Sujud Terakhirku [OPEN PO]

By Na_lattesea

453K 19.2K 658

Noted: [Kalau ada yang mau pesan novel Sujud terakhirku, kalian boleh hubungi aku, ya! Boleh DM di wattpad at... More

Prolog
01-Cowok kurang kerjaan
02-Rindu?
03-Pertemuan pertama(?)
04-Pertemuan pertama(2)
05-Calon suami
07-Yakin hanya 3 hari?
08-Dinding pembatas
09-Mengaguminya
10-Far away
11-Makhluk Teraneh
12-Sakit
13-Perjodohan (lagi)
14-Berusaha
15-Masih sama
16-Sisi lain Arfan(?)
17-Alasan
18-Memulainya
19-Gift
20-One step closer
21-Sabar dan Ikhlas
22-Laa tahzan
23-Coba lagi
24-Sabar dan Ikhlas(2)
30-Sesuatu
33-Ikhtiar sebelum bertawakal
PENGUMUMAN
INFO!

06-Lamaran

11.9K 678 29
By Na_lattesea

Senyum terus saja menghiasi wajah cantik Zahra, sambil memeluk kado pemberian Revan tadi. Tanpa ia sadari ada seorang yang memperhatikannya dari kaca spion depan walau tak terlalu terlihat jelas. Tiba tiba ia teringat sesuatu

"Kak Arfan tadi pagi kenapa bilangnya calon suami sih" ucap Zahra seraya memecah keheningan

"Kenapa memangnya?"

"Banyak yang salah paham jadinya" ucap Zahra dengan kesal

"Maaf"

"Telat!"

"Yaudah"

"Hih"

Lebih baik Zahra mengeluarkan ponsel nya,dan berniat untuk mengirim pesan pada Revan

To: Revan
Revan, makasih banget
Gak tau lagi deh mesti apa
Hehe makasih sekali lagi ya
Maaf udah ngerepotin

Hehe iya ra, santai aja
Oh iya lo udah sampe rumah?

Belum, masih dijalan

Hati hati ya:)

Iya

Ia mengedarkan pandangannya keluar, menatap gedung-gedung tinggi. Jalanan mulai padat karena waktu sudah mulai sore, para pekerja kantor-an pun sudah mulai pulang, ditambah lagi lampu merah, inilah salah satu alasan Zahra malas untuk naik mobil, lebih baik dengan Ela yang naik motor agar bisa dengan mudah menyalip kendaraan yang lain dan mempersingkat waktu pulang

"Kak Arfan capek nggak? Kalo capek lebih baik kita berhenti saja dulu di minimarket depan" tawar Zahra, bukan tanpa alasan ia melihat wajah Arfan yang sudah lelah sepertinya karena lama menunggu Zahra disekolah belum lagi urusannya pribadi

Ya siapa suruh nunggu dari jam 11

"Gak usah"

"Atau lapar? Ini gue masih ada roti tadi beli di kantin" Zahra mengeluarkan roti keju dari tas nya

"Gak usah"

Zahra mendesis pelan, Arfan memang cuek, pokoknya cuek dan Zahra gak suka itu!

💫💫💫

"Kak Arfan mau masuk dulu?"

"Gak usah"

Kesal, ya itulah perasaan Zahra pada Arfan

"Daritadi cuman ngomong gak usah gak usah gak usah gak bisa emangnya kosa kata yang lain ha?" Ucap Zahra yang mulai kesal dengan jawaban Arfan yang terdengar monoton

"Bisa"

"Yaudah masuk dulu!" Ucap Zahra sedikit kesal, eh ralat banyak kesal deh

"Gak usah" balas Arfan kesekian kalinya "Saya pulang dulu, Assalamualaikum"

"hihh iya. Waalaikumussalam"

Mobil Arfan pergi dan mulai hilang dipertigaan. Zahra pun melanjutkan langkahnya menuju rumah. Setelah sampai di mulut pintu depan ia dikagetkan dengan kehadiran Reina yang tiba-tiba

"Arfan nya mana?" Tanya Reina dengan wajah berbinar karena ia melihat Zahra diantarkan oleh Arfan

"Pulang lah"

"Kok gak kesini dulu"

"Gak tau"

Meika menatap Zahra curiga, pasti ada sesuatu yang terjadi antara mereka, alasannya karena jawaban Zahra terdengar seperti orang kesal.

Meika pun mengurungkan niatnya untuk mengajak Zahra berbiacara, ini bukan saatnya, jika sekarang 100% Zahra akan menolaknya

💫💫💫

TOOK-TOOK-TOOK

Pintu kamar Zahra terbuka menampilkan Meika. Zahra pun mempersilakan nya untuk masuk dan duduk di kasurnya, Meika pun menurutinya

"Kamu lagi apa?"

"Lagi baca novel, seru banget bun"

"Tebal banget"

"Iya"

"Miniatur dari mana? Kayanya bunda baru liat" Meika mengambil miniatur itu dan dilihatnya dengan seksama

"Dari Revan, sebenarnya Revan mau ngasih itu dulu tapi baru kesampaian sekarang" jelas Zahra

"Kamu masih ada hubungan sama Revan?"

"Nggak kok bun, ini cuman oleh oleh dia waktu pergi ke-,"

"Ra"

"Iya bun" perasaan Zahra tiba-tiba tidak enak, dengan cara Reina memotong pembicaraannya

"Bunda mau ngomong serius sama kamu" Meika menyimpan miniatur itu kembali diatas meja nakas, dan mulai menatap intens mata Zahra

"Bunda sayang banget sama kamu ra, bunda mau yang terbaik buat kamu, termasuk masa depan"

"Bukannya bunda egois dan tidak membiarkan kamu bebas mencari siapa yang pantas buat kamu, justru bunda lakuin ini supaya kamu bahagia dunia dan akhirat. Bunda gak mau nanti menyesal di akhir karena membiarkan kamu terlalu bebas didunia luar" dengan seksama Zahra mendengarkan penuturan Meika

"Bunda mau jodohin kamu sama seseorang yang Insya allah bakal jadi pendamping kamu. Dia tampan,cerdas,mapan, dan yang paling penting paham agamanya"

Zahra sedari tadi mendengarkan ucapan Bundanya, awalnya ia terkejut dengan penuturan sang bunda

"Dia adalah Arfan, bunda yakin dia bisa buat kamu bahagia"

Seketika Zahra kehilangan oksigen disekitarnya, waktu terasa melambat. Apa? Arfan? Tidak bisakah orang lain? Zahra ikhlas jika memang harus menjalani perjodohan tapi kenapa harus Arfan?

"Bunda kalo bercan-"

"Bunda gak bercanda, ini serius" kali ini Zahra tak bisa menyangkal, tatapan bundanya begitu serius dan tajam.

"Secepatnya Arfan beserta keluarganya akan datang kesini untuk melamar kamu"

Deghh

Jika ini mimpi, tolong cepat bangun sadarlah Zahra, ayoo!
Baginya ini mimpi buruk yang tak ingin menjadi kenyataan, tapi memang ini nyatanya Arfan akan melamarnya dan bunda bilang secepatnya

Apakah ini memang jalan untuk Zahra agar bisa melupakan Revan? Pengganti yang lebih baik dari Revan? Benarkah itu? Haruskah Arfan? Aarrgghh

💫💫💫

Zahra dan Ela saling bergandeng tangan menuju kelas Revan. Zahra butuh bicara dengannya sekarang juga, karena waktu sudah tidak ada lagi dan ini akan menjadi keputusannya

Mereka menelusur ke penjuru kelas 12 1PS 4 mencari seseorang yang mudah mudahan bisa menyelamatkan dari lamaran konyol menurut Zahra

"Permisi kak Reno, Revannya ada?"

"Zahra? Ohh ya tadi sih bilangnya mau ke parkiran, ada bar-"

"Makasih kak"

Secepatnya Zahra menarik tangan Ela untuk pergi ke parkiran. Ela menggeleng-gelengkan kepalanya heran pada Zahra, gini ya kalo udah cinta!

Mereka berjalan sedikit cepat. Ketika sudah sampai mata Zahra langsung tertuju pada sosok yang tengah meneguk air mineral disamping motor miliknya

"Revan"

"Zahra? Ngapain disini?"

"Gue mau ngomong, ini serius" Revan pun mempersilakan Zahra untuk duduk terlebih dahulu kemudian menyatakan maksud dan tujuannya

"Zahra mau tanya, Revan masih ada rasa buat Zahra?"

Zahra terpaksa menanyakan pertanyaan konyol itu, sudah tidak ada jalan lagi, ia memang tidak mau jika dijodohkan dengan Arfan

"Kenapa sih ra, kok tiba tib-"

"Iya atau nggak?! Jawab Van!"

"I-iya" balas Revan dengan terbata karena kaget

"Kalo gitu nanti malem lamar Zahra, bawa semua anggota keluarga Revan buat ketemu keluarga Zahra"

Revan terlihat kaget dengan penuturan Zahra yang tiba tiba. Memang Revan masih mempunyai rasa untuk Zahra tapi apakah secepat itu?
Sedangkan Ela, ia menutup wajahnya sendiri merasa malu dengan kejadian ini, Zahra Zahra

"Iya, tapi k-ken-kenapa se-secepat ini?"

"Zahra gak mau dijodohin sama orang yang sama sekali bukan kriteria Zahra"

"Nanti gue kabarin lagi" balas Revan seraya menutup botol minumnya

"Makasih Van, gue tunggu"

Zahra sangat berharap bahwa Revan akan datang bersama keluarganya. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi jalan keluarnya untuk menolak perjodohan ini. Disisi lain Zahra memang tidak ingin menyakiti Bunda nya, namun disisi lain Zahra juga tidak bisa mengelak bahwa Arfan bukanlah yang tepat menurutnya

Jika Revan melamarnya Zahra yakin bahwa Bundanya akan percaya bahwa Revan pun lelaki yang baik dan bertanggung jawab

Akhirnya malam pun tiba, Zahra sengaja tidak memberitahu anggota keluarganya, beberapa menit yang lalu Zahra menerima pesan bahwa Revan dan keluarganya sedang dalam perjalanan menuju rumahnya. Zahra bernafas lega sekaligus deg-deg an.

10 menit kemudian terdengar ketukan pintu. Bi Siti-Asisten rumah pun membukanya, dan mempersilakan masuk. Terlihat jelas wajah Meika,Hardanies ,Adit terkejut dengan kedatangan mereka

"Silahkan duduk" ucap Hardanies dengan ramah

Zahra ikut duduk dengan balutan baju piyama berwarna biru navy lengkap dengan kerudungnya dan berhadapan langsung dengan Revan.

"Ada apa ini?" Suara Hardanies terdengat sangat tegas

"Mohon maaf sebelumnya pak Hardanies dan keluarga, perkenalkan saya Anthony, kemudian ini Istri saya Gissela dan anak tunggal saya Alvino Revan Farenza" ucap Anthony mewakili

"Kedatangan kami kesini tak lain dan tak bukan atas permintaan anak kami ini. Silakan nak" pak Anthony mempersilakan Revan untuk menyebutkan maksud dan tujuannya, ini memang pertemuan pertama bagi keluarga Zahra dan Revan

Revan berdekhem sebentar kemudian melanjutkan pembicaraannya

"Sebenarnya saya mengajak kedua orangtua saya bermaksud untuk melamar putri bapak yaitu Zahra"

"......" mereka semua menoleh ke arah Meika. Meika sendiri nampak tenang dan santai

Tunggu part selanjutnya;)

Jangan lupa vote dan komen, makasih yang sudah baca🤗🧡

Continue Reading

You'll Also Like

4.2K 203 18
"Ada apa?" ucap Arell jengah menatap Alfa menatapnya. "Ini permintaan mu, jadi kau harus sungguh-sungguh dengan kasus ini. Kau tahu aku bergerak di l...
1.7M 155K 63
🏅#1 in Spiritual 02.01.19-10.01.19 Kaizen Morel, pemuda non muslim yg anti Islam. Namun, pertengkarannya dengan Kuntum Khaira Ummah gadis jelita ber...
264K 10.7K 12
Tidak semua perempuan itu peka. Fiona salah satunya. Kode sekeras apapun nggak akan mempan ke dia. Mungkin kode 'khitbah' mempan ke dia. - Raka Cov...
4.3M 183K 35
Assalamualaikum Jodoh suda terbit ya sahabat, untuk pemesanannya bisa langsung cek Instagram @razkapustaka [ Selesai ] "Aku yakin dia jodoh suda...