06

22.6K 3.8K 1.7K
                                    

Taeyong terlihat gelisah dalam duduknya. Jari telunjuknya bahkan udah ia gigit-gigit sedari tadi membuat Doyoung yang berada didepannya memutar kepalanya.

"Serius, Taeyong. Ini baru jam 6 pagi dan kau datang ke apartemenku hanya untuk menggigit jarimu saja?" Doyoung sedikit emosi, pasalnya pria kelinci itu baru saja tertidur jam 4 pagi akibat insomnianya dan Taeyong sudah mengganggunya dikala ia bisa terlelap.

Taeyong memajukan sedikit bibirnya. "A-aku bingung dengan apa yang sedang ku rasakan.."

Doyoung hanya terdiam, menunggu penjelasan Taeyong selanjutnya.

"P-Paman Jaehyun, mengajakku untuk bertemu pagi ini." Lanjutnya.

Satu alis Doyoung terangkat. "Paman Jaehyun? Bukankah itu bagus? Kau pasti sangat menyukainya saat ia mengajakmu untuk bertemu."

"Tapi posisinya sangat berbeda dari sebelumnya!" Celahnya. "Paman Jaehyun ingin memberitahukanku mengenai sifat asli karakter fiksiku yang sebenarnya."

"Huh? Apa maksudmu?" Doyoung terlihat bingung, namun sedetik kemudian kedua matanya terbelak. "Oh, jangan bilangㅡ"

"Ya, paman Jaehyun tahu bahwa ialah yang menjadi imajinasiku." Keluhnya, kemudian mulai menceritakan kejadian sebelumnya pada Doyoung.

"Jadi menurutmu, apa yang harus aku lakukan? Mendatanginya sekarang atau berpura-pura lupa? Hah, sejujurnya aku merasa sangat bahagia saat mengetahui bahwa paman Jaehyun telah mengetahui hal ini. Namun disatu sisi aku sedikit takut, bagaimana jika ia justru memandangku aneh dan memanggilku hanya untuk alibinya saja? Maksudku, bisa saja bukan ia akan mengerjaiku danㅡ"

"Itu semua hanya pemikiranmu saja, Taeyong." Doyoung mencela ocehannya dari Taeyong. "Pertama, kau sendiri yang bilang bahwa dirinya adalah seorang bi, jadi kemungkinan besar adalah, ia tidak mungkin memandangmu aneh karena nyatanya ia sama sepertimu."

Doyoung menyenderkan punggungnya di kursi, dan satu kaki terangkat ke kaki lainnya. "Dibanding dengan apa yang kau ucapkan tadi, sebenarnya ada hal lain yang kau takutkan." Senyuman miring Doyoung membuat bulu kuduk Taeyong merinding.

"Bdsm. Kau takut membayangkan paman Jaehyun akan melakukan hal itu, bukan?"

Pertanyaan dari Doyoung sontak membuat Taeyong terkejut. Ah, sebenarnya apa yang diucapkan oleh Doyoung memanglah benar. Imajinasi liarnya selalu merekam adegan-adegan tak senonoh yang ia tonton menjadi dirinya dan juga Jaehyun. Dan karena itulah tiba-tiba saja ia merasa takut karena ia berfikir bahwa Jaehyun mungkin akan melakukannya jugaㅡ

"Dia tak akan melakukannya." Ucapan dari Doyoung membuyarkan lamunan Taeyong.

"Aku yakin dia tak akan melakukannya." Lanjutnya. "Dilihat dari ceritamu itu, aku yakin ia bukanlah orang yang menyukai kekerasan. Apalagi, ia ada kekasih, bukan? Jadi ku yakin ia tak akan mau repot-repot untuk berselingkuh apalagi bersama anak kecil kelebihan hormon macam dirimu." Setelahnya Doyoung terkekeh, membuat bibir Taeyong semakin menekuk.

"Itu kan pemikiranmu. Mana ada yang tahu bahwa paman Jung bisa bernafsu kepadaku." Imbuhnya membuat Doyoung semakin tertawa.

"Oh, itu bagus, bukan. Akhirnya, impianmu untuk bercumbu dengan paman tampanmu itu akhirnya kenyataan."

Taeyong mendengus, kemudian mulai beranjak dari duduknya dan hendak pergi sebelum tangannya dicekal oleh Doyoung.

"Hey, kau ingin kemana?" Tanyanya.

"Pulang. Bercerita denganmu terlihat sia-sia." Ketusnya.

"Setidaknya, kau harus bertanggung jawab karena telah mengganggu tidur nyenyakku." Ucap Doyoung membuat Taeyong mendelik.

Paman, Next Door [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang