Paman, Next Door [JAEYONG]

By ochictea

777K 112K 28.8K

[ ✔ ] Taeyong tidak tahu, kalau di sebelah apartemennya ada seorang paman yang sangat tampan. "Aku akan membu... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12.
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

21

17.6K 2.8K 435
By ochictea

Taeyong baru saja mengantarkan Doyoung ke tempat pemberhentian bus. Setelah menunggu sahabatnya itu menaiki bus, ia bergegas untuk kembali ke apartemennya sebelum kedua matanya menyipit saat melihat seseorang yang ia kenal.

"Aish, nenek sihir itu.. pasti ingin bertemu paman Jaehyun." Gumannya sambil mendengus.

Ia mencoba untuk tak peduli, namun melihat wanita itu turun dari mobil mewah dengan seorang lelaki asing didalamnya membuat Taeyong mengernyit.

"Mengapa mereka terlihat mencurigakan?" Pikirnya. Pasalnya, Chaeyeon terlihat terus melirik sekitar dan mengusir lelaki yang masih berada didalam mobil.

Taeyong terus menatap keduanya hingga akhirnya Chaeyeon pergi dan masuk ke gedung apartemen, meninggalkan mobil mewah itu yang masih di tempatnya.

Taeyong bukanlah seseorang yang suka ikut campur urusan orang. Namun rasa ingin tahunya yang melebihi batas membuatnya berjalan kearah mobil tersebut. Entahlah, namun dipikirannya sudah banyak dugaan-dugaan yang membuatnya berfikir untuk mencari jawabannya.

Taeyong telah sampai disamping mobil tersebut. Sedikit membungkukkan tubuhnya sebelum mengetuk kaca yang  sepertinya telah kembali ditutup; sebelumnya terbuka saat masih ada Chaeyeon.

Kaca mengkilap itu turun dengan perlahan, membuat Taeyong bisa melihat seorang pria tampanㅡnamun tak setampan paman Jaehyunnya!ㅡyang sedang memandangnya bingung.

Taeyong tersenyum manis sebelum membuka mulutnya, "Halo paman, maaf mengganggumu. Tapi ku sarankan untuk jangan terlalu lama berhenti didepan apartemen ini, karena kau bisa diusir oleh paman satpam yang berjaga disana. Paman itu sangat galak, asal kau tahu.." ucapnya sambil sedikit berbisik diakhirnya.

Pria itu menaikkan satu alisnya, masih merasa bingung dengan tingkah lelaki manis itu.

"Apa paman sedang menunggu seseorang?" Tanya Taeyong dengan sedikit memiringkan kepalanya.

"Umh, ya." Jawab pria itu tak yakin. "Namun aku tidak tahu apakah dia akan lama atau tidak."

"Ah, begitu.. kalau begitu, bagaimana jika paman menunggu di kedai kopi saja? Selain agar paman tidak bosan, paman juga tidak akan diusir oleh satpam galak itu." Usul Taeyong.

Pria itu terlihat berfikir, namun akhirnya mengangguk mengiyakan usulan Taeyong, membuat Taeyong tersenyum.

"Nah, kedai kopi ada disebrang gedung ini. Jadi paman masih bisa untuk menunggu dengan nyaman dibanding harus diusir oleh satpam galak itu." Ucap Taeyong sambil terkekeh.

Pria itu juga ikut terkekeh mendengarnya. "Ya, kau benar. Ngomong-ngomong, apakah kau juga tinggal di apartemen itu?" Tanyanya membuat Taeyong mengangguk antusias.

"Ya, aku tinggal diapartemen ini dan aku mengetahui semua penghuni apartemen disini. Apa paman percaya?" Tanyanya membuat pria itu kembali terkekeh karena merasa gemas dengan tingkahnya.

"Aku percaya. Jadi, siapa namamu adik kecil?"

"Ah, aku terlalu banyak bicara hingga lupa memperkenalkan diriku sendiri. Namaku Taeyong, siapa nama paman?" Tanya Taeyong seraya mengulurkan tangannya.

Pria itu tersenyum seraya membalas jabatan tangan Taeyong. "Namaku Rowoon. Senang bisa berkenalan denganmu, manis."

Taeyong mendengus didalam hati, namun wajahnya tentu masih tersenyum menyembunyikan hal sebaliknya. "Senang berkenalan denganmu juga, paman Rowoon. Ah, kalau begitu aku harus pergiㅡ"

"Tunggu."

Ucapan Taeyong terpotong oleh Rowoon, membuat Taeyong menatapnya bingung.

"Uhm, bisakah kau menemaniku untuk minum kopi? Setidaknya, sebagai rasa terima kasihku karena kau telah memberitahuku mengenai satpam yang galak itu. Bagaimana?"

Gotcha! Ini yang Taeyong tunggu sedari tadi.

"Tentu."

Mendekati pria itu dan mencoba untuk mencari tahu hubungannya dengan Chaeyeon. Bisa saja tindakan Taeyong akan berakhir sia-sia. Namun entah mengapa, instingnya terlalu kuat untuk mencari tahu mengenai pria asing ini. Seolah dipikirannya mengatakan bahwa pria ini memiliki suatu hubungan yang tak ia ketahui bersama nenek sihir itu.

Ah, apakah ini semua karena rasa Taeyong yang ingin sekali memisahkan paman Jaehyun dengan Chaeyeon? Mungkin iya. Karena bagaimana pun juga, kedua orang itu memang harus dipisahkan.

Dan Taeyong yang harus melakukannya.











Paman, Next Door!











Keduanya telah duduk didekat jendela dengan kedua cangkir yang mengepul dihadapan masing-masing.

"Kopi disini adalah yang terbaik. Hampir semua penghuni apartemen akan membeli kopi disini." Ucap Taeyong sambil mengaduk kopinya.

"Benarkah yang terbaik? Atau bukan karena kedai ini yang dekat dengan apartemen, 'kan?" Godanya.

Taeyong menggelengkan kepalanya. "Tidak. Didekat persimpangan juga ada kedai kopi. Namun tidak terlalu enak jika dibandingkan disini." Taeyong menggeser cangkir Rowoon untuk lebih dekat pada pemiliknya. "Paman harus mencobanya, dan buktikan bahwa kata-kataku benar."

Rowoon terkekeh sebelum akhirnya mulai mengambil cangkir dan mencicipinya. Bibirnya merekah sebelum kembali menaruh kopi tersebut. "Ya, kau benar. Kopi disini memang benar-benar enak. Tapi, apakah rasa kopinya yang memang enak atau karena aku meminumnya dihadapanmu ya kopinya jadi terasa enak?" Godanya lagi.

"Umh, mungkin keduanya?" Dan mereka pun tertawa bersama.

"Kau sangat lucu, Taeyong."

"Ya, aku tahu. Banyak yang mengatakan hal itu padaku." Ucapnya sambil meminum kopinya. "Jadi, jika aku boleh tahu. Paman sedang menunggu siapa disana? Siapa tahu aku tahu orangnya."

"Hm, sebenarnya ia tidak tinggal disana, namun ia sedang bertemu dengan temannya. Kau kenal dengan penghuni yang bernama Jaehyun?"

Taeyong berpura-pura terlihat berfikir. "Jaehyun? Hm, si paman berlesung pipit itu?"

"Ya."

"Ah, jadi temanmu paman Jaehyun ya.. ah tunggu, tapi paman Jaehyun tinggal disana.." gumannya dan kembali berpura-pura berfikir.

"Bukan Jaehyun, Tapi kekasihku, Jung Chaeyeon-lah, yang merupakan teman Jaehyun." Ujarnya.

Kali ini Taeyong tak berpura-pura saat matanya membelak.

Tunggu dulu, Jung Chaeyeon adalah kekasih dari pria asing dihadapannya ini? Wah, berita baik macam apa ini?!

"Jung Chaeyeon? Ah, maksudmu bibi Chaeyeon yang sering datang ke apartemen paman Jaehyun adalah kekasihmu?!" Tanya Taeyong yang kembali dalam mode aktingnya.

Rowoon terlihat menghembuskan nafasnya. "Ya, sebenarnya ia adalah kekasihku sebelum bertemu dengan si Jaehyun sialan itu." Tangannya mengaduk-aduk asal kopinya sebelum kembali membuka suara. "Kami belum berpisah. Tidak ada kata-kata berpisah diantara kami. Namun wanita itu memilih untuk mencintai orang lain saat aku pergi ke luar negeri."

"Mengapa bisa seperti itu? Apa paman pernah melakukan kesalahan sebelumnya?" Tanya Taeyong.

Rowoon menggeleng dengan cepat. "Tidak, tidak ada kesalahan apapun hingga membuatku sampai sekarang terus meminta penjelasannya mengenai keputusannya secara sepihak itu."

Taeyong mengerjapkan kedua matanya. "Kau terlihat kesal, paman. Bukankah sebelumnya kau bilang bahwa paman Jaehyun dan bibi Chaeyeon hanya teman?"

Helaan nafas kembali terdengar. "Itu menurutku.. namun nyatanya, mereka telah bertunangan."

"Oh, astaga. Percintaan kalian sungguh rumit."

"Tidak juga." Rowoon membenarkan letak duduknya. "Ini akan sangat mudah bila Chaeyeon tidak tergila-gila dengan Jaehyun."

Tanpa sadar Taeyong mengangguk mengiyakan ucapan Rowoon. "Ya, lagi pula siapa juga yang tidak mencintai paman Jaehyun." Gumannya namun Rowoon mendengarnya dan mendengus sebal.

"Ya, jangan bilang kalau kau juga mencintainya." Tebaknya.

"Tentu saja! Paman Jaehyun sangat tampan!"

"Hey, aku juga tampan asal kau tahu." Potongnya.

"Paman tampan, tapi tidak setampan paman Jaehyun. Kalau paman bisa mengalahkan paman Jaehyun, sudah pasti bibi Chaeyeon tidak akan berpaling darimu." Ujar Taeyong yang langsung terkekeh.

Rowoon kembali mendengus, namun sedetik kemudian bibirnya menyungging senyuman miring.
"Hey, kau bilang kau mencintai Jaehyun, 'kan?"

Taeyong yang sedang meminum kopinya hanya mengangguk, membuat senyum Rowoon semakin mengembang.

"Itu bagus. Kita bisa bekerja sama dalam hal ini!"

Taeyong terlihat berfikir, kemudian menatap Rowoon yang juga sedang menatapnya penuh harap.

Bibir Taeyong tersenyum, menimbulkan rasa senang pada diri Rowoon sebelumㅡ

"Tidak."

Bahu Rowoon yang semula meninggi langsung turun begitu mendengar jawaban singkat dari lelaki cantik itu.

"Ah, mengapa tidak? Dengar, disini tidak ada yang dirugikan diantara kita. Kau akan mendapatkan Jaehyun dan aku akan mendapatkan Chaeyeon kembali. Bukankah itu terdengar bagus?" Jelasnya.

"Aku bisa mendapatkan paman Jaehyun sendiri tanpa bantuan paman." Jawabnya penuh percaya diri.

Satu alis Rowoon terangkat, sebelum akhirnya tertawa mendengar ucapan Taeyong. "Kau ini benar-benar polos ya. Bagaimana bisa seorang anak kecil seperti dirimu bisa mendapatkan Jaehyun? Sudah jelas bahwa dirimu bukanlah tipe pria Jung itu."

"Memangnya tipe paman Jaehyun bagaimana?"

Jari telunjuk milik Rowoon kini bertengger didagunya. "Menurutku, tipe pria Jung itu adalah seseorang yang cantik dan juga sexy."

"Tapi bibi Chaeyeon tidak sexy, tubuhnya rata." Potong Taeyong membuat Rowoon kembali menatapnya.

"Aish, mulutmu ternyata pedas juga ya." Kekehnya. "Tapi asal kau tahu saja, saat ia sudah membuka bajunya, wow, sangat sexy!"

"Jadi paman sudah pernah melihat tubuhnya?"

"Tentu saja!" Jawabnya penuh semangat. "Saat aku berpacaran dengannya, aku sudah sering melakukannya dengannya. Ck, Jung Jaehyun itu sangat bodoh tidak memanfaatkan tubuhnya."

"Paman Jaehyun tidak mesum sepertimu." Ujarnya membuat Rowoon terkekeh.

"Ia hanya naive. Sebagai pria sejati, seharusnya ia memanfaatkan keadaan. Bohong jika Chaeyeon tidak pernah menggodanya, wanita itu sungguh liar jika kau tahu." Bisiknya.

Taeyong mengangguk. "Kalau begitu, sepertinya aku mengerti mengapa bibi Chaeyeon meninggalkanmu. Kau sangat mesum rupanya."

"Hey, semua lelaki seperti itu asal kau tahu!"

"Aku juga lelaki, tapi tidak sepertimu!" Ah, benarkah? Sepertinya Taeyong tidak sadar.

"Kau masih bocah, jadi tidak tahu apa-apa mengenai dunia orang dewasa." Timpalnya membuat Taeyong mendengus.

Ck, apakah wajahnya terlalu imut hingga orang-orang tidak akan percaya bahwa ia sudah sering melakukan hubungan intim?

"Kalau begitu permainan paman tidak enak sehingga bibi Chaeyeon meninggalkan paman."

Ucapan Taeyong sontak membuat Rowoon tersedak kopinya. "Hey, kau iniㅡaish. Bukan karena itu dia meninggalkanku."

"Lalu?"

"Ia mencintai Jung Jaehyun, aku kan sudah menjelaskannya." Kesalnya.

"Kalau tahu begitu mengapa paman masih terus mengejarnya? Ia sudah tidak mencintai paman lagi."

"Permasalahannya adalah, Jung Jaehyun tidak mencintai Chaeyeon."

Aku tahu. Jawab Taeyong didalam hati. Namun tentu saja ia harus tetap kembali bersandiwara dihadapan pria asing itu.

"Mengapa paman bisa mengatakan hal itu? Jika paman Jaehyun tidak mencintainya, ia tidak mungkin bertunangan dengannya." Ucapnya.

"Ah, bisakah aku mengatakan bahwa Chaeyeon sangat terobsesi dengannya? Bahkan pertunangan itu sebenarnya tidak ada, hanya bualan Chaeyeon dan juga ibu Jaehyun saat pria itu kehilangan ingatannya."

Sontak, kedua mata Taeyong membulat. Sialan, drama apalagi kali ini yang dibuat oleh kedua nenek sihir itu?!

"Tunggu sebentar.. jadi, sebenarnya mereka belum bertunangan?" Tanyanya memastikan.

"Ya. Dan aku tidak mengerti mengapa Jung Jaehyun mau saja dibodohi oleh merekaㅡ"

Taeyong tak lagi mendengarkan ucapan dari Rowoon. Dipikirannya kini hanya satu, jika memang tunangan itu hanya bualan kedua orang itu saja lantas, mengapa paman Jaehyun tidak mencari tahu dan langsung menerimanya saja?

"Hey, kau mendengarkanku, tidak?"

Taeyong tersadar dari lamunannya saat jemari Rowoon bergoyang didepan wajahnya. "Umh, ya? Apa yang tadi paman bicarakan?"

Rowoon menghela nafas kasar. "Aish, ku bilang, terima tawaranku tadi dan kita akan mendapat keuntungan bersama."

"Itu hanya keuntungan paman saja. Bukankah tadi paman bilang bahwa tipe paman Jaehyun yang cantik dan juga sexy? Sudah jelas bahwa aku yang pria ini tidak akan diliriknya." Imbuhnya.

"Hey, cantik dan sexy bukan hanya ada diseorang wanita saja. Bahkan menurutku, kau juga cantik." Pujinya.

Taeyong mengetuk jemarinya di atas meja. "Aku tetap tidak bisa menerima ajakan paman." Jawabnya membuat Rowoon mengeluh.

"Tapi aku bisa membantu paman untuk menjauhkan paman Jaehyun dengan bibi Chaeyeon."

Kening Rowoon mengernyit. "Hey, itu sama saja bukan dengan rencanaku tadi?"

"Ini berbeda!" Elaknya. "Aku tidak berharap untuk mendapatkan paman Jaehyun. Namun aku akan membantu paman untuk mendapatkan kembali bibi Chaeyeon, bagaimana?"

"Kau yakin tidak menginginkan Jung Jaehyun?"

Demi dewa Zeus! Hanya orang gila yang tidak mengingkan Jung Jaehyun!

"Tidak. Lagipula aku masih kecil, paman. Masih harus banyak belajar dan tidak memikirkan soal percintaan. Disini aku hanya ingin membantu paman karena menurutku bibi Chaeyeon sudah keterlaluan akan obsesinya." Jelasnya dengan wajah polosnya.

Tentu saja Taeyong tidak boleh terlihat bahwa ia memang ingin memisahkan keduanya. Taeyong akan bermain aman dengan menjadi seorang bocah polos didalamnya.

"Lalu, bagaimana caranya kalau begitu?" Tanyanya.

"Mungkin aku tidak bisa membantu banyak. Namun aku sarankan agar paman selalu mengajak bibi Chaeyeon kemana pun agar ia tidak bisa berdekatan dengan paman Jaehyun." Jelasnya.

"Itu tidak mungkin. Chaeyeon sangat keras kepala dan pemaksa."

"Kalau begitu paman juga harus bisa memaksanya." Taeyong merogoh kantung celananya, kemudian mulai mengeluarkan benda persegi dan menaruhnya diatas meja. "Jika memang tidak bisa, paman bisa menghubungiku dan aku akan menuruti apa perintah paman. Seperti halangi bibi Chaeyeon, ataupun menyembunyikan paman Jaehyun. Kebetulan aku merupakan tetangga disamping apartemennya."

Rowoon kembali menatap Taeyong untuk menilai, sebelum akhirnya mengambil ponsel milik Taeyong dan memberikan kontak miliknya.

"Kau benar-benar bisa diandalkan. Karena ku pikir keuntungan hanya ada dipihakku, maka kau boleh meminta apa saja jika aku memang bisa mendapatkan Jung Chaeyeon."

"Walaupun aku meminta rumah atau pun mobil mewah?"

"Ya, tentu saja. Aku akan memberikanmu apa saja sesuai keinginanmu." Ucapnya membuat Taeyong tersenyum penuh kemenangan.

Ya, inilah yang Taeyong mau. Selain keinginannya untuk memisahkan kedua sejoli itu, ia juga ingin mendapatkan benefit itu. Bukankah rencana Taeyong sangat cerdas?

"Baiklah, aku akan menunggu kabar dari paman kalau begituㅡ"

"Rowoon-ah."

Baik Rowoon maupun Taeyong kini melirik kearah dua pasangan yang baru saja memasuki kedai kopi tersebut. Chaeyeon, dengan wajah terkejut dan juga penuh tanya, dan juga Jaehyun dengan wajah datarnya kini mendekati kearah mereka berdua.

"Rowoon, sedang apa kau disini bersama bocah bar-bar ini?" Tanya Chaeyeon saat keduanya telah sampai dimeja Taeyong.

Rowoon hendak menjawab, namun Taeyong sudah mendahuluinya.

"Aku sedang menemani paman Rowoon. Kau tahu bi, tadi paman Rowoon diusir oleh satpam apartemen karena sudah menunggu lama bibi didepan sana. Untungnya aku melihatnya dan akhirnya menemani paman Rowoon disini untuk menunggu bibi keluar. Ck, seharusnya bibi mengajak kekasih bibi jika ingin mengunjungi seorang teman, bukannya justru ditinggal didepan sendirian." Imbuhnya, kemudian menatap Rowoon yang terbelak melihat aktingnya.

"Paman, bibi Chaeyeon ini bukan yang kekasih paman?" Tanyanya membuat Rowoon tanpa sadar mengangguk. "Ah, berarti sekarang paman sudah bertemu dengan kekasihnya. Kalau begitu aku pergi sekarang, senang berkenalan dengan paman!" Ucapnya sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Tunggu, kekasih?!" Tanya Chaeyeon tak percaya.

Taeyong yang sudah berdiri dihadapannya hanya menatap polos kearahnya. "Ya, memang benar, bukan? Ah, sudah jujur saja kepadaku, bi, tidak usah malu mengakuinya. Paman Rowoon tak kalah tampan dari paman Jaehyun, kok." Ucapnya sambil tersenyum.

"Rowoon, apa maksudㅡ"

"Ah, dan satu lagi, bi. Tidak baik bermain ditempat seorang lelaki padahal bibi telah memiliki kekasih. Temani kekasih bibi, dan jangan dekati lelaki lain lagi." Ucapnya sambil menarik tangan Chaeyeon untuk duduk ditempatnya sebelumnya.

"Nah, begini lebih baik. Kalau begitu aku pulang dulu, ya paman!" Pamitnya pada Rowoon sebelum akhirnya membalikkan tubuhnya dan mendapati Jaehyun yang masih tak bergeming ditempatnya.

"Paman Jaehㅡ"

"Kau ingin kembali ke apartemenmu?" Tanya Jaehyun memotong sapaan Taeyong.

Taeyong mengangguk. "Ya."

Jaehyun tak mengatakan apa-apa, namun kini tubuhnya sudah berbalik membuat Taeyong mau tak mau mengikutinya karena Jaehyun berjalan kearah luar kedai meninggalkan Chaeyeon yang berteriak memanggilnya.

Tepat sebelum Taeyong membuka pintu kedai, Taeyong kembali menatap Rowoon yang juga sedang menatapnya. Kemudian ibu jari Taeyong terangkat dan satu kedipan mata dilayangkan sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan Rowoon yang terkekeh.

"Paman tunggu aku!!"
















To Be Continue



Vote and komennya jangan lupa ea.

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 253 1
|DIBUKUKAN| "Arti sebuah cinta, besarnya sebuah rasa, dan ikhlasnya sebuah asa." Pernikahan yang tidak diinginkan antara Lee Taeyong dan Jung Jaehyu...
42.1K 2.9K 21
Follow dulu sebelum baca Sekuel ARABELLE (Update setiap sabtu) Bisa dibaca terpisah. Dia mempunyai wajah yang cantik. Mata bulat yang indah, bibir se...
45.2K 6.3K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
165K 17.2K 37
❝ kenalan dulu dong, nama gua Jenandra Dirgantara, kalian bisa manggil gue Jenan, gue itu orang nya playboy, fuckboy, atau apa lah itu, tapi inget in...