[04] Sorry

27.6K 3.4K 217
                                    

.

.

.


Sedari tadi Jaehyun mengetuk-ngetuk dahinya dengan ujung pulpen. Ada sesuatu yang janggal sedang mengganggu pikirannya. Entahlah, dia mencoba memikirkannya saat ini sampai ketika Haseul memasuki ruangannya dengan membawakan sekotak cookies untuknya.

"Apa yang sedang kau pikirkan Jae? Terlihat serius sekali", Haseul meletakkan sekotak cookies itu di atas meja kerja Jaehyun dan kemudian menatap adiknya itu dengan pandangan bertanya.

"Entahlah noona", Jaehyun meletakkan pulpennya dan kemudian membuka kotak cookies tersebut.

"Hmm, baiklah kalau begitu oh ya  aku akan menjemput Mark dulu. Apa kau sudah membelikan beberapa potong baju untuk Taeyong", Haseul tengah berbalik menuju pintu ketika Jaehyun tengah menyadari sesuatu.

"Sudah", jawabnya sesaat sebelum Haseul menutup pintu dan tersenyum kepadanya sebelumnya.

Yah dia baru menyadari apa yang tengah mengganggu pikirannya. Itu tentang Taeyong, tentang pertanyaan kurangajar nya. Dia bahkan belum meminta maaf karena tiba-tiba kondisi menjadi hening dan mencoba melupakannya.

.

Jaehyun membuka pintu rumah. Ketika memasuki rumah ternyata lampu dibagian ruang depan telah dimatikan.

Jaehyun berjalan lagi melewati ruang keluarga dan sama seperti sebelumnya, lampunya juga dalam kondisi off. Jaehyun mulai merasa khawatir sekarang. Dalam hatinya bertanya-tanya kemana Taeyong dan juga Jeno.

Jaehyun  pun mencoba mencari di lantai dua, mungkin saja Jeno sudah tidur di dalam kamarnya. Dan ketika tiba di kamarnya, kosong. Tidak ada Jeno di atas kasurnya. Jaehyun mulai khawatir sekarang sampai ia berbalik dan melihat pintu kamar Taeyong diujung sana sedikit terbuka dan mencoba memeriksa kamar itu.

Benar saja, ada Taeyong disana yang sedang tertidur diatas ranjangnya dengan Jeno yang juga tertidur di atas ranjang. Di atas karpet terdapat beberapa mainan Jeno yang tergeletak berhamburan. Hati Jaehyun seketika menghangat, entah karena apa.

Jaehyun perlahan mendekat, berusaha menapaki lantai dengan perlahan. Takut membuat suara gaduh yang akan membuat Taeyong terbangun. Untuk malam ini dia biarkan Jeno tidak tidur disisinya. Wajah balita mungil itu terlihat damai berada di samping Taeyong sambil mengemut jari jempol tangannya.

.

.

.

Taeyong terusik dari tidurnya ketika sinar matahari tepat menabrak matanya yang tengah terpejam. Ia segera merenggangkan tubuhnya saat matanya masih setengah terbuka dan menyadari di sampingnya ada Jeno yang sudah terduduk dan menatapnya dengan senyuman lucunya.

"Oh astaga, apa kau tertidur disini juga Jeno-ya", Taeyong menatap Jeno dengan kaget sambil mengingat apa yang mereka lakukan kemarin malam sebelum tertidur.

"Eo-m---ma", mata Jeno berkedip. Kedua tangan mungilnya terangkat berusaha untuk meminta gendong pada Taeyong.

Taeyong yang menyadari hal itu langsung saja menggendong balita  itu. Jeno terus mengusap pipinya entah kenapa setelah di gendong barusan. Hal itu pula yang menyebabkan hati Taeyong terasa menghangat berkatnya.

.

.

"Oh- kalian sudah bangun?", tanya Jaehyun yang sedang menyiapkan sarapan. Apron hitam terpasang di tubuhnya. lengan kemeja hitamnya dilipat hingga kesiku. Kemeja itu mencetak jelas bentuk tubuhnya, menimbulkan kesan seksi dan perfect seorang Jung Jaehyun. Dimana membuat Taeyong seketika terpesona, namun segera tersadar setelahnya sebelum ia tertangkap basah telah mengagumi bos nya itu.

Colors ✔ [Jaeyong]Where stories live. Discover now