Again | s.m✔️

Da kryptonitexx

128K 9.1K 583

Kembali lagi dengan kisah cinta seorang Natalie Anderson yang kini sudah beranjak dewasa. Hidupnya terasa ama... Altro

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Epilogue
Author's Note : New Story.

Chapter 21

3.7K 348 30
Da kryptonitexx

Natalie menatap kosong ke arah meja hitam yang ada di hadapannya. Suara ocehan Connor kali ini tidak menganggunya. Dia terlalu sibuk memperhatikan meja itu.

Mereka harus tinggal di hotel semalam lagi. Tidak banyak yang bisa mereka lakukan di hotel, mereka hanya bercanda dengan satu sama lain ataupun sibuk dengan handphone mereka.

Connor, Tristan, Normani, Ally, dan Dinah tengah mengadakan tanding makan es batu terbanyak. Dan Connor selalu menang, mungkin itu pengaruh karena dia terlalu sering bicara.

James, Nathan, dan Lauren sedang menonton TV. Dan acara yang mereka tonton adalah 'tips agar memiliki badan yang bagus'. Sebelumnya mereka bertengkar untuk memilih acara yang mereka mau, tapi sepertinya keberuntungan sedang ada di pihak James.

Kalau Shawn, dan Camila... Jangan tanyakan mereka. Mereka sedang duduk di balkon sambil berbincang. Sesekali tawa Camila tertangkap pendengaran Natalie.

Natalie melirik ke arah balkon, Shawn tengah menggenggam erat tangan Camila dan mengecupnya dengan lembuta. Natalie langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Brad menaruh mangkuk berisikan soup tepat di hadapan Natalie. "Ini soupmu."

"Tidak usah. Aku tidak lapar."

"Ayolah, Natalie. Kau belum makan dari pagi dan sekarang sudah mau jam makan siang. Kau juga belum meminum obatmu."

Natalie mengeratkan jaket yang dia pakai. Memang keadaan badannya kurang begitu bersahabat.

Brad mengangkat mangkuk itu. "Aku suapi ya?"

Natalie menggeleng perlahan. "Tidak usah Brad."

"Kau belum makan, Nat. Aku tidak mau melihatmu sakit."

Natalie tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja Brad. Aku tidak sakit kok."

"Kau bohong, Natalie," Brad menaruh punggung tangannya tepat di dahi Natalie. "Buktinya dahimu saja panas sekali."

Natalie menepis tangan Brad perlahan.

Brad menghela nafas. "Begini saja kalau kau tidak mau makan, aku juga tidak mau bernyanyi. Biar saja nanti mereka bertiga yang soundcheck. Aku tidak ikut kecuali kalau kau memakan soup ini."

Natalie terdiam beberapa saat. Dia kesal dengan sikap Brad yang sedikit memaksa, tapi dia langsung sadar kalau Brad melakukan itu demi kebaikannya.

"Baiklah," kata Natalie.

Brad tersenyum puas dan menyendokkan sesendok soup ke mulut Natalie dengan suara pesawat terbang yang terdengar amat aneh. "Ayo buka mulutmu, pesawat sudah mau sampai."

Natalie tertawa kecil dan membuka mulutnya.

"Nah gitu dong dari tadi," kata Brad. "Akhirnya kau mau makan dan tersenyum juga."

Natalie mengerutkan dahinya. "Tersenyum?"

"Yeah, dari tadi pagi kau sama sekali tidak tersenyum."

"Kau memperhatikanku?"

Brad mengangguk kecil dan kembali menyuapi Natalie. "Yeah. Apakah itu karena mereka?"

Mata Brad langsung menatap Shawn dan Camila. Natalie mengikuti arah pandangannya, dia langsung membuang pandangannya.

"Sudahlah, Natalie. Jangan pikirkan mereka, kau harus melihat ke depan jangan terus menyesali apa yang sudah terjadi."

Natalie memejamkan matanya dan memijit dahinya dengan kedua jarinya. "Dia seperti memberiku harapan. Dan beberapa jam kemudian dia menghancurkan harapanku kepadanya. Mengapa dia tega melakukan itu kepadaku?"

Mata Natalie memanas. Tidak, aku tidak boleh menangis lagi, batin Natalie.

Brad tidak berkutik, dia benar-benar tidak tahu mau menjawab apa. Dia takut kalau dia salah berbicara.

"Maaf aku tidak bisa membantumu untuk kembali kepada Shawn," kata Brad penuh penyesalan.

Natalie tersenyum tipis. "Tidak apa-apa, Brad."

Brad kembali menyuapi Natalie dalam diam. Tidak ada satupun yang memulai perbincangan.

"Sekarang minum obatmu," kata Brad. Di tangan kanannya ada obat dan di tangan kirinya ada segelas air mineral.

Natale mengambil obat itu dan meminumnya.

"Thanks, Brad."

"You're welcome," kata Brad, tersenyum.

"Aku bosan! Dan mulutku sudah mati rasa karena makan banyak es," kata Connor di ikuti tawa yang lain.

"Hey! Bagaimana kalau kita main Truth or Dare?" Seru James. Nathan dan Lauren langsung bernafas lega karena akhirnya mereka tidak perlu menonton orang-orang berbadan besar berkeringat yang mengangkat besi yang berat.

"Ku rasa itu ide yang bagus! Ayo semua ikut!" Kata Connor. Bahkan dia langsung menarik Shawn dan Camila masuk ke dalam agar ikut main.

"Kau ikut?" Tanya Natalie.

"Kau?"

"Tidak, kau saja."

"Natalie, Brad! Ayo main," ajak Connor semangat. Karena tidak tega melihat Connor yang begitu semangat mengajak mereka, dengan berat hati Natalie ikut bermain.

Mereka duduk melingkar di lantai, Natalie duduk di antara Ally dan Brad.

"Kalian sudah tau cara mainnya kan?" Tanya Dinah. Mereka mengangguk menjawabnya. "Okay ku putar sekarang ya."

Dinah memutar pulpen berwarna biru dan pulpen itu berhenti di hadapan Tristan.

"Tristan, Truth or Dare?" Tanya Dinah.

"Dare."

"Coba apa yang akan kau lakukan untuk membuat seorang wanita terkesan kepadamu?" Tantang Normani.

Tristan tersenyum miring dan bangkit dari tempatnya. Dia mulai menggoyang-goyangkan bokongnya atau yang biasa di sebut twerking.

"WHAT THE- kau melakukan itu di hadapan wanita?" Tanya Lauren tidak percaya. Mereka semua tertawa dengan geli melihat Tristan yang masih bergoyang.

"Sudah ah, aku lelah." Kata Tristan lalu kembali duduk di tempatnya. "Sekarang aku yang putar ya."

Ujung pulpen berhenti di hadapan Lauren.

"Truth or Dare?"

"Truth."

"Ceritakan hal tercanggung yang pernah kau alami." Kata James.

Lauren terdiam beberapa saat. "Hal tercanggung ya? Hmm... Waktu itu aku tidak dapat pasangan prom dan mau tidak mau mantan pacarku harus jadi pasanganku saat prom."

"Sabar sekali kalau jadi kau. Makanya kalau jadi wanita jangan terlalu cerewet," ledek Connor.

"Kau bukannya lebih cerewet daripada wanita ya?" Balas Lauren.

"Sudah, jangan bertengkar. Lebih baik kau segera putar pulpennya," lerai James.

Lauren memutar pulpennya, dan pulpen itu berhenti di hadapan Connor.

"Gotcha!" Kata Lauren senang. "Truth or Dare, Con?"

"Truth."

"Ceritakan hal yang paling memalukan dalam hidupmu!" Perintah Lauren.

"Jadi waktu itu aku mengajak jalan seorang perempuan ke restaurant italia dan aku memesan semangkuk besar spaghetti bolognese, makanan favorite ku. Semuanya baik-baik saja, hingga di saat pertengahan kami sedang menyantap makanan kami ketika aku sedang bercerita. Aku terlalu banyak bicara menggunakan tanganku dan tanpa sengaja aku menyenggol mangkuk itu hingga jatuh ke pahaku, aku terlihat sangat bodoh waktu itu."

"Kau memang bodoh, lagian kebanyakan bicara sih," kata Lauren.

"Terserah kamu, nenek sihir." Gumam Connor.

Dia memutar pulpennya dan berhenti di Dinah.

"Aku pilih Truth," kata Dinah.

"Kalau pembunuhan legal di dunia ini siapa yang akan kau bunuh duluan di sini?" Tanya Lauren.

Dinah menatap satu-satu wajah teman-temannya, "aku mau bunuh Connor."

Connor tertawa kecil. "Tidak mungkin kau bisa membunuhku karena aku sudah menyiapkan pistol di kantongku lalu aku akan membunuhmu duluan sebelum kau bisa membunuhku."

"Oh, jangan salah sangka, Con. Mari kita tanyakan yang lain, siapa yang akan kalian bunuh?" Tanya Lauren ke yang lain.

"CONNOR!" Jawab mereka bersamaan. Connor membulatkan kedua matanya, dia sedikit tersentak mendengar teman-temannya yang semangat menyebut nama dia untuk di bunuh.

"Ah, kalian semua jahat," kata Connor. "Cepat putar pulpennya, Dinah."

Pulpen itu berhenti di hadapan Natalie.

"Truth or Dare?" Tanya Dinah. Natalie terdiam beberapa saat, menimbang-nimbang apa yang akan dia pilih.

"Dare."

"Aku! Aku mau kasih Dare ke Natalie," kata Camila. "Karena aku belum pernah mendengarmu menyanyi. Boleh tidak kau menyanyikan lagu untuk seseorang yang ada di sini?"

Mereka semua menatap Natalie, menunggunya untuk melakukan dare itu.

"Nat.. Kau bisa mengganti menjadi truth kalau kau tidak mau melakukannya," kata Camila.

"Tidak apa-apa. Maaf ya kalau suaraku jelek," kata Natalie tersenyum tipis.

Dia menarik nafas panjang sebelum mulai bernyanyi.

'Same bed but it feels just a little bit bigger now

Our song on the radio but it don't sound the same

When our friends talk about you, all it does is just tear me down

'Cause my heart breaks a little when I hear your name

It all just sounds like oooooh...

Mmm, too young, too dumb to realize

That I should've bought you flowers

And held your hand

Should've gave you all my hours

When I had the chance

Take you to every party

'Cause all you wanted to do was dance

Now my baby's dancing

But he's dancing with another girl' suara Natalie mulai bergetar. Dia mencoba menahan air matanya. Pandangannya tak lepas dari Shawn.

'My pride, my ego, my needs, and my selfish ways

Caused a good strong man like you to walk out my life

Now I never, never get to clean up the mess I made, ohh...

And it haunts me every time I close my eyes

It all just sounds like oooooh...

Mmm, too young, too dumb to realize

That I should've bought you flowers

And held your hand

Should've gave you all my hours

When I had the chance

Take you to every party

'Cause all you wanted to do was dance

Now my baby's dancing

But he's dancing with another girl' semua terdiam mendengar suara Natalie yang bergetar sambil menebak siapa laki-laki yang Natalie maksud. Brad mengenggam tangannya dengan erat. Sedangkan Shawn, dia hanya bisa terpaku mendengarkan suara Natalie yang lirih.

'Although it hurts

I'll be the first to say that I was wrong

Oh, I know I'm probably much too late

To try and apologize for my mistakes

But I just want you to know' Natalie terisak ketika menyanyikan bagian itu. Yeah, meskipun itu sakit dia yang pertama menyatakan kalau itu salah dia Natalie tahu sudah terlambat baginya untuk meminta maaf dan memperbaiki semua yang telah terjadi. Air matanya mulai membasahi pipinya.

' I hope she buys you flowers

I hope she holds your hand

Give you all her hours

When she has the chance

Take you to every party

'Cause I remember how much you loved to dance

Do all the things I should have done
When I was your girl

Do all the things I should have done
When I was your girl' Natalie tersenyum tipis setelah selesai menyanyikan lagunya meskipun perih di dadanya kembali ia rasakan tapi ia mencoba sekuat tenaga untuk menaikkan salah satu sudut bibirnya.

Dia berharap Camila bisa membuat Shawn bahagia.

Semua yang ada di ruangan terdiam, tidak ada yang berani mengucapkan sepatah katapun. Bahkan Connor dan Lauren pun tak berani.

Natalie bangkit dari tempatnya dan berjalan keluar dari kamar hotel. Brad mengejarnya, mengikutinya dari belakang.

Tak lama kemudian Shawn ikut bangkit dan keluar dari ruangan. Meninggalkan teman-temannya yang masih mencoba mencerna kejadian tadi.

Shawn membanting pintu kamarnya. Dia duduk di tepi kasur. Wajahnya ia tutupi dengan kedua tangannya.

Dasar bodoh, kenapa kau malah membuatnya menangis. Tunggu- bukannya kau selalu membuatnya menangis?

Aku memang bodoh, aku memang bodoh.

Kau malah merelakan dia menangis di pundak orang lain. Dan yang lebih parahnya lagi kau membuat dia membenci kau. Hebat Shawn.

----------------------

A/N

Do all the things I should have done
When I was your girl

gilzzz sabar parah kalo jadi Natalie.....

jadi gimana chapt ini? comment dumsssss

dan jangan lupa buat nge vote jugaa yaaa makasihhh:)

SAB

Continua a leggere

Ti piacerà anche

1M 62.2K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
291K 22.5K 103
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
6.2M 483K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
220K 33.3K 60
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...