Sujud Terakhirku [OPEN PO]

By Na_lattesea

453K 19.2K 658

Noted: [Kalau ada yang mau pesan novel Sujud terakhirku, kalian boleh hubungi aku, ya! Boleh DM di wattpad at... More

Prolog
01-Cowok kurang kerjaan
02-Rindu?
03-Pertemuan pertama(?)
04-Pertemuan pertama(2)
05-Calon suami
06-Lamaran
07-Yakin hanya 3 hari?
08-Dinding pembatas
09-Mengaguminya
11-Makhluk Teraneh
12-Sakit
13-Perjodohan (lagi)
14-Berusaha
15-Masih sama
16-Sisi lain Arfan(?)
17-Alasan
18-Memulainya
19-Gift
20-One step closer
21-Sabar dan Ikhlas
22-Laa tahzan
23-Coba lagi
24-Sabar dan Ikhlas(2)
30-Sesuatu
33-Ikhtiar sebelum bertawakal
PENGUMUMAN
INFO!

10-Far away

9.7K 671 21
By Na_lattesea

Jika menjauhimu adalah yang terbaik maka aku akan melakukannya
.
.
.

1 bulan kemudian

Suasana sekolah sangat ramai, para siswa siswi SMA Bina Bangsa kelas 10 dan 11 sibuk masing masing. Dimulai dari para paduan suara,penari,mc, hingga para osis yang memandu jalannya acara. Acara pun dimulai dari sambutan kepala sekolah,komite sekolah,para guru hingga orangtua perwakilan dari kelas 12. Selanjutnya para tamu undangan disuguhkan dengan para penari dari kelas 10 dilanjutkan paduan suara oleh kelas 11, termasuk Zahra.

Setelah menyanyikan beberapa lagu wajib nasional, Zahra turun dari atas panggung kemudian mengambil minum yang telah disediakan oleh seorang gadis yang sudah ia kenal selama kurang lebih 1 bulan terakhir ini. Senyum terus menghiasi wajah pucatnya

"Suara teh Zahra bagus banget tadi" ucap Hana yang kagum

"Eh,, suara teteh mah gak kedengeran kali, yang nyanyi' kan banyak" Hana membalasnya dengan kekehan ringan. Kemudian Hana duduk dibangku, membuat hati Zahra sempat berdebar khawatir

"Hana, kamu baik baik aja?"

Jujur Zahra masih sedikit trauma saat kejadian sebulan yang lalu, saat Hana kecapean kemudian dibawa ke RS, dan sialnya lagi Zahra sempat membayangkan bahwa Arfan menyelimutinya dengan jaket milik Arfan sendiri, nyatanya

Pintu kamar rawat inap terbuka lebar, sesegera mungkin Zahra menghampiri mereka. Dengan wajah sedikit kesal Zahra bertanya

"Kalian dari mana aja sih"

"Maaf teh, Hana tadi minta kak Arfan nemenin Hana jalan jalan sekitaran Rumah sakit"

"Kenapa gak bilang bilang? Kak Arfan juga kenapa gak bangunin gue. Kan janjinya jam 4 kita gantian shift"

Arfan hanya diam, kemudian melirik sang adik yang juga sama menatap balik dirinya

"Eum.. sengaja Hana minta kak Arfan gak bangunin teteh soalnya teteh tidurnya nyenyak banget. Terus abis itu Hana tarik jaketnya kak Arfan buat selimutin badan teh Zahra takutnya kedinginan" jelas Hana. Jadi.... jadi bukan kak Arfan yang nyelimutin gue? Astaghfirullah kenapa bisa kefikiran sampe sana si Zah, batin Zahra

"Nggak, teteh gak usah khawatir Hana baik baik aja kok. Sebentar lagi kak Arfan juga dateng, Hana tunggu disini ya,"

"Tapi teh Zahra sebentar lagi mau ke panggung masa kamu sendiri disini?"

Walaupun Hana menolak tetap saja Zahra khawatir terjadi sesuatu padanya, apalagi disini,di backstage tidak ada orang yang dikenal oleh Hana, dan semuanya sibuk. Suara Mc terdengar memberitahu bahwa tim Padus sebentar lagi akan tanpil, dengan berat hati Zahra meninggalkan Hana sendiri disana, awalnya Zahra juga menawari agar Hana duduk dibangku para tamu, namun Hana menolak dengan dalih malu karena bukan anggota siswi SMA Bina Bangsa

💫💫💫

Revan merapikan jas nya, ia berjalan sangat gagah sambil menenteng buket bunga ditangan kananya. Matanya terus menelusur mencari seseorang yang ingin ia temui sebelum keberangkatannya. Senyumnya mengembang setelah ia menemukan gadis itu. Sesegera mungkin ia berjalan mendekatinya

"Masih sibuk?"

Zahra memutar tubuhnya dan mendapati Revan sedang mengulurkan tangannya, memberikan sebuah buket bunga yang cukup besar berwarna merah muda, Zahra pun menerimanya dengan senyum yang mengembang

"Seharusnya gue yang ngasih ini buat lo" ucap Zahra,merasa kurang enak

"Selamat ya peringkat satu lagi. Gue bangga sama lo dari kelas 10 IPA 2 pasti lo yang juara satu. gak pernah tergantikan"

"Selamat juga Van, lo udah lulus sekarang" entah mengapa akhir akhir ini Zahra merasa canggung jika mengobrol dengan Revan padahal disana tidak hanya ada mereka tetapi para osis yang terus berkeliaran dan teman teman Zahra termasuk Ela yang terus mengawasinya

"Ra"

"Van.." mereka saling menatap membuat hati Zahra semakin berdetak tak karuan, ada apa ini kenapa tak biasanya seperti ini, Revan mengangkat dagunya memberikan isyarat agar Zahra terlebih dahulu yang bicara, Zahra pun mengangguk dan mulai bicara

"Mau dilanjutin kuliah dimana?" Tak ada jawaban dari Revan, Zahra masih menunggu dalam diam. Namun kelamaan Zahra gemas sendiri apa mungkin Revan tak mendengarnya?

"Di Belanda, University of Amsterdam"

Itu artinya Zahra tidak akan lagi melihat Revan ada di negri ini, jika ditanya Zahra masih memiliki perasaan jawabannya adalah ya, namun sekuat yang ia bisa Zahra harus bisa merelakan Revan bahkan melupakan. Revan adalah cinta pertama bagi Zahra dan tentu akan sangat sulit jika melupakan cinta pertama, namun tidak ada yang tidak mungkin atas seizin allah dengan niat Zahra yang yakin allah pasti akan membantunya

"Bagus dong. Oiya tadi mau bilang apa?"

"Eum.."

"Ra, dari tadi kak Arfan terus nelfon lo, liat deh" ucap Ela yang memotong pembicaraan Revan, secepatnya Zahra menerima hpnya. Ia melihat ada 20 kali panggilan tak dijawab, perasaannya mulai cemas ia pun langsung menarik Ela untuk pergi namun baru 1 langkah Arfan sudah ada dihadapannya

"Kak ada apa?"

"Baru nanya?" Zahra menelan ludahnya susah payah, ini beda seperti bukan Arfan yang ia kenal sebelumnya, tatapannya memang dingin namun kali ini lebih dingin dan tajam, nadanya yang cuek namun ini lebih dari kata cuek

"Kak, Hana baik baik aja kan?"

"Menurut kamu?"

"Kak serius Zahra minta maaf, Zahra cuman ngobrol sebentar sama Rev-,.."

"Oh sebentar ya? Kalo gak ikhlas mending gak usah!" ucap Arfan dengan sangat dingin dan tanpa rasa peduli,Zahra mulai menangis air matanya sudah tak bisa ia tahan lagi, perasaannya cemas dan takut

"Kak--a-aku..m-mm-minta mmm..mm-maaf.."

"Bener bener gak bisa dipercaya!" Arfan meninggalkan Zahra yang menangis sesegukan dipundak Ela, Arfan nampak tak peduli dengan tangisan Zahra, lain lagi dengan Revan ia nampak emosi dan menarik lengan Arfan. Satu pukulan berhasil mendarat di rahang Arfan, tentu Arfan tak bisa mengelak karena tangan Revan sangat cepat. Arfan menutup matanya berusaha menahan rasa perih yang menjalar dibagian pipi kanan. Ia menatap wajah Revan dengan tatapan dinginnya

"Saya tidak ada urusan dengan kamu"

"Gak mungkin gue tinggal diam liat orang yang gue sayang menangis gara gara lo!" Sentak Revan sambil mengepalkan kedua tangannya

Arfan tersenyum walaupun sakit karena ujung bibirnya sedikit sobek,

"Kamu melakukan hal yang sama seperti saya. Tidak rela jika orang yang kita sayangi terluka. Kamu pasti akan marah. Terimakasih sudah membuktikan bahwa apa yang barusan saya lalukan tidak sepenuhnya salah" Arfan pergi begitu saja dengan bibir yang terus mengucap kalimat istighfar beberapa kali. Dalam hati Arfan menangis berharap apa yang terjadi hari ini tidak berdampak pada hari hari selanjutnya.

Arfan menggendong tubuh Hana yang sudah lemas Zahra pun mengejar sekuat tenaganya, tak peduli tatapan orang orang yang beragam. Yang ingin ia pastikan bahwa Hana baik baik saja. Ia begitu menyayangi Hana dan jika sampai terjadi sesuatu pada Hana, Zahra tidak bisa memaafkan dirinya sendiri

"Kak- kak Arfan tunggu Zahra ikut!!" Teriakan Zahra seakan angin berlalu bagi Arfan ia terus melanjutkan langkah nya dan berusaha berlari agar  Zahra tak menyusulnya. Setelah di parkiran sesegera mungkin Arfan melajukan mobilnya dan berhasil menghindar dari Zahra

Zahra menatap kepergian mobil Arfan tak berfikir lama ia pun memaksa Ela untuk pergi dengannya ke RS,

"Ra, gue mau bicara sama lo"

"Gak bisa Van, gue harus ke Rumah sakit nyusul Hana sama kak Arfan!"

Awalnya Revan menawarinya menaiki mobil milik Revan namun Zahra menolak dengan dalih menggunakan motor lebih cepat. Dengan tangis yang masih ada Zahra memerintah Ela untuk segera melajukan motornya, namun bagaimanapun juga keselamatan diri tetaplah menjadi nomor satu.

💫💫💫

Ela menatap wajah Zahra dengan serius, kali ini mereka sudah tiba di RS yang menangani Hana, walaupun tertinggal jauh setidaknya Zahra tau dimana Hana di rawat.

"Lo gak mau persahabatan kita kaya dulu? Bertengkar gara gara orang yang sama" Zahra mengangguk kuat setelah kejadian sebulan yang lalu membuat Zahra malas melakukam apapun tanpa Ela Zahra seperti tak punya semangat. Dan Zahra tak ingin kejadian itu kembali, Zahra ingin selalu bersahabat dengan Ela

"Yaudah lo tau kan lo salah, dan lo pasti tahu apa yang harus lo lakukan sekarang?" Zahra mengagguk kembali dan berjalan menelusur lorong lorong rumah sakit sendiri, karena Ela memilih untuk menunggu diluar

Matanya mulai berkaca-kaca ketika melihat Arfan menyenderkan punggungnya pada tembok, dia sedang  sendirian kepalanya menunduk kebawah. Tak lama kemudian Orangtuanya keluar tak disangka Asya-Abi dari Arfan dan Hana menampar keras pipi kiri Arfan. Zahra yang menyaksikan merasa pilu, setelah mendapat pukulan keras dari Revan sekarang Abi nya pun menampar. Arfan sama sekali tak melawan ia sangat menghormati kedua orangtuanya dan semakin membuat Zahra sangat bersalah

"Abi tak pernah mengajarkan kamu membentak seorang wanita-Arfan!" Suara Asya terdengar sangat tegas

"Beruntung Hana menceritakan semuanya pada kami,bagaimana jika itu terjadi pada ummi atau adik kamu ha?!" Secepatnya Zahra berlari menghampiri sambil menghapus air matanya

"Kak Arfan gak salah, yang salah zahra karena tidak bertanggung jawab menjaga Hana"

"Tidak Zahra, dia yang salah! Bahkan saya merasa malu menganggap dia sebagai anak saya!"

Fatimah menenangkan sang suami yang sudah merasa kesal pada Arfan ia tak suka jika ada anggota keluarganya membentak seorang perempuan karena keluarganya sangat menghormati perempuan. Fatimah pun menyuruh Arfan untuk pergi agar Asya tak terus menerus menceramahi Arfan.

Arfan pergi tanpa menoleh sedikutpun pada Zahra, Zahra sangat yakin bahwa Arfan pasti sangat marah padanya, ia bingung apa yang harus ia lakukan jika meminta maaf sekarang pada Arfan apakah Arfan akan memaafkannya? Melihat kondisi Arfan yang memang tidak baik-baik saja

💫💫💫

Ela memaksa Zahra untuk segera menemui Arfan yang tengah duduk sendirian di taman Rumah sakit. Namun Zahra menolak menurutnya Arfan pasti akan memarahinya. Ela mencubit lengan Zahra gemas melihat Zahra yang ingin meminta maaf tapi malah takut

"Lo gimana sih katanya mau minta maaf, yaudah sekarang!" Ucap Ela dengan nada rendah ditakutkan Arfan mendengarkan

"Tapi gue takut Ela"

"Kan ada gue, udah buruan sana!"

Dengan langkah hati-hati Zahra menghampiri Arfan sepertinya Arfan telah mengetahui kedatangannya, Arfan melihat ke sekitar mendapati Ela yang tengah berdiri tak jauh dari tempat duduknya dan dibelakangnya ada Zahra yang sedang menundukkan kepalanya

"Gak perlu takut, saya gak gigit kok" ucap Arfan masih sama yaitu dingin. Zahra menggaruk tengkuknya yang tak gatal ia ragu dan juga masih sedikit takut

"K-kkkak Arfan, aku minta maaf. Iya aku yang salah"

"Hm"

"Jangan cuman hm doang dong"

"Yaudah"

"Kok yaudah sih"

"Terserah"

Zahra berdesis pelan biasanya perempuan yang selalu mengatakan kata kata itu, ini malah cowok kan agak aneh gitu loh. Arfan beranjak dari tempat duduknya ia menatap Zahra sekilas

"Saya permisi mau sholat dulu"

"Zahra ikut," kemudian ia menatap Ela

"Ela juga ikut kan? Kita sholat berjamaah, kak Arfan yang jadi imamnya"

Ciee sholat berjamaah uhuyy:v
Etapi, emang Arfan mau? HAHAHAA
Baiklah sampai jumpa next part, jangan lupa vote dan komennya, terimakasih📍💫🧡

Continue Reading

You'll Also Like

231K 13.1K 32
Spin off: Imam untuk Ara cover by pinterest follow dulu sebelum membaca.... ** Hari pernikahan adalah hari yang membahagiakan bagi orang banyak,namun...
YUSUF By Poetri

Short Story

170K 9K 37
Ketika Zulaikhah mengejar cinta Yusuf,semakin jauh Yusuf darinya. Ketika Zulaikhah mengejar cinta Allah,Allah datangkan Yusuf untuknya. *** Ketika Ra...
2.8M 214K 48
[ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ!] ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ - sᴘɪʀɪᴛᴜᴀʟ "Pak Haidar?" panggil salah satu siswi. Tanpa menoleh Haidar menjawab, "Kenapa?" "Saya pernah menden...
113K 11.1K 44
Spin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan...