Because I Love You (Completed)

By MbaNas

26.4K 2.5K 2.3K

( Tamat+Lengkap+Versi revisi) Sebuah insiden kecil yang mempertemukan seorang siswi pindahan, Nathalia Anasta... More

01 | πŸ₯€ Megan dan Nata ⚘
02 | πŸ₯€ Meeting Incident ⚘
03 | πŸ₯€ Cowok nyebelin ⚘
04 | πŸ₯€ Pulang Bareng? ⚘
05 | πŸ₯€ Tak Habis Pikir ⚘
06 | πŸ₯€ Calon Kakak Ipar Nata ⚘
07 | πŸ₯€ Bima Semakin Aneh ⚘
08 | πŸ₯€ Gara-Gara Bola⚘
09 | πŸ₯€ Usaha lagi ⚘
10 | πŸ₯€ Alaska ⚘
11 | πŸ₯€ Saingan? ⚘
12 | πŸ₯€ MeTa vs AnLis ⚘
13 | πŸ₯€ Ternyata! ⚘
14 | πŸ₯€ Cemburu? ⚘
15 | πŸ₯€ Cemburu? Mustahil! ⚘
16 | πŸ₯€ Yes or No ⚘
17 | πŸ₯€ Telat dan Hukuman ⚘
18 | πŸ₯€ Cinta? ⚘
19 | πŸ₯€ Nasihat Dara ⚘
20 | πŸ₯€ Nata Baper(1) ⚘
21 | πŸ₯€ Bimbang ⚘
23 | πŸ₯€ Jawaban ⚘
24 | πŸ₯€ Gudang Sekolah ⚘
25 | πŸ₯€ Cek Cok Berujung Pelukan ⚘
26 | πŸ₯€ Cup! ⚘
27 | πŸ₯€ Jadian, Kok Maksa? ⚘
28 | πŸ₯€ Badmood ⚘
29 | πŸ₯€ Gombalan Receh ⚘
30 | πŸ₯€ Apes! ⚘
31 | πŸ₯€ Ketemu Camer ⚘
32 | πŸ₯€ Fakta Nanda ⚘
33 | πŸ₯€ Meet Daren ⚘
34 | πŸ₯€ Cemas ⚘
35 | πŸ₯€ Rumah Sakit ⚘
36 | πŸ₯€ Marah? ⚘
37 | πŸ₯€ Sweet? ⚘
38 | πŸ₯€ Namira Sadar ⚘
39 | πŸ₯€ Kenyataan Pahit ⚘
40 | πŸ₯€ Air Mata ⚘
41 | πŸ₯€ Kecewa ⚘
42 | πŸ₯€ Putus! ⚘
43 | πŸ₯€ Abang? ⚘
44 | πŸ₯€ Confused ⚘
45 | πŸ₯€ Tragedi Basket ⚘
CAST
46 | πŸ₯€ Apa-Apaan ini? ⚘
47 | πŸ₯€ Siswi Baru? ⚘
48 | πŸ₯€ Gerah Hati ⚘
49 | πŸ₯€ Saling Menyalahkan ⚘
50 | πŸ₯€ Asal Nuduh ⚘
51 | πŸ₯€ Jadi, Sahabat? ⚘
52 | πŸ₯€ Menguak Fakta ⚘
53 | πŸ₯€ Sedih atau Bahagia? ⚘
54 | πŸ₯€ Ma'af Nat! ⚘
55 | πŸ₯€ Mulai Membaik! ⚘
56 | πŸ₯€ Dinner(1) ⚘
57 | πŸ₯€ Dinner(2) ⚘
58 | πŸ₯€ Bukti ⚘
59 | πŸ₯€ BIMA!!! ⚘
60 | πŸ₯€ What Is This? ⚘
61 | πŸ₯€ [END] Because I Love You ⚘

22 | πŸ₯€ Kotak Bekal Merah Jambu Bima ⚘

273 27 22
By MbaNas

Seorang perempuan cantik tampak sedang mengintip dari balik pintu rooftop. Melongokkan kepala, mata Nata menelisik ujung demi ujung mencari Si tampan yang tak kunjung ditemukannya.

Mengedarkan pandangan lagi, senyum Nata tersungging tatkala maniknya menangkap sosok Bima. Tampak rebahan di sofa rooftop, Bima benar-benar menikmati waktu tidurnya.

Memasuki rooftop, Nata memilih berdiri tepat di samping tubuh Bima. Menyusuri ketampanan ciptaan ilahi di hadapannya, Nata berdecak kagum. Sadar akan otaknya yang mulai tak terkontrol, buru-buru Nata menepis pemikiran positif tentang Bima.

Ingat tujuan awal mu, Nata! Ingat!

"Ehem," deham Si cantik membuat tidur Si tampan terusik.

Membuka mata perlahan, Bima mendapati wajah Nata membuat dirinya terheran-heran. Bangkit dari posisi tidurnya, Si tampan bertanya. "Mau apa?"

"Kangen, ya?" Tambah Bima membuat Nata berdecak.

Rasa tak enak yang menyelimuti diri Nata, membuat Si cantik bingung menjelaskan maksud kedatangannya. Dengan sisa-sisa kesabaran yang Bima miliki, Si tampan menunggu Nata buka suara.

Menunjuk kotak bekal di ujung sofa yang diduduki Bima, akhirnya Nata berani menjawab. "Itu, bekalnya."

"Udah gue buang," kata Bima dengan santainya.

Menganga, hanya itu yang mampu Nata lakukan. "Lah-lah, kok dibuang? Mubazir ih!"

Bima ini benar-benar, main asal mencampakkan makanan begitu saja, hilang kemana kewarasan Si tampan ini. Banyak orang di luar sana mati-matian menahan lapar, diantara mereka ada juga makan makanan tak layak konsumsi. Sebagai generasi muda, seharusnya Bima bisa lebih bijak dalam bersikap.

"Memangnya kenapa? Orang yang dikasih aja gak mau."

Membuang napas kasar, Nata mulai lelah menghadapi Bima. "Huh! Siapa juga yang gak mau?"

Menampilkan senyum sinis, Bima menyahut dengan sorot mata kecewa. "Jelas elo! Kalo tadi lo mau, pasti bekal gue bakal lo bawa, bagusnya malah lo makan langsung di depan mata gue."

Nata menunduk, ia merasa sangat bersalah. Tak ada niat sedikitpun Si cantik membuat Bima kecewa, tapi apa mau dikata kalau lupa adalah sifat alamiah manusia. "Ya, maaf."

Menaikkan sebelas alis, Bima bertanya. "Buat?"

Menghirup panjang oksigen lalu membuangnya perlahan, Nata mengumpulkan puing-puing kesabaran menanggapi tingkah sok bodoh Bima. Mengernyitkan dahinya, Si tampan tampak sedang berpikir, kira-kira Nata minta maaf untuk kesalahan yang mana? Menurut Bima, dosa Si cantik terlalu banyak pada dirinya.

"Maaf buat makanannya, tadi gue beneran lupa. Lagian lo keburu bikin gue kesel, jadi gak kebawa deh tuh bekel," jawab Nata dengan dagu menunjuk bekal di samping Bima.

Mengulurkan kotak bekal merah jambu, Si tampan berkata. "Nih!"

"Lah, katanya dibuang?" Bingung Nata dengan mata memandangi kotak bekal yang diterimanya.

"Percaya amat," jawab Bima santai seolah tak merasa berdosa.

Mulai saat ini sepertinya Nata harus ekstra hati-hati dengan Bima. Hal kecil begini saja sudah berani bohong, bagaimana dengan sesuatu yang besar, Nata tak bisa membayangkan.

Mencebikkan bibir, Nata mendengus. "Huh! Dasar, bullshit!"

Cukup lelah sedari tadi berdiri, Nata inisiatif mengambil duduk tepat di samping Bima. Dalam kasus ini Si cantik menyimpulkan bahwa Bima adalah lelaki tak peka, tak berperasaan.

Menoleh, Bima memandangi wajah Nata yang dihiasi sedikit rona kemerahan, Si tampan paham betul jika hal itu bukan reaksi malu-malu seperti sebelumnya, melainkan perasaan kesal akibat ulahnya.

Keheningan menyelimuti Bima dan Nata. Dua puluh menit lebih keduanya saling bungkam, duduk bersebelahan namun pandangan keduanya saling bertolak belakang. Cukup aneh jika Bima dan Nata berada dalam satu tempat namun tak ada keributan.

Tak tahan dengan keadaan yang semakin lama dirasa bertambah canggung, Si tampan akhirnya menyerah. Menoleh, Bima membuka obrolan. "Dari pagi lo belum makan?"

"Ya iyalah, pakek nanya!" Ketus Nata tanpa menatap Bima. Si tampan sedikit tersinggung, segitu susahnya menjawab sambil menatap lawan bicara.

"Jawab yang bener!" Tegas Bima merasa tak puas dengan jawaban Nata.

Memalingkan pandangan menatap Bima, Nata mencium bau-bau kemarahan Si tampan. "Itu udah bener," balas Nata tak mau kalah.

Hey! Betina itu selalu menang dan jantan harus mengalah.

Melayangkan tatapan kesalnya, Bima mulai terpancing emosi. "Jadi cewek jangan suka ngebantah, nurut kenapa sih!"

"Siapa elo nyuruh-nyuruh gue buat nurut?!" Balas Nata sama kesalnya dengan Bima.

"Ya menurut lo?!" Sahut Bima dengan mata seolah ingin melompat dari tempatnya. Si tampan kepalang berang menghadapi Si cantik.

Menyunggingkan senyum sinis dengan mata memicing menatap Bima, Nata berucap dengan santainya. "Sorry, gue gak menerima pertanyaan balik."

Dada naik turun, Nafas yang memburu, tangan yang mengepal, Bima benar-benar dikuasai amarah saat ini. Si cantik malah tampak santai-santai saja, seakan menikmati semilirnya angin rooftop kini Nata malah menyandarkan punggungnya pada badan sofa.

Memposisikan duduk menyamping sempurna, Bima menempatkan sebelah tangan pada sisi kanan badan Nata. Posisi mereka saat ini menjadikan Si cantik berada di dalam kungkungan tangan Bima. "Nat! Gue nanya ya!"

Terkejut dengan jarak yang dikikis Bima, buru-buru Nata menormalkan ekspresinya. Menyembunyikan debaran dada yang menggila, Nata memasang tampang menyebalkan, lalu membalas. "Bim! Gue jawab ya!"

Wajah Bima merah padam, gertakan gigi yang saling beradu terdengar nyaring di telinga Nata. Si cantik bersorak dalam hati, Nata bangga kali ini ia menang melawan Bima.

Menarik kungkungan tangannya, Bima membuang muka. Ide gila muncul di otak minim Nata. Maapin eneng ya Bang, kali ini eneng mau jahil dulu, wkwk.

Memulai aksinya, Nata menoel-noel dagu Bima. "Cie, marah."

"Cowok kok ngambekan," tambah Si cantik dengan jari-jari lentiknya beralih mencolek pipi Bima.

Menepis tangan Nata, Bima menoleh masih dengan wajah marahnya. "Cowok juga manusia kali!"

"Ya yang bilang buaya ya siapa?" Balas Nata dengan tangan yang ia silangkan di depan dada. Tepisan Bima cukup membuat Nata trauma, sakit Bro.

Menunjuk Nata dengan dagunya, Bima melayangan senyum meledek lalu menyahut."Nih! Monyet di depan gue."

Mencerna baik-baik ucapan Bima, Nata melotot begitu paham dengan maksud Si tampan. "Lo! Lo ngatain gue monyet?!"

"Gitu aja marah," balas Bima sambil menoel hidung Nata. Sepertinya Si tampan ini berniat menggoda balik Si cantik, belum ada satu jam Nata mengerjai Bima, kini malah ia sendiri yang terkena boomerang akibat aksinya.

Memilih menghiraukan Bima, Nata membuka kotak bekal merah jambu Si akar percekcokan. Harum nasi goreng memenuhi indra penciuman Nata, menarik sudut bibirnya Si cantik membatin. Makan nasi goreng siang menjelang sore begini gak terlalu buruk juga, penting kenyang perut-pun senang.

Cacing yang seakan menggedor-gedor lambung Nata, mau tak mau membuat Si cantik cepat-cepat melahap se-sendok nasi yang dipegangnya. Menganggap dunia seolah hanya miliknya, Nata sampai melupakan Bima yang sedari tadi terus menatapnya.

Seakan tak ada bosannya, mata Bima tak beralih sedikitpun dari wajah Nata. Melihat Si cantik makan dengan lahapnya, membuat Bima diam-diam mengulum senyum. Ternyata perempuan ini cukup menghargai pemberiannya, Bima cukup senang dengan hal itu.

Menepuk pelan dahinya, Nata menoleh. Astaga, gue lupa kalo di sini masih ada Bima.

Mengangkat kotak bekal pemberian Bima, Nata menampilkan cengiran. "Hehe, mau Bim?"

"Gue udah makan," jawab Bima sambil mengalihkan pandangan menatap depan.

Asal kalian tahu, barusan Bima hanya beralibi. Di kantin tadi pagi, Bima bahkan belum memesan apa-apa, lalu terjadilah aksi bullying dengan Si tampan sebagai objeknya, setelah itu Bima membawa Nata ke rooftop yang menimbulkan adu mulut, kemudian Nata kembali ke kelas dan Bima berdiam diri di rooftop sampai pelajaran berakhir. Jadi bohong sekali jika Bima mengatakan sudah makan padahal perutnya meronta minta asupan.

Menyadari gelagat aneh Bima, Nata tak yakin dengan lelaki di sampingnya ini. "Makan apa'an, makan ati?"

"Gak usah bohong deh, lo tuh udah kebanyakan dosa. Nih! Makan aja bareng gue," tambah Si cantik.

Menyodorkan se-sendok nasi pada Bima, Nata berbaik hati menyuapi Si tampan. Ingat! Nggak ada modus-modus ria di sini. "Aaaa ...."

Menggoyang-goyangkan sendok yang dipegangnya karena tak mendapat respon Bima, Nata tak pantang mundur. "Makan Bim, jarang-jarang loh bisa disuapin sama gue kayak gini."

Membenarkan ucapan Nata, Bima mengangguk. "Oke."

Lumayan, Bima tak perlu susah payah mengeluarkan segala macam trik untuk mendapat perhatian Nata.

Menyuapi Bima lalu dirinya sendiri, berulang-ulang adegan itu Nata lakoni. Mendadak bodoh atau bagaimana, sepertinya Nata tak sadar jika ia makan dengan satu sendok yang sama dengan Bima. Si tampan mengulum senyum, beruntung sekali dirinya ini yang secara tak langsung melakukan kiss-kiss ria dengan Nata.

Fiks! Tidak ada lelaki yang tidak mesum.

Makanan telah tandas, segera Nata menyimpan Si kotak bekal merah jambu ke dalam tas-nya. Bima mengernyit bingung dengan aksi Si cantik. "Kok, dimasukin?"

Menutup tasnya lalu menyampirkan pada bahu, Nata menjawab. "Ya gue cuci dulu lah, yakali gue kembali-in kotor kayak gini."

"Yaudah, gue mau ke gudang dulu," tambah Nata lalu bangkit dari duduknya. Baru saja Nata ingin melangkah, lagi-lagi Si tampan menahan tangannya. Apa sih, mau Bima sebenarnya?

"Mau ngapain?"

"Bersihin gudang."

"Rajin amat."

"Gue disuruh Pak Jay!"

Nah! Ngegas kan, Nata.

"Hm, kasian. Pasti di hukum, ya?"

Menghempas kasar tangan Bima, Nata berkacak pinggang. Menundukan kepalanya sejajar dengan Bima, Nata menatap lekat-lekat manik hitam legam Si tampan penuh kebencian. "Rese banget sih, lo!"

Mendorong pelan dahi Nata memperlebar jarak, Bima menyunggingkan senyuman yang lagi-lagi terkesan sangat meledek Si cantik. "Makanya jangan kebo jadi cewek."

Menepis kasar tangan Bima, Nata menunjuk-nunjuk wajah Si tampan berang. "Lo tuh ya! Manusia paling ngeselin di seluruh semesta! Tadi ngatain gue monyet! Sekarang ngatain gue kebo! Mau lo apa, sih?!"

Bima berdiri, lalu memasukan kedua tangannya ke dalam saku. Memajukan kepala, Si tampan memposisikan bibir tepat di telinga Nata kemudian berbisik. "Jadi pacar gue, mau?"

****

Jadi pacar gue, mau?

Wkwk, kalo kalian yang ditanya kek gitu sama Bima mau gak?

Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri ya Gan👌

Instagram: novi_na18
Facebook  : Natasya tasya
E-mail       : natasya072002@gmail.com

Tbc💕🍃

Revisi ulang, 15 Juni 2020.

Novi Natasya🐾🥀

Continue Reading

You'll Also Like

294K 8.6K 70
PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! #Series 1 Alam Putra Sanjaya lelaki dingin di seantero SMA Taruna dia bukan broken home hanya saja ia di tinggal oleh ora...
6.9K 637 67
END [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Dan aku akan jadi kaki sebelah kiri kamu Sa- aku akan selalu ada buat kamu." "Bahkan aku bisa donorin mata aku, buat...
1.4M 92.6K 45
[ Cerita 1] Gimana perasaan kalian kalau satu kelas sama cowo super duper tengil ? Dan parahnya cowo itu jadi suami dadakan Kehidupan Airin berubah...
49.2K 1.6K 65
Pernikahan Felly Siana Agnesia Setiawan dan Dito Wijaya bukan atas dasar cinta melainkan karena hal yang lain. Felly tidak pernah menginginkan perni...