Mafia Family [Haikyuu Fanfict...

By kzmzahra

140K 16.8K 3.2K

Shoyo yang hidup menjadi mafia bersama keluarganya. Bagaimana kehidupan Shoyo menjadi mafia? ⚠️WARNING⚠️ -BXB... More

0.1 Introduce
0.3 Latihan
0.4 Maaf
0.5 Ribut
0.6 Game Center
0.7 He's Back
0.8 Bodyguard
0.9 Sakit
0.10 Izin
0.11 Strategi
0.12 Strategi pt.2
0.13 Game
0.14 Bela Diri
0.15 Mission
0.16 Mission pt.2
0.17 Mission pt.3
0.18 Mission Complete
0.19 Rumah Sakit
0.20 Pertanda
0.21 Mimpi
Special: Liburan
Special: Liburan pt.2
0.22 Bekas Luka
Mampir Dong
0.23 Jadwal
0.24 Jadwal pt.2
0.25 Hampir
0.26 Ganti Jadwal
0.27 Saatnya
0.28 Mencari Petunjuk
0.29 Senjata
0.30 Sebuah Permintaan
0.31 Laboratorium
0.32 Paman Asahi
0.33 Membantu
0.34 Menggoda
0.35 Orang Mencurigakan
0.36 Bau Rokok
0.37 Titipan
0.38 Pengintaian
0.39 Gerak Gerik
0.40 Bertemu Kembali
0.41 Memastikan
0.42 Bertanya-Tanya
0.43 Berbohong
0.44 Dugaan
0.45 Hasil Pemeriksaan
0.46 Sebuah Informasi
0.47 Sebuah Alasan
new story??
0.48 Data
0.49 Memori yang Menyiksa
0.50 Kabar Buruk
0.51 Semua akan Baik-Baik Saja
0.52 Mata-Mata
0.53 Hari yang Tenang
0.54 Orang yang Dibenci
0.55 Keinginan? Terwujud?
0.56 Mood yang Buruk
0.57 Kesepakatan
0.58 Latihan Keras
0.59 Tournament
0.60 SPY Ends
0.61 Kau Itu Keren
0.62 Keputusan
0.63 Hari Paling Membahagiakan
0.64 Persiapan Study Tour
Planning New Story
0.65 Berangkat
0.66 Day 1
0.67 Day 2
ONE SHOOT COMMISSION OPEN
0.68 Day 3
0.69 Day 3 pt.2
0.70 Day 4
0.71 Day 4 : Ingatan yang Hilang
0.72 Day 4 : Kecolongan
0.73 Day 4 : Kondisi di Miyagi

0.2 School

11.6K 1K 499
By kzmzahra

Shoyo pov

Sekarang aku dan Tobio sedang berjalan di koridor menuju kelas. Sepanjang jalan aku mendengar bisik bisik dari siswa lain. Selalu seperti ini. Aku tidak terlalu mempedulikannya sih. Lagian yang mereka bisikkan emang kenyataannya.

Sampai di kelas aku langsung meletakkan tas ku di bangku dan Tobio di sebelah ku. Sudah sekelas, sebangku pula. Benar benar aku tidak boleh jauh dari Tobio. Aku juga tidak bisa membantah sih. Jadi ya udah.

"Shoyo!" ah itu teriakan sahabat ku.

"Jangan teriak seperti itu, kau jadi di lihat oleh yang lain" ucap ku.

Dia hanya menunjukkan giginya "ayo kita ke game center nanti"

Wah, game center udah lama aku nggak main ke game center. Aku melihat ke Tobio "ne Tobio, aku ingin ke game center nanti boleh ya?"

Tobio langsung melihat ku dengan tatapan yang menyeramkan. Aku langsung siaga satu.

"Bisa nggak kau jangan menatap ku dengan tatapan itu?!"

"Shoyo boke!" dengan seenaknya Tobio menjitak kepala ku.

"Ittai... Kenapa sih pake jitak segala? Aku kan hanya ingin ke game center" aku mengelus elus kepala ku yang habis di jitak. Jitakkan Tobio bukan main sakitnya.

"Kau ada latihan nanti. Aku tidak mau kena amuk Otou-san nanti"

Aku lupa kalau ada latihan sepulang sekolah. Padahal aku ingin sekali ke game center.

"Gomen Lev, aku ada latihan sehabis pulang sekolah" ucap ku kepada pemuda tinggi berambut perak yang ada di hadapanku.

"Daijobu Shoyo, kita bisa pergi kapan kapan"

"Bagaimana lusa?" aku memberi saran. Seharusnya lusa aku tidak memiliki jadwal apa pun. Termasuk latihan.

"Oke, nanti kabari saja. Aku ke kelas dulu ya. Jaa ne" Lev pun meninggali kelas ku.

Oh ya, yang tadi itu namanya Kuroo Lev. Dia salah satu anak dari kenalan Otou-san. Setau ku Otou-san dengan Kuroo jii-san sudah berteman sejak dulu. Seharusnya Lev tinggal di Tokyo. Tapi katanya keluarganya mempunyai urusan di Miyagi. Jadi aku satu sekolah dengan Lev.

Seingat ku Lev mempunyai kakak juga. Tapi aku lupa dengan namanya. Kakaknya mempunyai warna rambut seperti puding. Udah lah, itu juga tidak penting bagi ku.

Kalian mau liat foto Lev nggak?

Nih aku kasih tunjuk fotonya.

Namanya Kuroo Lev. Anak dari Kuroo jii-san.

Kalian nggak salah liat kok fotonya. Itu emang Lev.

Lev sama seperti ku. Sama sama anak dari mafia. Bedanya keluarga Lev mafia yang terkenal di Tokyo. Dia ada di Miyagi seperti yang ku bilang tadi. Kami berdua juga baru sama sama di ajarkan menembak. Kadang kami juga suka latihan bareng.

Kalian tau kalau Lev itu tinggi pake banget. Aku suka iri dengan tingginya Lev. Dia nurunin tingginya Kuroo jii-san. Ya walaupun masih tinggian Lev daripada Kuroo jii-san.

Ngomong ngomong latihan bareng. Kenapa aku tidak latihan bareng dengan Lev hari ini?

"Tobio" aku memanggil Tobio yang sedang asik membaca materi buat ulangan nanti.

Aku sudah belajar semalam dan aku masih ingat dengan materinya. Beda dengan Tobio yang seringkali lupa.

Panggilan ku nggak di jawab. Aku mengguncang badan Tobio pelan.

"Ne Tobio" tidak di respon.

Menyebalkan. Gini nih kalau Tobio udah serius. Kalau di panggil bakal jadi budeg seketika. Aku tanyakan nanti saja lah.

Bel masuk masih cukup lama. Karena tadi berangkatnya emang lebih awal. Sebaiknya aku keluar kelas aja. Mumpung Tobio masih fokus sama buku yang dia baca.

Aku berjalan jalan di sepanjang koridor. Kalau ke kantin, tidak tidak. Aku juga sudah sarapan tadi. Sepertinya ke rooftop pilihan yang bagus.

Udara di rooftop sungguh sejuk. Udara di pagi hari sangat sangat sejuk. Tidak salah aku memilih ke rooftop. Disini di sediakan bangku. Aku merebahkan diri ku di bangku itu. Memejamkan mata menikmati udara yang berhembus.

Cklek

Aku mendengar ada yang membuka pintu. Aku harap bukan Tobio. Tapi sepertinya bukan. Kalau Tobio pasti sudah teriak teriak nggak jelas. Tapi orang yang masuk nggak mengucapkan apa pun.

Tap Tap Tap

Langkah kaki mendekat ke tempat ku. Di antara keluarga ku, aku lah yang memiliki pendengaran paling tajam. Suara sekecil apa pun masih bisa ku dengar. Beda lagi kalau orang itu mengucapkan sesuatu dalam hati. Aku bukan pembaca pikiran.

Suara langkah kaki itu berhenti tepat di samping ku. Aku belom membuka mata ku. Jadi aku belom tau siapa orang ini.

"Shoyo"

Sepertinya aku mengenal suara ini.

"Shoyo"

Suaranya tidak asing. Tapi aku lupa ini suara siapa.

Aku masih memejamkan mata ku. Orang itu menggoyang goyangkan badan ku.

"Aku tau kau tidak tidur, bangun Shoyo"

Aku membuka mata ku. Wajahnya tertutup sinar matahari. Jadi nggak begitu jelas. Aku merubah posisi ku menjadi duduk. Sekarang aku baru bisa melihat dengan jelas wajahnya.

Rambut seperti puding. Sepertinya aku pernah lihat. Kakaknya Lev bukan sih?

Aku memiringkan kepala ku. Masih berusaha untuk mengingat namanya.

"Sepertinya kau lupa dengan ku ya"

Aku tidak menjawab. Aku masih berusaha untuk mengingat namanya. Sayangnya aku tetap tidak ingat.

Orang ini duduk di samping ku. Dan aku melihat dia tersenyum.

"Baiklah, aku akan memperkenalkan diri lagi. Kuroo Kenma kakaknya Kuroo Lev."

Ah Kenma-nii.

"Ah gomen, aku lupa dengan nama mu Kenma-nii"

"Tidak apa, wajar saja kita udah lama nggak ketemu"

Aku hanya menggaruk tengkuk belakang ku. Aku jadi nggak enak sama Kenma-nii. Seingat ku terakhir ketemu Kenma-nii sewaktu aku kelas 7. Itu udah cukup lama.

"Kau sedang apa disini? Dan tumben nggak bareng sama Tobio"

"Aku sedang ingin merasakan udara sejuk aja. Tobio dia sedang belajar untuk ulangan nanti"

Kenma-nii melihat ke arah ku "bukannya kau nggak boleh jauh dari Tobio, Shoyo?"

Aku hanya cengengesan "ah iya sih, tapi aku bosan lama lama hanya lihat Tobio yang belajar. Jadi aku diam diam keluar kelas hehehe"

"Kau nggak banyak berubah Shoyo"

"Eh?"

Aku? Apa maksudnya? Aku nggak banyak berubah?

"Kau ingat sewaktu kau tinggal di Tokyo"

Aku mengangguk. Ah keluarga ku emang pernah tinggal di Tokyo. Tidak lama sih. Hanya setahun atau dua tahun gitu. Aku lupa.

"Waktu itu kau selalu meminta bantuan ku untuk lepas dari pengawasan Tobio"

"Hounto?"

Kenma-nii tertawa kecil dan mengangguk "iya, bahkan kau sampai ngumpet di lemari ku dulu"

Oh oke, itu sesuatu yang sungguh memalukan. Tapi itu masa lalu. Sekarang aku paham kenapa harus terus sama Tobio. Mungkin akan aku ceritakan lain kali.

"Ternyata kita sedeket itu ya dulu hehehe"

Sepertinya kalau aku ingat lagi. Aku dan Kenma-nii cukup dekat dulu. Oh iya, aku dengan Kenma-nii hanya beda dua tahun. Kenma-nii sepantaran dengan Ryu-nii dan Yuu-nii.

"Oiya, Kenma-nii kesini mau ngapain?"

"Aku emang selalu kesini sebelum bel masuk"

Aku memiringkan kepalaku. Setau ku Kenma-nii jarang sekali keluar kelas. Karena seingat ku Kenma-nii selalu bermain dengan game konsol nya. Dan sepertinya aku tidak melihat Kenma-nii membawa game konsol nya

"Pasti kau bingung kan kenapa aku tidak membawa game konsol ku" aku mengangguk.

"Aku masih memainkan game konsol ku. Tapi hari ini sedang di sita oleh Otou-san"

Aku kaget. Kuroo jii-san menyita game konsol Kenma-nii. Emang ada apa?

"Kok disita? Kenapa Kenma-nii? Setau ku Kuroo jii-san tidak akan menyita game konsol  mu nii"

Aku lihat Kenma-nii menghela napas.

"Aku hanya mencuekki Otou-san dan ya game konsol ku di sita"

Aku melongo kaget. Hanya mencuekki Kuroo jii-san game konsol Kenma-nii sampai di sita. Cukup nggak masuk akal sih.

"Kok bisa di sita? Kan hanya mencuekki Kuroo jii-san tidak yang aneh aneh"

Kenma-nii mengangkat bahunya. Aku yakin pasti Kenma-nii sedang bosan sekarang. Kenma-nii bangkit dari duduknya.

"Sebaiknya aku ke kelas aja, nanti kita ketemu lagi Shoyo. Jaa ne"

Kenma-nii meninggalkan ku sendiri di rooftop. Aku masih nggak habis pikir dengan Kuroo jii-san. Oh aku baru ingat sekarang, setau ku Kuroo jii-san lebih memperhatikan Kenma-nii daripada anaknya yang lain. Bukan pilih kasih. Maksudnya Kenma-nii yang paling di utama kan oleh Kuroo jii-san. Bahkan Otou-san pernah bilang kepadaku, kalau Kuroo jii-san lebih suka bersama Kenma-nii daripada Kuroo obaa-san. Aneh emang. Aku juga nggak terlalu paham kenapa Kuroo jii-san lebih suka sama Kenma-nii.

Oh ya, kalian penasaran dengan Kenma-nii?

Nih aku kasih tunjuk foto Kenma-nii.

Kenma-nii itu 11 12 dengan Yuu-nii. Mereka sama sama jago dalam senapan.

Sayangnya aku masih belajar pistol. Kalau sudah bisa menguasai pistol sepenuhnya aku akan meminta Otou-san untuk mengajarkan aku memakai senapan. Atau aku bisa minta di ajarkan dengan Kenma-nii atau Yuu-nii.

Brak

Astaga siapa itu yang buka pintu nggak pelan pelan. Nanti pintunya rusak kan bisa berabe.

"CHIBI AHO!"

Ah tidak. Mati aku. Aku tau ini suara siapa.

"Kenapa kau tiba tiba menghilang dari kelas hah?! Chibi baka!"

Ini suara Kei-nii. Orangnya sudah ada di hadapan ku sekarang.

Kei-nii menjitak kepala ku.

"Ittai yo Kei-nii" aku mengusap kepala ku. Jitakkannya lebih sakit daripada Tobio.

"Kami semua mencari mu kemana mana tau! Makanya jangan seenaknya menghilang seperti tadi"

Seram. Kei-nii kalau marah seram.

"Gomen, aku hanya ingin mencari udara segar saja" ucap ku menunduk.

"Kasian Tobio mencari mu kemana mana. Bahkan sampai minta bantuan Yuu-nii dan Ryu-nii"

Aku tidak tau kalau Tobio akan sepanik ini. Bahkan sampai meminta bantuan para Onii-san.

"Gomen" aku masih menunduk.

Aku mendengar Kei-nii menghela napas "sudah ayo kita kelas, aku takut Tobio sampai menghubungi Otou-san nanti"

Aku langsung mengangguk cepat. Bisa bahaya kalau sampai Tobio menghubungi Otou-san. Soalnya baru seminggu aku masuk sekolah masa sudah disuruh homeschooling lagi.

Aku cepat cepat mengikuti langkah Kei-nii di belakang. Oh aku sempat bilang homeschooling ya. Sedari kecil sampai kelulusan SMP aku emang homeschooling. Karena ada suatu insiden yang tidak begitu aku ingat kenapa aku bisa berakhir homeschooling. Dan aku memohon mohon pada Otou-san untuk sekolah formal bareng dengan Onii-san yang lain. Makanya Tobio sekelas dengan ku karena di suruh jagain ku juga.

Aku tidak merasa terkekang kok. Tenang saja.

Dari jauh aku bisa melihat ada Tobio, Yuu-nii, Ryu-nii, dan Tadashi-nii di depan kelas ku. Oh tidak, aku sudah membuat para Onii-san ku kerepotan. Padahal ini baru seminggu aku masuk sekolah.

Sebelum dekat dengan mereka, aku menundukkan kepala. Aku jalan sambil menunduk, aku merasa bersalah dengan sikap ku yang membuat Onii-san kerepotan. Hingga tiba tiba ada yang menerjang tubuh ku.

"Shoyo boke! Hiks... Kau kemana saja tadi... Hiks... Aku sudah mencari mu kemana mana tau Shoyo boke! Hiks..."

Deg

Tobio menangis. Aku baru mendengar Tobio menangis. Dia menangis saat sedang mencari ku.

Aku memeluk Tobio balik "gomen ne Tobio, gomen sudah membuat mu khawatir" aku mengeratkan pelukannya.

"Ryu-nii, Tobio belum lapor ke Otou-san kan?"

"Untung aja belum"

Aku menghela napas lega. Untung aja belum di lapor.

Tobio masih terisak di dalam pelukan ku. Aku mengusap usap punggungnya.

"Sudah lah Tobio, aku baik baik saja. Gomen sudah membuat mu khawatir"

Tobio melepas pelukannya dan memegang bahu ku "jangan seperti tadi, aku tidak mau kehilangan mu lagi"

Aku tersenyum dan menghapus air mata di wajahnya "gomen, aku tidak akan mengulanginya lagi"

Kringggg... Kringggg... Kringgg...

"Sudah bel, sebaiknya kalian kembali ke kelas masing masing" ucap Yuu-nii.

Dengan serempak kami mengangguk dan kembali ke kelas masing masing. Saat masuk kelas pun Tobio nggak ngelepas genggaman tangannya sama sekali. Selama pelajaran pun tangan ku terus di genggam. Benar benar tidak di lepas. Sekhawatir itu kah Tobio kalau aku lepas dari pengawasannya. Aku hanya tersenyum melihatnya.

Aku, Tobio, dan Lev berada di kantin untuk makan siang. Kenapa bisa ada Lev? Karena Lev tiba tiba datang ke kelas dan ngajak makan siang bareng. Ya tentu saja Tobio harus ikut.

"Lev, pulang sekolah nanti kau ada acara nggak?" aku bertanya kepada pemuda yang tinggi bersurai perak di hadapan ku.

"Hmm sepertinya tidak, kenapa emangnya?"

"Bagaimana kalau kita latihan bareng?"

"Latihan?" Aku mengangguk. Nggak mungkin Lev nggak paham apa yang ku maksud. Tentu saja latihan menembak. Emangnya latihan apa lagi.

"Boleh saja, nanti aku bilang ke Okaa-san dan Otou-san"

"Yatta! Ne Tobio, aku nanti latihan bareng sama Lev ya" aku menarik seragam Tobio.

"Latihan dimana?"

"Di rumah, boleh kan sama Otou-san?"

Tobio diam memandang ke arah ku "iya nanti aku bilang ke Otou-san"

"Arigatou Tobio" aku memeluk Tobio dari samping sebentar dan melepaskannya.

Lalu aku beralih lagi ke Lev "Lev, kata Kenma-nii game konsol nya disita sama Kuroo jii-san emang bener?"

Lev mengangguk "kau sudah ketemu dengan Kenma-nii, Shoyo?"

Gantian aku mengangguk "tadi aku ketemu di rooftop, itu kenapa bisa disita sih?"

Lev mengangkat bahunya "aku juga nggak tau. Lagian aku juga nggak terlalu deket sama Otou-san"

Aku mengangguk paham. Aku baru tau sekarang, kalau Kenma-nii lebih deket dengan Kuroo jii-san. Sedangkan Lev lebih dekat dengan Kuroo obaa-san.

"Shoyo boke! Cepat habiskan makan siang mu"

Ah iya aku hampir lupa dengan makan siang ku. Keasikkan ngobrol sama Lev jadi lupa dengan makanan yang ada di depan ku.

Selesai makan siang. Aku dan Lev berpisah di koridor.

"Lev, nanti ku tunggu di rumah ya!" teriak ku supaya kedengeran.

"Oke!"

Lalu tiba tiba ada yang menjitak kepala ku "ittai... Kenapa sih suka banget jitak kepala ku?"

"Jangan teriak boke! Berisik tau!"

Tobio aneh. Sifatnya udah balik lagi nggak kayak tadi. Padahal sifat yang tadi aku suka. Kapan lagi seorang Sawamura Tobio menjadi lembut kepada ku kan. Itu mustahil.

"Sudah ayo ke kelas" Tobio jalan meninggalkan ku di belakang.

Aku hilang lagi aja baru tau rasa. Dasar menyebalkan. Aku mengikuti langkah Tobio dari belakang.

Kringgg... Kringgg.... Kringgg...

Aku merenggangkan otot tubuh ku. Akhirnya pulang juga. Aku merapihkan buku buku ku. Dan bersiap untuk keluar kelas.

"Hayaku Tobio! Kau lama sekali!" Tobio masih membereskan buku bukunya. Huh dia ini lelet sekali.

Aku menarik narik lengan seragamnya "cepat Tobio!"

Tobio melihat ke arah ku dan aku berhenti menarik narik lengannya. Bisa bisa aku kena jitak lagi nanti.

"Mau ngapain sih? Buru buru banget"

Aku menunjukkan gigi putih ku "kita ke kelas Lev dulu"

"Iya iya" Tobio sudah selesai membereskan bukunya.

Aku jalan lebih dulu keluar dari kelas. Dan tiba tiba ada yang menggenggam tangan ku. Ternyata itu tangannya Tobio.

"Jalan di samping ku!"

Aku mengangguk "ha'i" lalu kami jalan beriringan menuju kelas Lev.

Saat sudah di depan kelas Lev aku langsung masuk ke dalam kelasnya. Kebetulan kelas Lev sudah lumayan sepi juga.

"Lev!"

"Eh? Shoyo, kenapa kau ke kelas ku?"

"Ayo kita ke rumah ku bareng" tawar ku.

Lev menggaruk tengkuk belakangnya "eto... Shoyo sepertinya aku harus pulang dulu ke rumah. Aku pasti datang kok ke rumah mu"

"Naruhodo, jaa kalau gitu kita ketemu di rumah ku ya"

Lev mengangguk "aku duluan ya, jaa ne" aku keluar kelas Lev dan melihat Tobio yang bersandar di depan kelas Lev.

"Lev mana? Nggak bareng?" aku menggeleng.

"Ya udah, ayo ke mobil pasti Onii-san yang lain udah nungguin"

Lagi lagi Tobio menggenggam tangan ku. Akhirnya kami jalan ke parkiran mobil dengan genggaman tangan yang nggak pernah lepas.

Aku disini bakal bikin mereka incest. Muehehehe.

Karena incest itu sangat keren.

Jadi walaupun mereka satu keluarga kapalnya tetep dong.

Oke

Jangan lupa vomentnya!

Arigatou!

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 360K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
201K 22.3K 27
Sang Tiran tampan dikhianati oleh Pujaan hatinya sendiri. Dia dibunuh oleh suami dari kekasihnya secara tak terduga. Sementara itu di sisi lain, dal...
1.1M 106K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
2.1M 88.1K 49
kecelakaan saat balapan yang ternyata sudah di rencana kan sejak awal oleh seseorang, membuat jiwa Elnara terlempar ke dalam tubuh Kinara yang ternya...