You Before Me [Completed]

By MarentinNiagara

268K 31K 4.3K

Hei Hi 👋👋👋 Teriakannya mana?? 👏👏👏 --- ada yang kangen dengan Kasta Cinta? --- Kisah Cinta Baba Ghulam d... More

🎋00 ♧ Prolog
🎋01 ♧ Dosen Pengganti
🎋 02 ♧ Bersahabat itu ...
🎋 03 ♧ Bridesmaid & Groomsmen
🎋 04 ♧ Sebuah Keputusan
🎋05 ♧ Rencana Pernikahan Azza
🎋 06 ♧ Pertemuan Kedua
🎋 07 ♧ Pengakuan Syaddam
🎋 08 ♧ Mulai Berjuang
🎋 09 ♧ Pertemuan Risyad dan Ghulam
🎋 10 ♧ Menuju Hilal?
🎋 11 ♧ Kehadiran Syaddam
🎋 12 ♧ Berjuang Bersama
🎋 13 ♧ Keputusan Yasna
🎋 14 ♧ Menjaga Hati
🎋 15 ♧ Pertengkaran Sahabat
🎋 16 ♧ Kehamilan Malika
🎋 18 ♧ Perasaan Yasna
🎋 19-a ♧ KKN, Kisah Kasih Nyata?
🎋 19-b ♧ KKN, Kisah Kasih Nyata?
🎋 19-c ♧ KKN, Kisah Kasih Nyata?
🎋 20 ♧ End of Friendship
🎋 21 ♧ Salah Paham yang Melebar
🎋 22 ♧ Seminar Membiru
🎋 23 ♧ Ductal Carcinoma in Situ?
🎋 24 ♧ Berharap tak Berpisah
🎋 25 ♧ Kritis
🎋 26 ♧ Penolakan Syaddam
🎋 27 ♧ Jalan Takdir Manusia
🎋 28 ♧ Pilu yang Memilukan
🎋 29 ♧ Dalan Liyane
🎋 30 ♧ Kedua Kalinya
🎋 31 ♧ Janji Diri
🎋 32 ♧ Try to be Stronger
🎋 33 ♧ Will be getting a Married?
🎋 34 ♧ Madinah dengan Sejuta Cinta
🎋 35 ♧ Survive and Fight
🎋 36 ♧ Kesepakatan
🎋 37 ♧ Cinta di Bumi Rasulullah
🎋 38 ♧ Jealous is mean of Love
🎋 39 ♧ Bukan Khitbah Kedua
🎋 40 ♧ Because Love is You
🎋 41 ♧ Menualah Bersamaku
🎋 42 ♧ Landing at Halal
🎋 43 ♧ Little Bunny
🎋 44 ♧ Great Graduation
🎋 00 ♧ Epilog

🎋 17 ♧ Ujian Syaddam

4.2K 579 86
By MarentinNiagara

بسم الله الرحمن الرحيم

One Squell of Kasta Cinta
-- happy reading --

Ma®entin Niaga®a

Nah sebelum mulai mari kita vote dulu,
Mana suaranya 🙋‍♀️🙋‍♀️🙋‍♀️

1. Tim YaSyadd

2. Tim YaRis

✏✏✏

Lagi-lagi rasa cemburu yang menguasai hati cukup untuk membuktikan seberapa besar cinta dan obsesi itu bertarung dalam diri. Raut muka Syaddam jelas menampakkan semua itu namun sekali lagi dia memilih untuk diam dan tidak lagi ingin berbicara banyak manakala kedua matanya melihat sosok Adira kini berdiri tegak di belakang tubuhnya.

Kalau seperti ini pasti akan salah faham lagi ceritanya. Syaddam datang seorang diri ke rumah sakit. Setelah menerima pesan Adira kalau Malika di rawat di rumah sakit dia mengusahakan segera meluncur setelah semua urusan pekerjaannya dia selesaikan terlebih dulu.

Padahal seharusnya hari ini Syaddam juga harus bertolak ke Blitar. Menemui Ghulam dan Omaira adalah keputusan terbaik setelah semuanya jelas. Baginya cukup Yasna menjawab iya tidak perlu memperdulikan orang lain lagi. Dia akan menunjukkan bahwa apa yang pernah Syaddam janjikan kepada Yasna akan segera mereka wujudkan. Terlalu lama menunda semakin banyak cobaan yang harus mereka jalani terlebih dengan wanita yang mengaku sebagai sahabat Yasna ini. Syaddam benar-benar muak.

Dengan helaan nafas panjang Syaddam mencoba meredam rasa cemburunya. Berjalan perlahan mendekati Yasna yang berdiri tidak jauh dari bed Malika. Keduanya masih bungkam dan sesekali saling bertatapan. Hingga akhirnya bibir Syaddam bergerak untuk menanyakan kondisi Malika.

"Hai, gimana keadaannya Malika. Mas Rafi lagi di luar negeri?" sapa Syaddam.

"Baik Kak. Ah jadi ngerepotin ceritanya ini. Mas Rafi lagi ke Sydney tapi sudah ngerti kok. Justru ini akunya disuruh menginap di RS saja supaya bisa benar-benar bedrest. Hai Dir, lu ngapain berdiri aja di situ? Nggak pengen peluk gue." Jawab Malika.

Adira melangkah mendekat ke hospital bed dimana Malika kini tengah berbaring. Jika Syaddam memilih untuk berdiri di samping Yasna, Adira harus merelakan dirinya berdiri di sisi bed yang masih kosong.

"Kamu bagaimana kondisinya Lik?" tanya Adira pelan.

"Ya seperti yang lu lihat. Gegara lu bedua pada berantem sih, makanya orok gue protes. Sono gih baekan kagak baik sesama muslim berantem. Lagian kita sohiban masa iya musti berantem gegara ngerebutin kak Syaddam. Kek anak SMA aja sih kalian." Kata Malika yang kali ini memilik tidak memakai saringan.

Ya sebaiknya memang Malika berada di tengah. Senyampang ada Syaddam juga di ruangannya. Ada baiknya kalau semuanya berbaikan.

"Hai Dir, maaf ya kalau aku banyak salah." Ucap Yasna memilih untuk membuka percakapan terlebih dulu sambil mengulurkan tangan kanannya.

Meski merasa enggan Adira menerima juga uluran tangan Yasna terlebih saat dia melihat senyum kecil yang nampak dari bibir Syaddam. Rasanya dunia penuh dengan keberkahan.

"Sudah ya kalian ini. Nih lagian mumpung kak Syaddam ada di sini juga. Gimana Kak?" kata Malika dengan senyum khasnya.

Sebenarnya tidak ingin menjatuhkan siapapun namun daripada timbul perpecahan selanjutnya Malika memilih untuk meluruskan semuanya.

"Apa yang bagaimana Malika? Tidak ada yang perlu diluruskan karena semuanya sudah jelas. Yas, sore ini aku bertolak ke Surabaya. Kemungkinan besok pagi aku akan menemui babamu. Sudah tidak bisa ditunda lagi dan aku juga sudah berkabar ke beliau untuk bersilaturahim. Untuk itu maaf ya Malika kalau tidak bisa lama di sini." Kata Syaddam yang membuat Yasna terkejut.

Rona bahagia jelas tergambar di muka Yasna. Biar bagaimanapun dia juga selalu berharap bahwa kisahnya bersama Syaddam akan berakhir bahagia.

Jika Yasna terlihat bahagia lain ceritanya dengan Adira. Muka ditekuk khas orang yang dilanda keengganan jelas tercetak di sana. Harusnya jika dia masih memiliki rasa malu sebagai seorang wanita tentu tidak akan mengintervensi yang tiba-tiba hadir diantara kisah Yasna Syaddam.

"Iya nggak papa kali Kak, santai aja." Jawab Malika.

Kemudian Syaddam meletakkan kantong yang sedari tadi dia bawa di atas lemari sebelah bed Malika.

"Aku pikir kamu tadi belum makan makanya aku bawakan makan siang. Ternyata sudah sama dokter itu." Kata Syaddam lirih membuat kening Yasna mengernyit. Maksudnya apa coba menekankan kata 'dokter itu'.

"Tidak perlu memulai sesuatu yang memang sesungguhnya tidak ada. Akan menjadi masalah besar nantinya jika kita menganggap masalah besar padahal itu tidak pernah terjadi." Jawab Yasna yang disetujui anggukan oleh Syaddam.

Namanya lelaki dewasa, cara menyelesaikan semuanya pun dengan cara yang dewasa bukan dengan mengedepankan amarah tanpa harus mempertimbangkan lagi hal apa yang lebih logis untuk dilakukan dibandingkan dengan amarah yang hanya menguasai sebuah ego.

Tidak berapa lama setelah itu Syaddam memilih untuk pamit kepada Malika karena dia harus segera menuju ke bandara. Yasna sendiri yang mengantarkan Syaddam ke lobi rumah sakit namun akhirnya dia sendiri yang meminta Yasna untuk kembali ke kamar Malika.

"Yas, kamu balik ke kamar Malika saja. Kasihan juga sendiri meski ada Adira bersamanya. Aku bisa sendiri kok nunggu taksi onlinenya."

"Kak Syaddam hati-hati di jalan."

"Apa aku masih belum boleh menyimpan nomer HPmu?" tanya Syaddam dengan tersenyum sambil memberikan gawainya kepada Yasna.

Senyum itu, benar bisa meruntuhkan pertahanan Yasna selama ini. Hingga akhirnya dia mencatat rangkaian nomer miliknya untuk di simpan di gawai milik Syaddam.

"Alhamdulillah, syukraan ya. Nanti aku kabari kalau sudah sampai bandara." Kata Syaddam hingga senyum Yasna menghilang karena dia harus berbalik untuk kembali ke kamar Malika.

Saat sudah kembali di kamar Malika, Yasna hanya melihat Malika seorang diri. Tidak ada Adira yang tadi masih berada di samping bed Malika saat Yasna pamit untuk mengantarkan Syaddam ke lobi.

"Adira?" tanya Yasna.

"Dia balik, emangnya lu nggak ketemu dia di luar?"

"Kagak."

Sementara di lain sisi Syaddam yang sedang menunggu taksi online yang ternyata masih terjebak macet. Harus berurusan kembali dengan Adira.

"Kak Syaddam."

"Eh kamu Dira."

"Harusnya ya kalau aku jadi Yasna pasti akan anterin Kak Syaddam sampai ke bandara. Apalagi Kak Syaddam akan menemui orang tuanya. Atau jangan-jangan memang sebenarnya Yasna enggan untuk mengantarkan Kak Syaddam ke bandara karena di rumah sakit ini ada bang Risyad. Jadi setelah ini pasti mereka bisa janjian untuk bertemu lagi." Kata Adira yang sebenarnya enggan untuk ditanggapi Syaddam tapi jika dibiarkan semua ini akan berlangsung lama. Mana taksi Syaddam juga belum kelihatan mendekat padanya.

"Maksud kamu apa Dira berkata seperti itu."

"Loh Kak Syaddam jangan tutup mata. Waktu Kak Syaddam ke kamar Malika melihat kan kalau bang Risyad ada diantara mereka. Bukan tidak mungkin nanti selama Kak Syaddam tidak ada mereka akan bertindak lebih jauh daripada itu. Jangan pernah dilupakan kalau bang Risyad mencintai Yasna. Sekarang Kak Syaddam tanya ke hati kakak sendiri, bagaimana seorang laki-laki ketika mencintai wanita. Dia akan diam saja atau akan berusaha untuk menjadikan wanita itu menjadi miliknya?" jawab Adira dengan panjang lebar.

"Kamu jangan memfitnah sahabatmu sendiri."

"Sahabat?"

"Memangnya mereka bukan sahabatmu?" tanya Syaddam dengan geram.

Adira menaikkan kedua bahunya kemudian memilih untuk meninggalkan Syaddam seorang diri.

Sepeninggal Adira, otak Syaddam seolah terkontaminasi virus yang dibawa oleh Adira. Mengapa dia tidak berpikir seperti itu. Bisa jadi Yasna dan Risyad akan kembali bertemu sementara dia belum bisa menentukan dengan pasti bagaimana nanti pendapat Ghulam saat Syaddam meminta izin untuk mendekati Yasna.

Syaddam menarik rambutnya dengan frustasi. Harusnya mencintai dan rasa percaya itu adalah satu paket yang tidak perlu dipisahkan lagi. Tapi otaknya tidak bisa mempengaruhi rasa untuk tidak membuatnya cemburu.

Sebegitu dalamkah perasaan cinta itu hingga sedikit saja yang berkenaan dengan Yasna seketika langsung membuatnya emosi jiwa.

Hingga saat pesawat yang ditumpangi Syaddam akan melakukan take off dia terlupa untuk memberikan kabar kepada Yasna. Syaddam memejamkan matanya. Mengusir segala kekhawatiran yang dia tahu sesungguhnya khawatir itu dia sendiri yang menumbuhkan. Itu artinya dia sendiri pula yang harus menghilangkan dan menyembuhkannya.

Hingga akhirnya sampai di Juanda Syaddam baru bisa memberikan kabar kepada Yasna.

Kak Syaddam 😍
Yas, aku sudah sampai di Juanda. Maaf tadi terburu-buru sampai lupa mengabarimu kalau aku sudah sampai di Soetta

Tidak perlu ditanyakan, sesungguhnya Yasna telah menyimpan nomer HP Syaddam sedari pernikahan Azza dulu. Saat Azza tahu bahwa Yasna telah memendam perasaannya kepada calon suami yang batal menikahinya. Setelah akad nikah itu Azza berinisiatif untuk mengirimkan nomer HP Syaddam kepada Yasna.

Sejak itulah nama Syaddam menjadi penghuni tetap phonebook di gawai Yasna namun tidak pernah di fungsikan. Yasna tidak pernah meneleponnya bahkan hanya saling bertukar kabar melalui chat. Karena Yasna ingin melihat bagaimana Syaddam memperjuangkannya di hadapan kedua orang tua setelah sebuah drama yang dulu Syaddam ciptakan.

Yasna telah berada di kosnya saat pesan dari Syaddam dia terima. Akhirnya dia bisa melepaskan rasa khawatir yang berkecamuk di dalam hatinya sedari tadi.

Kak Syaddam 😍
Alhamdulillah, fii amanillah Kak. Sukses besok bertemu baba ya

Aamiin, kamu sudah di kost?

Sudah. Kak Syaddam langsung ke Malang?

Iya, ya sudah ini jemputannya juga sudah datang. Aku istirahat di mobil dulu.

Tidak ada lagi percakapan yang berlebih diantara keduanya. Syaddam juga cukup menghindari itu. Bukan dia tidak ingin bicara banyak. Tapi rasanya memang belum pantas mereka lakukan untuk saat ini.

Dan keesokan harinya Syaddam benar-benar mendatangi kediaman Yasna. Bertemu dengan kedua orang tuanya.

"Om Ghulam, rasanya memang sangat malu untuk kembali menemui Om Ghulam dan Tante Omai setelah apa yang pernah saya lakukan dulu. Mencoreng nama baik keluarga Mufazzal dengan membatalkan pernikahan saya dan Azza kala itu. Saya sungguh-sungguh meminta maaf untuk itu." Kata Syaddam di awal percakapannya bersama orang tua Yasna.

"Jodoh itu memang sudah ditulis oleh Allah. Kami tahu itu hanya saja__" belum selesai Ghulam berbicara Syaddam memotongnya.

"Saya khususnya sebagai pelaku utama meminta maaf atas semua sikap saya dahulu. Benar saya tidak pernah berniat untuk mengambil keuntungan apapun dari kejadian itu. Saya juga baru mengetahui dan memastikan semuanya setelah bertemu dengan Yasna ketika hendak memastikan kepada Azza. Harusnya ketika Azza sakit dan dirawat oleh dr. Hanif dulu saya tidak menutup mata bahwa mereka berdua saling mencintai." Kata Syaddam.

Ghulam dan Omaira akhirnya mau tidak mau kembali membawa angan mereka pada saat Azza mendadak demam dan harus dirawat inap di rumah sakit selama seminggu lamanya. Mereka juga tidak menyadari apa yang sesungguhnya ada di dalam hati putrinya. Bahwa sebelum memutuskan untuk menerima Syaddam, Azza ternyata telah terlebih dulu menambatkan hatinya kepada ikhwan yang lain.

Jika pada akhirnya putri kedua mereka yang telah jatuh hati kepada calon menantu mereka ini. Lantas sebagai orang tua sampai hatikah memisahkan keduanya hanya karena Syaddam pernah membatalkan pernikahan yang telah dirancang dengan putri pertama mereka. Bukankah rasa malu kepada masyarakat telah ditutup oleh keluarga Asy Syafiq yang nyatanya justru membuat sang putri berbahagia karena dia menikah dengan orang yang selama ini diinginkannya.

"Kami tahu."

"Sekali lagi saya mohon maaf, Om."

"Ok, kami sudah memaafkannya. Toh dengan kamu mundur akhirnya Azza juga berbahagia bersama Hanif. Sepertinya kami yang harus mengucapkan terima kasih kepadamu untuk itu." Jawab Omaira.

"Lalu maksud kamu ke sini ada apa Syaddam?" tanya Ghulam langsung ke pokok permasalahan.

"Silaturahim, meminta maaf dan yang paling penting adalah saya meminta izin kepada Om Ghulam untuk bisa mendekati Yasna dengan cara yang makruf." Jawab Syaddam dengan sangat lancar.

Ghulam sedikit terhenyak bukankah kemarin telah ada seorang dokter yang meminta izinnya untuk mendekati Yasna juga. Ghulam juga belum mengetahui bagaimana keputusan Yasna setelah dia dan Omaira telah memberikan izinnya.

"Maaf ini Dam sebelumnya. Bukan kami meremehkanmu tapi sebelum kamu datang hari ini, beberapa minggu yang lalu telah ada seorang ikhwan yang meminta izin kami terlebih dulu untuk mendekati Yasna." Dan inilah yang sangat ditakuti Syaddam dia telah kalah start dengan orang lain. Siapakah ikhwan yang dimaksudkan oleh Ghulam ini Syaddam masih harus meraba. Benarkah seperti kabar yang dia dengar bahwa Risyad telah lebih dulu meminta Yasna. Lalu jika Yasna memilihnya apa lagi yang harus dikhawatirkan oleh Ghulam?

"Maaf Om apakah itu dr. Risyad?"

Ghulam tersenyum kemudian menjawab pertanyaan Syaddam. "Kamu tidak perlu tahu dia siapa, yang jelas sama seperti Hanif dulu ketika kamu telah datang meminta Azza kepada kami. Kami pun menolah Hanif untuk bisa mendekati Azza. Dan Hanif cukup gentle dengan mundur dan tidak mendekati Azza. Sekarang denganmu, mungkin begitu juga halnya. Agama memang telah melarang dan tidak membenarkan dua orang bersaudara saling tumpang tindih dalam menawar suatu dagangan. Karena Yasna bukan barang yang kami lelang."

"Maaf Om, tapi jika ikhwan itu yang dimaksud itu adalah dr. Risyad bukankah mereka berdua telah memutuskan untuk tidak saling berhubungan lagi setelah Yasna menolaknya?" kata Syaddam.

Ghulam dengan senyum yang sama ketika mendengar kalimat Syaddam. "Maaf Dam, tapi kabar itu belum sampai kepada kami. Baik Yasna atau pun ikhwan itu belum berbicara kepada kami. Jadi___"

"Saya mengerti Om, dan siap dengan segala konsekuensinya."

"Kalau kami boleh bertanya, apa yang membuatmu yakin bisa membahagiakan Yasna jika dia memilih untuk hidup bersamamu?"

Deg, apa yang bisa Syaddam janjikan untuk membuat Ghulam dan Omaira bisa mempercayainya.

Meyakinkan orang untuk membeli produk yang kita jual itu sangat gampang. Namun menjaga kepercayaan konsumen atas barang yang telah mereka beli itu adalah suatu tantangan yang harus bisa dipertanggungjawabkan.

Demikian halnya dengan Syaddam, hari ini dia bisa berjanji setinggi langit kepada orang tua Yasna untuk meyakinkannya bahwa dia pasti bisa membahagiakan hidup putrinya. Namun Syaddam juga harus bisa mempertanggungjawabkan semua yang telah dia janjikan. Lalu apa yang harus dilakukannya?

🎋🎋

-- to be continued --

🍄 ___ 🍄

Jadikanlah AlQur'an sebagai bacaan utama
🙇‍♀️🙇‍♀️

Jazakhumullah khair

🍄 ___ 🍄

dan tidak perlu menanyakan kapan aku update cerita lainnya, karena kalau sudah tertulis pasti akan di update. Ini buktinya, kemarin update hari ini update juga kan....kalau masih rempong silakan nulis sendiri 😂😂😂

300 ⭐ untuk update selanjutnya
😊😊😊🙏🙏

mohon untuk cek ketypoan, syukraan katsiraan telah menantikan cerita ini.

Blitar, 13 Maret 2020

Continue Reading

You'll Also Like

457K 31.1K 33
Apa yang pernah kau ketahui tentang Mahram? Seseorang yang haram bagimu untuk menikahinya, lantas bagaimana dengan saudara yang bukan menjadi mahram...
119K 4.4K 13
Sempat terpuruk karena kegagalan pernikahannya. Aara akhirnya mampu bangkit, hingga kemudian dia bertemu laki-laki yang mampu mengembalikan harapanny...
161K 9.3K 20
Di balik wajah dingin seorang Barra Afnan, tersimpan hati lembut yang hanya ia berikan untuk kebahagiaan Mami Vera. Bahkan ia rela dijodohkan oleh g...
837K 11.1K 32
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...