tak tega melihat ekspresi mertuanya. Seketika ada rasa iba dalam hatinya. Ada benarnya juga sih, ia dan Reyhan adalah pasangan terakhir yang sudah menikah di keluarga kecil Rahma.

“Reyhan serahin semuanya sama Reyna,” tutur Reyhan yang melirik istrinya di samping kirinya.

Mendengar itu, mau tidak mau Reyna menerimanya dengan tujuan ingin menghargai hadiah yang sudah di persiapkan mertuanya untuk dirinya dengan Reyhan.

“Kami mau terima hadiahnya.” jawab Reyna dengan nada lembut. “Kalo Reyn boleh tau, apa itu?”

Tak mau basa-basi lagi, Rahma menyodorkan 2 kertas berbentuk persegi panjang tepat dihadapan anak dan menantunya. “Ini hadiahnya..”

Dengan penasaran Reyna mengambil alih kertas tersebut dan membacanya. Memperhatikan dengan teliti. Damn!

Dua buah kertas yang tadi di sodorkan oleh Rahma adalah dua tiket pesawat menuju Bali. Iya, inilah hadiah pernikahan dari Rahma. Memberikan hariah liburan alias honeymoon ke Bali untuk anak dan menantu barunya tersebut.

“Tiket ke Bali?” ucap Reyhan. Bukan hanya dirinya, tapi Reyna pun ikut terkejut dengan lembaran kertas tersebut.

“Ini ha-hadiahnya Ma?” tanya Reyna sedikit takut.

Dengan cepat Rahma mengangguk senang. “Tiket honeymoon untuk kalian berdua!” seru Rahma tampak bahagia.

“Besok jadwal keberangkatannya, dan hari ini kalian berdua harus packing baju juga keperluan lainnya selama disana.” titah Rahma. Menantunya itu terlihat kikuk.

“Maa, tapi kerjaan Reyhan gimana? Rey juga kan masih harus mantau proyek,” jelas Reyhan. Memang benar, selama beberapa waktu kedepan Reyhan masih mendapatkan tugas untuk memantau para pekerja proyek bangunan. Walaupun bersilih ganti dengan Bagas.

“Betul Ma. Pasien Reyna juga semakin bertambah di rumah sakit.” timpal Reyna. Sebenarnya ia sedikit keberatan dengan tiket honeymoon itu.

Rahma terkekeh, “Semuanya sudah Mama atur.” kata Rahma senang. “Mama juga udah minta cuti ke masing-masing tempat kalian kerja.”

🍀🍀🍀

“Halo Bun?”

“...”

“Bunda apa kabar? Reyna kangen,”

“...”

“Bun, besok ajak Papa sama Bryan ke bandara ya?”

“...”

““Mama Rahma ngasih hadiah pernikahan tiket honeymoon dan jadwalnya besok.”

“...”

“Pokoknya besok Bunda, Papa sama Bryan ke bandara ya? Reyna kangen kalian,,”

Nada bicara cewek itu mulai merajuk seperti anak kecil yang ingin sekali di belikan mainan baru kesukaannya. Reyhan yang masih melanjutkan mengemas barang-barang nya seketika menerbitkan sebuah senyuman tipis di bibirnya.

”...”

“Bener ya Bun?”

“...”

“Langsung kabarin Reyna lagi oke Bun?”

“...”

“Kalo gitu lanjut nanti lagi ya Bun, aku mau lanjutin packing nya.”

“...”

“Siap Bu Bos. Dahh Bundaa.”

“...”

Selesai menelpon Bunda nya, cewek itu kembali melanjutkan aktivitas sebelum nya yang sempat ia tunda. Mengemas pakaian kedalam koper yang berukuran sedang.

Reyhan yang hampir saja selesai mengemas pakaian itupun menoleh kearahnya. “Gimana?”

“Gimana apanya?” Reyna mengernyitkan alisnya bingung. Dirinya menyahut tanpa menoleh ke lawan bicara alias suaminya.

“Mereka besok ikut nganterin kita?” kata Reyhan.

Reyna yang mengerti itu langsung menjawab, “Bunda bilang sih iya. Tapi katanya mau bilang dulu ke Papa sama Bryan.”

“Oke.” jawab Reyhan. Singkat, padat dan jelas.

🍀🍀🍀

Asik pengantin baru mau honeymoon wkwk. Yah tapi sayang, yang jatuh cinta cuma Reyna aja. Setelah honeymoon nanti apa Reyhan bisa jatuh cinta juga ke istrinya itu, Reyna?

🍀🍀🍀

SEE YOU... 👋

❤❤❤

Next part?¿


Continue Reading

You'll Also Like

343 191 41
Berawal dari kepura-puraan menjadi babu, ketika resmi menikah dengan tuan muda-nya. Ayra dan Revan harus berjuang sama-sama mendapatkan restu dari sa...
188K 31.5K 23
Mili sangat membenci kondisi ini. Dikejar-kejar oleh Mamanya sendiri yang mau menjodohkannya. Bahkan, titah untuk menikah sebelum usia 24 tahun terus...
2.9M 166K 61
Kisah yang menceritakan kehidupan Rio dan Vania setelah memiliki Arka, buah cinta mereka. Kepolosan dan kepintaran Arka membuat hidup mereka lebih be...
424K 39.1K 52
BACA SUAMI DADAKAN DULU BUND! "Selingkuh, boleh?" -Alena Zayyina- "KAMU MAU JADI APA HAH?!" -Geo Dwirantama- 🐥🐥🐥 Start : 14 Oktober 2020. Finish...