retrouvailles

By serenity916

141K 15.7K 3.5K

retrouvailles; the happiness of meeting again after a long time Ketika Kiera dipertemukan lagi dengan Mark se... More

introduction
1. the meeting
2. flashback
3. second meeting
4. reconciliation
5. unofficial date
6. confession
7. return
8. the issue
9. trust
10. commitment
11. first date
12. missed
13. spoil
14. the plan
shameless promotion
15. a piece of past
16. the truth
17. midnight talks
18. can I?
19. getting closer
20. important meeting
21. the silent treatment
new story notice
23. the promise
24. unluck day (a)
24. unlucky day (b)
25. insecurity
26. the good start
27. welcomed

22. the problem

4.3K 442 245
By serenity916

Kiera sudah bangun sejak pagi. Ia kemudian bersiap-siap bergantian dengan Shelby sebelum make-up artist datang dan menghiasi wajah mereka. Mark sempat mengirimkan chat untuknya, mengajaknya keluar kamar untuk sarapan, namun ia memilih untuk menemani Shelby yang terlihat nervous. Sehingga mereka tidak bisa bertemu hingga acara akad dilaksanakan siang nanti.


Kini Kiera sedang dibantu menggunakan baju yang sudah dipersiapkan untuknya oleh salah seorang make-up artist yang sudah selesai mendandaninya tadi. Baju berbahan lace berwarna dusty pink dengan bawahan samping yang senada, rasanya melengkapi kulit Kiera yang cerah. Rambutnya diikat setengah ke belakang, kemudian rambut lainnya yang menjuntai dibuat bergelombang. Di tangannya sudah terhias sebuah gelang tipis terbuat dari emas putih, sedangkan sebelahnya tangannya menggunakan jam tangan simple berwarna silver kesayangannya.


Bersamaan dengan itu, Ibu Mark datang memasuki kamar Kiera dan Shelby. "Shel, udah siap?"


"Dikit lagi, Ma." ujar Shelby masih terlihat nervous, sambil dibantu mengganti bajunya ke baju yang akan dipakai untuk acara akad.


Sementara itu perhatian Ibu Mark beralih ke Kiera. "Ya ampun! Kiera! Kamu cantik banget, sayang!" seru Ibu Mark sambil menghampiri Kiera dan memegang kedua tangannya.


"Makasih, Tante," jawab Kiera sambil tersipu.


"Bukan sebagai pengantin aja kamu cantik gini, sayang. Apalagi kalau kamu jadi pengantin nanti. Nggak sabar deh!" Ibu Mark berkata dengan semangat, sementara dirinya hanya bisa tersenyum kikuk. Di sisi lain Shelby tertawa melihat antusias ibunya.


"Pasti Mark nanti kaget banget deh, kalau liat kamu," tambah Ibu Mark lagi. Shelby semakin tertawa melihat wajah Kiera yang memerah.


Kiera merasakan ada pesan masuk ke handphone-nya.


Aku di depan kamar.


Baru saja Kiera akan membalas pesan tersebut, ia mendengar pintu kamar hotel diketuk. Mengetahui siapa yang mengetuk pintu, Kiera memilih untuk berjalan dan membuka pintu. "Biar aku aja, Tante. Kayanya Mark di depan."


"Aduh si Adek ini. Nggak sabar banget mau ketemu pacarnya. Padahal bentar lagi juga bisa ketemu," ujar Ibu Mark tidak percaya. Kiera hanya terkekeh sambil membukakan pintu dan melihat Mark berdiri di sana, menggunakan suit berwarna dark grey yang menyempurnakan tubuhnya yang proporsional dengan rambut yang sudah ditata sedemikian mungkin, menambah ketampanannya berkali-kali lipat.


"Hai! Sini masuk. Kak Shelby bentar lagi beres kok," mencoba menghilangkan salah tingkahnya setelah melihat sosok tampan Mark, Kiera dengan senyumannya mempersilakan Mark masuk ke dalam kamar. Sementara itu yang dipersilakan malah menatapnya dalam-dalam. Kiera semakin salah tingkah mendapat tatapan itu, hingga Ibu Mark memecahkan keheningan di antara mereka.


"Dek, nggak usah diliatin terus Kiera-nya. Kagum boleh. Tapi jangan sampe bikin salting juga dong," ujar Ibunya jahil dari dalam kamar. Celetukan ibunya dibalas dengan kekehan oleh kakaknya dan para make-up artist yang berada di dalam kamar itu. Mark yang menjadi objek kejahilan itu hanya tertawa canggung sambil mengusap belakang kepalanya.


Kiera melangkah masuk diikuti Mark di belakangnya. Kemudian Kiera kembali duduk di atas tempat tidur, sedangkan Mark duduk di samping ibunya di sofa, berhadapan dengan Kiera.


Melihat Mark, salah satu make-up artist berseru, "Bu, anak-anaknya cantik sama ganteng banget, sih," membuat Mark dan Shelby tersenyum mendengar pujian tersebut. Kemudian ruangan tersebut kembali riuh dengan obrolan antara Ibu Mark dengan para make-up artist.


Sementara itu, Mark memanfaatkan momen tersebut untuk berpindah ke sebelah Kiera, membuat Kiera mengalihkan matanya dari gadget yang sedang dipegangnya kepada Mark. Untuk beberapa detik, Mark dan Kiera hanya bertatapan.


"You look beautiful," ujar Mark pelan, tidak ingin didengar oleh orang-orang di kamar itu.


Kiera tersipu mendengar pujian itu dari Mark. "Thank you. You too," balasnya.


Mark menyeringai. "Oh, so I'm beautiful too?"


Kiera terkekeh, kemudian mengangkat tangannya untuk merapikan beberapa helai rambut Mark yang jatuh ke dahinya.
"Handsome," koreksi Kiera. "As usual."


Interaksi antara keduanya tidak luput dari pandangan orang-orang lain yang berada di kamar itu, termasuk Ibu Mark dan Shelby.


"Bu, kayanya nggak lama dari sekarang bakal nambah mantu lagi, ya?" tanya sang make-up artist dengan senyum penuh arti. Kiera dan Mark yang menyadari bahwa mereka sedang dibicarakan, lantas mengalihkan pandangannya dari satu sama lain, merasa canggung.


"Ya didoain aja ya. Nanti saya pake jasa team make-up artist-nya mbak lagi," Ibu Mark turut menambahkan. Kemudian Mark pun tertawa mendengar perkataan Ibunya.


|retrouvailles|


Acara akad sudah selesai. Kini Shelby sudah resmi menyandang status sebagai istri Harris. Setelah akad, semua tamu dan keluarga mempunyai waktu untuk beristirahat sebentar, sebelum acara resepsi di mulai malam hari.


Resepsi diadakan pukul tujuh malam. Kiera dan Mark berjalan-jalan di sekitar hall tempat diadakan resepsi. Hingga segerombolan orang yang datang bersamaan menghampiri mereka. Kiera tentu saja sudah mengenal Hamza, Jean, Javier, Rafa, Calvin, dan Jevin. Namun ia menyadari ada tiga orang lain yang belum pernah ia temui sebelumnya.


"Kenalin. Ini Bang Jevan, kakaknya Jean." ujar Mark memperkenalkan sosok laki-laki yang berdiri di sebelah Jean kepada Kiera. "Bang Jev, kenalin cewek gue. Kiera."


"Hai! Jevan." ujar laki-laki itu sambil bersalaman dengan Kiera. Kemudian laki-laki itu beralih kepada Mark dan tersenyum jahil. "Gue udah denger dari Jean. Bisa banget lo ngegaet kakak tingkat."


Mark tertawa mendengar ocehan Jevan. Kemudian Jevan memperkenalkan perempuan di sebelahnya. "Oh ya, Kiera, ini Alesha."


"Oh, halo! Gue Kiera," ujar Kiera sopan dengan senyumannya. Perempuan itu juga turut memperkenalkan dirinya kepada Kiera. Sesaat ia merasa seperti pernah mendengar nama tersebut. Kemudian ia teringat kepada perempuan yang menelepon Jean saat ia sedang di apartemen Hamza. Alesha adalah sahabat Jevan yang entah kenapa saat itu membuat Jean berlari panik setelah perempuan itu memberitahu keadaannya saat itu. Pandangannya beralih kepada Jean yang memasang wajah masa bodoh di depan Jevan dan Alesha.


Saat sedang menerka-nerka, Mark kembali merebut perhatiannya dengan memperkenalkan satu orang yang tersisa. "Ini Aira. Ceweknya Javier."


Lagi-lagi Kiera dibuat bingung oleh apa yang terjadi di depan matanya. Wajah Javier yang tidak terlihat ramah seperti biasanya, sedangkan wajah Aira terlihat lebih tenang sambil menyunggingkan senyuman. Ingatannya kembali pada saat Javier berubah menjadi dingin ketika akan menjemput perempuan itu. Jujur kini Kiera sedang tenggelam dalam rasa penasaran.


"Kita samperin Kak Shelby dulu ya, Bro," ujar Hamza kepada Mark.


"Ayo, gue anterin." usul Mark. Sebelum itu Mark beralih kepada Kiera lebih dulu. "Kamu ke area VIP dulu aja. Nanti aku langsung kesana."


"Nggak apa-apa. Kamu kesana aja. Aku tunggu di sini, biar nanti kita barengan kesana," balas Kiera. Ia merasa canggung jika harus duduk di area dimana keluarga Mark berada tanpa laki-laki itu di sampingnya. Sehingga saat Mark mengantar teman-temannya, Kiera memilih untuk berdiri sendirian.


"Psst..." Kiera mendengar suara dari belakang tempat ia berdiri. Refleks ia berbalik dan mendapati seorang laki-laki yang sangat ia kenal di hadapannya.


"Sendirian aja," seru laki-laki itu. Kiera menutup mulutnya kaget.


"Wira?!?"


"Long time no see, Kiki," laki-laki bernama Wira itu memberikan senyuman manis padanya. Laki-laki yang dulu mengisi masa-masa perkuliahan Kiera selain Daniel, dan masih menggunakan panggilan yang hanya laki-laki itu gunakan.


"My God! How are you!?" seru Kiera bersemangat sambil menggenggam tangan Wira.


"Baik, Ki. How bout' you? You look..." ucapannya terputus. Tangan Wira membalas genggaman Kiera. Tatapannya berubah. "...amazing."


"You do too, Wir!" balas Kiera tanpa menyadari perubahan tatapan Wira. Kemudian ia melepaskan tangannya. "Lo kenal sama pengantinnya?"


"Gue sepupu Bang Harris. Tapi gue gak ikut prosesi akad. Baru sampe Jakarta tadi. Lo sendiri? Kenal sama pengantinnya?" tanya Wira kepadanya.


Belum sempat menjawab pertanyaan Wira, ia merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Bersamaan dengan itu, pandangan Wira beralih kepada sosok di sebelahnya. Kiera menengok ke sebelahnya, kemudian menyadari siapa yang berdiri sambil merangkulnya saat ini.


"Bang Wira, ya? Masih inget? Gue Mark," ujarnya sambil mengajak Wira berjabat tangan, dengan tangan kiri yang masih merengkuh pinggang Kiera. Perempuan itu tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari tensi yang terjadi di antara kedua laki-laki itu.


"Inget. Lo dulu satu divisi sama Daniel, kan?" pertanyaan Wira yang dijawab dengan anggukan oleh Mark.


"Shelby itu kakak gue, Bang." jelas Mark tanpa ditanya. Sesaat ia mengalihkan pandangannya kepada Kiera dalam, sebelum kembali menatap Wira.


"Kalau Kiera, cewek gue." lanjut Mark tegas.


|retrouvailles|


Setelah resepsi selesai, beberapa keluarga Mark masih menginap di hotel. Begitu pula Kiera yang diminta Mark untuk kembali menginap, dan berangkat ke kantor dari hotel keesokan harinya. Sekarang ia hanya sendiri di kamar, karena keluarga Mark sudah memesankan kamar lain untuk Shelby dan Harris.


Selama resepsi tadi, setelah bertemu dengan Wira, Mark jadi tidak banyak bicara. Laki-laki itu tetap merespon Kiera jika Kiera bertanya, namun ia tidak pernah memulai percakapan seperti apa yang biasa ia lakukan. Kiera memilih untuk tidak bertanya. Ia mencoba membiarkan Mark sendiri dulu, sebelum ia menanyakan perubahan sikapnya.


Kiera baru selesai membersihkan diri ketika melihat pesan dari Mark.


Udah tidur?
Aku di depan.


Kiera buru-buru membuka pintunya dan untung saja Mark masih berdiri di sana. Ia menyadari Mark yang sudah berganti baju dengan pakaian yang lebih santai. Sepertinya laki-laki itupun sudah membersihkan diri. Wajahnya masih sama dinginnya dari sebelum ia meninggalkan Kiera.


"Ada apa?" mulai Kiera.


Mark menghela nafas. Kemudian ia mendorong pelan Kiera agar perempuan itu kembali masuk dan menutup pintu kamar di belakangnya.


"Kenapa?" tanya Kiera lagi, menunggu Mark berbicara padanya.


"Aku nggak suka liat kamu sama Wira sedeket itu."


"...hah?" Kiera mendengar pernyataan yang dilontarkan Mark, namun ia hanya tidak percaya dengan apa yang ia dengar.


"Aku nggak suka liat kamu dan Wira kaya tadi." Mark berucap sambil menatap Kiera kesal. "Pegang-pegangan segala lagi."


Kiera mencoba untuk menahan kekehannya melihat kelakuan Mark saat ini. Laki-laki itu jelas cemburu melihat Kiera dan Wira tadi. "Kamu tau kan, Wira itu salah satu temen deketku waktu kuliah?"


"Tau. But I don't think he treated you as just a close friend." hasrat Kiera untuk tertawa kini menghilang. Kini digantikan dengan kebingungan atas tingkah laki-laki di hadapannya.


"Asumsi dari mana sih? Jelas-jelas dia cuma temen deketku. Nggak lebih." Kiera membela diri. Sejak dulu hubungannya dengan Wira hanya sekedar teman. Ia memang mengagumi sosok Wira yang tenang dan dewasa, namun hanya itu. Ia tidak pernah menyimpan perasaan apapun kepada Wira. Dan ia yakin laki-laki itu pun sama.


"Bukan sekedar asumsi. I knew very well how he looked at you. I'm a man too, in case you forget." Nada bicara Mark mulai menaik mendengar pembelaan Kiera.


"Terus? Kalau kamu laki-laki juga emang kenapa? Apa kamu pernah nanya langsung ke Wira kalau dia ada rasa sama aku? I swear to God he's just a friend!" kini Kiera juga turut menaikan nada bicaranya. Ia kesal kepada Mark yang marah kepadanya atas sesuatu yang terjadi di luar kuasanya.


"Apa kamu selalu se-nggak peka itu dari dulu?! Laki-laki itu suka sama kamu sejak kuliah! Why are you so naive?" Kiera membelalakan matanya mendengar itu. Ia kaget karena bentakan Mark, juga ketika mendengar fakta itu dari kekasihnya sendiri. "Daniel had told me back then. Wira have always been in love with you."


Kiera mematung di hadapan Mark. Ia merasakan kakinya melemas karena kaget. Kemudian ia mendudukan dirinya di tempat tidur di belakangnya. Ia tidak percaya, salah satu teman baiknya pernah menyimpan rasa untuknya.


"He loves you. But he had no courage to confess his feelings for you." lanjut Mark lagi sambil masih menatap Kiera. "Dengan kondisi kaya gitu, apa aku salah kalau aku nggak suka kamu bareng dia kaya tadi?"


Kiera terdiam. Ia bahkan tidak tau harus berbicara apa pada laki-laki di depannya.


"Tapi... mungkin itu udah lama... mungkin..." balas Kiera terpatah-patah.


"He fucking loves you, Kiera! He still is!" bentak Mark dengan suara lantang. Kiera berjengit pelan, ketakutan mendengar suara Mark yang sangat keras.


Mark yang melihat Kiera berjengit karenanya, mulai merasa bersalah tidak bisa mengontrol emosinya. Sedangkan emosi Kiera mulai tersulut saat mendengar Mark membentaknya.


"Mungkin... ada baiknya kamu balik ke kamar. Aku rasa kita nggak bisa ngobrol dengan benar kalau kamu masih marah kaya gini." ujar Kiera pelan sambil mengalihkan pandangannya dari Mark. "We'll talk again after we feel better."


Kiera berjalan pelan menuju pintu kamar dan membukanya, mempersilakan Mark untuk keluar kamarnya dan kembali ke kamar Mark.


"Maaf... aku--"


"Keluar, Mark." tegas Kiera. Matanya mulai berkaca-kaca.


"Nggak! Aku mau kita bicarain ini sekarang juga. Aku nggak akan kemana-kemana sebelum masalah ini clear." Mark berjalan menuju pintu dan menutupnya kembali. Kemudian ia kembali berdiri di hadapan Kiera.


"Please... kita nggak bisa bicara sekarang," ujar Kiera memohon, setitik air mata jatuh dari mata kirinya. Hal itu membuat Mark semakin mendekat ke arahnya. Kemudian laki-laki itu menghapus jejak air mata di pipinya, memandangnya dengan sorot mata penuh kesakitan.


"Aku minta maaf. Aku nggak bermaksud bentak kamu kaya tadi," ucap Mark tulus dengan wajah bersalahnya. Kiera masih enggan membalas ucapannya.


"Sayang... maafin aku. I'm so sorry I've hurt you." kata Mark lagi, berharap Kiera mau memaafkannya. "I'm just jealous, because I know how well he know you and how close you both are, while he loves you."


"Does it even matter, though?" ucap Kiera pelan. Mark tidak menjawab. Laki-laki itu hanya menatap Kiera dalam.


"Does how well he 'knew' me and how close we 'were' even matter? When I only ever love you? When I already said so many times, that I'm only yours?" lanjut Kiera penuh penekanan, dengan air mata yang hampir jatuh dari kedua matanya.


Kiera tidak sempat melihat reaksi Mark kepada ucapannya, karena laki-laki itu tiba-tiba melingkarkan sebelah tangannya di pinggangnya, dengan satu tangannya lagi meraih tengkuknya. Sedetik kemudian Mark menempelkan bibirnya dengan Kiera dan menciumnya lembut dan dalam.


Refleks, Kiera memejamkan matanya. Untuk beberapa saat, Kiera tidak tau harus bagaimana ketika Mark memagut bibirnya pelan. Namun ia memutuskan untuk membiarkan Mark melakukan apa yang ia mau dan mengikutinya. Dalam hati, Kiera mengutuk dirinya sendiri yang tenggelam dalam ciuman dari kekasihnya. Bagiamanapun ini real kiss pertamanya dengan Mark, dan dengan siapapun, seumur hidupnya.


Namun entah mendapat dorongan darimana, ia mengalungkan kedua tangannya di leher Mark dan mulai membalas ciuman Mark. Sedangkan tangan laki-laki itu bertengger di pinggangnya, memeluknya mendekat. Kiera nyaris kehabisan nafas, ketika Mark mulai melepaskan kedua bibir mereka.


"I love you, Kiera. So fucking much. I love you so much, that it hurts me imagining you with someone else other than me." Mark berbisik di depan bibir Kiera. Kemudian ia kembali memagut bibir Kiera dalam.


Kini Kiera yang mendorong Mark untuk memberikan sedikit jarak di antara mereka. "I know. And you must know that I love you so fucking much too, that I can't even imagine myself with someone else. So you should stop imagining that because that won't happen. Ever."


Mark tertawa kecil mendengar Kiera mengikutinya menggunakan kata-kata kasar. Keduanya diliputi perasaan bahagia yang membuncah ketika bisa menyelesaikan permasalahan mereka.


Ketika Mark akan kembali meraih bibirnya, Kiera mendorong Mark mundur. Mark mendengus kesal, sedangkan Kiera tertawa melihat wajah kesalnya. "Kamu harus balik ke kamar. Kasian Ka Theo nungguin kamu nggak balik-balik."


"I'll tell him I'm gonna sleep here." balas Mark sambil mengambil handphone-nya untuk mengabari Theo. Belum sempat ia membuka lock handphone-nya, Kiera mengambil hp tersebut dan menyimpannya dengan posisi terbalik di telapak tangan Mark.


"Nggak usah aneh-aneh. Balik ke kamar kamu." kata Kiera tegas, sambil menahan senyumnya melihat muka Mark yang memelas.


"Ugh..." gerutu Mark kesal. "With one condition."


"Apa?" tanya Kiera yang menangkap gurat mencurigakan di wajah Mark.


Kiera tidak sempat menghindar ketika wajah laki-laki itu maju dengan cepat dan mengecup bibirnya.


"Good night, Sayang." Laki-laki itu membuka pintu kamar dan lari terbirit-birit sebelum Kiera mengamuk. Sedangkan Kiera hanya terkekeh tidak percaya atas kelakuan kekasihnya.


Di sisi lain, jantungnya berdegup sangat kencang setelah apa yang terjadi di antara dirinya dan Mark. Akhirnya ia mendapatkan ciuman pertamanya, setelah dulu Mark pernah hampir menciumnya. Ia mendudukan dirinya di tempat tidur, sementara otaknya secara otomatis memutar ulang kejadian dimana Mark hampir menciumnya dulu.


Wajah Mark semakin maju ke arahnya, membuat pikiran Kiera blank karena semuanya terjadi begitu cepat. Mark memiringkan kepalanya, sehingga kini hidung mereka bersentuhan. Kiera tidak bodoh untuk mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya.


"Boleh, ya?"


Kiera hanya bisa memejamkan matanya dan membiarkan Mark melakukan apa yang gagal ia lakukan di mobil tadi. Namun, berbeda dengan apa yang Kiera kira, Mark hanya mengecup ujung bibirnya. Kiera kembali membuka matanya setelah mendapat kecupan itu.


"I'll be waiting for the right moment to kiss you. Good night, Kak."


|retrouvailles|





Jeon Wonwoo as Wirabima Danadyaksa








Kurang dari sebulan dan udah update hehehe I kept my promise to update sooner than usual 😂


Mulai bertambah lagi nih masalah antara Kiera dan Mark. Tapi masih masalah kecil lah ya, masalah cemburu doang. Ada cameo dikit ini dari mas ganteng alias Jeon Wonwoo. Apakah dia akan muncul lagi? Jawabannya ada di chapter-chapter selanjutnya 😂 di sini cukup sampai Mark yang sudah berani mencuri ciuman sang pujaan hati lol


Kalau Jevan nanti akan dikenalkan di story nya Jean ya! Wait for it. Walaupun aku yakin beberapa dari kalian udah bisa nebak siapa Jevan 🤪


Oh! Beberapa temanku tersayang alias beberapa readers story ini, bilang kalau dia nemu story ini dari twitter. Walaupun aku nggak tau siapa pula yang dengan baiknya promosiin cerita ini sampe twitter, siapapun kamu, makasih sebanyak-banyaknya! 💚 Glad that you found this story worth to be told as one of your recommendation! Dan kalian yang tau story ini dari twitter, welcome and hope you enjoy the ride!


By the way, aku sebenernya ingin update cepet sekali kemarin. But my health condition dropped. Dan di sela-sela updatean ini, aku juga mau minta doa dari kalian because I'm having a one-day surgery tomorrow. Nggak bisa tidur karena tegang. Jadi update aja 😂 Doakan aku ya, guys! Kalian juga jaga kesehatan apapun kesibukan kalian. Jangan sampai drop dan malah nggak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Semoga kalian selalu diberi kesehatan ya!


Sekian dariku guys. See you in the next chapter 💚


Lotsss of love!

Continue Reading

You'll Also Like

492K 38.5K 17
[SEBAGIAN DI PRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU BARU BACA] Dilarang ada hubungan antara senior dan peserta OSPEK, Galen, sebagai Ketua Komisi Disiplin terpa...
6.9M 47.3K 60
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
476K 1.5K 9
Katya Shelomita memiliki insekuritas tinggi terhadap salah satu bagian tubuhnya sejak dia menginjak bangku SMP. Gadis manis yang mungil itu kehilang...
3.4M 248K 30
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...