[1] [End] The Second Love ; S...

By dearhanyl

66.2K 8.5K 2.5K

Tidur dengan pria lain di malam pengantinnya sendiri! Wooseok rasa, ia sudah benar-benar gila! Dan lebih gila... More

00
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15 [Real Update]
16
17
18
19
20 [End]
Epilog atau sequel?
TSL (2.0) | 00 | Something New

01

4.9K 420 101
By dearhanyl

⚠️maaf kalo ada typo nama, cerita ini sudah pernah dipublikasikan dengan pairing lain.

Selamat membaca.

 

🌼


Cahaya matahari pagi mengusik melewati celah-celah jendela kamar, menyorot tepat pada kedua kelopak mata yang di dalamnya menyembunyikan sepasang netra begitu indah, masih tertutup rapat dengan dengkuran halus terdengar dari hidung mancungnya. Sudut bibirnya naik ke atas membentuk lengkungan sabit, satu tangan kirinya semakin merapatkan pelukan pada tubuh kekar di sampingnya yang langsung membuat kulit mereka bersentuhan tanpa penghalang apapun.

Ah terasa sangat hangat, dan ia menghembuskan nafas panjang bersama-

Huh? Tunggu dulu, hangat? Berpelukan? Tanpa penghalang apapun?

Wooseok lantas membuka kedua matanya yang detik itu juga ia bisa melihat dengan jelas sosok wajah pria di hadapannya yang masih nyenyak dalam tidurnya. Mulutnya terbuka nyaris memekik, kedua matanya melotot dengan sempurna dan Wooseok membuka sedikit selimut yang menutup seluruh tubuhnya.

Oh sial! Dia telanjang bulat!

Panik, Wooseok membiarkan pandangannya mengedar, menatap helaian pakaiannya dan pakaian pria itu yang berserakan dimana-mana. Otaknya kembali di buat memutar ingatan yang terjadi semalam antara dirinya dan pria itu, hingga Wooseok merutuki diri sendiri ketika ingat bahwa dirinyalah yang memulai memancing nafsu pria yang Wooseok ketahui bernama Han Seungwoo itu.

Hell Kim Wooseok, kau menghabiskan malam pengantin pertamamu dengan pria yang bahkan tidak kau kenal! Bagus sekali, Wooseok! Bagus!

"Kau menemukannya?"

"Tidak Tuan, aku sudah mencari tuan Wooseok kemanapun, tapi dia tidak ada."

Wooseok semakin membulatkan kedua matanya mendengar obrolan Jinhyuk dan salah satu pembantu di luar sana, Wooseok membuka lebar daun telinganya mencoba menangkap kembali pembicaraan suaminya.

"Kau sudah mengecek di semua kamar?"

"Sudah Tuan kecuali kamar ini karena kuncinya hilang, saya menggantungnya disana."

Wooseok menggigit bibir bawahnya, apa pembantu itu menunjuk kamar ini?

"Tapi Tuan, saya yakin tuan tidak ada disana."

"Kenapa kau begitu yakin?"

"Kamar tamu ini tidak pernah dimasuki orang, Tuan."

"Kalau begitu cari di kamar tamu lantai tiga!"

Sialan, sialan, sialan!

Wooseok hampir saja menjerit tetapi tentu saja itu tidak memungkinkan mengingat bagaimana kondisi mengenaskannya saat ini, ia melepas keperjakaannya bukan dengan suami tercintanya Lee Jinhyuk. Melainkan Han Seungwoo, si pria asing yang entah siapa dia bisa-bisanya datang ke pesta pernikahannya. Apa dia teman Jinhyuk? Bodohnya, semalam Wooseok begitu sangat menikmati permain pria itu!

Demi Tuhan, Han Seungwoo sangat hebat dalam urusan ranjang!

"Oh! Sudah bangun?"

"Ssshhh.."

Lagi, refleks bodohnya membuat Wooseok terjebak di dalam kegugupannya sendiri. Satu tangannya membekap mulut Seungwoo dengan wajah keduanya berada dalam jarak yang terbilang sangat dekat. Kedua netra mereka beradu pandang, Seungwoo mengerutkan keningnya bingung sekali, ini masih pagi, kenapa lelaki cantik di depannya sudah terlihat panik?

Wooseok menjauhkan tangannya, ia menaruh telunjuk di bibir meminta Seungwoo untuk berbicara dengan pelan. Seungwoo mengangguk kemudian mendudukan dirinya membuat tubuh atasnya terekspos dan Wooseok melotot melihat hal itu, lelaki bermata bulat indah itu memalingkan wajahnya yang mendadak memerah.

Seungwoo terkekeh kecil membuat Wooseok mendelik.

"Kenapa kau tertawa?"

Seungwoo mengangkat bahunya, "kau lucu,"

"Lucu apanya sialan!"

"Semalam kau sangat agresif sekali, dan sekarang wajahmu memerah hanya karena melihat setengah dari tubuhku."

Wooseok mendengus sebal, "jangan membahasnya!"

"Atau kau mau melihat bagian bawahnya juga?"

"Yaa!" Wooseok memekik tertahan dengan giginya yang saling beradu, menatap gemas pada Seungwoo yang justru tertawa lebar dengan pelan. Masih menjaga suaranya, karena Seungwoo tentu saja ingat bahwa lelaki di sampingnya itu adalah istri dari sahabatnya sendiri dan tempat dimana ia meniduri istri Jinhyuk, adalah rumah Jinhyuk sendiri.

Oh, malang sekali sahabatnya itu karena istrinya di tiduri olehnya.

Hahahaha

"Aku harus keluar," kata Seungwoo seraya melirik jam di dinding kamar itu. Wooseok menoleh kemudian mengangguk membenarkan, tetapi bagaimana caranya Seungwoo keluar dari sini tanpa harus melewati pintu dan bertemu orang-orang di rumah? Wooseok berdecak dengan pikiran berkelana, hal itu kembali mengundang kekehan geli dari Seungwoo.

"Kemarilah,"

"Hng?" Wooseok menatap Seungwoo, Seungwoo melambaikan tangannya, sementata kini Wooseok mendekat dengan ragu.

"Mau apa?!" tanyanya galak.

Chuu~

Hingga satu kecupan singkat mendarat pada bibir kecil Wooseok. Hal itu, tentu saja membuat Wooseok menahan emosi ingin memukul pria di depannya. Seungwoo sontak menahan tawa, ia lalu mengacak rambut Wooseok dengan pelan.

"Jendela, aku pergi lewat jendela, kau tidak usah khawatir."

"Penting sekali aku mengkhawatirkanmu, sialan?!" cibir Wooseok membuat Seungwoo lagi-lagi tertawa dengan tertahan, ah jika saja di rumah ini hanya ada mereka, Seungwoo ingin sekali tertawa lebar dengan keras karena sikap menggemaskan dari Wooseok.

Oh, darimana Jinhyuk memungut kucing menggemaskan ini? Dia galak tetapi sangat menggairahkan ketika tengah berada di bawah kukungannya.

"Cepatlah pergi, aku takut suamiku akan benar-benar mengecek kamar ini."

"Aku akan pergi dengan syarat,"

Kening Wooseok mengkerut tidak suka.

"Jika kau mau, aku bisa keluar lewat p-"

"Hentikan omong kosongmu dan katakan apa syaratnya?!"

Demi apapun Wooseok ingin sekali menendang selangkangan pria yang tengah menyeringai yang duduk satu ranjang dengannya itu.

"Cium aku,"

"Kau gila?!"

"Kau lebih gila karena mengajakku-"

"Tutup mulutmu dan dekatkan wajahmu!"

Wooseok mendelik dengan gemas, kembali ia mendekatkan wajahnya dengan sedikit ragu kemudian hendak mencium pipi Seungwoo jika saja pria itu tidak menolehkan wajahnya ke arahnya dan membuat bibir Wooseok berada tepat di depan bibir Seungwoo lalu mengecupnya singkat. Seungwoo tersenyum jahil membuat Wooseok benar-benar ingin melayangkan protesan keras jika saja ini bukan di rumah suaminya!

"Aku memberikannya karena aku tahu kita tidak akan bertemu lagi," kata Wooseok kemudian dan Seungwoo langsung tersenyum ketika mendengarnya.

"Kalau begitu.." Seungwoo mendekat, mengusap bahu mulus Wooseok dengan sensual. "Berikan aku morning sex,"

Pandangan mata Wooseok menggelap ketika Seungwoo menjilat lehernya, Wooseok bahkan nyaris mendesah ketika tangan nakal Seungwoo menyingkap selimut yang menutupi tubuh polosnya. Ia gila, katakan Kim Wooseok benar-benar sudah gila karena berikutnya Wooseok malah mengangguk dengan pelan menyetujui keinginan Seungwoo.

"Lakukan dengan cepat," bisik Wooseok yang tentu langsung mendapat persetujuan dari Seungwoo.

Dan mereka, kembali melakukannya pagi ini.

 

 
 
🌼

 

 

"Astaga sayang! Kau darimana saja huh? Kau tahu, aku mencarimu kemana-mana!"

Wooseok mengerucutkan bibirnya dengan wajah yang ia biarkan merajuk, melangkah mendekati Jinhyuk yang sama-sama tengah melangkah lebar ke arahnya. Wooseok kembali memakai pakaiannya yang semalam ia kenakan dengan rambut acak-acakan bekas percintaannya tadi dengan si Han bastard Seungwoo! Bisa-bisanya pria itu membuat bokongnya sakit!

Dan oh, tentu saja Seungwoo sudah pergi seperti janjinya melewati jendela yang memang tepat sekali menuju halaman samping kediaman Jinhyuk. Wooseok benar-benar berharap Seungwoo mampu mengelabui penjaga keamanan di rumah suaminya.

Wooseok melingkarkan kedua tangannya pada tubuh Jinhyuk, memeluk Jinhyuk dengan erat menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Jinhyuk, serta membiarkan suaminya mengecupi puncak kepalanya berkali-kali.

"Maaf, semalam aku mabuk dan terkunci di kamar itu."

Wooseok menunjuk salah satu kamar tamu, tentu saja bukan kamar yang tadi ia tempati karena Wooseok harus mengganti spreinya lebih dulu sebelum salah satu pembantu mengecek kamar itu lalu menemukan.. Errh tidak, Wooseok tidak ingin melanjutkan pikirannya yang sudah terkontaminasi oleh- hentikan!

Jinhyuk nampak menghela nafasnya panjang dan menganggukan kepala tanda ia percaya pada kalimat Wooseok. Pria itu menangkup wajah Wooseok, mengecup hidung Wooseok kemudian mengelus kepala Wooseok dengan lembut.

"Lain kali jangan seperti itu hm? Aku khawatir,"

"Hng! Maaf,"

"Tidak apa-apa, yang penting kau baik-baik saja." Jinhyuk kembali membawa Wooseok ke dalam dekapannya, ah sialan, Wooseok rasanya ingin menangis saja karena merasakan dadanya sakit mengingat apa yang telah ia lakukan di belakang suaminya? Mengkhianatinya, menikmati percintaan dengan pria lain di belakang suaminya.

Wooseok memejamkan kedua matanya, semakin menenggelamkan dirinya pada dada bidang suaminya. Tidak apa, ia dan Seungwoo tidak akan pernah bertemu lagi. Yang tadi adalah pertama dan terakhir mereka bertemu dan saling berhubungan. Wooseok tidak akan membiarkan dirinya menjadi jahat dengan mengkhianati Jinhyuk.

Meski faktanya, ia sudah merasa jahat.

 

🌼

 

 

Di umur 27 tahun ini, Wooseok menghabiskan waktu tiga tahun terakhirnya dengan menjadi seorang perawat di salah satu Rumah Sakit terkenal dan bisa di bilang terbaik di kota Seoul. Pada akhirnya ia berhubungan dengan Jinhyuk selama satu tahun dan memutuskan untuk menerima lamaran Jinhyuk tiga bulan yang lalu dan mengambil cuti selama satu minggu untuk mempersiapkan dengan matang sesuatu hal yang berhubungan dengan acara pernikahannya.

Tetapi, siapa sangka hal menyesalkan malah terjadi padanya? Wooseok merenung di atas kursi kayu yang terletak di teras rumah. Menatap kosong pada paving yang menghiasi halaman rumah suaminya. Memikirkan satu hal yang sejak tadi mengganggu pikirannya, bagaimana jika nanti saat bercinta dengan Jinhyuk, Jinhyuk tahu bahwa yang pertama itu bukanlah dia?

Wooseok meringis dalam hati, benar-benar sulit membuat alasan apa yang nanti akan ia gunakan.

"Sialan kau! Bagaimana bisa aku meninggalkan Wooseok sendirian di rumah sementara kami baru saja melangsungkan pernikahan?!"

"Tidak bisa, aku sudah mengajukan cuti, dan aku baru masuk besok lusa!"

"Fuck! Aku ingin sekali menenggelamkan si botak itu pada wastafel!"

"Okay, sinting! Aku berangkat sore nanti!"

Wooseok berdiri menatap cemas ke arah Jinhyuk, "ada apa?"

Jinhyuk mengusap wajahnya kasar. "Darl, i'm sorry. Sore ini aku harus berangkat ke Thailand selama satu bulan, ada bebe-"

"Hyuk-ah, yang benar saja? Kita baru menikah kemarin!"

"I know darl, i know. But, demi Tuhan aku tidak bisa menolak!"

Wooseok memalingkan wajahnya kesal, benar saja wajahnya terlihat kesal tetapi apakah salah ketika Wooseok merasakan hati kecilnya justru berteriak senang karena ia tidak harus membohongi Jinhyuk perihal keperawanannya yang sudah di renggut oleh pria sialan berkulit albino itu?!

Jinhyuk mendesar gusar seraya menarik Wooseok ke dalam dekapannya, menghujami kepala Wooseok dengan kecupan. Pelukannya begitu erat, Wooseok tahu, Jinhyuk sedang merasa bersalah padanya.

"Maaf sayang, aku janji akan mempercepat urusanku dan segera pulang menemuimu."

Wooseok akhirnya menghela nafas panjang kemudian mengangguk lemah, "janji?"

Jinhyuk tersenyum lalu mengecup kening Wooseok. "Aku janji."

Dan disanalah Jinhyuk melebarkan senyumannya ketika Wooseok merengkuh tubuhnya dengan sangat erat. Jinhyuk terkekeh pelan, ah sayang sekali ia harus meninggalkan Wooseok tanpa malam pertama. Tapi tidak apa, Jinhyuk akan bersabar, menyelesaikan pekerjaannya kemudian pulang dan menerjang Wooseok habis-habisan.

Jinhyuk tersenyum di dalam fantasi liarnya. Oh sial.

 

🌼

 

 

Karena Jinhyuk pergi, maka mau tidak mau Wooseok menyelesaikan masa cutinya dan memilih untuk kembali bekerja di hari ini. Tentu saja bekerja, lagipula untuk apa dirinya menghabiskan waktu seharian di dalam rumah besar dengan rasa bosan? Wooseok memiliki mobil, tentu. Tetapi ia tidak ingin pergi seorang diri jalan-jalan di tengah keramaian kota, teman-temannya bekerja, jadi lebih baik Wooseok juga bekerja.

Saat sampai di Rumah Sakit, ada banyak sekali perawat-perawat yang menyapanya bahkan terang-terangan menggodanya pasal malam pertama. Wooseok hanya membalas dengan senyuman canggung. Tidak mungkin 'kan jika Wooseok terang-terangan mengatakan 'ah aku tidak melakukan malam pertamaku dengan Jinhyuk, melainkan dengan pria lain.'

Tidak tahu diri.

"Wow, lihat teman-teman, siapa yang datang? Pengantin baru dengan raut muka yang begitu menyebalkan, heh?"

"Wooseok-ah, kau baru menikah, tidak pantas memasang wajah begitu! Apa Jinhyuk tidak memberimu kepuasan?"

Kepuasan pantatmu!

Wooseok mendelik ke arah Baekhyun dan Kyungsoo, dua orang yang sudah Wooseok anggap sebagai keluarganya sendiri karena keduanya adalah senior yang membimbing Wooseok dengan baik selama di Rumah Sakit.

Para perawat lain nampak menatap Wooseok dengan senyuman menggoda, termasuk teman-teman seangkatannya. Hal itu membuat Wooseok semakin kesal karena lagi-lagi ia harus mengingat malam panas itu bersama dengan si bastard yang merebut keperjakaannya! Oh, mendadak Wooseok lupa, siapa yang menjadi sosok penggoda disini.

"Bagaimana dengan malam pertamamu?"

"Apa Jinhyuk hebat di atas ranjang?"

"Apa ukurannya sangat besar?"

"Apa kau menelan cairan lolipopmu sampai tersedak?"

"Ya! Ini bahkan masih pagi, bisakah kalian luruskan dulu otak mesum kalian?!" Wooseok memekik dengan erangan kesal membuat semua teman-temannya terbahak-bahak. Wooseok melipat kedua tangannya di atas perut dengan bibir mengerucut. Hari ini benar-benar menyebalkan!

"Dan kenapa kau masuk? Bukankah mengajukan cuti? Jadwal masukmu tiga hari lagi,"

"Jinhyuk berangkat ke Thailand untuk pekerjaannya."

Bibir Wooseok yang mengerucut membuat teman-temannya harus menahan tawa. Ugh, kasihan sekali pengantin baru sudah harus di tinggalkan. Bukan hanya beda kota, tetapi malah beda negara.

Poor uri Wooseok.

Tetapi jika mereka tahu yang sebenarnya tentang kejadian kemarin, mereka pasti akan mengatakan 'Poor uri Jinhyuk', di banding harus mengasihani Wooseok yang malah menikmati kenikmatan saat dirinya di perkosa. Tidak, Wooseok yang menginginkannya lebih dulu.

Ck, bisakah pikirannya tidak mengingat hal itu lagi?!

"Hey, aku dengar putra dari pemilik Rumah Sakit ini akan datang."

Wooseok mengerjapkan kedua matanya menatap Daehwi, merasa tertarik dengan pembicaraan ini.

Baekhyun kemudian menjentikkan jemarinya, "ah kau benar! Putra pemilik Rumah Sakit ini, yang memiliki wajah rupawan?!"

"Hng! Oranglain bilang, ketika melihat wajahnya secara langsung, maka kalian akan menganggap dia sebagai pahatan patung yang sempurna! Dia benar-benar tampan!"

"Cih, berlebihan!" cibir Wooseok terang-terangan. Wooseok memang type orang yang sangat tidak suka ada orang yang melebih-lebihkan sesuatu. Termasuk kalimat Jihoon tadi yang baginya sangat kelewatan, mana ada wajah manusia seperti pahatan patung? Apa kulitnya juga di cat warna putih seperti patung?

"Itu benar Kim, dia sangat sempurna!"

"Bukankah dia menjadi seorang dokter handal di Amerika?" tanya Eunbi ikut bergunjing, wah luar biasa, bahkan si princess es yang tidak biasanya bergosip itu kini tertarik.

Daehwi mengangguk, "benar, bukan hanya di Amerika, dia juga sering mendapat panggilan untuk kegiatan sosial membantu masyarakat kurang mampu."

"Apa dia sudah memiliki istri?"

"Umurnya baru tiga puluh tahun, aku rasa dia belum."

"Ah, ingin rasanya aku menjadi istrinya.."

"Jangan bermimpi Hwi! Kau tidak cocok bersanding dengannya, lihatlah wajah lugu dan menyebalkan milikmu!"

"Ck! Kau hanya iri 'kan karena tidak memiliki wajah sesempurna aku?"

Wooseok berdecak seraya menggelengkan kepalanya, ia melangkah mendekati ranjang dan menaruh tasnya disana. Tidak lagi memiliki niat untuk mendengarkan gosip yang berakhir dengan perkelahian itu. Wooseok menyalakan ponselnya dan mengecek ada tiga pesan masuk dari Jinhyuk yang menyapa mengucapkan selamat pagi untuknya serta mengingatkannya untuk tidak melupakan sarapan. Wooseok tersenyum dan membalas pesan itu dengan isi yang sama.

Wooseok rasa, ia merindukan Jinhyuk.

"Perhatian! Kita diminta untuk berkumpul di lab, putra pemilik Rumah Sakit sudah datang dan akan melakukan pembelajaran praktek disana!"

Semua orang di ruang rawat itu memekik kesenangan, merasa anugerah sekali bisa melihat putra pemilik Rumah Sakit secara langsung. Sementara Wooseok memperlihatkan raut tak sukanya, ia baru saja mendaratkan bokongnya. Kenapa ia harus berdiri lagi?

Ingin protes tetapi percuma, Jihoon sudah menarik tangannya untuk mengikuti langkah perawat yang lain yang justru berlari untuk sampai ke ruang lab. Wooseok mendengus untuk yang ke sekian kalinya, hanya untuk melihat putra pemilik Rumah Sakit saja harus heboh. Memangnya dia artis ya?

Wooseok menatap Jihoon yang sudah sempurna masuk ke dalam ruang lab lebih dulu, Wooseok sendiri melangkah malas-malasan dengan kaki terhentak. Ketika langkahnya sudah sampai tepat di depan pintu lab, ia mendongak dan tubuhnya mendadak kaku saat tahu siapa pria yang berdiri di depan sana dengan senyuman menawannya menyapa para perawat serta dokter lain yang sudah mengerumuninya dengan serba keingin tahuan.

Han Seungwoo! Pria yang merenggut keperjakannya adalah putra dari pemilik Rumah Sakit ini! Hell, takdir macam apa ini?!

Lalu Wooseok semakin tersentak ketika tatapan mereka bertemu. Pria itu juga terlihat sama kagetnya, selama beberapa detik sampai pria itu tersenyum tipis dan menggerakan dagunya menyuruh Wooseok untuk masuk ke dalam.

Ke dalam ruangan lab, bukan ke dalam yang lain.

Wooseok menunduk dengan bibir bawahnya yang ia gigit, pertanda bahwa ia sedang menahan gugup, sialan sekali, mereka sudah sepakat bahwa yang kemarin adalah pertemuan terakhir keduanya. Tetapi kenapa pria itu kini malah berdiri di hadapannya dengan wajah tanpa dosanya?!

Selama nyaris setengah jam, Wooseok benar-benar tidak memperhatikan apa yang seorang Han Seungwoo presentasikan dan praktekan di depan sana. Wooseok terus menunduk memperhatikan sepatunya sendiri sampai akhirnya ia mendongak ketika suara gemuruh tepukan tangan memenuhi seisi ruangan itu. Wooseok akhirnya ikut bertepuk tangan, walau ia tidak mengerti mengapa mereka bersorak? Bodoh.

"Kalian bisa kembali melakukan pekerjaan kalian,"

Wooseok bernafas lega, demi apapun ia adalah orang pertama yang keluar dari ruangan lab. Wooseok berpamitan pada Baekhyun dan Kyungsoo untuk ke kamar mandi sebentar, ia harus mencuci wajahnya untuk kembali menetralkan rasa gugupnya. Ah, ia benar-benar membenci hari ini.

"Hah!"

Wooseok menghembuskan nafasnya nyaring saat air dingin itu menyentuh kulit wajahnya, berkaki-kali sampai Wooseok menatap pantulan dirinya sendiri di hadapan cermin. Ayolah, lupakan kejadian kemarin! Anggap saja si Seungwoo bodoh itu hanyalah seekor kera yang kebetulan datang membutuhkan pertolongan di Rumah Sakit.

Oke, perbandingan yang jenius Wooseok!

Wooseok membuka pintu kamar mandi hendak keluar, dan bola matanya nyaris keluar mendapati sosok Seungwoo yang bersandar pada dinding pintu masuk kamar mandi. Wooseok berdecak seraya memutar bola matanya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Wooseok bertanya seraya melangkah melewati Seungwoo begitu saja.

"Sepertinya aku tersesat masuk kesini,"

"Alasan yang masuk akal Tuan Han, bagaimana bisa kau tersesat sementara kau adalah pemilik Rumah Sakit ini?"

"Mungkin karena hormonku naik dan lalu mengikutimu?"

Wooseok merutuk dalam hati, menatap Seungwoo dengan nyalang.

"Katakan, sejak kapan kau menjadi perawat disini?" Seungwoo bertanya.

"Bukan urusanmu,"

"Ohya? Lagipula bertanya seperti itu bukan berarti aku hendak mencampuri urusanmu,"

Wooseok mendelik, mempercepat langkahnya ketika tahu Seungwoo berjalan di sampingnya.

"Aku sungguh sangat tidak perduli tuan Han. Dan oh ya, bisakah kau menjaga jarak? Aku merasa risih ada banyak orang yang memperhatikan kau dan aku disini."

Kening Seungwoo berkerut, "memangnya kenapa? Aku bahkan bisa membuatmu mendesah disini, perawat Kim."

"Shut up your fucking mouth!"

"Kau tidak ingin lagi meminta lubangmu diisi oleh-"

"Damn! Bisakah kah tutup mulutmu dan segera pergi dari hadapanku?!"

Seungwoo tertawa lebar, Wooseok merutuk kesal demi apapun mengapa pria itu amat sangat menyebalkan sekali?! Wooseok kembali melangkahkan kakinya, berusaha menulikan telinganya ketika Seungwoo masih saja tertawa menggodanya. Dan entah apalagi yang pria itu inginkan sampai harus terus-terusan mengikuti langkahnya.

"Aku menarik kalimatku,"

"Yang mana?!"

"Untuk pertemuan terakhir kita, aku rasa itu bukanlah akhirnya, dan aku tidak ingin mengakhirinya."

Wooseok kembali menghentikan langkahnya, ia berbalik menatap Seungwoo dengan tajam.

"Aku sudah menikah, Tuan Han."

"Tentu saja aku tahu, dan kau menghabiskan malam pertamamu bersamaku."

Wooseok berdecak gemas, melirik ke kiri dan ke kanan takut ada yang mendengar pembicaraan keduanya. Wooseok menarik nafas panjang mencoba untuk menyikapi pria tolol di hadapannya dengan kepala dingin, tanpa emosi.

"Katakan, apa yang kau inginkan?"

Seungwoo tertawa lagi sangat kencang, Wooseok memajukan bibirnya beberapa senti ke depan dengan raut wajah yang merengek karena kesal. Hey, kenapa pria di depannya malah tertawa?! Apakah ada yang salah dengan pertanyaannya?

"Hentikan tawamu dan pergi dari hadapanku!"

Wooseok hendak kembali melangkah meninggalkan Seungwoo, namun pergelangan tangannya di cekal dan kembali membuat Wooseok menghadap si idiot yang kini sudah meredam tawanya. Tidak mau tahu, Wooseok masih kesal!

"Aku ingin satu hal darimu,"

"Lupakan, aku tarik lagi pertanyaan itu."

"Aku sahabat Jinhyuk, aku bisa saja-"

"BAIKLAH KATAKAN APA YANG KAU INGINKAN?!"

Wooseok benar-benar marah sekarang, bagaimana bisa si bastard di hadapannya berani untuk mengancamnya?! Seungwoo kembali tertawa lalu mengelus kepala Wooseok dengan lembut namun Wooseok mendelik dan segera menepis kasar tangan Seungwoo di kepalanya.

"Berkencanlah denganku," senyuman lebar nan santainya membuat Wooseok melotot tak percaya. Tangannya terkepal dengan erat kemudian sedikit mendorong tubuh Seungwoo.

"Dasar gila!" lalu pergi begitu saja dari hadapan Seungwoo. Meninggalkan Seungwoo yang terkekeh pelan menatap kepergian Wooseok.

Lucu sekali, bukan?

 

 

 

 

 

🌼

T b c . .

Continue Reading

You'll Also Like

1M 85.8K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
486K 48.8K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
196K 9.7K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
50.7K 6.6K 42
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...