Colors ✔ [Jaeyong]

By lumierezeus

479K 52.2K 3.5K

[COMPLETED] Jaehyun pernah berpikir bahwa dirinya mungkin akan mati kebosanan menghadapi kejamnya nasib hidup... More

[01] A Baby
[02] Babysitter
[03] All about baby Jeno
[04] Sorry
[05] You make me
[06] It is Love
[07] Long Flight (I love you)
[09] Good Morning, sweetheart
[10] Highway to Heaven
[11] Lips (입슬)
[12] Moment
[13] Lost
[14] New Family
[15] It's Not Fair
New Story!
Jaehyun side's Part
[16] You and I (너와 나)
[17] Daddy Jae, spoiled Taeyong
[18-End] Our Baby, Jeno's lil brother

[08] Engagement

24K 2.7K 154
By lumierezeus

Ayyyy Yeoreobun........ gotta go get'em...

Ppew!!

.

.

.

Haseul segera melangkah menghampiri Jaehyun dan Taeyong yang masih sibuk mengusap mata masing-masing karena basah akibat tangisan haru keduanya beberapa saat yang lalu. Di gendongan Haseul ada Jeno yang tampan masih sesenggukkan, sedangkan Mark juga masih menangis.

Suasananya benar-benar diluar espektasi Haseul. Benar-benar dramatis.

"Congratulation"

Taeyong tersentak kaget dan menatap ke samping, ada Haseul yang sibuk menenangkan Jeno dan Mark. Tuan dan nyonya Jung juga ada di sana sedang mengusap kedua mata yang memerah. Seketika Taeyong kembali blank.

Dengan berbaik hati Haseul mengatakan jika semua itu memang sudah di rencanakan untuk mereka berdua. Dan untuk adegan menangis, memang benar-benar diluar espektasi.

"Lihat, Jeno dan Mark sampai ikut menangis entah karena apa"

Setelah itu Jaehyun hanya bisa tertawa. Wajah putra kecilnya terlihat menyedihkan dengan mata sembap namun mereka semua menikmati makan malam dengan tenang dan hangat, seperti layaknya keluarga besar pada umumnya. Status Taeyong sudah terlihat sangat jelas dalam keluarga itu.

"Kalian harus siap, eomma ingin acara pertunangan kalian di resmikan seminggu dari sekarang"

Seketika otak Taeyong kembali blank. Entah kenapa hari itu rasanya Taeyong menjadi lelet. Ya, hanya pada saat hari itu saja. Seharian penuh lebih tepatnya.

Untuk hari selanjutnya?

Kembali seperti keadaan Normal, menjaga Jeno seperti sebelumnya. Namun, ada beberapa hal yang berubah. Taeyong bukan lagi pengasuh, melainkan calon ibu baru untuk Jeno. Kebiasaannya menyebut Jeno 'nak' tidak membuatnya canggung setelah perubahan status yang begitu drastis.

Hanya saja Taeyong selalu tersipu jika terus menatap wajah Jaehyun ketika sedang tidur.

Ya, Jaehyun meminta Taeyong untuk tidur di kamarnya. Karena bagaimanapun keduanya akan resmi bertunangan. Jaehyun sepertinya benar-benar seseorang yang tidak ingin menyia-nyiakan banyak waktu dengan berpacaran dahulu. Karena pria itu pikir lebih baik jika dia langsung mengikat Taeyong dengan ikatan pertunangan. Karena hal itu juga akan melindungi Taeyong.

Tentu saja, mengingat masa lalu Taeyong yang kelam rasanya Jaehyun tidak ingin lagi membuat penderitaan untuk pemuda cantik itu.

Masa lalu kelam itu sudah cukup untuk membuat hidup Taeyong menjadi abu-abu.

.

.

.

"Hi, selamat pagi cantik"

Hampir saja Taeyong terjungkal kebelakang. Bagaimana tidak?

Ketika ia baru saja terbangun dari tidurnya dan menemukan sorot mata indah memandangnya teduh dan sapaan manis seperti itu. Membuatnya terkaget-kaget hingga hampir melemparkan tubuhnya ke belakang di tambah jantungnya yang kembali berdebar-debar.

"Hahaha.... kau kenapa?"

Suara tawa Jaehyun terdengar merdu di telinga Taeyong, di tambah lagi pria itu menarik tubuh Taeyong dan mengisyaratkan dengan mata, bahwa ada sesosok makhluk kecil di tengah mereka yang tengah meringkuk di dada Taeyong.

Posisi si kecil benar-benar sangat nyaman, wajah si kecil Jeno bahkan tersenyum. Sesekali keduanya melihat si kecil tengah sibuk mengelus pipinya di dada Taeyong dengan mata yang masih terpejam.

Senyum Taeyong mengembang begitu saja. Dielusnya pipi Jeno dengan sayang sembari memainkan rambut si kecil.

"Sepertinya dia belum ingin bangun Jae-"

Entahlah, kenapa pipi Taeyong terus-terusan merona. Padahal dia sudah sekeras mungkin berusaha agar terbiasa dengan keadaannya sekarang.

Dan kemudian Jaehyun mencubit pipinya gemas. Rona merah di pipinya bahkan menjalar ke telinga. Sepertinya Jaehyun menularkan virus merona ala dirinya kepada Taeyong.

.

.

.

.

"Yongie, nanti siang kau ke kantorku ya, bawa Jeno juga. Kita makan siang diluar"

Ucapan manis Jaehyun itu kembali membuat perut Taeyong tergelitik setelah di tempat tidur tadi Jaehyun membuatnya merona terus-terusan.

"Iya Jaehyunnie, aku akan membawa Jeno"

Tiba-tiba Taeyong menyadari sesuatu, bagaimana caranya menyebut Jaehyun itu membuat si pemilik nama tersenyum manis dan segera menghampiri Taeyong. Memberikan kecupan selamat pagi untuk Taeyong tepat di pipinya.

"Aku pergi, jangan lupa nanti siang Yongie"

.

.

.

"Ekhem! Ekhem! Aww siapa yang sedang berbahagia sebentar lagi ya"

Ucapan Yuta berhasil menyadarkan Jaehyun yang sedang melamun sambil tersenyum-senyum sendiri.

Jangan tanyakan bagaimana Yuta bisa tahu hal membahagiakan yang dialami Jaehyun. Tentu saja hal itu karena ulah Haseul yang meminta Yuta untuk mengatur ulang jadwal Jaehyun.

Beberapa saat kemudian, sama seperti Yuta. Jungwoo yang baru masuk mengantarkan kue kering yang dititip Haseul tadi pagi pun ikut menggoda Jaehyun. Bahkan pria Jung itu sudah memerah wajahnya.

"Aku harus memesan buket bunga spesial nanti"

Yuta mengernyit mendengar perkataan Jungwoo bahkan Jaehyun menatap Jungwoo bertanya-tanya. Ada apa gerangan?

"Saat calon nyonya Jung sudah siap berganti marga tentu saja"

Heol!

Candaan Jungwoo benar-benar tidak lucu. Wajah Jaehyun begitu merah karenanya. Sampai-sampai bos mereka itu menundukkan wajahnya di atas meja dan menyembunyikan wajahnya di antara kedua lipatan tangannya.

Namun, candaan dan tawa mereka tidak bertahan lama. Sebab, seorang wanita yang sudah mereka hafal wajahnya memasuki ruangan dengan langkah anggun. High heels yang ia kenakan menyebabkan bunyi yang cukup nyaring saat bersentuhan dengan lantai.

"Apakah yang membuat kalian semua tertawa?"

Hmm

Well

Jungwoo benci mengakuinya, tapi dia tidak suka kedatangan wanita itu. Jujur saja, biasanya dia suka melihat wanita-wanita anggun mencari perhatian  para pria. Tapi tidak untuk yang satu ini.

Rasanya yang satu ini lebih cocok disebut sebagai pengganggu ketenangan orang lain.

Jungwoo segera pamit undur diri, sedangkan Yuta lebih memilih untuk membantu Jaehyun membereskan file di atas meja kerjanya yang berserakan.

"Ah, Jaehyun-ssi kemana saja anda beberapa hari belakangan?", Nayeon memberikan senyum terbaiknya kepada Jaehyun.

Pria dihadapannya menatapnya sebentar dan kemudian berkata dengan singkat jika ia sakit beberapa hari belakangan.

Raut wajah Nayeon berubah khawatir dan kemudian dengan lancangnya ia kembali berujar di depan Yuta yang saat ini memutar bola matanya.

"Ah begitukah? Kalau begitu anda harus cepat mencari calon nyonya Jung yang baru agar bisa merawat anda nanti. Aku bersedia untuk hal tersebut", Nayeon tersenyum bangga pada dirinya. Sedangkan Yuta semakin malas mendengar perkataan wanita itu.

Tapi, memang tidak ada yang tahu jika Jungwoo menelpon Haseul dan sekarang wanita itu sedang berdiri di belakang Nayeon tanpa wanita itu sadari.

"Tentu saja, saya akan mencari calon nyonya Jung secepatnya untuk Jeno juga"

Balas Jaehyun yang jujur saja saat ini, tengah memikirkan Taeyong. Wajahnya bahkan tanpa sadar tersenyum. Membuat Nayeon salah paham.

"Ah benarkah? Saya sangat bersedia  un-"

"-ck, kenapa sih kau selalu saja mengganggu Jaehyun"

Nayeon sontak saja menolehkan kepalanya kebelakang dan tersenyum canggung melihat Haseul yang tengah berkacak pinggang dan Tzuyu di belakangnya yang seolah-olah siap untuk melompat dan menerkam Nayeon. Terlihat jelas dari ekspresi Tzuyu saat ini.

Yuta dan Jaehyun kompak memberikan dua jempol mereka untuk Jungwoo yang berdiri tak jauh dari Tzuyu.

Sebenarnya, mereka bisa saja mengusir Nayeon. Tapi, Jaehyun hanya tidak ingin berhadapan dengan wanita itu secara langsung.

Dia lebih senang disebut pecundang yang bersembunyi di balik kakak perempuannya. Untuk hal yang satu ini tentu saja.

.

.

Lagi dan lagi, Nayeon di buat kesal dengan kebiasaan Tzuyu mencengkram  kuat tangannya. Entah kenapa, lama-kelamaan ia jadi benci pada Tzuyu.

Belum lagi Haseul juga berada di dekat mereka berdua, Nayeon jadi tidak bisa mengintimidasi Tzuyu karena hal itu tentu saja akan di dengar Haseul dan kemungkinan besar jika Jaehyun juga akan mengetahuinya.

Tentu saja Nayeon tahu jika Haseul dan Jaehyun adalah kakak adik yang sudah sangat akrab seperti anak kembar. Mereka berdua terbuka satu sama lain. Dasar stalker.

"PERGI!"

.

.

.

.

Makan siang berdua, oh tidak- bertiga maksudnya. Seperti sebuah keluarga kecil bahagia.

Senyum yang sedari tadi tak pernah luntur dari sang dominan. Dan wajah merona sang submisif. Juga tawa si kecil Jeno yang membuat seisi restoran memandangi kearah mereka.

Ada yang berbisik-bisik memberikan komentar dan ada juga yang secara terang-terangan memuji mereka.

"Wah keluarga kecil yang bahagia"

Begitulah, kata sebagian orang yang dengan terang-terangan memuji ketiganya. Tak menyadari jika wajah Taeyong semakin memerah.

"Entah kenapa aku jadi canggung Jae"

Taeyong semakin menunduk tak menyadari jika Jeno telah menarik-narik rambutnya karena telah menutupi wajah balita itu.

"Hey, santai saja"

.

.

.

Setelah acara pertunangan beberapa saat lalu, kini Taeyong hanya duduk di salah satu meja bersama dengan Jeno. Jaehyun sekarang tengah sibuk menyapa para tamu yang hadir.

"Ini semua diluar espektasiku lagi"

Begitulah yang Taeyong dengar dari Haseul. Ia hanya bisa menatap wanita itu tersenyum. Bahkan Mark saja sekarang di titip ke dirinya karena saking sibuknya menemani kolega yang hadir melebihi espektasi.

"Hi Taeyong hyung!"

Jungwoo menghampiri Taeyong, tak lupa menyapa Mark yang tengah cemberut dan juga si tampan baby Jeno yang tengah bermain dengan dasi kupu-kupu Taeyong.

Disisi lain, kedatangan tamu tak terduga yaitu Nayeon dengan ayahnya. Ya, Jaehyun bertanya-tanya dari mana mereka tahu acara ini. Tapi tetap mencoba untuk santai menghadapi keduanya.

"Saya tidak tahu jika akan menghadiri pertunangan anda tuan muda Jung"

Nayeon di belakangnya terlihat cemberut. Wajahnya di tekuk, mulutnya terus bergerak gelisah.

"Oh, apa anda menggantikan tuan Im Hyunsik?"

Pembicaraan keduanya mengalir begitu saja, mengabaikan Nayeon yang berusaha menginterupsi. Namun, selalu terhalang oleh sang ayah yang sepertinya keasyikan berbicara dengan Jaehyun.

"Kau benar-benar cocok jika jadi menantuku, tapi sayang sekali anda memilih pemuda itu"

Baru saja Nayeon berbinar, tapi kemudian merengut lagi karena ucapan ayahnya sendiri.

"Dia sangat menyayangi putraku"

Jaehyun hanya menjawabnya sesingkat mungkin, tak ingin membahas  hal itu. Dimana orang-orang seperti ayah Nayeon yang suka menanyakan hal yang sudah jelas. Tentu saja bukan, semua orang  sudah tahu alasannya dan karena hal itu pula Jaehyun jatuh cinta pada Taeyong.

"Benarkah? Untuk seorang yang masalalunya saja abu-abu dan berasal dari keluarga antah berantah. Saya bingung dengan pemikiran anda tuan muda"

Apakah itu sindiran?

Jaehyun marah sekarang.

Tangannya terkepal. Apa yang dikatakan pria tua itu tentu saja mengundang senyum miring dari putrinya. Dan Jaehyun akui dia benci hal itu. Sindiran itu secara tidak langsung melukai perasaan Jaehyun yang sudah bertekad untuk membahagiakan Taeyong. Hingga-

"Bolehkah seorang pria tua menghancurkan kebahagiaan orang lain di hari bahagianya dengan menyindir si pemilik hari bahagia!"

She is my hero!

Semua mata tertuju pada Nayeon dan sang ayah. Tuan Im bahkan tersenyum canggung ketika di hadapkan dengan tatapan orang-orang dan sekarang para tamu tengah berbisik kearah mereka.

Haseul menatap tuan Im dengan tatapan penuh ketidaksukaan dengan senyum sinis.

Apa yang di katakan Haseul dengan lantang barusan memancing orang-orang untuk menatap kedua ayah dan anak itu dengan tatapan sinis.

Kau tahu siapa itu Haseul, Haseul sama seperti Jaehyun. Mereka tidak jauh berbeda, saat keduanya masih kanak-kanak. Banyak para CEO datang kerumah keluarga Jung dan berebut untuk menjodohkan anak-anak mereka kepada kedua kakak beradik itu. Namun sayangnya tuan Jung adalah seseorang yang tidak ingin mengekang sang anak dengan perjodohan konyol yang mengatasnamakan perusahaan.

Jaehyun dan Haseul sama-sama memiliki jiwa pemimpin yang sangat kuat di perusahaan. Untuk Haseul dia nampak seperti kakak perempuan sangar yang kapan saja siap menerkam siapapun yang berani menyakiti adiknya.

"Ah- apa yang anda maksud nyonya muda, saya hanya mengatakan sebuah fakta yang mungkin akan di pikirkan oleh nak, Jaehyun"

Tuan Im sejujurnya saat ini tengah takut. Demi anaknya yang cerewet ia mau tidak mau berbicara seperti ini. Tapi, yang dihadapinya ini adalah sebuah masalah besar. Apa yang akan terjadi jika Haseul mengirimkan sebuah surat atau e-mail ke kakaknya atas kejadian ini.

Bisa saja ia langsung di turunkan jabatan di perusahaan milik keluarganya.

.

.

.

.

.

.

[To Be Continue]

Ayyyy Yeoreobun.... oh canada!
Hhuuuuuuiiiiinng Haniiiiinng

Chapter ini di  atas 1500 word lagi

Ada sekitar 1700+ word

Dan ini di ketik ga nyampe sehari guys 😂... jadi mohon maaf jika tidak sesuai espektasi dan tidak memuaskan...

Vote + comment kalo sempat

Chapter ini mendekati titik masalah dalam cerita ini...
Maunya sih bebas dari masalah... tapi akan sangat membosankan jika tidak ada scene masalahnya...

Ppai~

Oh canada!

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 102K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
1.3M 108K 35
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
58.3K 3.2K 23
[ ANGST ] [ END ] '' Apakah cinta kita akan abadi? '' - Jeong Jaehyun. ''.......'' - Lee Taeyong // JAEYONG // //BXB // // GAY // //HOMO// //M-PRE...
269K 27.6K 23
JAEYONG [romance] [boyslove] SEBELUM BACA, FOLLOW DULU BIAR ENAK. Jaehyun sering melihat Taeyong selalu menangis di rooftop, hampir setiap harinya...