Braga (Sudah terbit)

By Mynoteday

4.4M 313K 31K

(Sudah terbit, tersedia di toko buku online.) Astercyo Series #1 Bragalian Cakra Vegario, Pria yang merupaka... More

Prolog
1. Jati Diri
2. Kita bertemu
3. Teman
4. Siapa Braga?
5. Oddity
6. Dia Berubah
7.Satu Sekolah?
8.Cerewet
9. Pelukan?
10. Jaket
11 - Membahas Aka
12. Braga Vs Aka
13. Semangat untuk Beruk!
14. With Beruk and Burik
15. Cemas
16. Permulaan
17. Tentang rasa
18. Kerisauan
19. Rumit
21. Satu keluarga
22. Satu Fakta
23. Annoyance
24. First
25. Second-A
26. Second-B
27. Second-C
28. Pause - Garesh
29. Pause - Sanca
30. Finished - A
31. Finished - B
32. Fragile
33. Decision
34. Serenity
35. Suspire
36. Happy Birthday Lio!
37. Fathom
38. Teamwise
39. Revealed
40. Crest
Q & A
41. Forgather
42. Plan
43. Jarak
44. Sorry
45. Sweet
46. Comfy (End)
Extra Part - 1
Extra Part - 2
Extra Part - 3
Jawab Yuk
INFO SEQUEL
VOTE COVER NOVEL BRAGA
PO Exclusive!!

20. Playing The Game

74.5K 6.5K 480
By Mynoteday

Jangan lupa vote dan komen!

Sebuah pertemuan tanpa disengaja. Berakhir dengan Perpisahan tanpa Diduga.
-Mynoteday-

.......

Di sebuah ruangan gelap seorang gadis dengan pakaian yang sudah lusuh terbangun dari tidurnya. Matanya mengerjap beberapa kali, mencoba menyesuaikan cahaya remang-remang disudut ruangan. Ruangan ini begitu sepi, tak ada siapapun selain dirinya sendiri.

Resha, gadis itu menegakkan badannya. Mengucek matanya, dan menatap ruangan sekitar.

Resha menatap pergelangan tangannya yang memerah. Untung saja, Pria yang tidak ia kenali itu tidak mengikatnya dikursi. Malah sekarang, ia duduk di sofa dan ada makanan di meja sudut ruangan. Tak ada yang spesial dalam ruangan ini. Hanya Sofa yang ia duduki, kursi kayu dan meja yang berada disudut ruangan yang disertai lampu remang-remang.

"Hai."

Resha tersentak dan menatap takut pria diambang pintu.

"Sudah sadar..." Pria tersebut menghampiri Resha dan memegang dagu Resha erat. "....kekasih Braga?"

......

"Bentar,"

Para pria yang ditugaskan ikut bersama Braga menoleh, mendengar Braga yang berbicara.

"Kenapa?" tanya Akes

Braga mengusap wajahnya kasar, setelah membaca sebuah pesan masuk.
"Lo semua tunggu di luar, jangan ada yang masuk."

Akes, Aka dan Jeno yang sedari tadi bersamanya lantas menatap Braga tajam.
"Apalagi kali ini?"

"Kecurigaan kita salah, orang itu jadiin Resha tawanan ternyata buat mancing gue."

Bugh

"Lo ada masalah apa sama Gana anjing?!" Aka memukul tepat di pipi Braga.

Braga mendengus. "Bukan Gana yang nyulik Resha!"

Akes mengerutkan keningnya. "Maksud lo?"

"Gue jelasin nanti, gue masuk dulu." Braga berjalan melewati Jeno, ia menepuk bahunya pelan. "Pantau seluruh orang yang menurut lo mencurigakan disekitar sini. Kalian pantau dari luar."

Braga berjalan meninggalkan mereka. Ia berbalik sebentar.
"Untuk anggota Astercyo sama anak buah lo, suruh mereka nunggu bareng kalian. Tunggu gue ngasih aba-aba!" Setelah mengucapkan itu Braga mulai berjalan memasuki gedung tua.

Akes mengacak rambutnya frustrasi.
"Gue gak paham sama tuh orang! Ini sebenarnya ada apasih?"

Jeno menepuk bahu Akes. "Nanti juga dia jelasin. Yang bikin gue bingung, bukannya Gana yang bawa Resha waktu di halte ya?"

Akes mengangguk. "Kita keluar sekarang, sebelum mereka curiga." Akes menatap Jeno "Lo telpon anggota lain sesuai suruhan Braga, anak buah gue biar gue yang atur."

Mereka pun berjalan secara diam-diam agar tidak diketahui pengawal yang menjaga gedung tua itu. Untung saja pengawal itu sedang tidur , huh, pengawal macam apa itu?

Rencana yang sudah mereka buat dengan matang, nyatanya gagal dengan satu fakta yang masih membuat mereka bingung.

Braga memasuki gedung tua tersebut. Di depan sana, Beberapa pengawal sudah datang menyambutnya.

"Mana bos kalian?" tanya nya tenang tanpa emosi sekalipun.

Salah satu pengawal disana yang mungkin seorang ketuanya, tersenyum sinis.
"Kita sebenarnya pengen banget mukul muka kamu, tapi sayang. Bos kami melarangnya."

Braga mengerutkan keningnya. "Maksud lo?"

Pengawal tersebut mengangkat bahunya acuh. "Bos, menunggu disana." Ia menunjuk sebuah pintu disudut gedung dengan lambang sayap diatasnya.

Tanpa pikir panjang, Braga berjalan menghampiri pintu tersebut. Ia langsung masuk tanpa mengetuk pintu, Buat apa ketuk pintu? ciah

"Ow... tamu ku sudah datang rupanya," ujar seorang Pria.

Braga tersenyum sinis, dugaannya kali ini benar.
"Apa kabar?"

Pria tersebut terkekeh mendengar pertanyaan itu.
"Sangat tidak baik!"

Braga menghampiri pria tersebut dan duduk di meja yang berhadapan dengan pria tersebut. Matanya mengedar.
"Dimana?"

Pria tersebut berdiri menepuk bahu Braga.
"Dia aman. Jika kamu mau membawa dia pulang, main dulu sama saya, tangan saya sudah gatal."

Braga berdecih. "Tujuan lo apa, Bang?"

Pria itu menatap Braga. "Ternyata kamu sudah melupakan dosa besarmu, huh?!"

"Sayangnya gue gak merasa berbuat dosa besar," ujar Braga tenang.

Brak

Pria tersebut memukul meja yang Braga duduki, wajahnya memerah.
"SIALAN, DASAR PEMBUNUH!"

Braga berdiri menyimpan tangannya disaku. Raut wajahnya datar tanpa emosi sedikitpun.
"Pembunuh kok ngatain pembunuh."

Bugh

"DIAM SIALAN!"

Bugh

"KAMU YANG MEMBUNUH ADIK SAYA!"

Bugh

Bugh

Srek

2 pukulan, 1 retakan langsung Braga layangkan tanpa Aba-aba. Ia mengusap sudut bibirnya, menatap nyalang pria yang belum seberapa saja ia pukuli sudah terkapar dilantai. Ia menghampiri pria itu, berjongkok dan memegang dagunya erat.

"Lo dengar baik-baik! Adik lo pergi, karena ulah lo sendiri! Dan gak ada yang bunuh dia! Dia masih hidup, puas lo?!"

Pria tersebut tersentak menatap Braga kaget, ia menepis lengan Braga.
"M-maksud kamu?"

"Dimana Resha?!"

"Jawab pertanyaan saya!"

Bugh

"DIMANA RESHA, SIALAN?!" teriak Braga menarik kerah baju pria tersebut dan menatapnya murka.

Pria tersebut tersentak mendengar amukan Braga. Baru kali ini ia melihat pria itu bisa se-marah ini. Ia jadi mendadak ciut melihat raut wajah menyeramkan itu.

"D-disana," Pria itu menunjuk sebuah pintu dibelakang Braga.

Braga mengangguk lantas melepaskan kerah baju pria itu. "Lo mau tau adik lo dimana?"

Pria tersebut mengangguk. "B-bisakah saya bertemu?" tanya nya lirih. "Saya ingin menebus dosa saya kepada dia. Saya menyesali semuanya."

Braga berdecih.
"Tunggu sampai gue mati, baru lo boleh bisa temuin adik lo." Setelah mengucapkan itu Braga kembali memukul pria itu hingga membuatnya pingsan.

Baru segini aja udah lemah, cih.

Braga berjalan menghampiri pintu tersebut. Ia mulai membukanya dengan pelan. Saat pintu terbuka lebar, ia melihat seorang gadis yang tertidur disofa tanpa diikat sama sekali. Syukurlah, Pria itu tidak menyakiti gadisnya.

Ia menghampiri Resha, tanpa berniat membangunkannya. Tangannya terulur mengusap puncak kepala gadis itu, dan mencium keningnya lama.

Ia segera mengambil ponselnya saat mengingat sesuatu.

"Halo Ga? Gimana? Sasha gak papa kan?!"

"Akes."

"HAH? Akes? Kenapa Sama Akes? Dia disini lagi mantau bareng Jeno kok Ga."

"Ck, kasih handphone lo ke Akes, bego."

"Yee dodol! Nih Bangkes, Si Muka sangar nyari lo!"

"Halo Ga? Gimana? Adik gue gak papa kan?"

"Aman. Tolong bersihkan tikus didepan, kalo udah aman lo masuk ke pintu  diujung yang ada tanda sayap, ngerti?"

"Oke, tunggu gue disana."

Tut

Braga menyimpan ponselnya disaku. Matanya menatap gadisnya yang masih memejamkan matanya tak terusik sama sekali. Ia mengelus pipi gadisnya lembut.

"Hey."

Sentuhan Braga kali ini membuahkan hasil. Resha, gadis itu terbangun. Matanya mengerjap menyesuaikan cahaya, menatap sosok pria dihadapannya.

"BRAGA?!"

Resha memeluk Braga erat, tangannya kembali bergetar. Tak menyangka, Pria ini datang menolongnya.

"Are you oke?" Braga mengusap kepala Resha dan mengecupnya beberapa kali.

Resha menggeleng didalam pelukkan Braga, wajahnya semakin ia benamkan didada Braga.

"Not fine, He scares me"

Braga terkekeh, ia melepaskan pelukannya. Menatap Resha yang juga sedang mentapnya.

"Penakut!" ucapnya mencubit pipi Resha.

Resha mengerucutkan bibirnya, kepalanya menunduk.
"Gue trauma tau, untung aja pria itu gak siksa gue kaya-

"Sst udah! Jangan nginget sesuatu yang bikin lo jatuh lagi," ujar Braga menarik Resha kedalam pelukannya lagi.

"Braga?"

"..."

"Bragaa? Ish!! "

"..."

"Beruk.."

"Apa?"

Resha mendengus didalam pelukan Braga.
"Pria itu udah gak disini kan?"

"Masih ada, diluar."

"Ih! Ayo pergi dari sini! Nanti kalo kita dibunuh gimana?"

"Ck, gimana mau pergi. Lo aja meluk gue erat banget."

Resha tersentak lantas melepaskan pelukannya. Matanya menatap ruangan sekitar, pipinya sudah merona karena malu.

Braga terkekeh.
"Kenapa dilepas?"

"Gak."

"Peluk lagi."

"Gak mau."

"Yaudah, lo disini. Gue tinggal."

"Biarin, gue bisa ngikutin lo."

"Gak bisa, gue kurung lo disini sendiri."

"Ih kok jahat sih?!"

"Baru tau?"

"Lo siapa sih? gak kenal."

"Pacar."

Resha tersentak mencoba memalingkan mukanya yang tiba-tiba memerah.
"Kapan jadian nya!" elaknya tanpa mau menatap Braga.

"Rumah gue."

"Gue belum jawab."

"Yaudah sekarang jawab."

Resha langsung memunggungi Braga. Menepuk pipinya yang memanas. Jantungnya berdegup kencang.

"Gue kasih pilihan."

"Apa."

"Liat gue dulu."

"Gak mau."

"Yaudah, kita resmi jadian."

Resha membalikkan badannya. Menatap Braga tajam. "Apaan sih?!"

"Lo beneran gak mau ya sama gue?!" raut wajah Braga mulai serius.

"B-Bukan gitu!"

Braga berdiri lalu menganggukkan kepalanya berjalan ke arah pintu. "Percuma gue kesini nolongin cewek yang gue sayang, eh ternyata ceweknya gak tau diri."

"IYA!"

"Iya apa? Iya, kalo lo cewek gak tau diri?"

"Ish bukan, enak aja!" Resha menelan salivanya gugup. "I-iya mau."

"Mau apa? Mau jadi cewek yang gak tau diri?"

Resha berdiri berhadapan dengan Braga. Tangan mungilnya memukul bahu Braga.
"Mau jadi pacar, puas?!"

Braga tersenyum lebar. "Puas banget!"

OH AYOLAH, KEMANA PERGINYA BRAGA YANG MENYERAMKAN.

Resha menarik lengan Braga. "Udah kan? Ayo keluar dari sini, gue takut."

Cup

"Penakut lagi."

Brak

"ASTOGEH SASHA CINTAHKU! LO GAK PAPA KAN?! ANJIR-ANJIR TANGAN GUE KERAM HABIS MUKUL ORANG SHA! SINI SHA, PELUK ABANG SHOLEH MU INI DULU DONG!!"

Oke, kalian tau siapa dia.

.......

1 kata pas kalian baca part ini dong.

banyak yang komen, aku up cepet.

thankyuu💙💙

Maaf bila mengecewakan , ini belum seberapa yaw hahah

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 94.3K 43
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.5M 8.6K 3
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
4.8M 168K 66
⚠️Cerita ini sudah pindah ke aplikasi dreame, bagi yang ingin membaca silahkan mampir⚠️‼️ [NO COPAS! Plagiat diharapkan menjauh, terimakasih:)] *Dimo...
4.4M 375K 103
#CBTPS #CNTS [Aligator The Series] [Cover by @ar_azka] [BELUM REVISI, ALUR AWAL MASIH BERANTAKAN-!] A̸ L̸ I̸ G̸ A̸ T̸...