Colors ✔ [Jaeyong]

By lumierezeus

479K 52.2K 3.5K

[COMPLETED] Jaehyun pernah berpikir bahwa dirinya mungkin akan mati kebosanan menghadapi kejamnya nasib hidup... More

[01] A Baby
[02] Babysitter
[03] All about baby Jeno
[04] Sorry
[05] You make me
[06] It is Love
[07] Long Flight (I love you)
[08] Engagement
[09] Good Morning, sweetheart
[10] Highway to Heaven
[12] Moment
[13] Lost
[14] New Family
[15] It's Not Fair
New Story!
Jaehyun side's Part
[16] You and I (너와 나)
[17] Daddy Jae, spoiled Taeyong
[18-End] Our Baby, Jeno's lil brother

[11] Lips (입슬)

19.5K 2.2K 204
By lumierezeus


Oh canada!
Yeoreobunnnn abaikan aja titlenya yang asburd...

Huinngggg Haniiing

.

.

.

.

.

.

"Dengar ya Jae, apa yang eomma katakan itu memang benar. Kurasa hal itu lebih cepat akan lebih baik"

Haseul memandangi Jaehyun, terlihat adiknya itu kini tengah menggerakkan bola matanya ke kiri dan ke kanan seperti orang kebingungan. Dia mengerti dan memahami bahwa tidak semudah itu untuk kembali menyusun rencana pernikahan sesingkat yang di usulkan kedua orangtuanya. Belum lagi pekerjaan Jaehyun juga menumpuk, bahkan Haseul harus mengakui jika dia bahkan menitipkan Mark ke rumah Jaehyun karena saking sibuknya.

"Kita bisa pikirkan lagi lima hari dari sekarang- tentu saja setelah semua pekerjaan menyangkut perusahaan selesai. Kita tidak mungkin melepaskan pekerjaan saat ini juga bukan? Aku yang akan berbicara nanti ke orangtua kita"

Haseul memandang sang adik dengan tatapan penuh arti. Melihat adiknya pusing dan kebingungan membuatnya kasihan dengan sang adik.  Padahal hal yang membuatnya kebingungan adalah desakan kedua orangtuanya.

Tidak salah memang keinginan kedua orangtuanya, dengan menikahi Taeyong maka Jaehyun tidak perlu khawatir dengan rencana kepergiannya keluar negeri bulan depan. Dia bisa membawa Taeyong dan Jeno tentu saja- sebagai seorang istri dan anak. Status yang juga sangat jelas dan dapat di tampilkan ke publik.

Tapi, jujur saja Haseul tak mampu menahan dirinya untuk tidak mengatakan hal ini pada Jaehyun. Namun, karena mengingat akan beban tambahan Jaehyun jika ia memberitahukannya maka ia urungkan.

Beberapa hari lalu, sang ibu mengatakan jika dia memiliki firasat buruk entah karena apa. Maka dari itu dia meminta Jaehyun segera menikahi Taeyong. Jika, hal itu mampu membuat kekhawatiran sang ibu lega, maka Haseul akan mengusahakannya sebaik mungkin. Termasuk, membantu Jaehyun memikirkan rencana pernikahan.

"Terima kasih nuna"

Pelukan Jaehyun yang tiba-tiba membuyarkan lamunannya. Haseul segera menepuk pelan punggung sang adik dengan sayang.

"Aku akan selalu membantumu, Jae"

.

.

.

.

.

.

.

.

Sesekali Taeyong tersenyum, memandangi wajah Jeno yang terlelap. Mengusap dengan lembut rambut si balita yang sesekali bergerak merespon sentuhannya. Kadang Taeyong mencuri ciuman di bibir si kecil dan mengganggu tidurnya. Terkadang juga Taeyong mencubit dengan pelan pipi Jeno.

Taeyong menikmati waktunya, menikmati setiap kehangatan sebuah keluarga yang diberikan Jaehyun melalui pria itu sendiri dan Jeno. Kehangatan keluarga kecil yang tidak pernah Taeyong dapatkan. Perlakuan seorang ibu dari nyonya Jung yang ia dambakan. Kasih sayang dan cinta seorang kakak, dan nasihat seorang ayah. Keluarga Jung memberikan efek luar biasa untuk kehidupan Taeyong.

Jika saja, saat itu dia tidak bertemu Haseul- maka dia tidak pernah merasakan hal ini. Jika saja saat itu ia tidak nekat memanjat dinding tembok- mungkin nasibnya tidak seberuntung ini. Jika saja dia menolak tawaran Haseul menjadi pengasuh Jeno- mungkin saja dia tidak akan jatuh cinta pada Jung Jaehyun. Tapi, 'jika' yang ia pikirkan itu tidak pernah terjadi. Mungkin, inilah saatnya untuk mencoba melupakan masa kelam kehidupannya yang abu-abu.

"Sayang- kau belum tidur?"

Taeyong tersentak kaget, ia menatap Jaehyun yang berdiri di depan pintu kamar sambil melepaskan dasi. Bukankah tadi Taeyong tidak mendengar suara pintu terbuka?

"Kapan kau pulang, Jae?"

Taeyong lekas berdiri, mengambil alih apa yang tengah Jaehyun lakukan pada dasinya.

"Kau terlalu asik melamun"

Taeyong tersenyum malu. Mungkin, ia tadi memang melamun maka dari itulah ia tidak menyadari jika Jaehyun membuka pintu kamar dan menatapnya dengan senyum menawan yang akan melelehkan hati siapa saja yang melihatnya.

"Aku- akan menyiapkan air panas untukmu"

Tanpa menunggu lama, Taeyong langsung bergegar ke kamar mandi sekalian menenangkan jantung dan wajahnya yang merona parah.

.

.

.

.

"Boleh aku bicara?"

Taeyong mengangguk pelan dalam pelukan Jaehyun, wajahnya tepat menghadap dada pria tampan itu.  Bahkan tangan pria itu telah melingkar sempurna di pinggangnya, kadang mengelusnya pelan dan membuat wajah Taeyong kembali memerah.

"Jika aku melamarmu, kau maukan menjadi istriku?"

Taeyong membeku dan Jaehyun bisa merasakan tubuh si pemuda Lee itu kaku beberapa saat sebelum akhirnya Taeyong menghela nafas dan Jaehyun merasa takut.

"Apa ini sebuah lamaran?"

Pertanyaan yang sederhana, namun mampu membuat Jaehyun terdiam seribu bahasa. Beberapa saat pikirannya melayang jauh entah kemana, hingga akhirnya kembali tersadar dan memandangi wajah Taeyong. Menurunkan sedikit wajahnya dan menyamakan posisi dengan Taeyong.

Wajah pria itu bergerak maju, mendekatkan bibirnya kearah bibir Taeyong. Menyatukannya perlahan dan memberikan ciuman lembut untuk si pemuda.

Taeyong kembali terdiam, namun tidak mematung seperti tadi. Ia melirik kearah mata Jaehyun. Mata pria itu tertutup dan bibirnya masih menempel pada Taeyong. Tangannya meremas pinggang Taeyong dengan lembut. Pria itu bahkan tidak membuka matanya dengan bibir yang masih menempel pada bibirnya.

Taeyong berpikir sejenak, apakah boleh ia membalas ciuman pria itu? Begitulah yang Taeyong pikirkan.

Beberapa detik kembali terlewati, dimana Jaehyun merasakan bibir Taeyong mengecup bibirnya dengan kecupan kecil namun cukup banyak entah beberapa kali.

Panas!

Telinga Jaehyun jadi panas karenanya.

"Apakah kau mencintaiku?"

Ucapan pertama Jaehyun setelah ciuman keduanya terlepas.

Taeyong menatapnya sejenak dan kemudian mengangguk dengan wajah memerah.

"Aku sangat mencintaimu"

Meski pelan, Jaehyun masih dapat mendengarnya. Hatinya merasa hangat.

"Maukah kau menikah denganku? Maaf, ini tidaklah seroman-"

"-aku mau, tentu saja aku mau denganmu- aku mau menikah denganmu meski lamaranmu tidak seromantis drama, aku tidak memikirkannya"

Oh betapa hangatnya hati Jaehyun sekarang. Apalagi dengan suguhan wajah Taeyong yang memerah.

"Istriku"

.

.

.

.

.

Jika boleh jujur, ini entah yang keberapa kalinya rencana yang selalu ia rencanakan pasti berakhir di luar dugaan. Dimulai dari seminggu yang lalu, ketika dimana Jaehyun melamar Taeyong tepat di depan seluruh karyawannya. Rencana yang awalnya akan di adakan disebuah restoran mewah itu pun gagal terlaksana, karena tiba-tiba Jaehyun lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Dan hari pernikahan bahagia inipun juga diluar dugaan, dimana ketika Jaehyun dan Taeyong telah resmi sebagai suami dan istri yang sah, Jeno justru menangis ketika kedua orangtuanya itu ingin bericuman di atas altar sana.

Haseul bahkan mengakui, ia sempat ternganga setelah mengantarkan balita itu kepelukan sang ayah justru lebih menginginkan di gendong oleh Taeyong yang pada akhirnya keduanya melanjutkan ciuman dengan Jeno sebagai saksi matanya.

"Ini sungguh diluar rencana"

Belum lagi ketika semua keluarga dan mempelai pindah ke gedung resepsi. Sungguh mengejutkan, banyak wartawan disana. Haseul pikir ia seperti baru saja mendadak jadi selebriti karena sedari tadi ia dan Mark disoroti oleh kamera terus-menerus.

"Ini pasti kolega baru Jaehyun"

Kemudian di beberapa waktu setelahnya. Tanpa diduga Jeno menghilang. Wow, ini benar-benar pesta pernikahan yang paling menghebohkan. Haseul dan Jaehyun di bantu Yuta dan juga Jungwoo berpencar mencari Jeno. Nyonya Jung bahkan sudah menangis sembari di tenangkan sang kepala keluarga. Belum lagi Taeyong yang berlari entah kemana dengan menitikkan air mata karena terlalu shock.

"Ini lagi-lagi diluar dugaan"

Hingga akhirnya Taeyong menemukan Jeno di dekat taman, menangis terduduk di atas rerumputan. Balita itu rupanya tersesat saat lepas dari pengawasan kedua orangtua Jaehyun.

"Oh syukurlah hiks"

Taeyong segera berlari ke arahnya, memeluk balita itu sambil terisak dan segera menggendongnya bermaksud kembali kedalam gedung.

.

.

Pada akhirnya, resepsi pernikahan yang sungguh diluar dugaan itu dapat terlaksana dengan baik. Banyak ucapan 'selamat' berdatangan dari seluruh rekan relasi bisnis keluarga jung. Keluarga dari beberapa rekan bisnis bahkan turut hadir karena mendengar banyak media yang akan meliput pernikahan kedua Jung Jaehyun.

Pernikahan kali ini tidak seperti saat pertama, dimana keluarga Jung mengadakan resepsi pernikahan privat karena Jaehyun tidak menginginkan adanya media yang meliput resepsi mereka.

Namun kali ini, pria itu rupanya hanya membiarkan saja beberapa kolega mengundang awak media untuk meliput pernikahan keduanya dan menjadikannya headline pada keesokan harinya di beberapa laman cover majalah cetak dan juga online.

Tidak masalah, selama itu adalah Taeyong yang berada disisinya. Jaehyun sendiri tidak keberatan untuk memamerkan ke publik bahwa Taeyong adalah orang yang begitu ia cintai. Bahkan tanpa diminta awak media, ia memberikan suatu kejutan yang membuat kamera fokus kearahnya dan Taeyong, yang kini tengah berpagut mesra dengan wajah Taeyong yang memerah.

Tidak perduli jika beberapa hari sebelumnya banyak wanita yang menyayangkan jika duda tampan itu memilih seseorang dengan latar belakang yang tidak selevel dengan dirinya. Tidak masalah selama itu Taeyong tentu saja.

.

.

"Dimana Jeno?"

Taeyong melirik keseluruh kamar hotel yang di pesan oleh Haseul beberapa jam sebelumnya. Ia tidak menemukan Jeno di kasur maupun sofa.

"Orangtuaku membawanya, dia terlihat sangat kelelahan"

Jaehyun melepaskan dasi dan menarik lengan kemejanya melewati siku. Membuka dua kancing teratas kemeja putihnya dan melepaskan ikat pinggang, kemudian melemparkannya kesudut ruangan.

Taeyong menatapnya bingung, hingga kemudian tersadar saat Jaehyun berbalik dan menyeringai kearahnya.

Wajahnya merona parah, tubuhnya gemetaran. Sepertinya pemuda ini belum mempersiapkan apapun untuk suaminya sampai Jaehyun menghampirinya dan justru Taeyong berlari kesudut ruangan yang lain.

"Jae!"

Pekik Taeyong saat ia tidak berhasil lari dan justru terperangkap oleh Jaehyun tepat di atas ranjang. Segera Jaehyun membalik tubuhnya dan membuatnya terlentang dengan Jaehyun berada di atasnya.

"Aku menginginkanmu nyonya Jung"

"Jaeeeeeeeeee!"

.

.

.

.

.

"Sialan! Apa-apaan ini disaat aku tengah mempersiapkan rencana, si j*l*ng itu mendahuluiku!!! Tidak akan kubiarkan!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.







[To Be Continue]

Ampun ampun..... ampun wkwk tidak ada nc  ya guys... otak aing ga nyampe... bikin adegan lari-larian gitu aja otak aing langsung nge intro Long Flight...

Vote + Koment jika ada waktu...

Ppai~
huiiiiiiiiiiiiiiiing haniiiiiiiiiiing

Continue Reading

You'll Also Like

683K 55K 27
WARNING BXB !!! Jeno dipaksa di jodohkan oleh Jaemin, yang pada kenyataannya Jeno sama sekali tak menyukai Jaemin 📌#3-NOMIN (07-01-22) 📌#2-YUWIN(0...
4M 30.2K 34
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
512K 62.4K 30
Bara sama Rama pacaran? wah ternyata belok. [Harsh word; non baku; lokal au; ooc]
77.6K 7.3K 5
| BXB || JAEYONG || MPREG || ANGST | Dunia Taeyong seakan runtuh dalam hitungan detik saat suaminya; Jung Jaehyun, mengatakan dengan lantang jika ia...