Move On (END)

By Mariasofiaservina

2.1K 1K 887

Jangan lupa vote-komen dong! 📝Rank #1 Ocehan [5 September 2020] #3 Syira [5 September 2020] #6 Versus [4 Sep... More

Prolog
1). Welcome!!!
2). Diagram Rasa
3). Ukiran Pena
4). Ice Cream Chocolate
5). Piter's Relation
6). Garing
7). Pembayaran Piutang
8). Viral!!!
9). Sejarah Pembantaian Tiang Bendera
10). Kemah Semalaman
11). Dislike You!
12). Happy Anniversary 15 Day's
13). Masalah Neuson
14). 27 Angka Putus
16). Reason?
17). Jebakan Mata#
18). Hanya Bola mata?
19). Balik!
20). 'Close Eye'
21). Jodoh Dadakan!
22). Perfect!
23). Kita dijodohin!
24). Keluarnya Neuson!
25). Nyaman
CAST FROM MOVE ON
26). Tumpukan Buku📚
27). Badmood!
28). Gue•
29). Satu Permintaan!
30). Celengan Hutang
31). Hiruk-Pikuk Pasar😷
32). Neuson jahat !
33). Agen Mata-Mata
34). Piter it save
35). Perihal Luka--
36). Ajari Aku Caranya Lupa
37). Diantara Hiasan Cincin
38). Study Together Piter
39). Seleksi Olimpiade Ekonomi days 1
40). Seleksi Olimpiade Ekonomi days 2
41). Pengumuman Kelulusan
42). Melandanya Peristiwa Kecelakaan
43). Sebuah Ungkapan Kejujuran
44). Pria Ber-Hoddie Hitam
45). Perawat Tampan
46). He Is........ (Papi)
47). Terbongkarnya Rahasia G.C
48). Bubarnya STARLIGHT
49). Ada Apa Dengan Mars&Jupiter?
50). Semua Ini Salah 'SYIRA'
51). Sahabat Baru
52). Carla Itu Siapa?
53). Salam Perdamaian!
54). BULLYING from Beautiful
55). Akhir Perjanjian

15). Sakit!

33 21 18
By Mariasofiaservina

Ira kembali ke rumah dengan tubuh lunglai, muka nya sangat pucat dan tubuh nya sedingin es batu. Ia mengetok pintu dan tak banyak bicara.

"Neuson, putusin Ira!" ujar nya merangkak ke dalam rumah. Nera begitu panik melihat anak nya sudah pingsan, tak sadarkan diri! Inilah akibat dari percikan air hujan.

*****

Semalaman gadis itu mengigau akan nama Neuson. Bahkan di pagi hari secerah ini, ia pun tak mampu menggerakkan otot-otot tubuh nya. Badan nya lunglai, tidak memiliki energi sedikit pun.

"Nak, sudah pagi. Ayo bangun! Kamu kan harus berangkat ke sekolah!" ujar Nera sembari membuka white gorden in room. Nera pun bergegas membuka selimut anak nya. "Ira, ayo bangun. Jangan males ah!" Ibu kebingungan dengan sikap Ira yang tak kunjung berbicara. Ia langsung mengukur suhu tubuh Ira. "Ya ampun Ira. Demam mu tinggi sekali!"

Kepanikan itu membuat Nera berlarian dan menghubungi Dokter William. Sang ibu begitu khawatir, ia sempat menenang setelah Ira diperiksa oleh dokter.

"Bagaimana keadaan Ira, dokter?" tanya Nera dengan napas ngos-ngosan. Sebelum anak nya sadar, ia begitu sulit menghela nafas legah.

"Seperti biasanya, jangan sampai Ira terkena air hujan lagi. Dari kecil, ia memang alergi pada perubahan cuaca. Termasuk, tubuh nya begitu anti pada hujan. Jika anda bisa menjaga nya dari air hujan, maka tubuh nya akan baik-baik saja"

"Baik dokter!"

Ira masih tak sadarkan diri. Setelah mengantar dokter William keluar, Nera langsung mengompres kening anak nya.

Tanpa dijelaskan lagi, Nera sudah mengetahui alasan anak nya basah kuyup semalam. Semuanya dikarenakan oleh Neuson si laki-laki bajingan itu. Nera mulai membenci pria bernamakan Neuson, pria yang sudah menghancurkan perasaan anak nya secara sengaja.

#Hujan tidak akan membuat tubuhku mati, tapi jika kehilangan dirimu, mungkin setengah raga ku akan kehilangan sebagian tabung oksigen.

###

Suasana SMA Sinota masih terlihat sama, dengan adanya Ira atau tidak. Kehebohan yang diciptakan oleh geng STARLIGHT masih terus menjadi-jadi. Di peraduan kelas IPS 3, terlihatlah mereka sedang bersenda ria. Piter melihat kedatangan Neuson dengan raut wajah tak bergairah.

"Ira kemarin nyariin Lo, sampai harus ke kelas ini" pemberitahuan Piter mengenai soal kemarin, ia ingin agar Neuson mengajari pacar nya mengenai soal etika memasuki pintu rumah orang.

"Gue gak peduli!" sahut Neuson singkat.

"Tumben Lo kayak gitu. Biasanya kalau dengar pasal Ira, pasti langsung nge-lunjak bahagia. Lagi berantem Lo?" Jupiter mulai meledek Neuson, ia sedikit penasaran.

"Dia bukan urusan gue lagi!"

Ketiga pria itu masih duduk di atas meja sembari mengintrogasi sahabat mungil nya dengan berbagai macam pertanyaan.

"Kesambet apa Lo? Lain kali, ajarin tuh perempuan biar gak nyebelin kek kelakuan nya. Dia cewek Lo atau keturunan emak-emak nyengir sih? Kalau ngomong, mulutnya tuh nyerocos melulu." keluh Mars meminta pertolongan sahabat nya.

"Udah putus!"

"What?" mereka menyodorkan plototan mata bertubi-tubi. Piter, Jupiter dan Mars benar-benar terkejut akan hal mustahil ini.

"Lo seriusan putus sama Ira?" tanya Mars tak mempercayai.

"IYA"

"Infonya, Ira lagi sakit tuh!" ujar Jupiter memberitahu, ia barusan membaca group wa SMA Sinota. Tiap kali mengambil absen, group itu adalah jalan informasi.

"Jenguk kek, Neuson!" saran Jupiter.

"ENGGAK"

"Emangnya, siapa yang mutusin?" kali ini, Piter mulai bertanya kepo.

"GUE!" sahut nya begitu singkat. Ia seolah tidak ingin membahas nya lagi. Ira cukup menjadi kenangan!

"Tega Lo! Cewek sebaik Ira, Lo lepasin aja kayak nge-lepas lampion. Gak waras Lo, bro" jelas Piter dengan nada memarahi Neuson.

Begitu kaget! Neuson memukul meja dengan pukulan keras. Ia benar-benar lelah dengan sikap penasaran sahabat nya. Sekali lagi, ia tidak ingin mendengar nama Ira.

"Lo semua pada kenapa sih? Itu hak gue mau putus sama Ira atau enggak. Kalau Lo mau, ambil aja tuh cewek. Gak usah mengadu protes ke gue." sergah nya begitu saja.

Neuson memilih keluar dan menghentikan matanya di peraduan kelas X.IIS 2. Ia menatap haru dan mengingat golden moment.

Flashback On.

"Semangat!" ujar Neuson menyemangati seorang wanita yang sedang belajar.

Wanita itu kembali menilik nya dan tersenyum sumringah. Ia menggambarkan e-mood keep smile!

"It's okay!"

Neuson berlari dengan sangat cepat dari kelas itu. Sembari berlari, ia terus menatap mematung ke arah senyuman lekat di pipi Ira.

Flashback Off.

"Woiii!" bentak Bulan membangunkan pemikiran masa lalu Neuson.

"Masih punya muka Lo disini? Udah nyakitin sahabat gue, sekarang Lo pengen nge-lintas dikelas ini seenak nya"

Neuson benar-benar terkejut mendengar pengetahuan Bulan. Tidak mungkin, Ira begitu cepat mengumbar hal itu.

"Lo tau darimana?" tanya Neuson.

"Ibu nya Ira. Gara-gara lo juga, Ira sakit. Semalam dia kehujanan karena nungguin Lo ditaman"

Pria itu pergi dengan sendirinya. Ia merasa malu telah menyakiti Ira, namun tak ada pilihan. Dia memilih menenangkan diri.

••••••••

Di peraduan rumah nya, Ira mulai membuka mata. Ia bangkit duduk dan meraih sebuah foto. Album monokrom lama! Ira sangat merindukan itu!

"Arghhh"

"Lo selalu keliatan tampan di foto manapun" gadis ini mengelus lembut foto nya dan Neuson ketika sedang berada di atas gedung penjaga nama. Tempat janji pernah diucapkan!

Gadis itu tak mampu menahan perih, ia kembali berbaring lagi. Neuson tidak menghiraukan keadaan Ira, dia benar-benar tidak peduli.  Di balik pembaringan tubuhnya, Ira masih menggenggam foto itu dalam dekapan erat. Mata nya mulai dipejamkan lembut, dan ia terlelap tidur sejenak dalam ketenaran.

*****

KORIDOR SINOTA

Sepulang sekolah, Piter menghentikan langkah Bulan yang sedang sibuk memakai lipstik di perjalanan. Gadis itu ingin terlihat selalu cantik seperti putri Bella.

"Siswi kelas X!" panggil Piter meneriakkan gendang telinga Bulan. Lipstik itu sudah menyebar kemana-mana, membuat dandanan nya sedikit berantakan.

"Siapa sih orang yang gangguin incess dandan?" teriak nya marah.

"Gak tauu apa..." kalimat nya terpotong setelah melihat sosok pria tampan berdiri dihadapan nya. Cowok se-famous di sekolah dengan kepintaran dan postur tubuh memukau. Piter Jhonson Lane.

"Pangeran dari kerajaan sebelah! Omg, perfect!"

"Nomor ponsel Ira!"

Gadis cermin tidak menyahut permintaan Piter, ia masih terus mematung. Biasalah, itu adalah reaksi Mrs. Cermin yang kurang asupan pria ganteng.

"Bagi nomor hp Ira, bodo!" teriak Piter begitu mengejutkan bagi Bulan.

"Buat apa?" tanya nya. Bulan sudah sadar dari keheningan dan perhentian waktu.

"Banyak tanya! Cepat, buruan kasih nomor hp Ira!"

"Eitzz. Untung nya buat gue apa?"

"Lo nantangin gue?"

"Eitzz, tenang my friend. Lo pengen nomor hp Ira? It's okay, gampang. Ada THR gak buat gue?"

Piter tidak ingin berlama-lama menghadapi gadis gila plus matre. Ia merogoh celana dan mengeluarkan uang seratus ribu rupiah. Cukup untuk mendapatkan nomor hp Ira yang baginya sangat berharga saat ini.

"Gitu dong! Lo kan anak dari Bapak Direktur. Lagi pula Ibu Lo juga wanita dari kelas sosial tinggi. Ibu Dokter sama Bapak Direktur, pasti punya duit banyak. Lo ngasih gue selembaran uang ratusan kayak gini, gak bakalan bikin keluarga Lo bangkrut. Jadi....."

"Basi. Cepetan kasih nomor hp Ira!" bentak Piter tak sabar. Akhirnya, Bulan menuliskan angka-angka, dan memberikan kertas itu ke Piter.

°°°°°°

Sepulang sekolah, Piter menghentikan mobil berwarna merah nya di ujung halte. Ia mencoba menghubungi nomor itu. Siapa tahu, alamat palsu atau angka-angka kw.

DRINGGGG...

Ira mendengar ponsel nya berdering berkali-kali, namun dirinya sangat malas mengangkat telepon hari ini. Dia tidak ingin berbicara dengan siapa pun!

Telepon nya dibiarkan berbunyi sendiri, dan mengharuskan notifikasi pesan masuk ke dalam ponsel itu. Sungguh, penelpon yang bawel dan sangat keras kepala.

Number not name: Angkat panggilan nya atau gue teror rumah Lo!"

"Cihh, ni orang gila kalik ya?" desis Ira tak percaya.

Piter kembali menghubungi Ira, lagi-lagi gadis ini terpaksa harus mengangkat nya.

"Siapa Lo? Pakai ngancem segala lagi. Lo mau gue laporin ke Polisi?" omel nya dengan segenap umpatan. Hari ini, Ira benar-benar ingin marah.

"Ini gue, Piter!"

"E-lo. Darimana dapat nomer gue?" tanya nya dengan sinis.

"Gak penting! Lo kemana? Bolos sekolah? Nanti gue laporin ke pak Herkules, biar di ulek kayak sambel gado-gado."

"Peduli apa Lo sama gue. Lagian, gue sakit!"

"Cepat sembuh, biar bisa berantem lagi sama gue!" ujar Piter mencoba membuat Ira tertawa.

"Enggak, gue capek berantem melulu sama Lo. Gak pernah ada akhir cerita nya!" serah Ira.

"Gue baru aja ngirimin paket buat Lo. Jangan lupa diterima, dan semoga itu bikin hati Lo tenang. Semangat, kadang cinta emang egois dan selalu nyakitin." pungkas Piter sembari menutup telepon nya.

Suara dari bawah berdehan pelan, mbok Asih memanggil non Ira dan mengantarkan paketan nya ke kamar Ira yang berada di atas.

"Ada paket buat non Ira," kata mbok Asih seraya menyodorkan paket tersebut.

"Dari siapa, mbok?"

"Gak tau, non! Ya sudah, si mbok ke dapur dulu. Non baik-baik disini ya!"

Gadis lunglai menatapi kotak alay berwarna biru tersebut.Sangat banyak gambar doraemon sedang tersenyum. Ira menyukainya, apalagi mengenai doraemon. Ia membuka isi kotak tersebut!

"Ini ice creem chocolate buat Lo. Gue tau, tiap kali sedih Lo pasti bisa tersenyum hanya dengan makanan manis"

Gadis itu hanya mampu tersenyum sedikit, ia merasa bahagia akan kepedulian Piter. Dia mulai membaca kembali lembaran kertas berikutnya.

"Satu hal lagi yang pengen gue bilang!"

Ira mulai meraba kertas selanjutnya, ia semakin penasaran.

"JANGAN SAKIT LAGI! GUE KANGEN LIAT MUKA POLOS LO DISEKOLAH!"

•••••

#Tak ada yang salah dengan patah hati, di saat kamu mampu mengendalikan dan memulai semuanya dari awal lagi!

Bersambung....


















#Chapter Lima belas


1. Gimana pada suka gak sama chapter di episode kali ini?


HAYUKKKKK! BURUAN KOMEN YA GUYS!!!


KALAU ADA YANG PUNYA GAMBAR ICE CREAM CHOCOLATE, BOLEH DIKIRIM KOK! BIAR KITA SAMA-SAMA MELELEH DENGAN AKSI PITER DAN SYIRA!!


BYE-BYE! SAMPAI KETEMU DI CHAPTER BERIKUTNYA YAH!!!



Salam,


Maria Sofia Servina

Continue Reading

You'll Also Like

4.2M 246K 60
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
1.6K 210 14
"tujuan dari makrab (malam akrab) itu supaya kita jadi lebih kenal satu sama lain. bukan malah saling musuh musuhan gini" Jay Enhypen AU by miamiyoon...
TRIAL By Drea Sevina

Teen Fiction

1.4K 238 16
Tentang sebuah pertemuan yang awalnya hanya sebatas kecelakaan di kantin dan menyebabkan anting Jani harus tersangkut di gelang milik Gale. Entah bag...
2.1K 361 15
❝Bagaimana kalau suatu hari aku membuktikan bahwa impian tidak harus selalu dikejar?❞ SERUNAI, Boygrup baru yang dibentuk dari acara survival Reachin...