HURT ( DIRA DINATA ) ✅✔☑

Galing kay RiiaKhiia

11.7K 494 129

PERNIKAHAN DIUSIA DINI MENCINTAI DENGAN LUKA MELEPAS DENGAN TERPAKSA KEKECEWAAN MENGATAS NAMAKAN CINTA ? ... Higit pa

" Cinta "
" Pertemuan "
" Dia "
" Teman "
" Debu "
" Rasa ini "
" Pernikahan "
" Apa "
" Harusnya "
Apakah Dia
" Terulang lagi "
" Uhhhhh "
" Dia apa aku "
" Perlahan "
" Nama itu "
" Cemburu loh "
" jangan seperti itu "
" Berdua "
" Mata "
" Gladis "
" First kiss "
" Bali "
" Daddy "
" Kamu "
" Now "
" Sakit "
" Jangan Sentuh Dia "
" Bodohhh "
" Amarah "
" RIP "
" Gitu ? "
" Jangan bilang "
" Harus kuat "
" Belum "
" Savege "
" Dari mana "
" Bagaimana "
" Sweet Seventeen "
" Kejadian setahun lalu "
" Hancur "
" Maaf "
" Melepaskan "
" Mahkota "
" Tameng gw Pergi "
" Hidupku "
" Pendarahan "
" Bayi "
" Kampus "
" Kejam "
" MUNDUR "
Tak Penting
" Ending "
" Extra Part "
" Extra Part II "

" Tak punya "

152 7 6
Galing kay RiiaKhiia

Aku yang terlalu bodoh
atau memang kamu
yang tidak punya
perasaan sama sekali ?

Dira Dinata

***


Alarm membangunkan Dira dipagi hari. Dira bangun dan tak mendapati Rendi disampingnya. Senyum kecut terbit seraya mengingat tamparan keras dari Rendi, mungkin itu adalah bentuk ucapan selamat ulang tahun sekaligus kado untuknya. Dira kembali meneteskan air matanya. Dira melihat ujung bibirnya terdapat luka hasil tamparan Rendi.

" Lu selalu jadi orang pertama Ren. Lu yang pertama nyium gue, lu yang pertama ngebentak gue, lu yang pertama nyiksa batin dan hati gue. Oia lupa dan lu yang pertama nampar gue bahkan sampai gue berdarah " Dira menangis mengingat semua perlakuan Rendi

Setelah menaruh obat pada ujung bibirnya, Dira mengganti pakaiannya dan mulai membersihkan apartemen. Sudah menjadi ritual setiap hari sabtu, Dira akan membersihkan apartemen. Setelah semua selesai, Dira memilih untuk membersihkan dirinya.

Tak butuh waktu lama Dira sudah selesai dengan ritualnya. Disaat Dira sedang menaruh obat pada ujung bibirnya, Rendi masuk dan menatap Dira. Dira tak memperdulikannya.

" Dir "

" Hm "

" Gue mau " ucapan Rendi terpotong karna ponsel Dira yang berdering

-

" Hallo mom "

" Ok mom, Dira tunggu yah "

Dira meletakan hpnya diatas meja setelah panggilan diakhiri oleh Dian

-

" Oia, tadi lu mau bilang apaan ? "

" Gak jadi, mommy mau dateng ? "

" Ia, katanya udah deket "

Disaat Dira ingin keluar Rendi menarik tangan Dira sampai Dira mendarat mulus dalam pelukan Rendi.

" Maafin gue Dir, gue tau gue udah kelewatan " Rendi melepas pelukannya lalu menatap Dira lekat " Sakit yah " Rendi menyentuh ujung bibir Dira yang luka

Dira memegang tangan kanan yang dipakai Rendi untuk menamparnya.

" Yang sakit bukan disini " Dira menyentuh ujung bibirnya " Tapi disini " Dira mengarahkan pada dadanya.

Rendi menatap sendu kepada Dira. Dira melepaskan tangannya lalu pergi untuk membuka pintu karna bel berbunyi dan Dira yakini itu adalah mommynya.

-

Dira merasa kaget karna Dian tak sendiri tapi dengan 3 orang yang sudah Dira kenali sebagai pengacara pribadi orang tuanya. Setelah mempersilahkan masuk, Dira menyediahkan minuman untuk mereka. Rendi juga ikut bergabung.

" Sayang ujung bibir kamu kok luka " Dian merasa aneh dengan luka Dira

" Oh ini, semalam ada nyamuk jadi Dira timpuk eh ternyata tangan Dira kuat juga sampai luka gini. Tapi gak papa kok mom, tadi Rendi udah obatin " bohong Dira

Dian tau kalau Dira berbohong tapi tujuan dia datang bukan soal itu, walaupun hatinya sakit melihat Dira seperti itu. Dian menatap tak suka sekilas kepada Rendi. Rendi tak percaya Dira masih membelanya disaat seperti ini. Rendi juga merasa tatapan tak suka dari Dian.

" Jadi begini Dira, sebelum pak Dirga meninggal. Beliau sudah membuat surat wasiat yang isinya : saat Dira Dinata selaku anak sulung kandung berusia 17 tahun, semua harta menjadi miliknya yang dimana akan dibagi 50% jika Dion Dinata selaku anak bungsu berusia 17 tahun. "  ucap pengacara

" Kenapa gak ada nama mommy ? " Dira kaget dengan isi warisan itu

" Warisan itu daddy sama mommy yang buat waktu kamu sedang bulan madu sayang. Momny gak ingin miliki apapun, bagi mommy kamu sama Dion adalah harta yang gak ada nilainya " Dian memeluk Dira yang menatapnya dengan air mata

" Makasih mom " Dira membalas pelukan Dian

" Silahkan ditandatangani disini "

Setelah urusan warisan selesai, ketiga pengacara itu pergi meninggalkan Dira, Dian dan Rendi.

" Dira sayang, kamu bisa nolong mommy gak ? Ponsel mommy ketinggalan dimobil,  tolong ambilin yah sayang. Ini kunci mobilnya " Dian memberikan kunci mobil kepada Dira

Awalnya Rendi menawarkan diri untuk mengambilnya tapi Dira lebih dulu pergi meninggalkan mereka.

" Mommy gak akan bertele-tele sama kamu Rendi. Jujur mommy kecewa banget sama kamu. Kamu kok bisa-bisanya gandeng cewek lain didepan kami orang tua dan didepan Dira yang berulang tahun. Kamu tau, ini adalah ulang tahun terburuk Dira dan jujur mommy menyesal sudah setuju untuk menjodohkan kalian. "

" Sekali lagi kamu ngecewain mom dan Dira, mommy pastikan itu saat terakhir hubungan pernikahan kalian " Dian pergi tanpa mendengar penjelasan Rendi

-

" Mom kok disini, oia tadi Dira cariin gak ada " Dira heran melihat Dian yang sudah ada diparkiran

" Maaf yah sayang, ternyata ada dalam tas mommy. Mommy udah mulai pikun, maklum faktor usia " Dian mencolek hidung Dira " Mommy pulang yah sayang, kasihan Dion sama bibi aja " lanjut Dian lalu pergi meninggalkan Dira

Dira melambaikan tangannya kepada Dian. Ada rasa aneh dengan tingkah Dian tapi Dira tak ingin mempermasalahkannya.

-

Rendi masih terdiam ditempatnya. Ucapan Dian seperti belati yang menikamnya tanpa ampun. Kalian bisa berkata kalau Rendi egois, yah Rendi memang egois. Rendi tak ingin putus dari Gladis tapi mendengar ucapan mertuanya, Rendi menjadi takut. Takut untuk kehilangan Dira.

-

Dira masuk kedalam apartemen dan melihat Rendi yang masih duduk ditempatnya. Tanpa berniat menegur atau berbincang, Dira mengambil kunci mobil dan pergi begitu saja.

-

Dira memarkir mobilnya lalu berjalan menuju makam Dirga.

" Hy dad, apa kabar " air matanya mulai terjatuh " Kemarin Dira ulang tahun, dad ingat kan ? Biasanya daddy akan nyiapin kejutan yang indah untuk Dira. Daddy ngebuat Dira bahagia sampai Dira rasa gak butuh siapapun selain daddy. "

" Kadang mommy sampai ngambek karna Dira lebih sayang daddy ketimbang mommy. " Dira memegang dadanya yang terasa begitu sakit mengingat kehidupannya sebelum Dirga meninggal dan sebelum Rendi masuk dalam kehidupannya

" Kemarin Rendi nampar Dira dad, Rendi jahat banget kan dad ? Dia bahkan gak ngucapin selamat ulang tahun ke Dira hiks. Dira ngerasa ingin ikut bareng daddy, tapi Dira tau itu bakal bikin dad sedih kan ? Sekarang yang Dira miliki cuma mo, Dion dan Putra. Cuma mereka dad "

-

" Put, sampai kapan lu kayak gini. Dira mesti tau. Lu sendiri yang bilang Dira terpukul karna gak tau bokapnya sakit apa tiba-tiba meninggal. Lu mau dia terluka lagi ? " ucap Devon

" Lu gak tau rasanya diposisi gue Von, gak segampang itu. Lu akan paham kalau hati lu udah ada yang milikin " Putra membersihkan dara dihidungnya

" Ok, mungkin yang lu bilang bener tapi lu harus pikir perasaan Dira Put "

" Sebulan lagi ujian sekolah , gue gak mau bikin Dira pikiran "

Pembicaraan mereka terhenti karna ponsel Putra yang berdering dan muncul nama Dira.

-

" Put, kamu lagi ngapain "

" Baring aja, gimana Dir  ? "

" Bantuin aku belajar, sebulan lagi kan US "

Ok sayang "

Dira mulai belajar bersama Putra, satu yang patut diteladani dari Putra dan Dira. Soal belajar mereka akan sangat serius. Tak ada bercanda atau gombalan.

~

" Ren aku mau nanya sesuatu " ucap Gladis

" Apaan sih sayang, kok mukanya serius banget " Rendi melihat Gladis sekilas lalu kembali memainkan gamenya

" Apa bener ucapan Dira kalau kalian udah nikah ? " air mata Gladis jatuh

ucapan Gladis membuat Rendi menghentikan permainannya.

" Maksud kamu "

" Waktu aku bilang kalau Dira ngancem aku, sebenarnya Dira udah ngomong kalau kalian berdua udah nikah hanya aku gak percaya tapi waktu ulang tahun Dira dan kamu bilang Dira milik kamu. Aku jadi sadar kalau ucapan Dira bener kalau aku itu Pelakor " Gladis terus menangis

" Dira bilang kamu Pelakor ? " raut wajah Rendi penuh emosi " Kamu bukan pelakor sayang, dari dulu kan hati aku milik kamu. Emang aku sama Dira udah nikah, tapi itu karna perjodohan sayang. Percaya sama aku " lanjut Rendi lalu memeluk Gladis

" Kalau emang gitu buktiin Ren "

" Dengan cara apa sayang ?  bilang, aku akan buktiin tapi kamu jangan nangis, nanti kamu sakit "

" Bawa aku ke rumah kalian "

***

Satu kata untuk :

Gladis

Rendi

Jangan lupa ninggalin jejak yah
Kalau aku typo tolong komen 😉

Jangan lupa follow IG aku yah
Nanti aku Follback

IG : riiakhiia

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

3.5M 180K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
292K 27.1K 31
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
500K 53.9K 23
Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah...
589K 27.9K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...