Kau dan senyumku
Adalah dua hal
Yang menyatu
Kehilanganmu sama
dengan kehilangan senyumku
Dira Dinata
***
Sunyi. Apa kau pernah merasa sunyi dalam keramaian ? Atau merasa ingin sendiri tanpa suara apapun ?
Itu yang sedang Dira alami. Dua minggu sudah Putra kembali pada yang kuasa, dua minggu sudah Dira seperti tak ada semangat untuk hidup dan dua minggu sudah Dira melihat keromantisan Gladis dan Rendi.
Tak ada niat untuk melarang mereka, bahkan tak ada niat untuk bertegur sapa dengan mereka. Fakta yang entah menyakitkan atau membahagiakan membuat Dira seakan hidup didalam neraka.
Dira pernah mengatakan kepada Rendi kalau mereka cukup seperti angin yang tak terlihat. Dan saat ini Dira melakukan hal itu.
Tidur, bangun, mandi, menyiapkan makanan tanpa suara, makan lalu duduk menatap pemandangan kota Jakarta dari jendela apartemennya. Tak memperdulikan apa yang Rendi dan Gladis lakukan.
Diam adalah damai baginya.
-
Devon menatap nisan bertuliskan nama Putra. Rasa sesak didadanya muncul begitu saja. Bagi Devon, Putra sudah seperti kakaknya sendiri. Walaupun belum genap setahun mereka mengenal tapi Devon begitu dekat dengan Putra.
" Gue udah anter mami sama papi ke bandara. Lu tau, mami masih sedih banget kehilangan lu " Devon menyekat air matanya " begitupun gw " lanjutnya menunduk
Devon cukup lama diam tanpa suara dan gerakan. Mengingat momen dimana mereka bertemu dan menjadi sedekat sekarang
" Gue bakal tepatin janji gue ke lu, walaupun gue gak yakin bisa. "
-
Rasa haus membuat Dira melangkah menuju dapur tapi baru saja keluar dari kamar, Dira melihat Rendi dan Gladis yang berciuman dengan liarnya.
Dira menatap mereka tak berekspresi sedikitpun sambil mengelus perut ratanya, Sampai Rendi yang melihat Dira melepaskan tautan bibir mereka.
" Dira " Rendi memasang wajah kaget
Sedangkan Gladis tersenyum penuh kemenangan.
" Gue bisa jelasin semuanya " Rendi mendekati Dira
Disaat jarak Rendi dan Dira semakin dekat, tanpa suara Dira melangkah meninggalkan Rendi. Meminum air lalu melangkah kembali kekamarnya.
Rendi merasa dadanya sesak karna tingkah Dira yang diam tanpa protes. Dira seperti hidup tapi cuma raganya.
-
" Dir, gue bisa jelasin semuanya "
Dira tak bersuara dan terus menyisir rambutnya.
" Gladis yang nyium gue duluan Dir " Rendi mendekati Dira dan memegang satu tangannya " Lu percaya kan sama gue " lanjutnya
" Mungkin lu lupa tapi malam ini ada acara makan malam keluarga untuk ngebahas dimana kita kuliah " Dira melepaskan tangannya dari genggaman Rendi " Baju lu udah gw siapin " Lanjut Dira
" Mama pasti bujuk kita untuk pindah " ucap Rendi sambil menuju ruang ganti.
Rendi dan Dira harusnya pindah kerumah Sarah, tapi kepergian Putra membuat Dira menunda kepindahan mereka.
-
" Menantu mama yang cantik udah dateng " Sarah memeluk Dira " Kamu cantik banget sayang " Sarah bersyukur melihat senyum Dira
Sejak kepergian Putra, Dira memang tak pernah tersenyum
" Makasih ma " Dira memeluk Sarah erat seakan ingin menceritakan isi hatinya
" Cuma Dira aja yang dirinduin ? Anaknya gak ? " Rendi memasang wajah cemberut
" Kamu juga sayang "
-
Suasana dimeja makan tampak sangat canggung. Dian yang memilih diam karna merasa gagal menjadi seorang ibu bagi putri satu-satunya, Dira yang tak berselera untuk makan dan Rendi yang masih bertanya apakah Dira marah padanya. Sarah dan Anjas terus mencoba mencairkan suasana.
" Sayang, ini cumi pedas hitam manis yang kamu suka. Mama khusus buatin untuk menantu kesayangan mama "
Um ..
Semua mata tertuju pada Dira. Dira berlari kekamar mandi. Rendi yang merasa panik mengikuti Dira. Dian merasa sangat kaget.
" Dir, lu gak papa kan ? lu kenapa ? Buka pintunya " Rendi terus mengetuk pintu kamar mandi
-
" Sepertinya kita akan memiliki cucu " Ucap Sarah antusias
Sarah dan Anjas sangat bahagia tapi tidak dengan Dian yang terdiam.
" Kamu gak bahagia yah Di ? " tanya Sarah
" Aku hanya kasihan sama Dira mba, kita semua tau hubungan Rendi dan gadis bernama Gladis itu. "
" Rendi pasti akan melepaskan gadis itu Dian " Anjas ikut berkomentar
" Tapi kalau Rendi tak melepaskan gadis itu, saya ingin mereka bercerai " ucap Dian tegas
Anjas dan Sarah nampak sangat kaget mendengar ucapan Dian yang langsung dan tegas
" Cerai ? "
Mereka menoleh pada sumber suara dan mendapati Dira yang berdiri memegangi mulutnya tanda tak percaya. Rendi juga tampak kaget
" Kamu jangan kuatir yah sayang, ada mommy " Dian memeluk Dira erat
-
Sarah mengajak Dira untuk menemui dokter kandungan tapi Dira tak mau dengan alasan ingin memberitahukan sesuatu.
Mereka duduk diruang keluarga sambil menunggu apa yang ingin Dira sampaikan.
" Dira hamil " ucap Dira sambil menundukan kepalanya
" Maafin gue Put, gue jahat banget sama lu. Tapi bayi ini gak salah kan ? " batin Dira
" Mama bakal jadi nenek donk " ucap Sarah antusias lalu memeluk Dira
Rendi masih mencerna ucapan Dira dengan baik. Rasa tak percaya, bahagia, sedih, haru semua bercampur jadi satu.
" Kamu udah jadi calon ayah Ren, papa harap kamu lebih dewasa dan bijak " Anjas merangkul Rendi
Dira melihat Dian yang masih terdiam membuatnya sedih.
" Mommy gak suka yah kalau Dira hamil ? " sedikit rasa sakit untuk mengucapkan kata itu
Dian menatap Dira intes, matanya berkaca-kaca. Rasa sedih dan bersalah menyelimutinya tapi Dian tak bisa pungkiri kalau dia bahagia.
" Mommy bahagiiia banget " Dian memeluk Dira erat
" Maafin Dira mom "
Dira tau kalau Dian tak begitu bahagia dengan kehamilannya. Mungkin karna mommy yang tau soal hubungan Rendi dan Gladis
Cukup lama Dian memeluk anaknya lalu menatap wajah cantik Dira.
" Mommy punya satu permintaan, kamu mau kabulkan ? "
" Apapun mom "
Dian menatap Anjas dan Sarah bergantian, tatapan penuh penyesalan lalu menatap Rendi lekat.
" Kalau Rendi tak mau menghentikan hubungannya dengan gadis itu " Dian kembali menatap Dira " Ceraikan dia demi mommy " lanjut Dian. Air matanya jatuh begitu saja
Mereka semua memasang wajah tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.
Dian menutup matanya, air matanya jatuh begitu saja. Sungguh sangat berat untuk mengabulkan apa yang diminta mommynya tapi Dira rasa mommy sudah berpikir kedepan dan itu yang terbaik untuknya dan bayinya nanti.
" Dira akan lakuin seperti yang mommy minta " Dira membuka matanya menatap wajah cantik dengan ekspresi penuh luka
" DIRA " Rendi tak percaya Dira akan berkata seperti itu
Sarah menangis dalam pelukan Anjas suaminya.
" Gue gak akan minta lu pilih gue atau Gladis karna lu pasti lebih milih Gladis. Yang sekarang harus lu pilih Gladis atau darah daging lu. Kalau lu pilih Gladis, saat itu juga kita CERAI dan gue pastiin lu gak akan pernah ketemu anak ini " Dira menahan rasa sesaknya sambil mengelus perutnya yang masih rata
***
Kayaknya rasa sabar Dira
Ke Rendi udah habis
Kasihan juga sih
Jangan lupa Vote yah 💞