Braga (Sudah terbit)

Av Mynoteday

4.4M 313K 31K

(Sudah terbit, tersedia di toko buku online.) Astercyo Series #1 Bragalian Cakra Vegario, Pria yang merupaka... Mer

Prolog
2. Kita bertemu
3. Teman
4. Siapa Braga?
5. Oddity
6. Dia Berubah
7.Satu Sekolah?
8.Cerewet
9. Pelukan?
10. Jaket
11 - Membahas Aka
12. Braga Vs Aka
13. Semangat untuk Beruk!
14. With Beruk and Burik
15. Cemas
16. Permulaan
17. Tentang rasa
18. Kerisauan
19. Rumit
20. Playing The Game
21. Satu keluarga
22. Satu Fakta
23. Annoyance
24. First
25. Second-A
26. Second-B
27. Second-C
28. Pause - Garesh
29. Pause - Sanca
30. Finished - A
31. Finished - B
32. Fragile
33. Decision
34. Serenity
35. Suspire
36. Happy Birthday Lio!
37. Fathom
38. Teamwise
39. Revealed
40. Crest
Q & A
41. Forgather
42. Plan
43. Jarak
44. Sorry
45. Sweet
46. Comfy (End)
Extra Part - 1
Extra Part - 2
Extra Part - 3
Jawab Yuk
INFO SEQUEL
VOTE COVER NOVEL BRAGA
PO Exclusive!!

1. Jati Diri

184K 10.4K 758
Av Mynoteday

Jangan lupa vote dan komen....
.
.

"Braga," Panggil seseorang membuat pria remaja yang duduk di balkon menoleh.

"Apa?"

"Turun, Bunda mau bicara."

Pria tersebut berdecak, sudah tau apa yang akan Bunda'nya bicarakan. Dengan malas pria itu berdiri, berjalan melewati orang yang tadi memberitahunya. Menuruni tangga dan menghampiri Bunda'nya yang sudah duduk di sofa bersama sang Ayah.

"Duduk," titah sang Bunda.

Pria tersebut duduk di sofa single, melipatkan kedua tangannya di dada.

"Bragalian Cakra Vegario, Apalagi ini?" Sang Ayah melempar sebuah kertas dengan sangat kesal.

Braga-Pria itu membawa kertas tersebut dan membacanya. Dan benar, sudah ia duga. Pasti permasalahan ini lagi. Sebuah surat bahwa ia dan Geng'nya telah berbuat keributan di Sekolah.

"Ck, tawuran doang."

Jeda Brilian Vegario menghela nafas berat. Pusing menghadapi anak keduanya yang super bar-bar. Anaknya yang merupakan ketua Geng Astercyo itu sangatlah sering membuat keonaran, apalagi tatapannya yang tajam itu mampu membuat semua orang bergidik ngeri.

"Ayah peringatkan, jika kamu seperti ini lagi. Ayah tidak segan-segan untuk memindahkan kamu ke sekolah lain," ancam Jeda tidak main-main.

Braga menatap ayahnya datar, lalu mengangguk santai.

"Oke," jawabnya.

Jeda dan Alinea-Bunda Braga saling tatap.

"Baiklah, kalau kamu sudah setuju. Nantinya jika kamu berbuat onar apalagi masalah besar seperti dulu. Ayah tidak akan membantu dan akan angkat tangan."

Braga mengangguk dan mengangkat bahunya tak peduli.

"Braga ke kamar," pamitnya datar dan berlalu setelah mencium pipi adiknya yang masih kecil.

"Anak itu, sangat Menuruni sikap Kakek. Datar, sinis, dan ketus banget." Jeda menggelengkan kepalanya.

Alinea tersenyum, "Tetap pantau dia, Yah. Bunda tidak mau dia memiliki masalah yang hanya sebuah Kesalahpahaman seperti dulu lagi."

"Aku akan tetap menjaga dan melindungi dia, tenang saja."

....

Resha Brifania Fredash, gadis itu terduduk manis di balkon kamar. Pandangannya lurus menatap langit malam yang nampak indah dan membuat suasana hatinya sedikit tenang.

"Sa....Ngapain?" tanya salah satu Pria di belakangnya.

"Kok ngelamun? ada apa?" tanya pria itu kembali, saat tak mendapat jawaban apapun dari gadis itu.

Resha menggeleng sambil tetap setia menatap ke depan. Pria tersebut mengehela nafasnya sebentar lalu menyandarkan kepala Resha ke bahunya dan mengusapnya lembut. Resha memejamkan matanya menikmati sentuhan dari Pria yang tak lain adalah Kakak'nya sendiri.

"Dulu pas Abang masih kecil, Abang inget banget waktu umur Abang masih empat tahun Abang udah punya adik. Dan adiknya kamu tahulah sedingin apa?" Pria tersebut tertawa sebentar.

"Abang ajak main gak mau, diem gak bisa ngomong. Pernah abang ngira dia anak bisu dan tuli sampe Ibu khawatir dan ajak dia periksa. Tapi, pas dokter bilang dia gak papa dan sama sekali gak ada cacat, keluarga kita bukannya bahagia malah heran, anak satu itu sama sekali gak mau berbicara, aneh banget. Dan kamu tau?"

Resha mendongak menatap mata Kakaknya. "Kenapa?"

"Pulang main, Abang sama anak itu diem duduk di depan rumah terus tiba-tiba Abang cium bau pesing, Abang tanya sama anak itu--"

Flashback On

Akes kecil berlari diikuti adiknya yang sudah basah kuyup akibat main hujan.

"Sini dek duduk dulu," ajaknya pada sang adik menepuk kursi disampingnya.

Akes kecil mengipas ngipas tubuhnya menggunakan telapak tangannya. "Abis hujan bukannya dingin kok malah gerah yah." Akes kecil berbicara kepada sang adik namun sama sekali tak di gubris, sang adik tetap fokus duduk sambil menunduk terdiam.

"Hmm... Kok kayak bau pesing?Apa Akes ngompol?" Akes mengendus-ngendus setelah merasa ada aroma tidak mengenakan disekitarnya. Ia melihat ke bawah, menatap celananya lalu menggeleng.

"Akes udah besar, udah punya adik masa ngompol di celana sih," ujar Akes.

Akes lalu menatap sang adik. "Dek kamu nyium bau pesing ga sih?"

Adik kecilnya itu menoleh lalu mengendikkan bahunya acuh dan kembali bermain dengan pikirannya sendiri.

Akes mengerutkan keningnya lalu menggeleng "Gak mungkin kalo kucing kita yang ngompol, dia kan udah Akes ajarin buat gak ngompol sembarangan."

Akes lagi dan lagi menutup mulut dirasa bau pesing itu semakin menguak. "IH INI SIAPA YANG NGOMPOL DI CELANA SIH?"

"Berisik!" marah sang adik yang mulai kesal, lalu melepas celananya dan memberikannya pada Akes.

"Pegangin," titahnya.

Akes mengambil celana adiknya. "Ayo mandi aja, bukanya jangan disini nanti Papa marah."  Sang Adik pun mengangguk patuh.

Akes merasakan bau pesing itu semakin terasa dekat "Ih ini ko makin bau sih? INI SIAPA YANG NGOMPOL?!"

"Aku," ujar Sang Adik datar, lalu berjalan menuju kamar mandi.

Akes terdiam belum menyadari sesuatu. Matanya menatap heran pada celana adiknya yang ia pegang, pikirannya berkelana, jika adiknya mengompol dicelana berarti bau pesing itu berasal dari celana yang ia.......

Akes melotot.

"AKA!! KENAPA KAMU JOROK BANGET HAH!!"

Lalu terdengar suara tangis yang menggelegar berasal dari mulut Akes

Flashback Off

"Hahahaha... aduh Bang udah, perut Resha sakit aduh.. hahahaha." Resha-gadis itu tertawa lepas.

Akes cemberut, "Kesel gak sih? Sumpah ya Sa, Abang punya banyak dendam sama tuh anak satu." Dalam hati Akes tersenyum, berhasil membuat adiknya melupakan kegundahannya.

Arkesh Aldanial Fredash, Kakak pertama Resha memiliki sikap yang sangat dewasa, terbuka dan murah Senyum. Apalagi dengan lesung di pipi yang semakin menambah kesan manis terhadapnya.

Resha mengusap ujung matanya yang sedikit basah. "Ada-ada aja kalian, trus kalo sama Bang Sanca gimana?"

"WEY ADA APA NIH?! PANGGIL NAMA PANGERAN? WAH... KANGEN YA SAMA PANGERAN?! EMANG YA DASAR BARU DITINGGAL SEBENTAR JUGA UDAH KANGEN. SINI PELUK DULU." Sudahlah jika anak ini sudah datang tidak akan ada waktu lagi untuk serius.

Resha memutar bola matanya. "Berisik bang," ujarnya kesal.

Memang dari ketiga Kakaknya yang paling ngeselin itu dia, Prasanca Keano Fredash. Anak ketiga di keluarga Fredash, si tukang jail, bacot bin cerewet, dia paling marah kalo udah ada yang rusakin rambutnya dan satu lagi Sanca anti sama orang yang kuku nya panjang. The langka boy.

"Eh-eh jangan bilang lo habis galau ya?" tanya Sanca kepada Resha, matanya memicing curiga melihat ada bekas air mata di ujung mata Resha, emang ya teliti banget.

Resha menggeleng, "Tadi bang Akes nyeritain masa kecilnya sama bang Aka ngakak banget jadi ketawa terus sampe keluar air mata."

Sanca terdiam lalu mengangguk, "Kalian gak kangen sama gue?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

Akes yang menyadari itu berdehem lalu tertawa sinis. "Gak ada kerjaan banget, kangen sama lo."

"Halah, gue tau kalian pada kangen, apalagi adek gue ini kalo gue lagi jauh pasti langsung telpon minta nenen."

Pletak

Sebuah sandal bergambar hulk terlempar tepat di kepala sanca

"Gak sopan!" ujar seorang pria dari belakang dengan dingin lalu ikut duduk di samping Akes.

Sanca menatap sosok itu tajam dengan amarah yang menggebu langsung menjambak rambut kakak keduanya. "AKA BANGSAT RAMBUT GUE JADI KOTOR!!"

Dengan sekali sentakan tangan Sanca terlepas dari rambut Aka. "Gak sopan lagi!"

Resha terkekeh sudah tidak aneh melihat kelakuan Abang keduanya Sarakha Davino Fredash sikapnya terlampau dingin dan cuek, dan berbicara seperlunya.

"Abang kan tau, Bang Sanca gak suka kalo udah ada yang ngerusakin rambutnya, jangan jail makanya." Resha memperingati dengan terkekeh.

"Tuh dengerin Sasha ngomong apa, mampus dimarahin Sasha." Sanca tersenyum lebar, senang merasa dibela.

"Aku gak marah, aku cuma negur," bantah Resha.

"Iya," ucap Aka paham.

"Minta maaf cepet," suruh Akes menyenggol lengan Aka.

Sanca semakin besar kepala sudah dibela oleh dua orang.

"Cepet minta maaf, kamu itu ya bilang ke orang gak sopan, kamu sendiri yang gak sopan. Anak siapa kamu hah?" ujarnya sambil menegakkan dadanya dan mengulurkan tangannya.

Aka tetap diam menatap tajam Sanca. Akes menghela nafasnya lalu menepuk pundak Aka.

"Udahlah gak usah minta maaf biarin aja, anaknya ngeselin."

Resha mengangguk lalu mulai berdiri. "Lempar ke bawah juga boleh Bang, aku ikhlas." Resha berlalu diikuti Akes di belakangnya.

Aka tersenyum menyeringai.

"Mau?"

Sanca melotot tajam. "MAU APA LO HAH? MAU NENEN?" teriaknya kesal dan mulai bergerak mundur.

Aka mulai memegang lengan Sanca. "Dorong lo ke bawah," ujarnya dengan suara berat.

Sanca menegang, biasanya ucapan Aka gak pernah bohong, dia jarang banget bercanda. Aka jadi antisipasi takut beneran di dorong, secara kan ini lantai tiga yakali nanti Sanca modar, mana belum kawin.

"ASTAGHFIRULLAH AKA, SETAN APA YANG MERASUKIMU?! SADAR BANG INI GUE SANCA GANTENG.... AMPUN MASIH MAU HIDUP TOLONG."

Aka tertawa sinis. "Bacot lo."

"BANG AKES, SASHAYANG, PAPII TOLONG ANAKMU YANG PALING GANTENG INI, CEPAT ADA SETAN YANG MASUK KE DIRI AKA. SANCA GAK KUAT TOLONG ASTAGFIRULLAH....SUBHANALLAH...ALLAHUAKBAR."

"AKA, SANCA MASUK KE RUANG PAPA SEKARANG!!"

Aka dan Sanca melototkan matanya, sedangkan Akes dan Resha tertawa lepas.

Jika sudah begini, tamatlah riwayat mereka.

....

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN SAYANG💙

thankyouu!!!

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

997K 85.4K 80
[GENORAZORS SERIES 1] Kazanta Ellardio Dawana, sosok jenius yang menyembunyikan segala keburukannya dibalik prestasinya yang menganggumkan. Semua ora...
9.1M 339K 62
Nathaniel Gio Alfaro atau biasa di panggil dengan Alfa, adalah cowok ter-dingin yang pernah dikenali oleh SMA Cahaya Sakti. Audrey Valencia, gadis ya...
1.2M 42.2K 41
Bagiku, Arion Delvin Anggara adalah salah satu siswa yang harus aku hilangkan keberadaannya dari sekolah. Ya meskipun itu sulit, karena dirinya adala...
1.9M 89.5K 49
"Jangan memandang seseorang hanya dari yang tampak saja." Itulah kalimat yang mampu membuat orang bertanya-tanya dan berhati-hati dengan orang di sek...