NABILA-ARTHUR (END)

By MischaNisa

375K 7.1K 207

Ganti Judul dari Married for Status menjadi Nabila Arthur. Part utuh hanya sampai Part 18. Sudah resmi terbit... More

EBOOK RESMI TERBIT
PROLOG
Part 1- Masalah Nabila
Part 2- Masalah Arthur
Part 3 - Pertemuan
Part 4-Tunangan
Part 5-Calon Mertua
Part 6 - Married
CAST 'Nabila-Arthur'
Part 7 - Honeymoon
Part 8 - Permainan Konyol
PART 9 BAPER
PART 10 SALTING
PART 12 - HAMPIR
Part 13 - SISI LAIN ARTHUR
Part 14 - MATI LISTRIK
Part 15 - ONSLAUGHT!!!
PART 16 - POPCORN!
PART 17 - MASALAH BARU
PART 18 - SINGA BETINA
Kritik & Saran

PART 11- RUMAH MERTUA

10.2K 355 15
By MischaNisa

Holla, selamat malmingan semuanya...😂

Long time no update ya? Hahaha

Terima kasih untuk vote dan komen kalian (walau komennya dikit gpp😰)

18+ ALERT!!

Dimohon dengan bijak dalam membaca dan memahami bagian ini. Karena mengandung muatan unsur dewasa, bahasa vulgar. dan sedikit cuplikan adegan ranjang walau tidak dideskripsikan secara eksplisit dan detail. Bagi yang belum cukup umur harap tidak membaca bagian ini.

Selamat membaca



Author POV

Pukul 6 pagi, dering alarm ponsel milik Nabila berbunyi nyaring mengusik ketenangan dua insan yang masih tertidur lelap dalam satu ranjang yang sama. Karena kali ini Nabila sedang berada di kediaman Orang tua Arthur alias mertuanya. Maka tadi malam, Nabila men-setting alarm-nya agar tidak telat bangun pagi. Jika kemarin pagi alarm berbunyi dari ponsel milik Arthur, maka sekarang terbalik menjadi miliknya.

Nabila tahu bahwa hari ini adalah hari Sabtu alias hari libur kerja, tetapi dia sadar diri sekarang sedang berada di mana. Tidak mungkin dia melanjutkan tidurnya lagi hingga bangun siang, ini bukan sedang berada di apartemen yang bisa seenaknya. Jadi mau tidak mau dia harus bangun pagi dan membantu Ibu Mertua menyiapkan sarapan. Dia tidak ingin dicap sebagai menantu kurang ajar. Walaupun sang Ibu Mertua tidak pernah berkomentar atau memintanya membantu menyiapkan sarapan atau apapun kegiatan yang lumrah dikerjakan oleh seorang Ibu Rumah Tangga.

Untuk kedua kalinya Nabila bangun tidur dengan posisi lengan kekar Arthur yang melingkar erat di perutnya. Kepala pria itu menempel bagaikan lem di ceruk lehernya dan tidak berpindah posisi sedikitpun. Terpaan hembusan napas Arthur sangat terasa hangat, hingga membuat tubuh Nabila seketika meremang dan menegang. Bahkan dia sampai menahan napasnya dan mengedip-ngedipkan kedua mata, mencoba bertahan dengan posisi awkward seperti itu. Dengan perlahan Nabila melepaskan lengan kokoh Arthur dari perutnya dan beringsut dari ranjang lantas berjalan menuju toilet dan segera mandi untuk memulai rutinitas weekend-nya di rumah Mertua.

Setelah melakukan ritual mandi dan mengganti piyamanya menjadi T-Shirt dan celana jeans, Nabila segera turun ke lantai bawah menuju dapur. Tampak beberapa asisten rumah tangga tengah sibuk dengan rutinitas pekerjaanya masing-masing. Nabila masuk ke area dapur dan mendekati salah satu ART di sana yang sedang memasak nasi goreng.

"Pagi Mbok."

"Eh, Non Nabila. Pagi Non."

"Hem, saya bantu apa nih? Di sini biasa makan telur dadar apa telur ceplok?"

"Biasanya telur ceplok aja tanpa garam. Tapi gak usah Non, Mbok bisa sendiri kok. Lagian ini bentar lagi beres, Non duduk aja di meja makan," cegah Mbok Darmi merasa tidak enak dengan menantu majikannya.

"Gakpapa Mbok. Saya malah bosan kalo banyakan diem. Yaudah Mbok fokus masak nasinya. Biar saya yang bikin telor ceploknya. Berapa nih telurnya?"

"Duh Non, Mbok takut diomelin Ibu kalo menantunya malah bantuin di dapur."

"Gakpapa. Nanti Saya yang bilang kalo saya yang mau. Berapa nih telurnya Mbok?"

"6 aja Non. Soalnya Den Arthur suka nambah. Aduh Non, maafin ya jadi ngerepotin."

"Gakpapa Mbok, lebay ah Si Mbok nih, hahaha," Nabila tertawa renyah menanggapi ART yang tengah ketakutan diomeli sang majikan.

Nabila POV

Selesai membantu Mbok Darmi menyiapkan sarapan dan menghidangkannya di meja makan. Dan beberapa menit mengobrol sebentar dengan Mertuaku, lantas aku pun kembali ke lantai atas untuk membangungkan Arthur. Aku tidak mengerti mengapa setiap kali dia bersamaku selalu saja bangun kesiangan.  Bahkan susah sekali untuk dibangunkan. Apakah aku ini pembawa sial baginya? Untung saja hari ini weekend, coba saja kalo hari kerja bisa-bisa aku yang malah nanti ikutan kelimpungan, riweuh alias rempong. Contohnya saja dua hari yang lalu.

Flashback:

Sudah berapa kali aku membangunkan beruang kutub ini, tetapi tetap saja kebluk. Sudah kugoyangkan ke kanan ke kiri tubuhnya yang besar dan berat ini, malah sia-sia. Badanku yang sudah segar ini kembali berkeringat lagi. Fyuhh ...! Oke aku menyerah. Dari pada buang-buang waktu membangunkannya lebih baik aku pergi ke dapur menyiapkan sarapan. Tidak ada waktu lagi karena sekarang jam sudah menunjukkan pukul 7.30.

Selesai menyiapkan sarapan super cepat dan praktis yaitu roti dan selai blue berry saja. Sudah kusiapkan sarapan roti untuk orang itu juga beserta kopi yang masih di teapot, tinggal dia tungkan sendiri saja di cangkir yang sudah kusiapkan juga. Aku mengambil sepotong roti dan kembali ke kamar, membawa handbag dan goody bag yang berisi berkas serta tumbler. Lantas aku pun kembali masuk ke kamar Arthur dan untuk terakhir kalinya kucoba membangunkannya lagi. Berhasil atau tidak masa bodoh! Aku akan tinggalkan saja dari pada aku telat ke kantor.

"Kak! Bangun! Udah siang ini! Udah mau jam 8!" kataku lantang, sambil menepuk pipi sebelah kanannya cukup keras hampir seperti menampar. Masa bodoh! Ini usaha terakhirku.

"Enggghhh ....," erangnya sembari menggeliatkan kedua tangan yang direntangkan bebas.

Fyuh ...!!! Akhirnya bangun juga dia. Apakah harus kutampar wajahnya baru dia akan bangun? Dasar manusia aneh! Ck.

"Jam berapa sekarang?" ucapnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Jam 8!" bohongku, padahal masih pukul 7.40. Bodoh amat! Aku prank saja sekalian biar dia tahu rasa! Hahaha.

"Hah!" Matanya langsung melek, bangkit dari ranjang dan melihat jam di dinding kamar.

"7.40 Bil. Bohong lo! Arghhhh ... tapi 20 menit lagi ini. Oh My God!" Dia kocar-kacir ditengah kegentingannya sambil masuk ke dalam toilet.

Aku tertawa cecikikan melihat ekspresi kagetnya dan kelimpungan. Sungguh teramat lucu hahaha. Selama dia mandi, aku membantu menyiapkan pakaian kantornya dan ku letakkan di pinggir kasur.

"Kak! Baju udah aku siapin ya. Aku berangkat duluan!" teriakku supaya dapat didengarnya.

"TUNGGU!!!" tiba-tiba saja dia keluar dari tolet dan lari terbirit-birit.

Aku pun refleks menoleh ke belekang dan ...

Deg

Seketika jantungku rasanya hampir copot. Tubuhku menegang dan mulutku langsung menganga lebar menapaki dia yang hanya berbalut handuk dipinggangnya dan bertelanjang dada. Terlihat jelas otot sixpack hasil fitnesnya. Uhh ... mengapa mendadak tubuhku ini merinding disko. Beberapa kali aku menelan air liur karena melihat tubuhnya yang ... HOT!

"Bil! Malah bengong, bantuin kancingin kemeja, biar cepet nih. Aku mau pake pomade," ujarnya menyadarkanku dari lamunan.

Segera aku membantunya. Ku singkirkan rasa cangung dan tidak nyaman itu. Tidak ada waktu untuk memikirkan hal seperti itu. Ini sedang keadaan terdesak alias kepepet! Walau tubuhku ini sebenarnya tidak bisa diajak kompromi. Merinding disko dan jantung yang berdegup kencang akibat melihat jelas dari jarak dekat dada Arthur yang HOT itu, Ohh!

Setelahnya, aku membantu mengikatkan dasi. Sementara dia? Dia sedang memakai celana dalam dan celana formalnya DI-DE-PAN-KU! OMG!!!!

Walaupun masih terhalang oleh handuk dan mengenakannya dalam tempo yang cepat. Tetap saja, ohh no!!! Aku bisa pingsan!!! Sialan juga mataku ini nakal! Malah sempat-sempatnya curi kesempatan dalam kesempitan, melirik ke area bawah Arthur! Itu Burung pipitkah? Ah tidak, burung apa sih yang lebih besar dari pada itu? Burung Elang?

Oh Shittt!! Otak lo kotor banget Nabila!! Wajahku mendadak merah dan terasa panas.

Pada akhirnya, kami pun telat tiba di kantor. Fyuh! Jangan lagi deh kejadian seperti ini. Bikin organ tubuhku tidak bekerja normal. Bahaya!

💕💕💕

Author POV

Nabila membuka pintu lumayan keras agar Arthur tersentak dan terbangun dengan bunyi pintu kamar. Namun ternyata salah besar, walapun pintu sudah terbuka dan terdengar berdecit keras hingga terasa linu di kedua telinganya, Si Tubuh Besar itu masih saja tidur dengan bergelung selimut dalam-dalam. Nabila berdecak kesal sembari menggelengkan kepalanya heran, apakah dia harus membangunkan orang itu seperti tempo lalu? Dengan cara menampar pelan?

"Kak, bangun! Udah jam 8 nih, ayok sarapan, Papa sama Mama udah di meja makan. Kak!" Nabila menepuk-nepuk kedua pipi Arthur, seperti tempo lalu.

"Enghhh ...," erangnya saat terbangun. Namun karena dia sadar hari ini weekend. Jadi dia hanya berganti posisi saja tidurnya menjadi miring ke kiri menghadap Nabila.

"Kok gak berhasil sih?" Nabila mengerutkan dahinya.

"Kaakkk!!! Bangun dong!" dia mengguncangkan bahu suaminya.

Brukk

Tanpa diduga, Arthur malah menangkap lengan Nabila dan menarik tubuhnya hingga terhiung dan jatuh dalam pelukan orang itu. Nabila meronta-ronta meminta Athur supaya melepaskannya. Tapi nihil, Arthur malah semakin merekatkan pelukannya, mengurung dan mengunci tubuh Nabila bagaikan sebuah guling.

"Kak! Lepasiiinn! Udah siang ini, malu sama Papa-Mama!" Nabila meronta mencoba lepas dari kungkungan suaminya itu.

"Biarin. Mereka juga ngerti kok. Paling nyangka kita lagi bikin cucu buat mereka. Hahaha," ujarnya sambil terkekeh geli.

"Apa kita beneran bikin cucu aja buat mereka? Hem?" tanpa ba-bi-bu, Arthur langsung membalikan posisi tidurnya hingga kini Nabila berada dibawah kungkungannya. Dia mengurung dan menguncinya seakan Nabila adalah mangsanya. Ya, mangsa dari pemangsa yang haus akan kebutuhan biologisnya. Penuh dengan hasrat dan gairah yang menggelora. Tatapannya semakin menajam tanpa kedipan. Memandang wanita di bawah kungkungannya seakan ingin segera melahap bulat-bulat.

"Ka—ppphhh," belum sempat bicara, mulut Nabila sudah dibungkam oleh bibir Athur yang sedari tadi bersiap menyergap.

Cuppp

Arthur mengulum dan melumat bibir ranum istrinya itu seperti lollipop. Terasa manis yang khas dan unik di indra pengecapnya. Rasa yang menjadi candu dan semakin membuat gairahnya memuncak. Ciuman yang berangsur dalam tempo yang lama. Sesi ciuman yang terpanas dan terlama selama pernikahan status yang mereka buat. Jika dulu ciuman itu hanya sebatas simbolisasi saja, maka sekarang ciuman itu benar-benar real, ada rasa sayang, cinta, keinginan memiliki, dan hasrat terpendam yang ingin segera tersalurkan.

"Akhssshh ...!!! Sakit! Kok gigit sih, kamu vampire ya?" Jerit Nabila kaget saat ciuman Arthur itu turun di ceruk lehernya yang putih dan jenjang. Saking menggeloranya, Arthur terlalu terburu-buru memberikan kiss mark di tubuhnya itu.

"Hehehe, iya. Kalo lagi sama kamu, aku bakalan berubah jadi vampire, hahaha," kekehnya dengan seringai penuh kilatan gairah.

"Kak, jangan!!!" Pinta Nabila. Mulut dan tubuhnya tidak sinkron saat ini. Mulutnya memberikan peringatan tetapi sial, tubuhnya justru malah dengan nakalnya begitu menikmati perlakuan ini.

Pria dewasa yang kini berada diatasnya itu malah semakin liar dan gencar, sama sekali tidak menggubris ucapannya. Tangannya sudah bergerak liar ke mana-mana, meraba setiap inci tubuhnya. Akhirnya, mulutnya pun spontan mendesah karena sentuhan orang itu yang begitu sensual, panas dan nikmat. Sialnya, kata 'nikmat' ini malah justru sebuah ancaman bagi dirinya. Karena apa yang mereka sedang lakukan ini sudah melanggar satu poin pelanggran dalam perjanjian pra nikah.

"Kaakhhh—,"desahan berikutnya lolos keluar dari mulut Nabila. Tubuhnya sangat merespon cepat dalam setiap sentuhan yang Arthur berikan tepat di titik sensitifnya.

Arthur tidak banyak berkata atau berkomentar. Dia hanya tersenyum senang karena Nabila juga menikmatinya. Justru dia malah lebih aktif bergerak, melepaskan T-Shirt yang dikenakannya dan langsung membuangnya asal. Tubuhnya masih terasa gerah dan panas walau sudah bertelanjang dada. Kedua tangannya tidak sabaran untuk melepas T-Shirt yang Nabila kenakan.

Tokk

Tokk

"Arthur!" Teriak Ayahnya dari luar kamar.

"Nabila!" Teriak Ibunya menambahkan.

"Cepet sarapan dulu! Keburu dingin nasi gorengnya. Kalian pending dulu bikin anaknya. Entar dilanjutin lagi biar ada tenaga, hihihi," lanjut Ibunya lagi sembari tertawa cekikikan bersama sang suami.

"Hihihi ... udahlah biarinlah Bu. Entar kalo kita ganggu terus kagak jadi-jadi deh cucunya, hahaha," ujar Ayahnya yang sama-sama kompak tengil dan usil.

Bersambung.....

Bandung, 24 Agustus 2019

Link youtube :
https://youtu.be/od-YQKdVZMk

Continue Reading

You'll Also Like

673K 28.6K 26
Cantik, kaya, sukses, semua ada pada Anita. Kecuali suami. Di usianya yang ketiga puluh dua, dia masih melajang. Saat desakan menikah bagaikan teror...
257 107 14
Cinta beda usia? Kei Arlanta, dikenal sebagai CEO muda berumur 26 tahun. Ia harus menjalankan perusahaan milik ayahnya itu dikarenakan ayahnya telah...
613K 30K 32
Menikah dengan pria bisu, bukan impian bagi seorang Anneke Atmara. Namun, karena titah sang Ayah, ia harus rela mendadak bersanding dengan sopirnya s...
665K 26K 22
Alyssa Zahara, gadis sederhana yang mencintai kesederhanaan. Ia menganggap jika pria sederhana akan selalu menghujaninya cinta dan kasih sayang. Bahk...