Kesucian ?
Aku mencintaimu
Tanpa embel-embel selaput darah
Putra
***
" Dis " panggil Rendi
" Rendi " Gladis tak percaya Rendi ada didepan matanya
Rendi memeluk Gladis erat begitupun dengan Gladis. Gladis menangis sambil memeluk Rendi. Rasa rindu yang sudah ditampungnya akhirnya bisa tersalurkan.
" Kamu kenapa ninggalin aku Dis, kamu tau aku kacau banget tanpa kamu " Rendi semakin mengeratkan pelukannya " Aku rindu kamu Gladis Disya " lanjutnya
" Aku gak mau lihat orang yang aku cintai terluka ngelihat aku yang buta. Aku udah nyari kamu tapi aku lihat kamu udah ada kekasih, aku gak mau jadi perusak hubungan kalian " Gladis terisak dalam ucapannya
" Aku juga rindu banget sama kamu Ren " Dira bahagia karna dapat merasakan pelukan hangat Rendi
Rendi melepaskan pelukannya lalu menatap Gladis.
" Maafin aku " Rendi menatap Gladis penuh cinta
" Aku selalu maafin kamu sayang " Gladis mengecup bibir Rendi
Rendi membalas kecupan Gladis bahkan mereka berciuman dengan ganas seakan membayar hari-hari yang telah mereka lewati. Mereka melepaskan ciuman mereka karna hp Rendi bergetar.
" Angkat dong, mungkin penting " Gladis tersenyum menatap Rendi
Rendi melihat hpnya dan muncul nama Dr_Rn. Rendi lalu mengaktifkan mode senyap agar tak menimbulkan bunyi atau getar. Rendi menaruh hpnya diatas meja dekat mereka berdiri.
Gladis penasaran siapa yang menelfon Rendi terus menerus. Tapi dia tak ingin merusak momen pertemuan ini.
Mereka duduk dan berbincang mengenai semua hal. Rendi juga menanyakan kapan Gladis akan bersekolah lagi. Rendi berjanji akan mengurus agar Gladis bisa sekelas lagi dengannya.
Entah disaat Rendi berkata seperti itu hati dan otaknya dia taruh dimana sampai Dira tak menjadi pertimbangannya. Bisa dikatakan Rendi buta dengan adanya Gladis. Gladis melihat pantulan hp Rendi yang menandakan ada yang menelponya sedari tadi.
" Ren aku mau jus alpukat " manja Gladis
" Sabar yah sayang aku beliin " Rendi pergi tanpa membawa hpnya
Dira terus menghubungin Rendi. Setelah sekian banyak panggilan akhirnya Rendi mengangkat panggilan Dira.
" Ren lu dimana "
" Maaf ini dengan siapa yah. Ada perlu apa sama Rendi "
" Gladis ? "
" Lu kenal gue ? Ini si "
Gladis belum selesai bicara tapi Dira sudah memutuskan panggilan. Dira menangis sambil memegangi dadanya. Hatinya sakit sekali. Rasa percaya, sayang dan cintanya dihancurkan tanpa ampun.
Dira harus kuat demi daddynya. Dira menghubungi Putra. Yah sekarang yang ada diotaknya hanyalah Putra. Orang yang selalu menjaga dan menyayanginya. Orang yang Dira abaikan selama seminggu karna Rendi.
" Put kamu dimana "
" Dir, kamu nangis ? Siapa yang ngebuat kamu nangis "
" Kamu masih seperti Putra yang aku kenal hiks hiks "
" Kamu kenapa Dir "
" Daddy hiks daddy Put hiks hiks "
" Daddy Dirga kenapa Dir "
" Daddy masuk rumah sakit. Kata mommy daddy sakit parah. Kamu bisa kan anterin aku kesana "
" 5 Menit "
Putra memutuskan sambungan telepon dan pergi menemui Dira. Dira semakin terisak. Hatinya sudah sakit karna mengetahui daddynya sakit parah sekarang Rendi menambah lukanya. Disaat seperti ini harusnya Rendi ada disampingnya dan memeluknya memberika kekuatan tapi apa yang Dira dapatkan. Rendi sedang asik dengan pemilik hatinya.
Orang yang Dira abaikan malah selalu siap untuknya. Dira seperti mendapatkan karma karna sudah menyakiti Putra selama seminggu ini. Dira terus menangis sampai pesan dari Putra yang mengatakan kalau dia sudah dibawah.
Dira mengambil tasnya dan keluar menemui Putra. Dira berlari lalu memeluk Putra seakan melepaskan semua sakitnya. Pelukan Putra masih sama, pelukan yang bisa membuat Dira melupakan sedikit masalahnya.
Setelah Dira rasa sudah cukup. Mereka berangkat ke rumah sakit yang sudah diucapkan oleh Dian. Sepanjang perjalanan Dira menangis. Menangisi kebodohannya karna memberikan hatinya pada Rendi yang jelas-jelas masih mencintai Gladis. Dira juga menangis karna Dirga yang sakit
~
Rendi datang dengan 2 gelas jus alpukat.
Gladis tersenyum dan menerima jus lalu meminumnya. Rendi terus menatap Gladis penuh cinta.
" Ren tadi hp kamu nyala terus kayak ada yang nelfon. Aku pikir mungkin penting jadi aku angket " Jujur Gladis
" Terus " Rendi sedikit merasa aneh
" Suara cewek, nanya kamu dimana. Tapi pas denger suara aku dia langsung nyebut nama aku setelah itu dia matiin. Dia siapa Ren ? Pacar kamu ? " Gladis memasang wajah sedih
Rendi terdiam sejenak
" Gak, dia anaknya teman papa dan dia juga satu sekolah sama kita. Jadi dia tau soal kamu " kalau boleh jujur hatinya sakit tapi otaknya bekerja tak sesuai dengan hatinya.
" Ohh aku pikir pacar kamu. Aku kayak ngerasa jadi orang ketiga " Gladis menangis
" Shuuuutttt kamu bukan orang ketiga. Kamu itu pacar aku " ucap Rendi Lalu memeluk Gladis
~
" Mom " Dira dan Putra sampai dan melihat Dian, Sarah dan Anjas serta Dion yang sedang tidur
Dira melangkah pelan menuju daddynya. Sungguh sakit melihat daddynya terbaring lemah tak berdaya. Daddy yang selalu kuat, periang dan selalu tersenyum kalau melihat Dira kini terbaring dengan selang ditubuhnya.
Air mata Dira mulai menetes. Setelah dekat dengan Dirga. Dira mendekatkan wajahnya kepada Dirga.
" Dad, Dira disini. Dira ada didepan daddy " Dira menangis sambil memegangi tangan Dirga
Dian memeluk Dira dari belakang. Meraka menangis bersama. Dira merasakan bak jatuh tertimpa tangga. Daddynya sakit tapi suaminya dipelukan wanita lain. Sungguh kisah yang menyedihkan.
" Sejak kapan Daddy sakit mom " tanya Dira
" 2 tahun lalu sayang. Itu sebabnya daddy nyuru kita kembali ke sini " Dian mencoba kuat didepan putri kesayangannya
" Jangan bilang soal Rendi " Dira balik dan menatap Dian meminta penjelasan
" Ia sayang. Daddy sangat mencintai kamu. Dia merasa tak bisa menjaga kamu karna usianya tak akan panjang itu sebabnya daddy menjodohkan dan menikahkan kamu dengan Rendi. Karna daddy yakin Rendi bisa menjaga dan membahagiakan kamu " Dian menatap sendu pada Dira
Kaki Dira seakan lemas mendengar ucapan Dian. Mereka tak tau kalau Rendi yang menyakitinya dengan sangat dalam.Dira hampir jatuh tapi syukut ditahan oleh Putra. Putra memasang wajah shok. Apa yang baru saja Putra dengar seperti petir yang menyambarnya.
Dira menatap Putra dengan wajah menyedihkan. Dira merasa hidupnya akan semakin menyedihkan. Dirga yang sakit, Rendi yang kembali pada masa lalunya dan Putra yang bakal meninggalkannya karna mengetahui kalau Dira sudah menikah. Dira merasa hancur yang sangat dalam.
" It's okay " Putra mengerti tatapan Dira
Dira hanya bisa menangis dalam pelukan Putra. Dian tak masalah dengan itu karna bagi Dian mereka sudah seperti kakak adik tapi tidak dengan tatapan Sarah dan Anjas.
" Dira, Rendi dimana kok gak ikut kesini " tanya Sarah
Dira melepaskan pelukannya lalu menatap Sarah dan Anjas nanar, setelah menatap mereka Dira menatap Dirga.
" Rendi jalan ma. Disaat mom telfon dan bilang daddy sakit, Dira panik. Dira menangis sambil nelfon Rendi. Tapi gak diangkat. Dira nelfon sampai 38 kali. Sampai akhirnya Dira nelfon Putra untuk anterin Dira " Dira tak menatap Sarah tapi Dirga seakan menceritakan hidupnya yang akan hancur.
" Maksud kamu sayang. " Anjas angkat bicara
" Seperti yang mama dan papa pikirkan " Dira tersenyum " Dira tau Dira sekarang seorang istri dan menantu tapi Dira mohon ijinin Dira untuk urus daddy " Dira menangis sambil memeluk Sarah
Mereka menatap bertanya tapi Dira masih sangat terluka dengan keadaanya. Anjas yang paham maksud Dira terus menghubungi Rendi tapi Rendi tak menjawab. Anjas semakin kesal dengan perbuatan Rendi.
Jam menunjukan pukul 23 : 40. Dian dan Dion sudah tertidur. Sarah dan Anjas sudah pulang sedari tadi. Putra menatap Dira. Mereka duduk bersampingan.
" Kamu pasti benci dan jijik kan sama aku " Dira menatap Putra
" Dimata aku, kamu masih Dira yang aku cintai " Putra mengeser kepala Dira agar tidur dibahunya
" Aku udah nikah " Dira menangis
" Terus " Putra menahan sakit dihatinya
" Aku udah banyak bohongin kamu " Dira masih terisak
" Terus " Putra sekali lagi menahan sakit hatinya
" Aku kecewa Put, aku udah kecewain kamu demi dia. Tapi dengan teganya dia kembali kemasa lalunya " Putra tak membalas ucapan Dira
" Aku uda mencoba buka hatiku untuk dia Put dan ciuman pertama aku juga udah dia ambil "
" Terus " Hancur. Hati Putra sudah hancur berserakan
" Akhirnya aku tau kenapa hati aku berat untuk ngelakuin itu "
" Maksud kamu " Putra menatap Dira
" Akhirnya sekarang aku paham kenapa hati aku berat untuk ngasih kesucian aku ke dia. Dia gak pantas untuk itu " Dira menatap Dirga
" Bahkan kalau kamu uda kehilangannya aku tetap akan perjuangin kamu " Putra menatap Dira penuh cinta
***
Kirimin 1 yang kayak Putra boleh ?
Aku kalau jadi Dira
Pasti gak kuatt
Rendi kali ini ngecewain bangettttt