15 [Real Update]

2.3K 393 105
                                    

siders BISULAN

⚠typo bertebaran

🌼

Ada salah satu hal yang dapat menguji sebuah ikatan yang di namakan cinta dalam perasaan antara seseorang dengan yang lainnya. Jarak. Orang-orang menyebutnya seperti itu. Jarak dapat mengundang rindu, jarak dapat mengundang keluh, jarak juga dapat memisahkan kembali perasaan yang awalnya sama, justru menjadi tak sama lagi.

Rindu itu berlaku bagi Wooseok, tetapi ia tidak mengeluh. Perasaannya selama 8 bulan terakhir ini juga masih sama, masih pada seorang pria yang jauh disana, yang katanya masih setia memperjuangkannya, mencari keberadaannya.

Tetapi Wooseok tidak memperlihatkannya, membiarkan dirinya menjadi pribadi yang dingin ketika di luar. Dan menghangat ketika berada di dalam, tawa yang sama ketika berkumpul dengan sahabat-sahabatnya serta keluarganya. Senyum yang sama ketika menyapa mereka, keanehan yang sama, serta kebodohan yang sama di hadapan Seungyoun dan Somi.

Kim Wooseok masih menjadi Kim Wooseok. Tetapi, yang membedakannya adalah hati lelaki cantik itu. Menjadi dingin, membeku dan tak tersentuh. Ia membatasi diri bagi siapapun pria yang mendekat ke arahnya, mencoba sesuatu hal baru dengannya. Tetapi tidak, Wooseok akan dengan tegas menolak, bahkan tanpa senyuman yang tersampir pada sudut bibirnya.

"Sakit?" Seungyoun bertanya, ia masih setia menggenggam tangan Wooseok bahkan saat Wooseok baru tiba di Rumah Sakit.

Ya, hari ini, adalah hari dimana Wooseok akan melahirkan. Seungyoun sudah menduga, mungkin sekitar beberapa jam lagi Wooseok akan mengeluarkan bayi di dalam perutnya. Wajah Wooseok terlihat sedikit pucat dengan bibir tipisnya yang memutih. Tetapi lelaki itu tersenyum menenangkan sekali pada Seungyoun.

"Kenapa kau begitu khawatir?" tanya Wooseok membuat Seungyoun mendengus sebal.

"Memang sejak kapan kau tidak pernah sekali saja membuatku khawatir?"

Wooseok terkekeh kecil, "aku hanya akan melahirkan, bukan bertemu dengan Tuhan."

Seungyoun berdecak sekali lagi.

"Terserah, aku sudah meminta dokter lain yang menanganimu." kalimat itu membuat Wooseok mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa?" tanya Wooseok, "kenapa tidak kau yang menanganiku?"

Seungyoun diam enggan menjawab, sesungguhnya, dia hanya tidak ingin melihat Wooseok kesakitan. Oke, katakan Seungyoun berlebihan tetapi begitulah adanya. Seungyoun bisa saja berhenti di tengah kegiatannya hanya karena melihat Wooseok yang kesakitan, jadi Seungyoun meminta dokter lain untuk bisa menangani Wooseok.

Wooseok tersenyum, dia memahaminya. Tentu saja, Cho Seungyoun, malaikat yang selalu berada di sampingnya. Menemani hidupnya, mengisi kekosongan kursi di samping Wooseok. Memerankan seorang kekasih yang begitu menyayanginya dan seorang sahabat yang selalu ada untuknya.

Cho Seungyoun. Nama itu selalu membuat hati Wooseok menghangat.

"Akh!"

Wooseok tiba-tiba meringis saat merasa perutnya sakit sekali, Seungyoun langsung berdiri, kepanikan ikut serta tergambar di wajah tampannya.

"Tunggu, aku akan memanggil dokter yang menanganimu."

Dan Wooseok hanya mampu menganggukan kepalanya, membiarkan Seungyoun pergi.

🌼

Seungyoun menggigit bibir bawahnya dengan tangan saling tertaut bertumpu pada kedua lututnya dan menyangga dahinya. Di samping Seungyoun, ada Somi yang mengamit lengannya dan juga Ji Eun yang berdiri mondar-mandir menunggu dokter menyelesaikan tugasnya.

[1] [End] The Second Love ; Seungwooseok ft. WeiShinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang