13

2.2K 385 231
                                    

Siders BISULAN

⚠typo bertebaran

🌼

Air mata Wooseok menetes, dadanya begitu sesak sekali padahal yang di lakukan BoA itu pantas di benarkan. Wooseok tidak patut menyalahkan BoA, Wooseok tidak patut mempertanyakan mengapa BoA menginginkan Wooseok menjauhi putranya. Karena satu alasan, Wooseok sudah bersuami, dan tentu, seorang ibu mana yang menginginkan putranya berada dalam masalah sulit hanya karena istri orang?

Dengan satu gerakan cepat, Wooseok menghapus jejak air mata yang membasahi wajahnya. Kedua mata beningnya menatap BoA kemudian tersenyum.

Ini berat, Wooseok mungkin tidak bisa terbiasa untuk menerima semuanya. Tetapi inilah yang seharusnya Wooseok lakukan, keputusan ini, tentu saja untuk kebaikannya dan juga Seungwoo.

Wooseok mengangguk. Ingin sekali ia menjerit, terisak di hadapan BoA, memeluk BoA, menganggapnya sebagai ibu walau hanya satu hari saja. Menceritakan bagaimana sulitnya ia memisahkan dirinya dengan Seungwoo, apalagi ia tengah mengandung seorang bayi yang ayahnya adalah Seungwoo.

Bagaimana cara Wooseok menjelaskannya? Bagaimana cara Wooseok mengekpresikan semua kesakitan yang telah Seungwoo berikan untuknya?

"Baik Mom." Begitu lirih, Wooseok tidak sanggup melanjutkan lagi kalimatnya tetapi ia harus.

"Aku akan menjauhi Seungwoo."

Rasa sakit itu semakin menjalar, detak jantungnya berdetak dengan cepat, kepalanya terasa pening, Wooseok ingin segera mengakhiri percakapan ini. Tetapi apa yang ia lihat di hadapannya justru membuat Wooseok membulatkan kedua matanya terkejut, BoA menangis. Di hadapannya.

"Mom? Ada apa? Apa aku menyakitimu?"

BoA menolehkan kepalanya, sedetik baru kembali menatap Wooseok.

"Kenapa kau tidak mengatakan tidak?"

Wooseok menggelengkan kepalanya, demi apapun, bisakah ia pergi ke kamarnya saat ini juga?

"Aku minta maaf telah membohongimu,"

"Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku, Wooseok? Aku menyayangimu, kau bisa melihat itu, bukan? Aku memang menginginkanmu sebagai menantuku, tetapi bagaimana bisa kau menyembunyikan statusmu yang merupakan istri dari Jinhyuk? Dia sahabat Seungwoo dan kau bermain di belakang suamimu?"

Bagus Wooseok. Kau berhasil membuat orang yang menyayangimu kini berbalik menatap rendah padamu.

Lalu apalagi yang ia harapkan? Sebuah pembelaan? Bahkan sejak awal, ia ada dalam posisi dimana semua kesalahan menunjuknya sebagai dalang utama dari semuanya.

Wooseok masih terlalu naif, ia bisa saja menyalahkan Seungwoo. Tetapi, lelaki itu memainkan logikanya meski hatinya begitu terluka. Ia tetap membiarkan dirinya menjadi sebuah sasaran utama, ketika ada orang yang mencoba menyalahkan seorang Han Seungwoo.

BoA terkekeh kecil meremehkan, Wooseok kembali memfokuskan atensinya pada ibu dari pria yang dicintainya itu.

"Aku senang karena kau menyutujuinya, karena aku tidak perlu repot lagi untuk membujuk Seungwoo menikahi Chaeyeong."

Rahang Wooseok nyaris saja jatuh mendengar kalimat itu begitu mudahnya terlontar dari mulut BoA. Seolah ia dengan sengaja menambahkan lagi luka yang di derita oleh Wooseok. Seolah ia dengan sengaja menggoreskan sayatan baru pada hati Wooseok yang nyaris hancur.

Apakah mereka di ciptakan hati hanya untuk memikirkan perasaan mereka sendiri? Mengapa mereka tidak pernah memikirkan bagaimana sulitnya jika ada di posisi Wooseok?

[1] [End] The Second Love ; Seungwooseok ft. WeiShinWhere stories live. Discover now