Paman, Next Door [JAEYONG]

By ochictea

777K 112K 28.8K

[ ✔ ] Taeyong tidak tahu, kalau di sebelah apartemennya ada seorang paman yang sangat tampan. "Aku akan membu... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12.
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

28

16.1K 2.4K 309
By ochictea

Sorry for any typos!





Happy reading!
















"Terima kasih." Ucap Taeyong saat menerima kembalian dari sang kasir.

Hari ini Taeyong berencana untuk tidur pagi. Ia ingin menuntaskan sebuah drama yang akan ia tonton nanti. Maka dari itu ia membeli sekaleng kopi dan beberapa cemilan untuk menemaninya nanti.

Taeyong membawa kantong tersebut dengan satu tangannya. Sedangkan tangan lainnya membawa kopi kaleng yang telah ia buka dan sesekali ia minum.

"Huft." Ia menghembuskan nafas dengan sengaja saat menyadari bahwa cuaca malam ini sedikit dingin menimbulkan embus tipis keluar dari bibirnya.

"Huft, huft, huft." Taeyong kembali menghembuskan nafasnya main-main membuat dirinya tertawa.

Taeyong kembali melanjutkan langkahnya riang. Namun langkahnya terhenti saat ia mendengar suara yang familiar yang sepertinya memanggilnya.

"Hey, kau!"

Taeyong menyipitkan matanya saat ia melihat dua orang dewasa datang menghampirinya. Awalnya ia sedikit bingung, namun saat kedua orang tersebut semakin dekat, ia terkejut. Taeyong melihat Chaeyeon dan juga Rowoon-lah yang kini sedang berjalan mendekatinya.

"Kenapa? Apa kau terkejut melihat kami disini?" Tanya Chaeyeon setelah berhenti tepat dihadapan Taeyong.

Terkejut? Tentu saja! Akan tetapi Taeyong dengan cepat merubah raut wajahnya menjadi biasa.

"Terkejut? Untuk apa? Ini adalah jalanan umum, siapapun bisa melewatinya. Jadi aku tak terkejut saat melihat paman dan juga bibi berada disini." Jawabnya sambil tersenyum.

Chaeyeon mendengus. "Aku tak ingin berbasa-basi. Apakah itu adalah rumahmu?" Tanya Chaeyeon sambil menunjuk kearah rumah Jaehyun.

Taeyong menatap sekilas kearah dua orang dihadapannya ini sebelum akhirnya mengangguk. "Ya, itu adalah rumahku."

Chaeyeon menaikkan satu alisnya kemudian langsung menatap Rowoon yang juga sedang menatapnya. "Kau dengar sendiri? Itu adalah rumah bocah ini! Jadi tak mungkin jika Jaehyun masuk ke rumah itu!" Ucapnya kepada Rowoon.

Rowoon berdecak kesal. "Astaga, aku berani bersumpah bahwa aku melihat Jaehyun tadi masuk ke rumah itu!" Jelasnya. Ia langsung menatap kearah Taeyong yang sedang menatap keduanya dengan wajah polos; kembali melakukan aktingnya dengan apik.

"Hey, Jaehyun memang berada di rumahmu, kan?" Tanya Rowoon tak sabaran kepada Taeyong.

Taeyong tersenyum dalam hati saat ia langsung mengerti dengan kondisi saat ini. Ah, seperti itu rupanya..

"Jaehyun? Paman Jaehyun? Untuk apa ia berada dirumahku?" Tanya Taeyong bingung.

"Kau jangan berpura-pura! Aku melihatnya sendiri!" Ucap Rowoon sedikit meninggikan suaranya

"Iya. Tapi untuk apa paman Jaehyun ke rumahku yang kecil itu malam-malam seperti ini? Lagipula, sekarang sudah malam, bisa saja 'kan paman salah melihat orang?" Jelas Taeyong membuat Chaeyeon dan juga Rowoon melirik satu sama lain.

"Benar juga. Bisa saja kau salah lihat." Imbuh Chaeyeon.

"Tidak, aku sangat yakin bahwa itu adalah Jaehyun!" Elaknya.

"Tapi dirumahku tidak ada orang selain aku dan juga ayahku, paman." Potong Taeyong membuat keduanya kembali menatap Taeyong.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita buktikan sekarang?!" Tantang Rowoon membuat Chaeyeon langsung memukul keras pundak Rowoon.

"Kau gila?! Untuk apa bertamu malam-malam ke rumah orang yang tak dikenal?!" Ucap Chaeyeon kesal.

"Tentu saja untuk membuktikan bahwa aku tidak salah lihat!" Jawab Rowoon dan langsung menatap Taeyong. "Hey, kami boleh bermain sebentar ke rumahmu, 'kan? Kami hanya ingin memastikan bahwa penglihatanku benar." Bujuknya pada Taeyong.

Taeyong memutar otaknya cepat. Ia cukup terkejut saat Rowoon memaksanya untuk masuk ke dalam rumah. Tapi itu tidaklah mungkin, bisa-bisa Chaeyeon akan tahu bahwa selama ini Jaehyun berada disana dan akan mengusik kehidupan sementara Taeyong dengan paman Jaehyunnya.

Taeyong menghela nafasnya. Ia menunduk dengan raut wajah yang dibuat semenyedihkan mungkin.

"Sejujurnya aku tidak mengerti mengapa paman menuduh seperti itu." Ucap Taeyong dengan nada bergetar. "Aku ingin sekali mengajak kalian ke rumahku sekarang. Tapi sayangnya, ayahku sedang sakit. Aku tidak ingin ada orang lain mengganggu tidurnya. Tapi jika kalian memang benar-benar penasaran, kalian bisa datang esok hari saat ayahku sudah bangunㅡ"

"Tapi jika kita datang besok, bisa saja Jaehyun sudah pergi!" Potong Rowoon dengan cepat.

"Paman.. apakah paman tidak percaya kepadaku?" Tanya Taeyong dengan raut wajah sedihnya. "Apakah paman lupa bahwa aku tidak pernah berbohong dengan paman dan selalu membantu paman?" Lanjutnya.

Chaeyeon mengernyitkan keningnya. "Membantu? Membantu apa?" Tanyanya seraya menatap kearah Rowoon dan juga Taeyong bergantian.

"Hanya membantu sedikit. Paman sering bercerita mengenai bibi." Jawab Taeyong seraya melirik kearah Rowoon yang pipinya seketika memerah. "Paman Rowon.. sangat menyukai bibi. Untuk itu dia sering mencurahkannya semua kepadaku."

Chaeyeon menaikkan alisnya untuk meminta kejelasan pada Rowoon. Tapi Rowoon justru memanglingkan wajahnya, enggan untuk menatap balik.

"Wah, kalian sangat lucu. Aku berharap kalian akan berjodoh." Ujar taeyong sambil tersenyum.

"Aku tunangan Jaehyun jika kau lupa." Ucap Chaeyeon membuat Taeyong mendengus didalam hatinya.

"Ah, bibi jangan seperti itu. Itu menyakitkan hati paman Rowoon." Melasnya. "Paman Rowoon benar-benar mencintai bibi. Buktinya meski kini status bibi adalah tunangan paman Jaehyun, paman Rowoon tetap setia padamu." Ujarnya dan kembali tersenyum sendu.

Chaeyeon memutarkan kedua matanya. Lalu dengam cepat menarik lengan Rowoon. "Sudahlah, lebih baik kita pulang saja. Sia-sia kita menunggu disini terlalu lama." Ucapnya.

"Ah, tunggu sebentar." Ucap Taeyong membuat keduanya menoleh kearahnya.


Klik


"Wah, kalian sungguh serasi." Ucapnya saat berhasil mengambil foto keduanya. "Ini akan sangat bagus bila paman Jaehyun juga melihatnya! Selamat berselingkuh ria!" Lanjutnya kemudian langsung berlari kencang meninggalkan Chaeyeon dan juga Rowoon yang tak bergeming.

"Hah, bocah itu benar-benar!" Chaeyeon hendak mengejar Taeyong, namun tangannya langsung ditahan oleh Rowoon.

"Mengapa kau menahanku? Kita harus mengejar bocah itu agar ia tak mengadu ada Jaehyun!"

"Untuk apa? Toh tanpa melihat foto itu juga Jaehyun sudah tahu bahwa kita memiliki hubungan dibelakangnya." Jelas Rowoon dan melepaskan pegangannya. "Sekarang yang terpenting adalah apakah kau masih ingin mendapatkan bukti mengenai Jaehyun atau tidak?"

Chaeyeon menatap Rowoon dengan gusar. "Kau sangat bodoh." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Rowoon yang tak mengerti.

"Hey, apa maksudmu?" Tanya Rowoon seraya menyeimbangi langkah Chaeyeon yang mendekati mobil mereka.

"Tidak ada. Sudahlah, aku ingin pulang sekarang." Ujarnya sambil masuk ke dalam mobil.

Sedangkan Rowoon kini hanya bisa menuruti meski beberapa pertanyaan mulai terlintas dipikirannya.










《Paman, next door!》









Hosh, hosh, hosh

Hembusan nafas kasar keluar dari bibir Taeyong saat dirinya telah sampai dirumah paman Jung. Ia sedikit menepuk pelan dadanya dan mulai mengatur nafasnya.

"Kau seperti baru melihat hantu." Ucap Jaehyun saat baru saja melewati ruang tamu dan melihat Taeyong yang terlihat kelelahan.

"Ini bahkan lebih dari sekedar hantu." Ujarnya seraya mendekati Jaehyun dan memperlihatkan ponselnya. "Lihatlah, siapa yang tadi baru aku temui."

Jaehyun mengambil ponsel Taeyong dan menatap sebuah foto yang diambil secara sengaja, bukan diam-diam. "Mengapa kau bisa mengambil foto mereka berdua dengan dekat?"

"Itu tidaklah penting! Yang terpenting adalah mereka tahu bahwa paman ada disini!" Pekiknya.

"Mengapa mereka bisa tahu? Apa kau yang memberitahunya?"

Taeyong memutar matanya malas karena ia melihat Jaehyun terlalu santai menanggapinya. "Untuk apa aku memberitahu mereka? Mereka justri mengetahuinya sendiri. Tadi saat paman ke supermaket, paman Rowoon melihat paman dan mengikuti paman!"

Jaehyun mengangguk acuh. "Jadi, apakah mereka akan kembali?"

"Tentu saja!" Jawab Taeyong cepat. "Mungkin besok mereka akan datang lagi."

Taeyong langsung memegang tangan Jaehyun, membuat empunya menaikkan satu alisnya. "Lebih baik untuk sementara waktu paman tinggal di apartemen dahulu, biar aku yang disini dan menjaga ayah Jung."

"Kau yakin?" Tanya Jaehyun dan Taeyong langsung mengangguk dengan cepat.

"Baiklah." Helanya. "Tapi kau harus sslalu menghubungiku untuk memberitahu soal kondisi ayah."

Taeyong tersenyum, kemudian mengangguk kembali. "Siap, master." Jawabnya sambil berpose ala hormat kepada Jaehyun yang hanya bisa berdecih.

"Aku akan pergi besok pagi sekitar pukul lima. Lebih baik kau tidur sekarang." Titahnya dan hendak pergi sebelum tangannya dicekal oleh Taeyong.

"Apa lagi?"

Taeyong mengulumkan bibirnya. "Pamankan akan kembali ke apartemen, dan pastinya akan jarang untuk datang kesini. Bagaimana... jika kita bercinta dulu sebelum paman pergi?" Ajaknya.

Jaehyun menyipitkan matanya sebelum satu jarinya terangkat untuk menoyor kening Taeyong.

"Dalam mimpimu." Dan Jaehyun langsung pergi meninggalkan Taeyong yang berenggut.

"Aish, mengapa ia tak suka aku kasih kenikmatan dunia?" Gerutunya dan langsung berjalan masuk ke dalam kamar miliknya.












Dan benar saja, eoknya saat ia terbangun pukul sembilan, ia sudah tak menemukan Jaehyun dirumahnya.

"Apakah ia telah pergi?" Gumannya seraya berjalan menuju kearah dapur dengan satu tangan yang memegang ponselnya. Ia tersenyum saat melihat sebuah roti dengan selai tiga rasa sudah tersaji disana. Sepertinya Jaehyun yang telah menyiapkannya.

"Ia benar-benar sangat pengertian. Aku tak salah memilih calon suami." Gumannya seraya mendudukkan bokokngnya dikursi dan mengambil dua lembar roti untuk ia beri selai.



Drrt drrt



Disela-sela kegiatannya, ponselnya tiba-tiba saja berbunyi membuat Taeyong menatap ponselnya dan mengangkatnya.

"Ya?"

"Taeyong-ah, ini aku paman Rowoon."

"Hm, ada apa?" Tanyanya seraya memakan roti buatannya.

"Mengapa kau semalam tidak jujur?"

"Tentang?"

"Jaehyun, tentu saja."

Taeyong memutar kedua matanya. "Itu demi kebaikanmu, paman."

"Apa?"

"Itu demi kebaikanmu. Apakah kau tidak berfikir bahwa jika bibi Chaeyeon mengetahui keberadaan paman Jaehyun, kau akan kembali dijauhi dan tidak bisa bersama lagi." Jelas Taeyong.

Rowoon terdiam selama beberapa detik. "Ah, kau benar. Mengapa aku tidak memikirkannya?"

'Itu karena kau bodoh!' Jawab Taeyong didalam hati.

"Untung aku yang memikirkannya. Jadi berterima kasihlah kepadaku." Ucap Taeyong seraya kembali menggigit rotinya.

"Tapi ada satu hal yang mengganjal. Mengapa kau bisa bersama Jaehyun?"

Taeyong terdiam ditempatnya. Ia sudah tahu bahwa Rowoon pasti akan menanyakan hal itu. Makanya dengan santai Taeyong menjawab, "Ia hanya tak sengaja bertemu denganku dan mampir untuk menjenguk ayahku. Kenapa? Apa paman berfikir bahwa aku memiliki hubungan?"

"Tidak. Tapi ku harap, iya."

Satu alis Taeyong terangkat. "Woah. Mengapa paman mengharapkan itu?" Tanyanya.

"Tentu saja agar tujuanku cepat tercapai untuk mendapatkan Chaeyeon!"

Bibir Taeyong tersenyum miring. "Ah seperti itu. Baiklah jika itu keinginan paman, aku akan mengabulkannya."

"Hey, kau serius? Apakah Jaehyun akan menyukai bocah sepertimu?"

Wajah Taeyong seketika menjadi datar. Enak saja, bocah-bocah begini ia telah memuaskan paman Jung!

"Itu tidaklah penting. Yang terpenting adalah aku akan menarik paman Jung, dan kau menarik bibi Chaeyeon. Bila perlu.. kau tandai bibi Chaeyeon agar benar-benar menjadi milikmu." Ucap Taeyong dan langsung mematikan sambungannya.

Masa bodo dengan Rowoon yang akan mengerti atau tidak dengan perkataan terakhirnya. Yang terpenting sekarang, Taeyong telah memiliki kunci untuk merebut paman Jaehyun.










《Paman, next door!》











Taeyong telah menyelesaikan semuanya saat jam menunjukkan pukul sepuluh lebih lima belas menit. Kini ia sudah berbaring ditempat tidurnya dengan mata yang memandang ponselnya.

Awalnya ia hanya melakukan hal yang membosankan, melihat cuitan twitter, menonton youtube, dan lainnya. Namun ide gila tiba-tiba saja terlintas dikepalanya, membuat bibirnya seketika tersenyum miring.

Ibu jari Taeyong kini mencari-cari nama yang ia tuju. Setelahnya ia menaruh ponsel ditelinganya dengan satu tangan dan satu tangan lagi mulai membuka resleting celananya.

"Halo?"

Taeyong mengusap penis kecilnya yang masih tertutup oleh celana dalam berwarna biru mudanya.

"Halo? Taeyong?"

"Ahh, pamanhh." Desah Taeyong dengan tangan yang mulai mengeluarkan penisnya dan mengocoknya perlahan.

"Sial, apa yang kau lakukㅡ"

"Shake my dick fasthh, pamanh." Taeyong terus mengurut miliknya yang kini mulai terbangun.

"Ahh, pamanhh, terus pamannhh."

Suara decakan terdengar dari arah Jaehyun.

"Kau, benar-benarㅡ"

"Pamanh, want to try my dick? Eung?" Tanya Taeyong menggoda.

"Fuck."

"Ahh-ahhh, ayolah pamanhh." Ajaknya.

Jaehyun tak menjawab apa-apa meski Taeyong terus mendesah berulang kali.

"Pamannhhh, ahhh, hisap peniskuu ahh." Racaunya.

"Pamannhh, hisap dadaku eunghh."

"Ahh, terus hisapp pamanhh, ahhh"

"Pamanhhh."

Taeyong benar-benar sudah masuk ke dalam imajinasinya. Kedua matanya terpejam dengan bibir yang terbuka menyebutkan nama Jaehyun.

"Paman Jaehyunhh, oughh."

Meski Jaehyun tak menjawab, Taeyong tahu bahwa Jaehyun sedang mendengarkannya.

"Ahhh ahhh, i will cum!"

Gerakan tangan Taeyong semakin cepat seirama dengan cairan putih yang mulai keluar.

"Pamannhh, ahhhh." Desahan panjang keluar dari mulut Taeyong seraya dengan cairan miliknya yang keluar deras.

Taeyong menggigit bibirnya, menikmati bagaimana nikmatnya saat cairan miliknya keluar dari penisnya.

"Ough, yeah, ini nikmat." Racaunya seraya mengurut pelan miliknya.

"Sudah?"

Kedua mata Taeyong terbuka saat mendengar suara Jaehyun. Kemudian bibirnya berdecak kesal.

"Paman tidak asik! Seharusnya paman membalasㅡ"

"Tunggu pembalasanku nanti."

Dan Jaehyun langsung menutup sambungan teleponnya membuat Taeyong terdiam.

'Apa yang ia katakan tadi? Tunggu pembalasannya nanti?' Ucap Taeyong didalam hati. Namun sedetik kemudian bibirnya tersenyum penuh kemenangan.

"Oh, yeah, let's see later."

















To be Continue.





Vote dan komennya jangan lupa ;)

Continue Reading

You'll Also Like

917K 99.2K 51
{COMPLETE} "My answer always you, forever is YOU." •JaeyongArea. •BxB •Homophobic? Jangan mampir ya~
1.1M 100K 33
Hidup ku berubah kala ia datang dan mengubah segalanya.... "Maaf ayah, nana harus menikah dengannya" -NJM- ____________________ • bl • bxb • mpreg •...
2K 347 5
Gempa adalah tangan kanan dari Boss Gang Night Walker. Tiba-tiba dia ditempatkan oleh Bossnya sendiri untuk berperilaku sebagai murid teladan di sebu...
42.1K 2.9K 21
Follow dulu sebelum baca Sekuel ARABELLE (Update setiap sabtu) Bisa dibaca terpisah. Dia mempunyai wajah yang cantik. Mata bulat yang indah, bibir se...