HURT ( DIRA DINATA ) βœ…βœ”β˜‘

By RiiaKhiia

11.7K 494 129

PERNIKAHAN DIUSIA DINI MENCINTAI DENGAN LUKA MELEPAS DENGAN TERPAKSA KEKECEWAAN MENGATAS NAMAKAN CINTA ? ... More

" Cinta "
" Pertemuan "
" Dia "
" Teman "
" Debu "
" Rasa ini "
" Pernikahan "
" Apa "
" Harusnya "
Apakah Dia
" Terulang lagi "
" Uhhhhh "
" Dia apa aku "
" Perlahan "
" Nama itu "
" Cemburu loh "
" jangan seperti itu "
" Berdua "
" Mata "
" Gladis "
" First kiss "
" Bali "
" Daddy "
" Kamu "
" Now "
" Sakit "
" Jangan Sentuh Dia "
" Bodohhh "
" Amarah "
" RIP "
" Gitu ? "
" Jangan bilang "
" Harus kuat "
" Belum "
" Savege "
" Dari mana "
" Bagaimana "
" Sweet Seventeen "
" Kejadian setahun lalu "
" Tak punya "
" Hancur "
" Maaf "
" Melepaskan "
" Mahkota "
" Hidupku "
" Pendarahan "
" Bayi "
" Kampus "
" Kejam "
" MUNDUR "
Tak Penting
" Ending "
" Extra Part "
" Extra Part II "

" Tameng gw Pergi "

201 7 0
By RiiaKhiia

Tak ada
Kehilangan
Yang baik-baik saja

Dira Dinata

***

Langkah kaki ini semakin melambat mendekati pintu itu, suara tangisan seakan menjadi pemberat dikaki ini. Rasa takut menyelimuti ruang dalam diri. Semakin dekat dan suara tangisan itu semakin menjadi.

Tangan seakan begitu berat untuk sekedar membuka sebuah pintu. Mencoba sekuat tenaga membuka pintu itu lalu menatap terpaku dengan apa yang ada dihadapannya.

Apakah itu kau ? Orang yang selalu ada untukku, selalu tersenyum manis dan menjadi tameng setelah daddy.

Perlahan aku berjalan mendekat dengan keyakinan yang dibuat-buat kalau orang yang didepanku bukanlah dirimu. Mencoba sekuat tenaga agar air mata ini tak jatuh.

Semakin mendekat, hati ini semakin teriris. Betapa bodohnya aku yang tak menyadari perubahan fisikmu, betapa bodohnya aku yang mengabaikan dirimu untuk orang yang lebih memilih wanita lain dan betapa bodohnya diriku yang tak sadar kalau hanya kau yang kumiliki.

Ku sentuh tangan yang dulu begitu kekar, rasa sakit dihati semakin menjadi takkalah melihat perubahan fisik itu. Ku coba membangunkanmu karna yang kuyakini, kau hanya tertidur sebentar bukan selamanya.

" Put, Put, Put ini aku Dira "

Aku terus mencoba membangunkannya. Dan aku juga terus menahan agar air mataku tak jatuh. Karna disaat air mata itu  jatuh maka tanpa aku sadari aku mengiyakan kalau kau sudah kembali pada yang Kuasa.

Suara tangisan semakin menjadi. Aku mencoba membangunkannya dengan harapan kali ini dia akan sadar dari tidur sebentarnya.

" Put jangan kayak gini, aku minta maaf udah telat dateng. Tapi tolong buka matamu Put. "

Hati ini seakan dicabik cabik dengan ucapan tanpa jawaban. Tangan itu semakin dingin seakan mengiyakan tangisan yang ku dengar.

" Putra udah gak ada 5 menit sebelum kalian sampai " ucap Troy memegang pundak Dira

Suara tangisan itu semakin menjadi. Devon yang semulai menatap membeku disamping Putra pun ikut mengeluarkan isaknya.

Aku mencoba menatap satu persatu orang dalam ruangan itu. Mami, papi, dua orang tua yang mungkin disebut Putra sebagai om dan tantenya, seorang anak yang mungkin baru sekolah menenga pertama, Devon dan juga seorang gadis yang tak aku kenal. Mereka menangis sersedu-sedu.

" Put, aku tau kamu hanya tidur sebentar karna lama nunggu aku dateng kan ? Aku udah dateng, aku ada disamping kamu. Plis buka mata kamu. Jangan buat aku takut Put. Kamu udah janji akan selalu ada untuk aku, kamu juga janji bakal temani aku sampai aku yang minta kamu untuk pergi. Aku gak mau kamu pergi Put, bangun. Bangun demi aku Put "

Pertahananku runtuh. Air mata itu jatuh tanpa permisi. Rasa sesak dan sakit didada ini semakin menjadi seakan memintahku untuk mengeluarkan semua yang ku tampung.

~

" Dok gimana keadaan anak saya "

" Pasien baik-baik saja bu, hanya dia terlalu tertekan. Sebaiknya jangan membuatnya stress "

" Terimakasih dok "

" Saya permisi dulu "

Rendi mendekati Gladis yang masih terbaring.

" Kamu puas Rendi dengan apa yang kamu lakukan. Tante gak nyangkah kamu bakal nyakitin Gladis seperti ini. Gak puas kamu buat dia hampir mati sekarang kamu buat dia seperti ini. Tante nyesel mendukung kamu " ucap Ratna geram lalu pergi meninggalkan mereka

" Dis, maafin aku yah "

-

Waktu menunjukan pukul 23 : 43 tapi Dira masih terdiam didepan jasad berbalutkan pakaian serba putih didalam peti.

" Dira, kamu pulang yah. Putra akan dimakamkan besok jam 8 pagi. " ucap Troy

" Gak pi, Dira bakal jagain Putra sampai ketempat peristirahatannya "

" Tapi "

" Please Papi "

" Kalau gitu kamu ganti pakaian dulu "

Dira melihat dirinya yang masih berpakaian pesta.

" Sayang, sini sama mami "

Dira mengikuti mami Putra untuk menganti pakaiannya dengan pakaian serba hitam milik mami Putra yang ukuran badannya tak beda jauh.

" Mi, ini rumah siapa ? "

" Ini rumah kakak mami, omnya Putra "

Setelah menganti pakaian, Dira kembali duduk disamping Putra. Menatap wajah tampan yang terlihat pucat. Dira segera menyekat air matanya. Dira ingat pesan mami kalau air mata tak boleh jatuh mengenai tubuh Putra.

~

Rendi pulang keapartemen tapi tak mendapati Dira. Ada rasa khwatir sekaligus penyesalan. Rendi menatap jam ditangannya.

" Lu kemana Dir, ini udah jam 01 : 05 "

Rendi mencoba menelfon Dira tapi nomernya tak aktir. Mencoba menelfon mammy tapi hasilnya sama. Rasa khwatir menyelimutinya.

-

Matahari mulai menampakan dirinya. Satu persatu pelayat mulai berdatangan. Devon menatap Dira yang terlihat sangat pucat.

-

Rendi bangun dan Dira tak ada.

" Dir, lu dimana sih. Ini udah jam 8 " Rendi terlihat frustasi

Berulang kali Rendi menelfon tapi tak ada hasil. Disaat Rendi ingin menelfon mommy, sebuah pesan whatsap dari nomer tak dikenal. Rendi membuka dan melihat gambar Dira yang sedang duduk disamping sebuah makam bertuliskan nama Putra, tak lupa alamat dimana Dira berada. Rasa tak percaya menyelimutinya. Rendi bergegas ketempat dimana Dira berada.

-

" Sayang, kita harus pulang. Gimana kalau Rendi liat kamu ada disini ? "

" Gak ma, Gladis gak terima Putra ninggalin Gladis kayak gini hiks. Gladis cuma cinta sama Putra ma, bangunin Putra untuk Gladis hiks " Gladis menangis sejadi jadinya dalam pelukana Ratna mamanya

" Gak sayang, kita harus pergi sekarang. Mama gak mau Rendi sampai melihat kita "

-

Putra sudah terkubur dibawah tanah, Para pelayat juga sudah pergi. Para keluarga satu persatu mulai meninggalkan tempat itu tapi tidak dengan Dira.

" Sayang, ayok "

Dira menatap wajah lesuh penuh luka milik mami Putra.

" Mami sama papi diuan aja, Dira masih ingin temani Putra sebentar aja. "

" Mau mommy dan Dion temani sayang ? "

" Gak usah Mom, Dira pingen sendiri "

-

Rendi sampai kealamat itu dan melihat ada seorang gadis duduk dimakam yang masih baru, Rendi yakin kalau itu adalah Dira. Disaat Rendi ingin menemui Dira, handponenya bergetar dan menampakan nomer tak dikenal yang tadi. Rendi memeriksa dan wajahnya berubah menjadi kaget.

Video dimana Gladis menangis histeris ditempat pemakaman. Ada rasa curiga tapi Rendi ingin focus menemui Dira.

-

" Put, banyak banget kenangan indah yang udah kita lewatin bersama. Kamu ingat waktu pertama kali kita ketemu ? Waktu itu kamu liatin aku main basket dan minta aku jadi temen kamu. Awalnya aku gak mau tapi dengan lucunya kamu nantangin aku duel basket, kalau kamu menang aku jadi temen kamu tapi kalau aku yang menang kamu harus jadi teman aku " Dira tertawa mengingat perjanjian konyol yang pada ujungnya kalah atau menang, mereka harus berteman

" Tapi dengan bodohnya aku iyain aja ajakan konyol kamu. Setelah itu kamu ngajakin aku balap, kamu juga ajarin aku kimia dan fisika , oia hampir lupa kamu juga ajarin aku gimana cara untuk tau apa dia cinta yang kita cari. Kamu selalu ada untuk aku. Disaat Rendi nyakitin dan abaikan aku, kamu selalu jadi tameng dalam hidupku. Kamu selalu buat akau kuat dan nyaman " Dira memukul dadanya yang terasa begitu sakit

" Kamu inget waktu kita difestival Oktoberfest ? Waktu itu, aku ungkepin isi hatiku kalau aku sayang dan cinta sama kamu. Tapi dengan teganya kamu ninggalin aku dan akhirnya aku tau  alasan kamu ninggalin dan gak nerima perasaan aku karna Gladis. Jujur hati aku sakit banget saat itu. Tapi aku coba untuk kuat, karna aku gak mau kehilangan kamu " Dira terus memukul dadanya yang sesak

" Sampai akhirnya waktu kita dipasar malam kamu bilang kamu cinta sama aku. Jujur aku bahagia banget dan pengen teriak kalau aku juga sayang sama kamu. Tapi aku sadar, aku udah nikah. Aku udah jadi milik orang. Dan dengan egois dan bodohnya aku lupain kamu karna aku jatuh cinta sama Rendi. Aku abaikan semua hal tentang kamu dan hanya focus sama cinta aku ke Rendi. Walaupun udah banyak banget Rendi nyakitin aku tapi aku tetap cinta dia sampai aku gak sadar kalau kamu sakit "

" Maafin aku Put, aku udah kecewakan kamu. aku udah salah ngasih sayang, cinta dan mahkota aku sama cowok yang bahkan lebih milih pacarnya dibandingkan aku. Maafin aku Put. Dan akhirnya aku sadar kalau kamu cinta yang harus aku miliki " Dira terus memukul dadanya Sampai sebuat tangan menggenggam tangannya

" Udah cukup lu nyakitin diri lu sendiri. Ingat ada gue "

***

RIP PUTRA 😭

Semakin banyak yang komen aku bakal cepat Up
Jadi Plis jangan lupa
VOTE DAN COMEN

Continue Reading

You'll Also Like

622K 65.2K 39
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
1.7M 122K 81
[Brothership] [Not bl] Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Erva...
4.9M 370K 52
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
3.7M 295K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’ "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...