" Kau sungguh-sungguhkan? Jung Jaehyun?, sungguh aku sudah lelah menjadi istrimu. setelah sidang perceraian besok, maka tidak ada lagi urusan diantara kita ", wanita yang sedang menggendong bayi berumur seminggu itu pun langsung saja melengos ke dalam kamar. Merutuki nasib rumah tangganya bersama Jaehyun. Awalnya, ia berpikir lelaki seperti Jaehyun yang di idam-idamkan para wanita adalah seorang pria manis dengan segala tingkah romantisnya. Namun, pada faktanya pria tampan itu memiliki keanehan pada dirinya yang tidak pernah diinginkannya. Hidupnya monoton. Sangat monoton.
" Mina! ", Jaehyun berteriak keras dan menggedor pintu kamar saat dia menyadari jika istrinya sudah berlalu meninggalkannya yang sedang bermonolog di dalam batin.
" Mina! Buka pintunya! Ada yang masih perlu aku bicarakan! ", semakin kencang teriakan Jaehyun. Namun, Mina enggan menghiraukannya dan menidurkan putranya ke dalam kotak tidur bayi yang terbuat dari kayu jati di ujung ruangan. Dia menatap putranya sebentar.
" sungguh sangat di sayangkan Jeno-ya, eomma sudah jatuh hati pada appa. tapi sungguh sangat di sayangkan bahwa dia adalah penyuka sesama jenis. eomma benar-benar kecewa padanya ", Mina menitikkan air mata menatap putranya yang baru lahir seminggu yang lalu dengan tatapan sedih. Entah kenapa ia benar-benar merasakan sakit yang teramat sakit.
" Apa kesalahanku padamu Tuhan, benarkah begitu besar dosaku sampai aku di beri sosok pria yang membuatku jatuh cinta namun tidak mencintaiku? Kenapa nasib tidak memihakku barang sedikitpun. Aku telah jatuh hati padanya, mengungkapkan isi hatiku tiga bulan yang lalu dan mendapati fakta sebenarnya yang belum ku ketahui. Alasan dia merasa hidupnya begitu monoton. ", Mina meringkuk di sisi ranjang. Bermonolog dalam batin dan menangisi nasibnya. Sungguh, ia benar-benar kecewa teramat kecewa.
⏳
Mina dan Jaehyun segera berdiri setelah keputusan hakim yang resmi melepas ikatan suami-istri keduanya. Untuk terakhir kalinya, Jaehyun berjabat tangan dengan Mina. Sedangkan Mina hanya terlihat sendu.
Jaehyun juga mengecup wajah putranya dan kemudian mengucapkan selamat tinggal pada putranya yang jujur sangat ia sayangi meskipun ia tidak bisa mempertahankan kehidupan rumah tangganya.
" Beberapa hari lagi kami akan pindah ke New York ", ucap Mina mengusap lembut pipi chubby putranya.
Jaehyun nampak terkejut, namun tak bisa berbuat banyak. Hakim telah memilih Mina sebagai Ibu yang berhak dan berkewajiban mengasuh putra mereka yang baru genap berusia delapan hari.
" Aku akan mengirimimu foto-foto Jeno nantinya, jangan khawatir ", Jaehyun tersenyum dan menepuk bahu Mina dan kemudian keduanya berpelukan untuk yang terakhir kali.
" Kuharap kau menemukan seseorang yang kau inginkan. Jujur saja, aku khawatir denganmu. Kau pasti bisa mati kebosanan jika hidup monoton terus-menerus. Sampai jumpa Jaehyun. "
Jaehyun hanya bisa tersenyum miris mengetahui jika Mina masih memperhatikan dirinya. Dengan segenap kekuatan, Jaehyun memeluk putranya sembari menangis dan terus mengucapkan banyak maaf yang ia tahu takkan pernah bisa termaafkan.
" Jeno-ya jaga ibumu baik-baik ", pesan Jaehyun sambil mengamati wajah putranya dan kemudian berpisah dengan Mina menuju keluarga mereka masing-masing yang sangat menyayangkan keadaan ini.
.
Telah terjadi kecelakaan pesawat tujuan New York pada pagi ini. Kondisi pesawat yang hancur tersisa puing dapat di lihat dari penyisiran udara. Banyak korban berjatuhan, termasuk satu keluarga berjumlah empat orang yang semuanya meninggal di tempat karena mengalami luka parah disekujur tubuh.
" Jae- i- i- itu- ", nyonya Jung menjatuhkan piringnya dan menangis dengan air mata berlinang.
" Mina dan Jeno- ", seketika Jaehyun merasa pening mendera kepalanya dengan hebat.
.
" Tidak! ", Jaehyun terbangun dan berteriak nyalang kesekelilingnya. Sungguh, apa yang ia lihat barusan membuatnya ingin bunuh diri. Mantan istrinya dan putranya yang terluka parah karena pesawat yang mereka tumpangi meledak dan terjatuh di pesisir pantai perbatasan membuatnya menangis.
Keningnya berkerut ketika dia menyadari bahwa dirinya tidak berada di kamarnya, melainkan disebuah ruangan dirumah sakit.
Jaehyun menatap sekeliling dan menemukan ibunya yang tengah menatapnya dengan ekspresi- lega.
"Kenapa?-"
"-kau pingsan dan mengalami syok berat Jae"
"Tapi- kenapa?", Jaehyun terlihat bingung dengan pikiran masih melayang pada mimpi buruknya barusan.
"Karena kecelakaan pesawat yang menimpa Mina dan keluarganya serta putra kali-"
Jaehyun langsung menangis keras. Dia sempat bersyukur bahwa barusan adalah mimpi buruk belaka karena ia terlalu merasa khawatir berlebihan. Tapi- kenyataan membuat luka di dalam hatinya.
"Lalu- anakku? Mina-?", Jaehyun menunduk, menggantungkan kalimat.
"Mereka- ibu dan ayah Mina serta Mina ditemukan tidak bernyawa dengan luka parah dan beberapa patah tulang di sekujur tubuh karena terpental keluar dari badan pesawat yang terbagi jadi 5 bagian. Sedangkan Jeno- mereka belum menemukan Bayi kalian. Ibu sudah bertanya pada pak Kim lewat telpon, karena dia yang pergi ke sana dengan Ayahmu Jae", nyonya Jung berusaha tegar sembari melanjutkan apa saja informasi yang dapat membuat putranya itu agar tetap tegar. Namun, yang di dapatinya adalah tangis Jaehyun dalam diam. Tatapan matanya kosong. Dan inilah yang tidak diinginkan nyonya Jung, sangat persis ketika dulu dia mengetahui bahwa dia memiliki keanehan karena menyukai sesama jenis dan harus mengurung diri selama berbulan-bulan karena merasa kotor terhadap dirinya sendiri.
Nyonya Jung kemudian duduk di sofa yang terletak di sudut ruangan dan memperhatikan anaknya yang tengah terdiam sampai ponselnya berbunyi dan seseorang disana memberikan info padanya.
"Jae- ada telpon dari pihak terkait. Mereka...menemukan Jeno- ", nyonya Jung mengelap sedikit air matanya sambil memeluk Jaehyun."
⏳
"Bagaimana keadaan cucu kita?", nyonya Jung langsung bertanya kepada suaminya. Sangat takut jika suaminya yang memberi informasi terlebih dahulu langsung membuat Jaehyun yang terdiam menjadi semakin syok.
Ya, dia memaksa dirinya keluar dari rumah sakit untuk memastikan dengan mata kepalanya sendiri tentang kondisi bayi mungilnya yang malang.
Tak berapa lama kemudian seorang dokter keluar dengan raut wajah yang tak bisa dibaca. Dokter itu memberikan sebuah berita baik yang langsung membuat Jaehyun seperti mendapatkan rohnya kembali.
Tanpa banyak tunggu, Jaehyun langsung berlari kedalam dan melihat putra mungilnya yang tengah menangis di pelukan seorang dokter anak. Beberapa perawat berusaha ikut menenangkan putranya.
Jaehyun dengan mata berkaca-kaca langsung mengambil putranya dan mengecupnya sayang setelah bayi mungil tersebut berhenti menangis dan menatapnya dengan tatapan lucu.
Jaehyun sedikit meringis mendapati cukup banyak memar diwajah putranya. Yah, Jeno mendapatkan keajaiban saat kecelakaan terjadi. Bayi mungil tersebut rupanya terlepas dari pelukan sang ibu yang panik dan terlempar keatas gundukan rumput kering yang biasa di kumpulkan orang perbatasan, saat badan pesawat terjun bebas kearah bebatuan dan tanah. Meskipun wajah dan tubuhnya memar, dokter memastikan jika Jeno tidak mengalami luka dalam atau pun patah tulang.
"Mulai sekarang, Jeno lah yang akan jadi tinta warna di hidup appa, Jeno lah yang akan mewarnai hitam putih hidup appa", mata Jaehyun berkaca-kaca menatap putranya yang juga menatapnya. Untuk kali pertama dalam hidupnya setelah kejadian itu, ia mendapatkan warna dalam hidupnya.
Pikiran tentang mati kebosanan yang dulu ia selalu ucapkan kini telah sirna dari dalam kepalanya.
.
.
Cast
Jung Jaehyun - Jeno
(Sungguh sangat disayangkan saya tak punya foto Jeno selagi masih bayi) jadi anggap saja itu perumpamaan.
Lee Taeyong
.
.
[To Be Continue]