[MTS 1] More Than Possessive...

By candusyahdu

4.8M 276K 48.3K

"Kamu camkan ini baik-baik. Aku, Agra Abiyoma nggak akan pernah ngelepasin kamu, Tamara Grizelle." Suaranya d... More

Prolog
TRAILER MORE THAN POSSESSIVE
CAST & AKUN RP
01| Dunia Milik Berdua
02| Dimarahin Agra
03| Si Pemimpin Upacara
04| Roti dan Selai
05| Pertengkaran
06| Baikan
07| Agresif?
08| Gadis Nakal
09| Izin
10| Mengambil Keputusan
12| Lepas Kendali
13| Possessive Agra
14| Agra dan Kristof
15| Gara-Gara Earphone
16| Diam-Diam Perhatian
17| Rengekan Tamara
18| Bicara Empat Mata
19| Sakit Berujung Baikan?
20| Misteri Nasi Bungkus
21| Tamara Mau Ikut
22| Tegang
23| Tamara Bisa Cemburu?
24| Sunset With You
25| Kucing
26| Kecurigaan Tamara
27| Hati Menolak Percaya
28| Kecurigaan yang Terjawab
29| Michelle dan Tisha
30| Pelukan Terakhir?
31| Ketidakjelasan Hubungan
32| Benar-Benar Putus?
33| Aku Kangen
34| Sudah Berakhir
35| Agra Insecure
36| World War
37| Kristof Beraksi, Agra Bertindak
38| Tamara Butuh Penjelasan
39| Foto di Kamar Agra
40| Penjelasan Agra
41| Sayang
42| Percakapan Michelle dan Tamara
43| Kehangatan di Meja Makan
44| Hamil
45| Bertemu Michelle
46| Permintaan Tamara
47| Melepaskan?
48| Target Selanjutnya
49| Thereshia Audrey
50| Selingkuhan Agra?
51| Komitmen
52| Agra Masih Posesif?
53| Tamara Ngambek
54| She's Drunk
55| Puncak Sakit Hati
56| Mengeraskan Hati
57| Sisi Terlemah Agra
58| I'm So Lucky To Have You
59| Rahasia
60| Terungkap
61| Kegagalan Agra
62
Epilog
VOTE COVER JUSEYO
OPEN EKSKLISIF PO
Extra Part 1+OPEN PRE ORDER MTP
CERITA BARU (SPIN OFF)
INFO SEQUEL?

11| Amarah Agra

79.9K 4.1K 207
By candusyahdu

Awalnya Tamara sangat cemas dengan keputusan yang diambilnya. Bayang-bayang Agra dengan wajah marahnya terus menghantui gadis itu.

Tapi, setelah menjelajahi beberapa stan makanan dan souvenir, Tamara rasa tempat ini tidak buruk. Sensasi berada di kota Paris sangat terasa.

Ia sudah di ajak berputar-putar mengelilingi tempat itu. Dari mencicipi croissant, macaron, crêpes, serta makanan dan minuman lain khas Prancis. Tamara juga sudah membeli beberapa souvenir dan beberapa buku berbahasa Prancis. Intinya, Tamara benar-benar menikmati ini.

Tamara dan Kristof kini sedang berada di sebuah kafe kecil yang disediakan di tempat acara itu. Sementara Michelle, entah sejak kapan tanpa disadari Tamara, gadis yang dua tahun lebih tua darinya itu sudah tak bersama mereka lagi. Ketika Tamara menanyainya pada Kristof, laki-laki itu juga menjawab tak tahu.

Tamara sedang menikmati sepiring Beef Burguignon, begitu pula dengan Kristof.

"Enak?" tanya Kristof ketika menyaksikan Tamara yang sedang memakan daging sapi itu dengan lahap, tapi tak mengurangi kecantikan di wajahnya.

Tamara yang sedang mengunyah sedikit salah tingkah saat ditatap seperti itu oleh Kristof. Ia cepat-cepat mengunyah daging di mulutnya sampai habis, kemudian tersenyum kikuk. "Gue kayaknya terlalu exited deh. Jadi norak gini. Maaf, gue malu-maluin ya?"

Kristof tertawa lepas melihat ekspresi Tamara yang terlihat menahan malu. Suasana di kafe ini juga cukup ramai, membuat gadis itu celingak celinguk kemudian menunduk malu menyadari beberapa orang tengah menatapnya.

"Sama sekali enggak kok. Lo nya ngegemesin," ujar Kristof membuat Tamara mati kutu.

"Kalian mah! Makan nggak ngajak-ngajak!"

Tamara dan Kristof kompak menoleh ketika seorang perempuan tiba-tiba menghampiri meja mereka dengan muka ditekuk.

"Main ninggal-ninggal orang aja, ish! Gini nih kalo ABG lagi kasmaran, dunia mah serasa milik berdua ya, yang lain ngontrak!" omel Michelle yang sudah mencak-mencak.

Tamara terkejut mendengar omelan Michelle. Kok kedengarannya ada yang salah ya?

Sedangkan, Kristof hanya berlagak santai saja. Laki-laki itu melipat tangannya di dada sambil menatap lelah kakak sepupunya itu.

"Lo kali yang ninggalin kita. Liat tas beli, liat sepatu beli, liat yang berkilauan dikit beli. Hedon lo!" omel Kristof balik.

"Lo bener-bener ya! Gue kakak lo, malah lo yang ngomelin gue!" kesal Michelle.

Tamara malah terkekeh menyaksikan perdebatan adik-kakak itu. "Udah, jangan berantem. Ayo, kak makan. Enak nih."

"Oh ya? Mau dong gue. Gue pesen dulu ya," ujar Michelle kemudian pergi untuk memesan makanan.

"Lo sama Kak Michelle selisih berapa tahun?" tanya Tamara. Gadis itu kemudian memotong dagingnya lagi dan memasukkan ke dalam mulutnya.

"Dua tahun."

Tamara mengangguk paham. Setelah menelan makanan di mulutnya, ia kembali berujar. "Btw, gue boleh tau gak lo itu keturunan apa? Kok bentukan  lo kaya bule-bule gitu."

Kristof yang menghentikan pergerakan memotong daging, kemudian malah tertawa yang membuat Tamara mengernyit bingung.

"Kok malah ketawa? Pertanyaan gue aneh ya?"

Kristof meredam tawanya. "Enggak. Pertanyaan lo lucu. Harus banget ya pake kata 'bentukan'?"

Tamara ikut terkekeh. "Ya trus apa dong?"

"Ya apa kek."

Kristof meminum jus alpukatnya sebelum membuka suara. "Bokap gue yang kandung orang Jerman, nyokap gue orang Indo campur Jepang gitu. Tapi, gue lebih mewarisi gen bokap gue sih kayaknya. Jadi, ya bentukan gue gini sekarang."

Tamara kembali mengangguk. "Maaf banget, Kris. Tapi, maksud lo bokap lo yang kandung apa ya?"

"Bokap gue--"

"Eh kalian! Liat sini foto dulu. Aesthetic gitu kan backround nya," ujar Michelle yang sudah kembali dengan sepiring pasta dan sebuah kamera palaroid yang mengarah pada mereka.

Cekrek.

Kristof reflek tersenyum, sedangkan Tamara yang belum siap memasang wajah terkejutnya.

Sebuah kertas kemudian keluar dari benda itu. Michelle mengibas-ngibaskan foto itu beberapa saat. Kemudian, ia melihat foto itu dan tertawa.

"Liat nih," ujar Michelle yang sudah duduk di bangkunya. Ia meletakkan foto itu di meja yang langsung dilihat Tamara dan Kristof.

"Ih, muka gue cengo banget," kesal Tamara.

"Tetap cantik kok," gumam Kristof tanpa sadar.

Michelle dan Tamara sontak terkejut dengan gumaman Kristof yang masih bisa mereka dengar.

Michelle menatap Kristof dengan tatapan jahil. "Ciee. . . Ada apa ini? Sepertinya saya mencium bau-bau bunga cinta bermekaran ya."

"Ngaco lo!" ucap Kristof kemudian langsung meminum jusnya dengan cepat, hingga tandas.

Tingkah Kristof malah membuatnya terlihat salah tingkah. Tamara hanya tersenyum kikuk melihat itu lalu kembali menyantap makanannya. Sementara Michelle, gadis itu terus memerhatikan kedua insan di hadapannya dengan tatapan jahil.

"Fotonya mau diapain nih? Gue buang ya."

Tangan Michelle ingin mengambil foto itu, tapi langsung ditepis oleh tangan Kristof. Laki-laki itu malah mengambil fotonya dan mengantonginya dengan cepat.

"Buat gue aja."

***

Agra baru ke luar dari kelas olimpiadenya. Wajahnya kusut, benar-benar tak bisa fokus dengan soal yang ia kerjakan. Pikirannya terbagi-bagi antara soal matematika dan Tamara.

"Bagaimana, Agra?" sambut Jumadi yang setia menunggi di depan kelas. Wajahnya langsung sumringah melihat anak didiknya itu ke luar dari kelas.

"Lumayan, Pak," jawab Agra singkat.

"Lumayan apa maksud kamu? Lumayan susah apa gampang?" tanya Juamdi.

"Ya gitu lah, Pak," jawab Agra sekenanya membuat Jumadi tepuk jidat. "Tamara belum dateng, Pak?"

Jumadi mengehela napas lelah. "Jangan bilang saat kamu mengajarkan soal tadi, kamu terus memikirkan Tamara."

Memilih diam, Agra enggan menjawab karena tebakan Jumadi memang benar. Ia malah menundukkan kepalanya, merasa sedih dan kecewa.

Ia mengecek ponselnya dan melihat jam yang sudah menunjukkan hampir pukul 2. Ia harus menelan pil kekecewaan karena pesan dari Tamara yang sangat ia nantikan malah tak ada.

Tamara benar-benar tak datang ke olimnya.

Ia resah. Sebenarnya Tamara dimana? Sedang apa? Kenapa tak membuka ponselnya? Setidaknya jika Tamara tak bisa melihatnya, gadis itu 'kan bisa mengirim kabar agar ia tak khawatir seperti ini.

Jumadi geleng-geleng kepala. Kemudian menepuk pundak Agra berkali-kali. "Ayo, semangat! Sambil nunggu pengumuman pemenangnya, sekarang kita beli bakso dulu, yuk. Biar kamu semangat lagi."

Agra mengangguk, mengiyakan ajakan Juamadi. Sekolah tempat diadakannya olimpiade ini memang berada di salah satu sekolah internasional di Jakarta. Fasilitasnya lengkap dan terkesan elit. Mereka saja sampai mengambil denah sekolah ini karena saking besarnya sekolah ini.

Sesampainya di kantin, mereka langsung memesan bakso. Beberapa guru dan murid yang juga dari SMA Teladan ikut berkumpul bersama mereka. Sekolah mereka mereka memang terkenal akan prestasinya. Buktinya, banyak dari mereka yang lulus seleksi hingga tingkat provinsi.

Ponsel Agra bergetar, membuat laki-laki itu dengan sigap mengambil dan melihat ponselnya. Siapa tau gadisnya mengirimkannya pesan.

Alih-alih Tamara yang mengirimnya pesan, tapi malah orang yang paling dibencinya yang mengirimnya pesan. Ia terkejut ketika mendapati foto gadisnya yang tengah makan di satu meja dengan orang yang benar-benar ia benci.

Anjing🖕

[Send a picture]

Jangan macem macem!
Dmn lo babi?!

Kayaknya dia bener bener menikmati waktunya tanpa lo deh
Sampe lo dilupain haha

BANGSAT!
GUE CARI LO! AWAS KALO KETEMU!!

Emosi Agra benar-benar sudah sampai ubun-ubun. Ia tak bisa menahannya lagi. Ia memukul meja kantin untuk meluapkan kekesalannya, membuat beberapa orang tersentak dan menoleh ke arahnya.

"Kenapa, Agra?" tanya Juamadi khawatir.

"Saya mau pulang," ucap Agra langsung bangkit berdiri tak memedulikan tatapan orang-orang yang mengarah padanya.

"Agra! Kamu mau kemana?! Pengumuman pemenangnya belum diumumin! Agra!!"

Agra terus berjalan, tak peduli dengan teriakan Jumadi. Persetanan dengan sopan santun. Tak peduli dengan pemenang olimpiade.

Satu dalam pikirannya.





Menghabisi laki-laki yang saat ini sedang bersama gadisnya.


A/n:

Nah lhoo marah kan si agra :v
Aku gak ikut ikut pokoknya wkwkwk

Jangan lupa follow ig aku   @candu.syahdu

Terimakasih sudah memeberi vote dan komen❤️

Minggu, 16 Februari 2020


Republish:  Rabu, 30 Desember 2020
Spam next disini kalo mau update ntar malem👀

Continue Reading

You'll Also Like

1M 46.2K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
3.4M 285K 46
[SUDAH TERBIT DAN PART MASIH LENGKAP] "Kita putus. Gue udah terima 100 juta dari nyokap lo." "Lo putusin gue cuman demi 100 juta? Balikin, gue bisa k...
1 Day 1 Kiss By -

Teen Fiction

912K 30K 27
Awalnya aku bisa mencegah perasaan itu.. Awalnya aku bisa memendam semua isi hatiku.. Tapi, seiring berjalannya waktu.. Perasaan itu tak lagi dapat k...
13.5K 1.2K 15
[Brothership × sicklit × family issue] Semua yang ada di dunia ini sifatnya sementara, kasih sayang mama dan papa contohnya. ©Nanabungie