Jaehyun side's Part

15.9K 1.9K 6
                                    


.

.

Tubuhnya gemetaran setelah barusaja menjawab telepon dari kakak perempuannya. Kabar mengejutkan sekaligus membuat emosi jiwa membludak. Ingin segera dilampiaskan.

Namun dia tidak.

Dia bukan orang yang kasar pada dasarnya. Ia hanya lelaki yang mengikuti konsep dan prinsip dari sang ayah. Orang yang selalu berpikir positif dan selalu berperilaku lembut apalagi terhadap seorang perempuan.

Semua kekecewaan dan juga semua emosi terkumpul jadi satu, jadi ia tak dapat melepaskannya sembarangan. Ia ingin marah, tapi haruskah kepada seorang wanita?

Mungkin wanita itu memang keterlaluan, berlaku diluar batas kewajaran. Berlaku seenaknya dan mengancam jiwa orang lain. Wanita itu benar-benar seseorang yang memiliki obsesi kelewat batas. Tapi, apakah ia harus menghakiminya?

Jujur saja, semasa senior high school dulu dia pernah mendapati perempuan semacam itu. Ketika dia tengah dekat seorang gadis manis yang selalu mengejarnya. Jaehyun tentu berperilaku baik terhadap gadis itu dan menyambut perkenalan dengan hangat.

Namun rupanya, gadis yang tengah dekat dengannya itu mengalami hal tak mengenakkan, di bully dan di permalukan.

Jaehyun ingin marah, Jaehyun ingin membenci kumpulan perempuan dengan sifat licik luar biasa yang bergerombol menghakimi temannya. Tapi apa daya, dia seorang lelaki. Tidak pantas baginya untuk bermain kasar dengan perempuan.

Maka dari itu, sejak saat itu dia berlindung pada kakaknya sendiri yang berada dua tingkat diatasnya. Yah, Jaehyun anak yang sangat cerdas yang melaju mendekati sang kakak lewat kelas akselerasi.

Akhirnya dia menceritakan kejadian yang dialami teman perempuan disekolahnya. Dan tau kah apa yang di lakukan Haseul?

Haseul membalasnya, dengan cara halus namun menekan mereka semua secara tidak langsung. Akhirnya secara bergiliran, para pembully itu pindah kesekolah lainnya. Berusaha sejauh mungkin agar tidak melihat wajah Haseul maupun Jaehyun.

Bagaimana nasib teman perempuan Jaehyun?

Gadis itu mengalami trauma berat, dan memilih pindah dari sekolah itu dan juga pindah dari kota itu. Tempat itu pada akhirnya menjadi kenangan buruk untuk si gadis.

Itulah kisah awal kenapa Jaehyun sampai sekarang bila berurusan dengan perempuan selalu mengandalkan Haseul. Karena ia tidak berdaya melawan. Karena perempuan itu tak boleh disakiti. Tapi Haseul, prinsipnya sama dengan sang ibu.

Perempuan yang pada dasarnya memiliki sifat tidak baik cenderung kearah yang lebih buruk, harus disadarkan.

Bagaimana jika tidak bisa?

Tentu saja Haseul harus lebih kasar sedikit, apalagi bila sampai membahayakan nyawa orang lain. Dia merasa harus menggunakan tangannya sendiri.

Jaehyun sekali lagi mengepalkan tangannya dan memukul kemudi. Sejujurnya ia tak sanggup menahan wajah penuh amarahnya, tapi Jeno sedang duduk di samping kemudi. Tepat disebelahnya. Balita itu terlihat tidak nyaman dengan cara berkendara Jaehyun yang diatas kecepatan rata-rata.

Sungguh, Jaehyun tidak mampu menahan kakinya untuk tidak menginjak pedal gas dengan dalam. Dia ingin cepat sampai, dia ingin memeluk Taeyong. Dia merindukan istrinya setengah mati.

Bukan hanya kerinduan yang membuatnya melakukan hal nekat, tapi juga karena seseorang yang mengancam keselamatan nyawa Taeyong berada lebih depan darinya. Menuju tempat yang sama dan menemui orang yang sama dengan tujuan berbeda.

"Kumohon!"

Jaehyun menggeram dengan keadaan sudah benar-benar tidak mampu mengendalikan emosi, dan Jeno menangis disebelahnya.

Colors ✔ [Jaeyong]Onde histórias criam vida. Descubra agora