12

2.2K 363 107
                                    

Kejar setoran gaess

Siders BISULAN

⚠ Kalo ada typo nama, komen yaa

🌼


Wooseok menelan ludahnya gugup ketika Seungwoo melangkah masuk ke ruangan Seungyoun dengan kedua tangan saling tertaut di atas perutnya. Aura dinginnya mendominasi dengan wajah yang terkesan datar. Seungyoun dan Somi begitu tahu diri, mereka beranjak dari tempat mereka dan dengan pelan meninggalkan keduanya disana.

Oke, Wooseok sekarang masih bingung tentang kejadian di toilet tadi. Apakah ia bermimpi ataukah tidak, yang jelas, Wooseok juga ikut mempertanyakan, mengapa Seungwoo bisa ada disini? Jikapun ia pingsan di toilet dan Seungwoo yang membawanya, itu artinya pernyataan cinta Seungwoo bukanlah hanya mimpi baginya.

Seungwoo berdeham kembali mengalihkan atensi fokus Wooseok. Lelaki cantik itu mengerjapkan kedua matanya ketika Seungwoo duduk di atas meja kayu di hadapannya.

"Jadi? Ada yang ingin kau jelaskan padaku?"

Kening Wooseok mengernyit. "Apa? Tentang apa?"

Seungwoo menghela nafas panjang, ia mencodongkan kepalanya, tangannya terangkat untuk mengusap pipi Wooseok dengan lembut.

"Kehamilanmu, dia anakku, atau anak Jinhyuk?"

Wooseok langsung berdeham, ia menepis kasar tangan Seungwoo dan mencoba menegakkan tubuhnya untuk duduk dengan benar.

"Tentu saja anak Jinhyuk! Kau pikir aku sudi memiliki anak denganmu?!"

Seungwoo mendesis, "kenapa setelah menamparku kau jadi makin berani?"

"Apa itu artinya kejadian di toilet tadi bukan mimpi?"

Seungwoo diam sejenak, Wooseok memicing pada pria itu. Mencoba menelisik perbedaan permukaan wajah Seungwoo, dan benar, telinganya memerah. Seungwoo terlihat salah tingkah apalagi ketika tiba-tiba berdeham keras.

"Itu hanya mimpimu, lupakan."

Wooseok semakin menyipitkan kedua matanya tak percaya.

"Apa?!" tanya Seungwoo dengan ketus.

Wooseok lantas tersenyum jahil, "eyyy, kau benar-benar menyatakan cin-"

"Itu hanya mimpimu! Kau benar-benar bermimpi sekali ya aku menyatakan cinta padamu?!"

Wooseok menggeleng dengan wajah polosnya, "tidak, aku tidak pernah berharap pada perasaan pria brengsek sepertimu."

"Hey, sebrengseknya aku, aku juga memiliki perasaan!"

"Buktinya kau selalu menganggapku rendahan." wajah Wooseok berganti menjadi murung, hal itu membuat Seungwoo gelagapan bukan main. Pria itu meraih kedua tangan Wooseok kemudian menggenggamnya dengan lembut.

"Bukankah aku sudah meminta maaf soal itu?"

Wooseok melotot. "Bukan mimpi 'kan?! Kau menyatakan cinta padaku?! Seriously? Han brengsek Seungwoo?!"

"Ya!"

Dan Wooseok tertawa keras di buatnya, sementara Seungwoo mendesah lemas dengan wajah memelas menatap kenarah Wooseok yang kini asyik dengan dunia tawanya. Hey, apakah menyatakan perasaan itu adalah suatu hal yang patut di tertawakan? Mengapa si menyebalkan Wooseok ini begitu terlihat senang sekali?

Tawa Wooseok belum terhenti, hal itu membuat Seungwoo lama-lama semakin betah memandangi wajah Wooseok. Dan ia sadar sekali ketika menarik sudut bibirnya untuk membentuk sebuah senyuman.

"Kau senang?"

Wooseok baru berhenti tertawa, ia menyandarkan tubuhnya pada sofa dan menatap Seungwoo dengan senyum tertahan.

[1] [End] The Second Love ; Seungwooseok ft. WeiShinWhere stories live. Discover now