Temen Apa Temen✔️

NazwaFadillah3 tarafından

169K 7.7K 307

Reyhan Putra Prawira sosok cowo dingin yang mempunyai sahabat perempuan bernama Sheila Fitri Winata jika Rey... Daha Fazla

Perkenalan
Prolog
1. Rey Lagi?!
2. Si Dingin
3. Di Tinggal Lagi?
5. Girls time
6. Bang Andra Pulang!!
7. Kumpul?
8. Sheila Kenapa?
9. Siapa?
10. Keusilan Rey
11. Pergi Sama Siapa?
12. Pertanyaan Rey
13. Rey Ngambek
14. Pacar Rey
Tokoh
15. Sheila Kenapa? (2)
16. Kenzo?
17. Nyamuk
18. Andra Sheila Time!!
19. Cemburu?
20. Ingkar
21. Bye Bang Andra
22. Malam Minggu
23. Jalan
Baca we dulu😀
24. Pingsan
25. Rey Marah
26. Minta Maaf
28. Rey Vs Kenzo
27. Keromantisan Rey
29. Sheila Marah
30. Curhatan Seorang Rey
31. Sorry
32. Ayo Maafan
33. H-1
34. Happy birthday Alifa Tasya
35. Takut
36. Kecemburuan Pacar Rey
37. Sheila sama Rey berantem?
38. Sheila sama Rey berantem? (2)
39. Asing
40. Only one day
41. Menuju baikan
42. Akhirnya
43. Jadian?
44. Zahra
45. Hampir
46. Marahnya Seorang Reyhan
47. Permintaan Maaf Zahra
48. Long Distance Relationship
49. You're mine
50. End
Epilog
Open Pre-order
Cek Cek

4. Kesiangan

3.3K 174 1
NazwaFadillah3 tarafından

Kriing...

Suara alarm sudah berbunyi sejak tadi cahaya matahari pun sudah memasuki kamar bernuansa abu-abu melalui celah-celah jendela namun dua orang yang sedang berada di kamar itu sepertinya tak terganggu sama sekali. 

Bugh!

"Arghh" Erang seseorang saat perutnya terasa seperti ada yang menendang dengan kencang. Ia membuka matanya perlahan-lahan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya dan melihat jam yang ada di ponsel nya, seketika ia terlonjak kaget setelah melihat jam.

"Sheila! La! Bangun." Ucap Rey sembari menggoyang-goyangkan badan Sheila yang masi terlelap.

"Sheila anjir." Ucap Rey lagi dengan menutup hidung mancung milik Sheila sehingga Sheila sesak dan membuka matanya.

"Gila lo! Kalo gue mati gimana?" Sheila langsung menepis tangan Rey yang masi menempel di hidung nya.

"Kita telat!" Ucap Rey setengah berteriak mengabaikan pertanyaan Sheila yang tak panting menurutnya.

"Jam berapa emang?" Tanya Sheila dengan nada santai nya.

"Jam 06.45" Jawab Rey yang dibuat sesantai mungkin.

"Hah? Gila lo buruan balik mandi." Usir Sheila dan langsung menuju kamar mandinya berbeda dengan Rey yang hanya diam di kasur melihat tingkah sahabat nya itu.

Setelah selesai dengan ritual nya pagi ini Sheila keluar dari kamar mandi dengan baju seragam yang sudah melekat pada tubuhnya namun saat ia membalikan badan Sheila kaget setengah mati karena sahabat sialan nya itu masi diam di atas kasur sembari memainkan ponsel nya dengan santai.

"Reyhan mandi anjir udah siang lo ga mau sekolah apa hah? Udah siang ini ih lo mah." Omel Shiela karena kesal melihat Rey yang masih diam bermain ponsel.

"Gue udah kasih tau Raka kalo kita berdua izin. Emang lo yakin bakal sekolah? Sekebut apapun gue bawa motor percuma pasti gerbang udah di tutup males gue harus berurusan sama Bu Fika pagi pagi." Ucap Rey yang ada benarnya juga tapi sayang dong Sheila sudah mandi dengan secepat kilat dan dengan santainya Rey bilang sudah izin? Mau marah pun percuma karena memang sekarang mereka sudah telat. Mau tak mau Sheila berganti baju dengan baju santai nya.

"Mandi sana lo!" Usir Sheila yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah mengganti bajunya. Tanpa berkata apapun lagi Rey bangkit dari duduk nya menuju pintu balkon lalu loncat ke balkon kamarnya.

Sepeninggalan Rey Sheila memilih untuk keluar dari kamarnya dan menuju ruang keluarga untuk menonton televisi, tapi sebelum itu Sheila mengambil beberapa cemilan yang ia beli bersama Rey kemarin.

Sheila menonton televisi dengan serius hingga tak sadar bahwa Rey sudah berdiri di belakang nya sejak tadi. Karena Sheila tak juga sadar akan kehadiran nya ide cemerlang pun muncul di otak Rey.

Fuhh!

Rey meniup belakang kuping Shiela dan langsung berjongkok agar tak ketahuan, Sheila yang merasakan ada yang meniupnya langsung membalikan badan namun tak menemukan siapa-siapa dan langsung membalikan kembali badan nya ke posisi semula.

Fuhhh!

Kedua kali nya Rey meniup belakang kuping Sheila namun kali ini di sebelah kiri lagi-lagi Sheila membalikan tubuhnya dan hasilnya tetap sama tak ada orang di belakang nya. Perasaan Sheila mulai tak enak, bulu kuduknya sudah berdiri, tanpa aba-aba Sheila langsung berteriak sekencang mungkin.

"MAMAAAAAAAAA!!!! HUAAAA ADA YANG NIUP-NIUP KUPING GUEEEE" Teriak Sheila sangat kencang, mungkin gendang telinga Rey sudah pecah sekarang.

"Paansi?" tanya Rey berpura pura tidak tau apapun.

"Tadi ada yang niup niup kuping gue. Tapi kapan lo ke sini? Terus kenapa lo ada di belakang sofa? Jangan-jangan lo usilin gue ya?" Tanya Sheila bertubi-tubi dan mencurigai sahabatnya lah yang melakukan itu.

"Enak aja lo kalo ngomong!" Ucap Rey sembari menoyor kepala Sheila "gue baru dateng terus kancing kantong celana gue ngegelondong gue ambil tapi tiba-tiba lo teriak sampe gendang kuping gue pecah!" Jawab Rey dengan bumbu-bumbu bohong.

"Oh." Ucap Sheila singkat yang sedikit malu karena sudah menuduh sahabatnya.

Sheila langsung membalikan badan nya dan langsung fokus lagi pada film yang sedang ia tonton tadi, tanpa di minta pun Rey duduk di sebelah Sheila lalu ikut menonton dengan sesekali mengambil cemilan yang berada di tangan Sheila.

Beberapa menit kemudian film yang mereka tonton selesai, Sheila memindah-mindahkam chenel untuk mencari lagi film yang seru namun tak ada lagi, akhir nya Sheila mematikan televisinya. Menoleh pada Rey yang sudah sibuk dengan game yang ada di ponsel nya.

Kruuk!

Suara itu, suara perut Sheila yang memang sudah menahan lapar sejak tadi namun Sheila tetap fokus pada film yang sedang di tonton dan mengebaikan cacing di perutnya yang sudah meronta-ronta meminta makan.

Kruuuk!

Lagi lagi suara itu terdengar dan Rey menoleh seolah bertanya 'suara apa?' pada Sheila dengan tatapan matanya.

"Gue laper hehe" Ucap Sheila sembari terkekeh karena malu bunyi perutnya terdengar oleh Rey.

Rey langsung memasukan ponselnya ke dalam saku celana nya lalu berdiri namun Sheila tetap diam di tempatnya memperhatikan apa yang Rey lakukan.

"Ck! Kenapa lo diem aja? Katanya lo laper?" tanya Rey sedikit kesal karena Sheila hanya memperhatikan nya saja.

"Ya terus kenapa?" tanya balik Sheila karena tak paham apa yang di maksud Rey. 

"Ya kita cari makan."

"Oh." Jawab Sheila namun ia tetap duduk di sofa.

"Ya sekarang lo siap-siap terus kita keluar cari makan paham Sheila Fitri Winata?" Tanya Rey dengan nada kesel melihat tingkah bego Sheila. 

Tanpa berkata apa-apa lagi Sheila langsung bangkit dari duduknya dan ngacir keatas untuk bersiap-siap sedangankan Rey hanya menghela nafas.

Ko bisa gue punya sahabat kaya gitu ya Allah ucap Rey dalam hati sembari melihat Sheila yang menaiki satu persatu tangga.

Setelah Sheila selesai bersiap-siap mereka berdua pergi untuk mencari makan. Tak perlu waktu lama mereka sudah sampai di tempat tujuan nya. Sheila langsung membuka pintu mobil lalu masuk ke dalam restoran tanpa menunggu Rey.

Kini Sheila dan Rey sudah duduk berhadapan di salah satu meja yang dekat dengan jendela. Rey memanggil pelayan lalu memesan makanan tanpa bertanya terlebih dahulu pada Sheila karena Rey hafal betul apa yang sahabatnya sukai jika datang ke sini.

Sembari menunggu makanan yang datang Rey bermain game di ponselnya sedangkan Sheila sibuk dengan video-video yang ia lihat di YouTube. Sekitar lima belas menit makanan yang mereka pesan, ah ralat yang Rey pesan sudah datang, Sheila dan Rey yang tadinya berfokus pada ponsel masing-masing langsung tertuju pada makanan yang ada di hadapan mereka.

Dua puluh menit berlalu makanan mereka sudah habis tak tersisa. Sekarang mereka memutuskan untuk pergi ke taman dekat komplek perumahan.

"Rey." Panggil Sheila memecah keheningan.

"Hm." Rey berdehem untuk menjawab namun matanya tetap fokus pada jalanan.

"Gakpapa si manggil doang" ucap Sheila dengan cengiran kudanya.

Setelah itu tak ada lagi yang membuka suara sampai di taman, tapi saat Rey akan membuka pintu ia melihat Sheila yang sudah terlelap, ntah kapan Sheila mulai tidur. Tanpa berfikir lagi Rey memutar lagi kemudinya untuk langsung segera pulang, karena jarak taman dan komplek yang tak begitu jauh sekarang mereka sudah sampai rumah Sheila namun Rey tak tega untuk membangunkan Sheila yang terlihat sudah memasuki alam mimpinya. Rey membuka pintu lalu berlalu mengelilingi mobilnya dan menggendong Sheila.

"Berat juga lo La. Badan doang kecil." Ucap Rey di sela-sela aktifitas menggendong Sheila.

"Hufft Om Boy kenapa kamer Sheila harus ada di atas si udah ni bocah berat lagi perasaan terakhir gue gendong ga seberat ini." Keluh Rey pada dirinya sendiri.

Setelah berhasil melewati tangga-tangga yang baru kali ini Rey rasa sangat banyak akhirnya Rey berhasil menidurkan Sheila di kasur nya dengan nyaman dan aman.

"Gila pinggang gue berasa lepas." Ucap Rey sembari menidurkan dirinya di samping Sheila dan tak lama kemudian Rey ikut masuk ke dalam mimpinya.





Haii aku kembali!!!

Gimana chapter 4 nya? hayo siapa yang pernah digendong sama temen nya juga karena ketiduran?

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya  untuk update lebih cepat.

Stay healthy and happy always kalian!!!

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

2.2M 18.7K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
714K 139K 46
Reputation [ rep·u·ta·tion /ˌrepyəˈtāSH(ə)n/ noun, meaning; the beliefs or opinions that are generally held about someone or something. ] -- Demi me...
1.1M 54.6K 48
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
1.6M 130K 28
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...